Disfungsi Kelompo Dan Tim
Disfungsi Kelompo Dan Tim
Mungkin ada kesenjangan antara peran yang dihasilkan norma dan reaksi individu
terhadap peran. Ambiguitas peran terjadi ketika karyawan tidak benar-benar memahami
situasi atau dalam istilah umum, “tidak tahu apa yang harus dilakukan”. Deskripsi kerja yang
tidak jelas, erintah manajer yang tidak lengkap, dan kurang pengalaman, semuanya
memengaruhi ambiguitas peranan. Ambiguitas dapat memengaruhi kemampuan seseorang
terhadap fungsi efektifnya dalam kelompok atau tim. Konflik peran terjadi jika karyawan atau
anggta tim: (1) diminta untuk melakukan tugs yang sulit atau (2) diharuskan melakukan tugas
yang bertentangan dengan nilai pribadi. Pada kelompok, konflik peran meningkat, kususnya
jika di dalam kelompok terdapat perilaku nonetis atau antisosial serta jika anggota kelompok
menekankan norma-norma tertentu, sementara pemimpin dan penguasa organisasi formal
menekankan norma lainya.
Disfungsi dari kelompok dan tim dengan kohesivitas tinggi yang mendapat banyak perhatian
adalah groupthink, yang diperkenalkan oleh Irving Janis. Dia menyatakannya sebagai
“kemunduran efisiensi mental, pengujian realitas, dan penilaian moral sebagai akibat dari
tekanan kelompok”. Pada dasarnya groupthink dihasilkan dari tekanan pada anggota untuk
menyesuaikan diri dan mencapai konsensus di mana: (1) tidak ada penilaian yang realistis
terhadap tindakan alternatif dalam pengambilan keputusan, dan (2) ada pemaksaan terhadap
pandangan yang menyimpang, minoritas, atau tidak populer.