Anda di halaman 1dari 14

Makalah Toksikologi

Nikotin (C10H14N2)

Oleh:

Sinar Desi Partiwi H311 15 007

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Alla SWT. Karena

dengan izin dan ridho-Nya, makalah ini dapat penyusun rampungkan. Sholawat dan

salam semoga tetap dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. yang

telah membawa kedamaian dan rahmat bagi semesta alam.

Makalah Nikotin ini disusun untuk memenuhi tugas mandiri dari mata Kuliah

Toksikologi. Dan terimakasih kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah

membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami berharap makalah ini sedikit banyaknya memberikan manfaat khususnya

bagi penyusun sendiri umumnya bagi semuanya. Akhirnya kepada Allah jua kami

memohon ampun, kalau sampai terjadi kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan

makalah ini. Besar harapan kami atas masukan guna perbaikan isi materi dari

makalah ini. Semoga apa yang kami susun bermanfaat. Aamiin ya Robal’alamin.

Makassar, 21 September 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan .................................................................................................... 2

BAB II ISI ........................................................................................................... 3

A. Definisi Toksisitas dan Nikotin ............................................................. 3


B. Mekanisme Kerja Nikotin dalam Tubuh................................................ 6
C. Efek Keracunan Nikotin ........................................................................ 7
D. Dosis Penggunaan Nikotin .................................................................... 10
E. Cara Penanggulangan Keracunan Nikotin ........................................... 11

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 13

A. Kesimpulan ........................................................................................... 13
B. Saran ..................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 15


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nikotin adalah alkaloid yang secara alami ditemukan pada tumbuhan

tembakau. Kandungan nikotin pada berat kering daun tembakau adalah 0,3-15%.

Tembakau berisi nikotin, suatu zat yang telah diakui oleh organisasi kedokteran

internasional sebagai pembawa sifat kecanduan. Ketergantungan pada tembakau

telah tercatat dalam Klasifikasi Penyakit Internasional (International

Classification of Diseases). Nikotin memenuhi kriteria kunci penyebab kecanduan

atau ketergantungan, seperti: dorongan penggunaan yang kuat, meskipun ada

hasrat dan upaya berulang-ulang untuk berhenti; pengaruh-pengaruh psikoaktif

akibat bekerjanya zat-zat itu pada otak; dan perilaku-perilaku yang dimotivasi

oleh efek-efek “penguatan” zat psikoaktif itu (Chaloupka, 2000).

Nikotin dalam tembakau akan memberikan efek kecanduan dan

menimbulkan rasa kepuasan bagi mereka yang mengkonsumsinya baik dalam

bentuk rokok maupun nikotin murni. Nikotin merupakan sejenis unsur kimia

beracun, mirip dengan alkaline. Salah satu jenis obat perangsang yang dapat

merusak jantung dan sirkulasi darah. Nikotin membuat pemakainya kecanduan.

Bahayanya bisa dijelaskan oleh fakta bahwa 4 cc nikotin terbukti cukup

membunuh seekor kelinci besar (Basyir, 2006).

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari nikotin?
2. Apa saja sumber keracunan nikotin?
3. Bagaimana gejala keracunan nikotin?
4. Bagaimana mekanisme keracunan nikotin?
5. Bagaimana penanggulangan keracunan nikotin?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari nikotin.
2. Untuk mengetahui apa saja sumber keracunan nikotin.
3. Untuk mengetahui gejala keracunan nikotin.
4. Untuk mengetahui mekanisme keracuan nikotin
5. Untuk mengetahui cara penanggulangan keracunan nikotin.

D. Manfaat
Agar pembaca dapat mengetahui definisi dari nikotin, sumber-sumber
keracunan nikotin, gejala keracunan nikotin, mekanisme dari keracunan nikotin,
cara penanggulangan keracunan nikotin.
BAB II
ISI

A. Definisi Nikotin
Nama nikotin berasal dari nama tanaman tembakau yang
menghasilkannya, yaitu Nicotiana tabacum dan Nicotiana rustica. Nama ilmiah
untuk tembakau ini mengacu pada nama seorang duta besar Prancis di Portugal
yaitu Jean Nicot de Villemain. Ia mengirimkan tembakau dari Brazil ke Paris
dan menggunakannya untuk tujuan pengobatan pada tahun 1560. Nikotin
sendiri, zat aktif dalam tembakau baru berhasil diisolasi sekitar dua setengah
abad sesudahnya, tepatnya pada tahun 1828 oleh ahli kimia Jerman, yaitu Poselt
dan Reimann. Mereka pertama kali menyatakan bahwa zat ini adalah toksin.
Formula empirisnya berhasil dideskripsikan oleh Melsens di tahun 1843, yaitu
C10H14N2, sedangkan strukturnya ditemukan oleh Garry Pinner pada tahun 1895
dan nama kimianya yaitu 3-(1-methyl-2-pyrrolidinyl)pyridine (Rao, dkk., 2000).
Nikotin adalah amin tersier yang terdiri dari cincin pyridine dan
pyrrolydine (Gambar 2.1). Produksi nikotin memerlukan asam nikotinat (niacin)
dan kation N-methylpyrrolinium, yang didiversikan dari ornithine. Produksi
nikotin dalam daun tembakau diinduksi oleh sinyal Jasmonic acid sebagai
respons terhadap kerusakan daun. Biosintesis nikotin terjadi di akar tanaman
kemudian ditranspor melalui xylem menuju daun dan bagian tanaman lainnya.
Dalam keadaan murninya, nikotin tampak sebagai cairan yang kental, seperti
minyak tidak berwarna dan bersifat sangat alkalis. Jika dipapar dengan udara
terbuka, ia menjadi berwarna kuning kecoklatan dan memberikan bau khas
tembakau (Rao, dkk., 2000).

Gambar 2.1 Struktur Nikotin


metilasi
deaminasi O
C
dekarboksilasi
NH H
H2N H2N COOH HN H2N
CH3
CH3

CO2H

N N Asam nikotinat
N
CH3
N CH3

Nikotin
Gambar 2. Biosistesis Nikotin

Nikotin adalah alkaloid yang secara alami ditemukan pada tumbuhan


tembakau. Kandungan nikotin pada berat kering daun tembakau adalah 0,3-15 %.
Tembakau berisi nikotin, suatu zat yang telah diakui oleh organisasi kedokteran
internasional sebagai pembawa sifat kecanduan. Ketergantungan pada tembakau
telah tercatat dalam Klasifikasi Penyakit Internasional (International
Classification of Diseases). Nikotin memenuhi kriteria kunci penyebab kecanduan
atau ketergantungan, seperti: dorongan penggunaan yang kuat, meskipun ada
hasrat dan upaya berulang-ulang untuk berhenti; pengaruh-pengaruh psikoaktif
akibat bekerjanya zat-zat itu pada otak; dan perilaku-perilaku yang dimotivasi
oleh efek-efek “penguatan” zat psikoaktif itu (Chaloupka, 2000).
Nikotin dalam tembakau akan memberikan efek kecanduan dan
menimbulkan rasa kepuasan bagi mereka yang mengkonsumsinya baik dalam
bentuk rokok maupun nikotin murni. Nikotin merupakan sejenis unsur kimia
beracun, mirip dengan alkaline. Salah satu jenis obat perangsang yang dapat
merusak jantung dan sirkulasi darah. Nikotin membuat pemakainya kecanduan.
Bahayanya bisa dijelaskan oleh fakta bahwa 4 cc nikotin terbukti cukup
membunuh seekor kelinci besar (Basyir, 2006).
B. Mekanisme Kerja Nikotin dalam Tubuh
Nikotin diserap melalui paru-paru dan kecepatan absorsinya hampir sama
dengan masuknya nikotin secara intravena. Nikotin masuk ke dalam otak dengan
cepat dalam waktu kurang lebih 10 detik. Dapat melewati barier di otak dan
diedarkan ke seluruh bagian otak kemudian menurun secara cepat, setelah
beredar ke seluruh bagian tubuh dalam waktu 15-20 menit pada waktu
penghisapan terakhir.
Saat kita mengkonsumsi tembakau, saat itu juga zat nikotin yang
terkandung di dalamnya meresap ke dalam paru-paru yang kemudian langsung
masuk ke dalam aliran darah untuk seterusnya disirkulasikan menuju otak.
Semua ini terjadi dalam waktu yang sangat cepat. Bukan hanya lewat paru-paru
saja nikotin bisa masuk ke dalam aliran darah. Nikotin juga bisa mencapai aliran
darah melalui membran sel yang terdapat di mulut, di hidung atau bahkan lewat
sel kulit.
Molekul nikotin juga berbentuk serupa dengan bentuk neurotransmiter
dalam tubuh manusia yang bernama asetilkholin. Asetilkholin dengan
reseptornya bereaksi dalam berbagai fungsi, diantaranya dalam molekul yang
mengatur pergerakan tubuh, pernapasan, denyut jantung, dan memori. Pasangan
ini juga berperan dalam pelepasan neurotransmiter lainnya dan sel hormon yang
berefek pada perasaan hati, selera makan, memori dan banyak lagi yang lainnya.
Pada waktu berada di otak, molekul nikotin ini langsung menyatu dengan
reseptor dan bertindak seperti layaknya sebuah asetilkholin.
Nikotin juga bereaksi di bagian otak terjadi melalui ikatan dengan
nicotinic acetylcholine receptors (nAChRs) di otak. Di sistem saraf pusat,
sebagian besar dari nAChRs terdiri dari subtipe α4, β2, α3, β4 dan α7. Dari
subtipe-subtipe yang dominan ini, reseptor α4β2 jumlahnya paling banyak di
otak dan berperan penting dalam menyebabkan adiksi nikotin. Setelah rokok
dihisap, dalam waktu 20 detik, nikotin akan berikatan dengan nAChRs subtipe
α4β2 di Ventral Tegmental Area (VTA) di otak. Impuls akan dihantarkan di
sepanjang neuron ke nukleus accumbens (Nac) untuk melepaskan dopamine
dalam jumlah besar. Pelepasan dopamin akan menimbulkan berbagai efek
reward yang dicari oleh perokok, antara lain timbulnya perasaan senang,
relaksasi, mengurangi stress, meningkatkan konsentrasi, dan memperbaiki mood.
Rasa nikmat (reward) ini akan menjadi motivator yang mendorong seseorang
untuk merokok.

C. Efek Keracunan Nikotin


Nikotin sendiri merupakan penyebab umum dari tipe keracunan.
Keracunan akut alkaloid (nikotin) ini mudah dikenal tetapi kurang penting
dibanding efek kronis merokok. Seseorang dewasa menjadi ketagihan apabila
mengkonsumsi 4 - 6 mg nikotin setiap hari. Gangguan kesehatan akibat merokok
maupun mengkonsumsi tembakau kunyah pangkal utamanya adalah
mengkonsumsi nikotin diatas ambang batas sehingga seseorang menjadi
ketagihan. Satu-satunya sumber nikotin adalah tembakau, keseluruhan
penggunaan tembakau merupakan suatu akibat adanya nikotin sehingga
seseorang ingin selalu mengkonsumsinya.
Efek yang diakibatkan oleh nikotin berhubungan langsung dengan
jumlah nikotin yang diisap, dengan gejala: berat badan lahir rendah, keguguran,
lahir tak cukup bulan, lahir mati dan kematian neonatal, selain peningkatan
insiden perdarahan selama kehamilan, abrupsio plasenta, plasenta previa dan
ruptur membran prematur atau tertunda. Laporan pusat penelitian menunjukkan
bahwa: pertama, nikotin adalah sebuah vasokonstriktor, jadi menyempitkan
pembuluh darah plasenta. Kedua, merokok meningkatkan viskositas darah,
sehingga darah agak kental, sehingga lebih menghambat aliran darah.
Efek bifasik dari nikotin pada dosis rendah menyebabkan rangsangan
ganglionik yang eksitasi, tetapi pada dosis tinggi yang menyebabkan blockade
gangbionik setelah eksitasi sepintas. Dalam jangka panjang, nikotin dapat
meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, mengakibatkan si perokok,
walaupun sudah lama berhenti merokok, sangat rentan terhadap serangan
jantung dan stroke. Ini sebagai akibat dari rusaknya pembuluh arteri dalam
darah, yang salah satu fungsinya, mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh.

D. Dosis Penggunaan Nikotin


Kadar nikotin dalam tiap-tiap jenis tembakau berbeda-beda, selain
ditentukan oleh tingkat kemasakannya juga ditentukan oleh letak daun pada
batang. Hal ini berbeda karena setiap lembar daun tembakau dari bawah sampai
atas memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda, oleh karena itu maka daun
tembakau dikelompokkan menjadi beberapa kelas menurut letaknya pada
batang. Selain itu zat kimia dalam tembakau juga dipengaruhi oleh waktu panen
(pagi, siang, dan sore), secara umum waktu yang sangat baik memetik daun
tembakau adalah pada waktu pagi atau sore hari dalam keadaan cuaca cerah.
Kadar nikotin juga dipengaruhi oleh pengolahan daun tembakau menjadi
tembakau yang siap di komsumsi, yang meliputi penjemuran matahari
(sun-curing), mengangin-anginkan (air-curing), pengasapan (fire-curing),
pemanasan buatan (flue-curing), dan perajangan. Selain hal di atas keadaan
tanah juga berpengaruh besar terhadap kualitas tembakau yang dihasilkan, yang
meliputi jenis tanah, sifat fisik tanah, sifat kimia tanah, sifat biologis tanah,
ketinggian tanah, dan derajat kemiringan tanah (topografi tanah).
Kadar nikotin pada tembakau kunyah yang masuk ke dalam tubuh
perharinya menurut WHO berada pada kisaran 2 - 4 mg per harinya. Kadar
nikotin dibatasi karena makin lama seseorang mengkonsumsi tembakau maka
sel-sel otak makin menikmati nikotin dalam ambang rangsang. Suatu saat kadar
nikotin dalam darah menurun dan dibawah nilai ambang rangsang maka, maka
pengkonsumsi tembakau akan merasa tersiksa sehingga berusaha mencari
tembakau kembali yang menyebabkan ketagihan terhadap nikotin.
Dosis fatal nikotin sekitar 40 mg atau 1 tetes dalam bentuk cairan murni.
Kebanyakan nikotin dalam rokok akan hancur akibat pembakaran atau
menghilang melalui arus samping rokok. Kandungan nikotin dalam rokok kretek
4-6 kali lebih tinggi dibandingkan dengan rokok filter.
Tabel 2.1 Keracunan oral akut beberapa zat racun

Keterangan:
1. LD50 (dosis letal median = dosis yang menyebabkan kematian 50%
hewan percobaan yang kecik (tikus, mencit)
2. S = Sintetis
N = Alamiah
Sebenarnya nikotin dalam daun tembakau berfungsi sebagai bahan kimia
antiherbivora, terutama serangga. Oleh sebab itu, di masa lalu nikotin banyak
digunakan sebagai insektisida. Kadar nikotin berbeda-beda tergantung jenis
tembakau serta posisi daun, daun yang letaknya relatif lebih tinggi daripada daun
lainnya memiliki kadar nikotin lebih tinggi. Zat ini mendominasi alkaloid yang
ada pada rokok (sekitar 95% alkaloid dalam rokok merupakan nikotin) dan
mencapai berat kering 1,5% tembakau dalam rokok. Rata-rata dalam sebatang
rokok mengandung 10-14 mg nikotin dan sekitar 1 mg nikotin diabsorbsi ke
dalam peredaran darah sistemik selama merokok (Hukkanen, dkk., 2005).
Sebagian besar nikotin pada daun tembakau berada dalam bentuk
levorotary (S)-isomer, dan hanya sebagian kecil, sekitar 0,1 - 0,6 % dari nikotin
total yang berada dalam bentuk (R)-nikotin. Dalam asap rokok, jumlah
(R)-nikotin meningkat sampai 10%, diperkirakan hal ini terjadi oleh karena
proses racemization selama pembakaran. Nikotin mudah menguap pada
pembakaran bersuhu rendah, sekitar 308.11 Oleh karena sifat fisiknya yang
demikian, hampir semua nikotin dalam rokok menguap saat dibakar dan
terinhalasi selama merokok. Meskipun dosis yang dihisap per harinya masih di
bawah dosis toksik (0,5–1,0 mg/kg BB atau sekitar 30 – 60 mg), bila ini
berlangsung dalam waktu yang lama maka akan dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan. Pada dasarnya toksisitas suatu zat ditentukan oleh besarnya paparan
(dosis), dan lamanya pemaparan (Susanna, dkk., 2013).

E. Cara mengatasi
Jika seseorang mengalami gejala keracunan nikotin, penting untuk
mencari bantuan medis darurat. Ikuti petunjuk petugas medis dan jangan
memaksa orang tersebut untuk muntah atau memberi mereka makanan atau
cairan apapun. Untuk nikotin yang diserap melalui kulit, bilas daerah yang
terkena segera dengan air selama 15 menit.
Pengobatan keracunan nikotin biasanya dilakukan di rumah
sakit. Perawatan yang diberikan akan tergantung pada jumlah nikotin yang
tertelan dan gejala yang dialami. Arang aktif dapat digunakan untuk mengikat
dengan nikotin di perut dan mengeluarkannya dari tubuh. Jika orang tersebut
mengalami kesulitan bernafas, ventilator akan digunakan untuk mengantarkan
oksigen. Pengobatan pendukung lainnya, termasuk pengobatan, digunakan untuk
mengatasi kejang, tekanan darah rendah, dan denyut jantung abnormal.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nikotin dengan rumus molekul C10H14N2, merupakan sebuah senyawa kimia
organik, sebuah alkoloid yang ditemukan secara alami diberbagai macam tumbuhan
seperti tembakau dan tomat. Nikotin memiliki beragam efek pada tubuh manusia dan
bersifat toksis pada jaringan syaraf. Pada prinsipnya alkaloid yang terdapat di dalam
tembakau. Nikotin berbentuk cairan tidak berwarna, merupakan basa yang mudah
menguap. Nikotin merupakan penyebab umum dari tipe keracunan. Keracunan akut
alkaloid (nikotin) ini mudah dikenal tetapi kurang penting dibanding efek kronis
merokok. Dosis fatal nikotin sekitar 40 mg atau 1 tetes dalam bentuk cairan murni.
Kebanyakan nikotin dalam rokok akan hancur akibat pembakaran atau menghilang
melalui arus samping rokok.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Basyir, Umar, A., 2006, Mengapa Ragu Tinggalkan Rokok, Pustaka At-Tazkia,
Bandung.

Chaloupka, F. J., 2000, Meredam wabah: pemerintah dan aspek ekonomi


pengawasan terhadap tembakau, Terjemahan: S. M. Adioetomo.
Indonesia.

Hukkanen, J., Jacob III, P., dan Benowitz, N.L., 2005, Metabolism and Disposition
Kinetics of Nicotine, The American Society for Pharmacology and
Experimental Therapeutics, 57(1).

Rao, Y., Hoffmann, E., Zia, M., Bodin, L., Zeman, M., Sellers, E.M. & Tyndale,
R.F., 2000, Duplications and Defects in The CYP2A6 Gene:
Identification, Genotyping, and In Vivo Effects on Smoking, The
American Society for Pharmacology and Experimental Therapeutics,
58(4).

Susanna Dewi, Budi Hartono, Hendra Fauzan, 2003, Penentuan Kadar Nikotin,
dalam Asap Rokok, Makara Kesehatan, 2(7): 47-49.

Anda mungkin juga menyukai