Anda di halaman 1dari 15

Nilai :

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PENGERINGAN
(Pengeringan Microwave)

Oleh :
Nama : Dhur Rohma
NPM : 240110160075
Hari, Tanggal Praktikum : Senin, 8 Oktober 2018
Waktu : 15.30 – 17.30 WIB
Co. Ass : Lisa Oktavia Br Napitupuluh

LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Oven gelombang mikro atau oven microwave merupakan peralatan yang
berfungsi untuk memanaskan ataupun mengeringkan. Oven gelombang mikro
biasanya digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas laboratorium, zat-zat
kimia maupun pelarut organik. Selain itu, oven gelombang mikro dapat pula
digunakan untuk mengukur kadar air. Suhu oven gelombang mikro lebih rendah
dibandingkan dengan suhu tanur yaitu berkisar antara 100 - 105ºC. Tidak semua
alat gelas dapat dikeringkan didalam oven, hanya alat gelas dengan spesifikasi
tertentu saja yang dapat dikeringkan, yaitu alat gelas dengan ketelitian rendah.
Penggunaan gelombang mikro memberikan banyak keuntungan antara lain: waktu
startup yang lebih cepat, pemanasan yang lebih cepat, efisiensi energi dan biaya
proses, pengawasan proses yang mudah dan tepat, pemanasan yang selektif, mutu
produk akhir yang lebih baik dan dapat meningkatkan kulitas bahan kering.
Gelombang mikro sering juga digunakan sebagai sumber eksternal untuk
membantu mempercepat terjadinya suatu reaksi kimia (microwave assisted
reactions). Gelombang mikro juga umum digunakan untuk memecah struktur
bahan yang kompleks menjadi struktur-struktur penyusunnya yang lebih
sederhana (microwave digestion). Banyaknya manfaat dari oven microwave
tersebut maka perlu dilakukan percobaan pengeringan menggunakan oven
microwave agar mahasiswa dapat mengetahui cara penggunaan, fungsi, dan
pengaruhnya terhadap kualitas bahan hasil pertanian.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum kali ini adalah:
1. Praktikan dapat mengetahui cara penggunaan microwave.
2. Praktikan dapat mengetahui interaksi antara microwave dengan bahan.
3. Praktikan dapat mengetahui daya gelombang pengeringan microwave
yang terbaik pada karakteristik bahan.
4. Praktikan dapat mengetahui kadar air awal dan kadar air akhir pada
bahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengeringan
Pengeringan adalah suatu metode untuk mengeluarkan atau
menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air
tersebut dengan menggunakan energi panas. Secara umum keuntungan dari
pengawetan ini adalah bahan menjadi awet dengan volume bahan menjadi kecil
sehingga memudahkan dalam pengangkutan. Tujuan dari pengeringan adalah
mengurangi kadar air bahan sampai batas dimana mikroorganisme dankegiatan
enzim yang dapat menyebabkan pembusukan akan terhenti, dengan demikian
bahan yang dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan yang lama (Riansyah,
2013).

2.2 Kadar Air


Kadar air suatu bahan biasanya dinyatakan dalam persentase berat
terhadap berat basah atau disebut dengan kadar air basis basah (bb), dan berat
kering atau disebut dengan kadar air basis kering (bk). Kadar air berat kering
adalah perbandingan antara berat air didalam bahan pangan dengan berat kering
bahan. Penentuan kadar air bahan berdasarkan berat kering adalah :
𝑚1 − 𝑚2
Xi = 𝑚2
x 100

Dimana m1 adalah berat awal, m2 adalah berat akhir, dan Xi adalah kandungan air
bahan kering (Muchtadi, 1989).

2.3 Microwave
Microwave digunakan untuk pemanasan pada produk makanan yang
mulai terkenal di awal tahun 1990-an. Pemanasan pada microwave tidak terjadi
karena temperatur gradien tetapi dengan perambatan gelombang. Gelombang pada
microwave menggunakan gelombang mikro dan di arahkan ke ruang pemanas.
Energi elektromagnetik gelombang mikro juga telah digunakan secara luas dalam
aplikasi pengolahan makanan. Dimana waktu pemanasan yang cepat dan
pemanasan volumetrik adalah merupakan keuntungan dari pemanasan microwave.
Namun, ketidak-seragaman dari pemanasan adalah kelemahan dari pemanasan
microwave. Pemanasan yang tidak seragam dalam microwave tidak hanya
mempengaruhi keamanan pangan tetapi juga mempengaruhi kualitas makanan
tersebut (Permatasari, 2015).

2.4 Kacang Edamame


Edamame merupakan sebutan yang digunakan untuk jenis kedelai hijau
yang dapat dikonsumsi. Edamame merupakan tanaman kacang-kacangan yang
penting di Asia. Jenis kacang-kacangan ini dipanen dan dikonsumsi saat masih
belum matang sepenuhnya. Edamame adalah jenis kedelai yang dipanen saat
polongnya masih muda dan berwarna hijau, yaitu saat stadium R6 (pengisian biji
80 – 90% pengisian). Edamame dan kedelai kuning merupakan spesies yang
sama, yaitu Glycine max (L.) Merrill, tetapi edamame memiliki rasa yang lebih
manis, aroma kacang-kacangan yang lebih kuat, tekstur yang lebih lembut, dan
biji yang berukuran lebih besar daripada kedelai kuning, serta nutrisi yang
terkandung dalam edamame lebih mudah dicerna oleh tubuh dibandingkan kedelai
kuning. Edamame atau yang sering disebut ‘kedelai sayur’ (vegetable soybean)
juga mengandung lebih sedikit pati penghasil gas. Edamame dikatakan memiliki
banyak manfaat bagi kesehatan. Edamame mengandung isoflavon yang dapat
berperan sebagai anti-kanker. Edamame mengandung 100 mg/100 g vitamin A
atau karotin, 0,27 mg/100 g vitamin B1, 0,14 mg/100 g vitamin B2, 1 mg/100 g
vitamin B3, dan 27% vitamin C (Riyanto, 2014).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Microwave Oven untuk mengeringkan bahan.
2. Timbangan teknis untuk mengukur massa bahan.
3. Desikator untuk mendinginkan bahan.
4. Cawan untuk wadah bahan saat ditimbang.
5. Wadah pyrex untuk wadah bahan saat dimasukkan ke microwave.
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah Kacang Edamame.

3.2 Prosedur Praktikum


Prosedur yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah:
1. Menyiapkan alat dan bahan praktikum.
2. Menimbang bahan untuk 3 sampel masing-masing sebanyak 20 gr.
3. Memasukkan bahan dalam wadah pyrex khusus untuk microwave.
4. Memasukkan bahan ke dalam oven gelombang mikro untuk
dikeringkan.
5. Mengeringkan bahan pada microwave dengan power level 50% selama
30 menit, power level 70% selama 20 menit dan power level 100%
selama 15 menit
6. Mengeluarkan bahan dari dalam microwave, lalu mendinginkannya di
dalam desikator selama 15 menit
7. Menimbang massanya dan menghitung kadar air pada bahan
menggunakan rumus kesetimbangan massa.
BAB IV
HASIL PERCOBAAN

4.1 Tabel Hasil Pengamatan


Tabel 1. Hasil Pengamatan Kacang Edamame Selama Proses Pengeringan.
Massa Massa Waktu KA KA
Massa Power KA
Bahan Bahan Peng- Akhir Akhir
No. Bahan Level Awal
Kering Teruap eringan Teoritis Aktual
(gr) (%) (%)bb
(gr) (gr) (menit) (%)bb (%)bb
1. 100 35,47 64,53 50 30 82,166 49,7208 50,671
2. 100,10 34,51 65,59 70 20 82,166 48,2705 51,4953
3. 100,06 34,80 65,26 100 15 82,166 48,7227 62,0558

Tabel 2. Data Berat Cawan dan Bahan.


Berat Berat Berat Cawan Rata-
Sample Ulangan Cawan Cawan dan Dingin dan KA (%) Rata
(gr) a Bahan (gr) b Bahan (gr) c KA
1 4,65 9,67 5,49 80,972
Bahan
2 5,02 10,30 6,76 83,106 82,166
Awal
3 4,30 9,33 5,94 82,42
1 4,46 9,51 9,15 50,68
1 (50%,
2 4,35 9,40 8,99 50,638 50,671
30 menit)
3 4,32 9,35 8,93 50,695
1 4,48 9,48 9,18 50,42
2 (70%,
2 4,68 9,68 9,44 50,826 51,4953
20 menit)
3 5,03 10,03 9,72 53,24
1 5,24 10,24 9,91 54,3945
3 (100%,
2 8,73 13,73 13,42 65,841 62,0558
15 menit)
3 8,61 13,62 13,25 65,932
4.2 Perhitungan
4.2.1 Kadar Air Awal
𝑏−(𝑐−𝑎)
KA (bb)% =( ) x 100%
𝑏

1. Bahan Petama
9,67 𝑔𝑟 − (6,49 𝑔𝑟 −4,65 𝑔𝑟)
KA1 = ( ) x 100%
9,67 𝑔𝑟

= 80,972%
2. Bahan Kedua
10,3 𝑔𝑟 − (6,76 𝑔𝑟 −5,02 𝑔𝑟)
KA2 = ( ) x 100%
10,3 𝑔𝑟

= 83,106%
3. Bahan Ketiga
9,33 𝑔𝑟 − (5,94 𝑔𝑟 −4,30 𝑔𝑟)
KA3 = ( ) x 100%
9,33 𝑔𝑟

= 82,42%
4. Rata-Rata
𝐾𝐴1 + 𝐾𝐴2 + 𝐾𝐴3
KA = 3
80,972% + 83,106% + 82,42%
= 3

= 82,166%
4.2.2 Kadar Air Akhir Teoritis
F =W+P
F x %F = W + (P x %P)
%F = 100% - KA (bb) Rata-Rata
= 100% - 82,166%
= 17,834%
1. Bahan Pertama
100 x 17,834% = 0 + (35,47 x %P)
100 𝑥 17,834%
%P = 35,47

%P = 50,279%
%P (bb) = 100% - 50,279%
= 49,7208%
2. Bahan Kedua
100,1 x 17,834% = 0 + (34,51 x %P)
100,1 𝑥 17,834%
%P = 34,51

%P = 51,729%
%P (bb) = 100% - 51,729%
= 48,2705%
3. Bahan Ketiga
100,06 x 17,834% = 0 + (34,8 x %P)
100,06 𝑥 17,834%
%P = 34,8

%P = 51,247%
%P (bb) = 100% - 51,247%
= 48,7298%

4.3 Grafik

KA Akhir Teoritis Terhadap Waktu


49.8000
Kadar Air Akhir Teoritis (%)bb

49.6000 y = 0.0778x + 47.22


49.4000 R² = 0.6404
49.2000
49.0000 KA Akhir Teoritis
48.8000
48.6000 Linear (KA Akhir
48.4000 Teoritis)
48.2000
48.0000
0 10 20 30 40
Waktu (menit)

Gambar 1. Grafik Kadar Air Akhir Teoritis Terhadap Waktu.


KA Akhir Aktual Terhadap Waktu
70.0000
y = -0.6623x + 69.091

Kadar Air Akhir Aktual (%)bb


60.0000 R² = 0.6349
50.0000
40.0000 KA Akhir Aktual
30.0000
20.0000 Linear (KA Akhir
10.0000 Aktual)

0.0000
0 10 20 30 40
Waktu (menit)

Gambar 2. Grafik Kadar Air Akhir Aktual Terhadap Waktu.


BAB V
PEMBAHASAN

Praktikum yang dilakukan adalah pengeringan kacang edamame


menggunakan oven microwave. Pemanasan microwave tidak terjadi karena suhu
melainkan karena gelombang mikro yang masuk ke dalam ruang pemanas.
Microwave bekerja dengan mengubah arus listrik bolak-balik denga beda
potensial yang rendah dan arus searang dengan beda potensial yang tinggi ke
dalam bentuk arus searah. Arus tersebut digunakan magnetron untuk
menghasilkan gelombang mikro dengan frekuensi 2,45 GHz. Gelombang mikro
diarahkan oleh sebuah antena pada bagian atas magnetron ke dalam sebuah
waveguide. Waveguide meneruskan gelombang mikro ke stirrer. Stirrer adalah
sebuah alat yang menyerupai kipas. Stirrer menyebarkan gelombang mikro di
dalam ruang microwave. Gelombang mikro ini kemudian dipantulkan oleh
dinding dalam microwave dan diserap oleh molekul–molekul bahan. Setiap
gelombang mempunyai sebuah komponen positif dan negatif sehingga molekul-
molekul bahan didesak kedepan dan kebelakang selama 2 kali kecepatan frekuensi
gelombang mikro, yaitu 4,9 juta kali dalam setiap detik.
Praktikum dilakukan dengan 3 kali percobaan dengan waktu pengeringan
yang berbeda dengan kadar air rata-rata kacang edamame yaitu 82,166% berat
basah. Waktu pengeringan yang digunakan yaitu 30 menit, 20 menit, dan 15
menit. Pengeringan pertama dilakukan pada kacang edamame sebanyak 100 gram
dengan waktu pengeringan 30 menit. Power level yang digunakan pada
pengeringan pertama adalah 50%. Didapatkan massa bahan pengeringan pertama
setelah dikeringkan adalah 35,47 gram sehingga dapat massa bahan teruap adalah
64,53 gram. Kadar air akhir bahan pertama berdasarkan perhitungan didapatkan
sebesar 49,7208% berat basah sedangkan kadar air akhir aktual yang didapatkan
adalah 50,671% berat basah. Pengeringan kedua dilakukan pada kacang edamame
sebanyak 100,1 gram. Pengeringan dilakukan selama 20 menit dan power level
sebesar 70%. Massa setelah pengeringan kedua ini didapatkan 34,51 gram
sehingga diketahui massa bahan teruap adalah 65,59 gram. Kadar air akhir
pengeringan kedua berdasarkan perhitungan didapatkan sebesar 48,2795% berat
basah sedangkan kadar air akhir aktual yang didapatkan adalah 51,4953% berat
basah. Pengeringan ketiga dilakukan untuk kacang edamame bermassa 100,06
gram dengan lama pengeringan selama 15 menit dan power level 100%. Massa
bahan pengeringan ketiga didapatkan 34,8 gram sehingga diketahui massa bahan
teruap adalah 65,26 gram. Kadar air akhir pengeringan ketiga berdasarkan
perhitungan didapatkan 48,7227% berat basah sedangkan kadar air akhir aktual
yang didapatkan adalah 62,0558% berat basah.
Hasil percobaan menunjukkan perbedaan kadar air akhir berdasarkan
teoritis dengan aktual. Perbedaan tersebut terlihat bahwa kadar air akhir
berdasarkan teoritis lebih rendah dibandingkan kadar air akhir aktual. Berdasarkan
data tersebut diketahui bahwa percobaan pengeringan yang dilakukan belum
maksimal. Kadar air akhir aktual terendah terjadi pada pengeringan pertama
dengan menggunakan power level 50% dan lama pengeringan 30 menit sedangkan
kadar air akhir aktual tertinggi terjadi pada percobaan ketiga yang menggunakan
power level 100% dan lama pengeringan 15 menit. Diketahui bahwa lama waktu
pengeringan sangat berpengaruh terhadap pengering dibandingkan power level
yang digunakan. Hal ini karena dengan waktu yang lebih lama panas dapat masuk
ke bahan lebih dalam lagi. Berbeda dengan percobaan ketiga, walaupun
menggunakan power level tinggi tetapi dengan waktu yang lebih pendek, panas
hanya mampu mengeringkan bahan pada bagian luar namun tidak dapat masuk ke
bahan lebih dalam karena waktu yang kurang. Sehingga lebih baik menggunakan
waktu pengeringan yang lebih lama agar pengeringan dapat terjadi hingga ke
bagian dalam bahan. Power level yang digunakan juga sebaiknya lebih rendah
agar bahan tidak gosong.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:
1. Pemanasan microwave terjadi menggunakan gelombang mikro yang
masuk ke ruang pemanas kemudian dinding microwave memantulkan
gelombang mikro yang membawa panas kemudian diserap oleh bahan
sehingga terjadi pengeringan.
2. Percobaan dengan kadar air awal 82,166% menggunakan power level
50% selama 30 menit menghasilkan kadar air teoritis 49,7208% berat
basah dan kadar air aktual 50,671% berat basah.
3. Percobaan dengan kadar air awal 82,166% menggunakan power level
70% selama 20 menit menghasilkan kadar air teoritis 48,2705% berat
basah dan kadar air aktual 51,4953% berat basah.
4. Percobaan dengan kadar air awal 82,166% menggunakan power level
100% selama 15 menit menghasilkan kadar air teoritis 48,7227% berat
basah dan kadar air aktual 62,0558% berat basah.
5. Pengeringan menggunakan microwave yang terbaik yaitu menggukan
power level 50% dengan waktu pengeringan 30 menit.

6.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah:
1. Setiap praktikan sebaiknya juga mengamati karakteristik bahan setelah
pengeringan dari setiap perlakuan agar dapat membandingkan
perbedaan karakteristik bahan tersebut.
2. Bahan yang digunakan sebaiknya lebih dari satu jenis, misalnya selain
kacang-kacang, juga dilakukan pada buah-buahan, umbi-umbian, dan
sebagianya agar praktikan dapat lebih mengetahui pengaruh
pengeringan microwave terhadap bahan hasil pertanian yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Muchtadi, D. 1989. Analisis pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan
Dan Gizi, Institut Pertanian Bogor : Bogor, Jawa Barat.
Permatasari, Rosyida, M. Sjahrul Annas, Bobby Ardian. 2015. Distribusi
Temperatur pada Microwave menggunakan Metode CFD. Seminar
Nasional Tahunan Teknik Mesin Indonesia : Banjarmasin, Kalimantan
Selatan
Riansyah, Angga, Agus Supriadi, Rodiana Nopianti. 2013. Pengaruh Perbedaan
Suhu dan Waktu Pengeringan terhadap Karakteristik Ikan Asin Sepat
Siam (Trichogaster pectoralis) dengan Menggunakan Oven. Program
Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Pertanian Universitas
Sriwijaya : Indralaya, Sumatera Selatan
Riyanto, C. 2014. Deskripsi dan Kandungan Gizi Edamame. Universitas Atma
Jaya Yogyakarta : Yogyakarta.
LAMPIRAN

Dokumentasi Praktikum

Gambar 1. Bahan Kacang Edamame. Gambar 2. Penimbangan Bahan.

Gambar 3. Pengeringan Bahan. Gambar 4. Penimbangan Bahan


Setelah Dikeringkan.

Anda mungkin juga menyukai