Anda di halaman 1dari 25

1

TOMORROW IS NOW: Antisipasi Rumah


Sakit Provider BPJS di Era Disrupsi

dr. Maya A. Rusady, M.Kes, AAK.


Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan

Disampaikan pada Seminar Nasional V, Healthcare Expo lV & Kongres ARSSI


Jakarta, 18 Juli 2018
2
JKN-KIS adalah Program Strategis Nasional

Janji Jokowi-JK dalam Visi Misi dan Program


Aksi 2014,terkait Berdikari dalam Bidang
Ekonomi, pada angka 13 (9):
Implementasi sistem jaminan sosial
UU SJSN
nasional secara merata di seluruh
UU BPJS Indonesia.

RPJMN 2015-2019

Pelaksanaan Nawacita Continuous


UU, PP, Perpres dan Permen Terkait JKN- Kartu Indonesia Sehat Improvement

3
Peta Jalan Menuju JKN Hingga Tahun 2019

2018

187,9 juta*
*

72,9% dari
total
penduduk

79,5%

75,7%

*) Per 22 Juni 2018 jumlah peserta JKN : 198.831.226 jiwa.

4
OUTLINE

1. DAMPAK PROGRAM JKN-KIS TERHADAP PASAR KESEHATAN


2. ANTISIPASI RUMAH SAKIT DI ERA DISRUPSI
3. PENUTUP

2
DAMPAK PROGRAM JKN-KIS

• Cakupan Peserta JKN-KIS terus bertambah


• Peningkatan jumlah orang memiliki jaminan pembiayaan
& pelayanan kesehatan bagi semua peserta
• Peningkatan skala ekonomi pasar kesehatan Perluasan
Pangsa Pasar

• Dari FFS menjadi Prospective


• Keterlibatan Faskes
Payment
• Perubahan mindset “untung vs Perubahan Dampak Perluasan swasta
Pemain dalam • Peningkatan kompetisi
rugi” Sistem Program Pasar
Pembayaran pasar dalam segi kualitas
• Tantangan manajerial Faskes JKN-KIS Kesehatan
layanan
• Koordinasi pelayanan antar
• Pilihan Faskes lebih
semua komponen di Faskes
banyak
Peningkatan
Akses dan
Pemanfaatan
Layanan

• Keruntuhan tembok hambatan finansial


• Akses pemanfaatan layanan meningkat, terutama untuk
penyakit yang berbiaya tinggi
• Mendekatnya pemberi pelayanan kesehatan akibat
pertambahan jumlah Faskes
2
PANGSA PASAR POTENSIAL

Pertumbuhan Peserta
>4 Tahun
Indonesia
Menuju UHC 189,2 juta jiwa
2014-2019

171.939.254
Jiwa Pangsa Pasar
156.790.287 per 1 Juli 2018
jiwa
133.423.653
jiwa 199.133.927 jiwa.

2014 2015 2016 2017


Sumber data : LPP Jamsoskes

Sumber: aplikasi BI
PEMAIN DALAM PASAR JKN-KIS

FKTP KERJASAMA TAHUN 2014 - FKRTL KERJASAMA TAHUN 2014 - 2018


2018 2,367
2.268
2.500 2.068
1.847
1.681
25.000 21.763 22.180 2.000
19.969 20.708
20.000 17.492 Proporsi Faskes milik 1.500

15.000 swasta : 49% di FKTP 1.000

10.000 dan 60% di FKRTL 500

5.000 -

FKTP 2014 2015 2016 2017 s.d Mei


- 2018
2014 2015 2016 2017 s/d Mei
2018 FKRTL kerja sama sd Juni 2,377

PELUANG KERJA SAMA TAHUN 2018:

Target FKTP Kerjasama 2018* Target Apotek PRB kerjasama Target Kerja Sama RS Thn 2018
Tahun 2018 2.413 RS
22.155 FKTP
1.100 Apotek
1. Masih dibutuhkan 121 RS
Target belum Dibutuhkan 1.180 FKTP Dibutuhkan 63 Apotek PRB 2. Prioritas pemenuhan kebutuhan
realisasi
PKS Tahun 2018 PKS Tahun 2018 TT Kelas III yaitu 24.616 TT
*tidak termasuk dokter gigi
PELUANG PERLUASAN PASAR

UPAYA PEMENUHAN TARGET KERJASAMA


2018 PROVINSI DGN TARGET PROVINSI DGN
KERJA SAMA FKTP TARGET
1.Public Expose Kebutuhan Faskes dengan TERBESAR PENAMBAHAN
Asosiasi Faskes dan Pengusaha Klinik (KF, TEMPAT TIDUR
Imani, Siloam, Pertamedika, dll) 1. JAWA TENGAH TERBESAR
1. JAWA BARAT
2. JAWA TIMUR 2. NTT
2.Melakukan Koordinasi dengan Dinkes 3. JAWA BARAT 3. BANTEN
Provinsi, dan Dinkes Kab/Kota 4. SUMATERA UTARA 4. DKI
5. N.A.D 5. LAMPUNG
6. SULAWESI SELATAN 6. PAPUA
3.Kemudahan proses kerja sama melalui HFIS
7. SULAWESI BARAT
(dapat diakses online) 8. KALTENG
9. SULAWESI TENGGARA
4.Prioritas penambahan FKRTL dengan jumlah 10. PAPUA BARAT
Tempat Tidur Perawatan Kelas I, II dan III
dibanding kelas rawat VIP/VVIP.

5.Mengimplementasikan ketentuan masa transisi


untuk persyaratan sertifikat akreditasi
PENINGKATAN AKSES DAN MANFAAT
100
84 T* TOTAL BIAYA PELAYANAN
80 67 T KESEHATAN (2014-2017)
60
57 T
Rp 250 T
42 T
40

20
Rp 203 T 47 T
0 di FKRTL di FKTP
2014 2015 2016 2017 (Unaudited)
Total Biaya Dalam Triliun Rp Linear ( Total Biaya Dalam Triliun Rp)

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017


Jenis Pelayanan (Laporan (Laporan (Laporan (Laporan
Audited) Audited) Audited) Aaudited) Tahun 2017:
612.055 Pemanfaatan/Hari Kalender
Kunjungan di
66,8 Juta 100,6 Juta 120,9 Juta 150,2 Juta
FKTP
Kasus Rawat Jalan Dalam waktu 4 tahun,
21,3 Juta 39,8 Juta 49,3 Juta 66,4 Juta
Rumah Sakit pemanfaatan kesehatan di seluruh
Kasus Rawat Inap tingkat layanan sampai dengan 640,2
4,2 Juta 6,3 Juta 7,6 Juta 8,7 Juta
Rumah Sakit juta pemanfaatan atau rata-rata
Total Pemanfaatan 92,3 JUTA 146,7 JUTA 177,8 JUTA 223,4 JUTA 438.000 per hari
Total Peserta thn Total Peserta thn Total Peserta thn Total Peserta thn
2014: 133,4 Juta 2015: 156,79 Juta 2016: 171,9 Juta 2017: 189,2 Juta
10
REALISASI BIAYA PER KEPEMILIKAN PROPORSI KASUS PER KEPEMILIKAN
RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT
TAHUN 2014 S.D 2017 TAHUN 2014 S.D 2017
Kasus RJTL
60% 56%
51%
50% 47%
43%
39%
40%
33%
30%

20%

10% 7% 6% 6%
2% 2% 2% 2% 2% 2%
0%
Pemerintah TNI POLRI Swasta BUMN/BUMD

2015 2016 2017

Sumber: DWH 5 Juni 2018


Catatan tentang CSI :
Catatan tentang Utilisasi: Tingkat kepuasan peserta di FKTP swasta lebih tinggi dibanding
 Sebaran pemanfaatan makin meningkat di RS swasta, sedangkan RS FKTP pemerintah, namun tingkat kepuasan peserta di RS
milik pemerintah makin menurun Swasta lebih rendah dibanding RS Pemerintah, walaupun
 UC tarif rata-rata meningkat, terutama Faskes swasta (dampak dari mengalami peningkatan 0.3 poin dibanding tahun sebelumnya.
kenaikan tarif swasta pada November 2016 dibandingkan dengan tarif
RS Pemerintah) 11
PERUBAHAN SISTEM PEMBAYARAN

KEBERHASILAN IMPLEMENTASI
PEMBAYARAN INA CBG TERGANTUNG
SISTEM MANAJEMEN RS

1. Perubahan Mindset dari Fee for Service INA CBG


2. Implementasi Remunerasi
3. Komitmen implementasi Clinical Pathway
4. Meningkatkan Kualitas Dokumentasi (Rekam Medis)
5. Meningkatkan kompetensi Koder Rumah Sakit
Mengelola Konsep Pembayaran
INA-CBG Permenkes No 76 Thn 2016

Peningkatan koordinasi antar


semua komponen RS

Efisiensi penggunaan sumber


daya

Dokumentasi dan data


keuangan lengkap

Cara pandang holistik terhadap


semua kasus dan total
pendapatan RS

13
OUTLINE

1. DAMPAK PROGRAM JKN-KIS TERHADAP PASAR KESEHATAN


2. ANTISIPASI RUMAH SAKIT DI ERA DISRUPSI
3. PENUTUP

2
DISRUPSI MENUNTUT
INOVASI

• Disrupsi adalah terjadinya perubahan yang fundamental dalam organisasi.


• Disrupsi menuntut:
 Penggantian sistem lama dengan cara-cara baru
 Penggantian teknologi lama yang serba fisik dengan teknologi digital menghasilkan sesuatu yang
benar-benar baru dan lebih efisien, juga lebih bermanfaat.
 Cerdik berinovasi me-reshape model bisnis dengan cara-cara baru.

Sumber: “DISRUPTION”, Rhenald Kasali. 2017.

2
HOSPITALS’ SURVIVAL IN
DISRUPTIVE ERA
E-commerce untuk produk kesehatan.
Ekspetasi masyarakat akan konsultasi
kesehatan online, beli obat online, dll
Revolusi teknologi
kesehatan, penanganan
medis lebih mudah namun
Penanganan medis
biaya inovasi mahal  Mengembangkan continuum of care dengan
tidak lagi “satu integrasi sistem informasi pasien1,2
untuk semua”
 Informasi tentang terapi dan kondisi klinis pasien
dapat diakses di faskes manapun
 Mencegah duplikasi pemeriksaan, terapi atau
mengelola interaksi obat
Belanja kesehatan tidak  Potensi efisiensi biaya 22% dibanding tanpa
terbatas pada kebutuhan
medis, namun lifestyle
integrasi sistem informasi
 Refocus portfolio3 - RS fokus pada competitive
Kebijakan dan
sistem dinamis advantage dan value untuk meningkatkan kualitas
layanan, pengalaman dan loyalitas pasien
 Penguatan leader sebagai agen perubahan, business
strategist dan quality control
 Make consumer voice matters  survey kepuasan,
1Reihardt, U., (2009), Disruptive Innovation, Applied to Health, penanganan keluhan, mencari tahu kebutuhan pasien
Princetown University, https://www.nytimes.com/2009/02/01/business/01unbox.html
2Dafny, (2017), “New Marketplace Survey: The Sources of Health Care Innovation”, Harvard Business Schoole dan masyarakat
https://catalyst.nejm.org/disruptive-innovation-in-healthcare-survey/
3Buescher & Vagueira, (2014), How US healthcare companies can thrive amid disruption,  Mendorong inovasi sebagai bagian dari budaya RS
https://www.mckinsey.com/industries/healthcare-systems-and-services/our-insights/how-us-healthcare-companies-can-
thrive-amid-disruption
PENGUATAN PERAN MANAJEMEN RS AGAR SURVIVE DI DISRUPTIVE ERA:
PERUBAHAN KEBIJAKAN YANG MENDORONG BERUBAHNYA PROSES BISNIS

Perspektif Pembiayaan Perspektif Provider

 Lebih Cost Effective Tantangan mengubah pola pikir dari FFS menjadi CBG
 Mendorong Efisiensi Tanpa Mengabaikan  Berapa proporsi untuk jasa dokter, biaya operasional, untuk
INA-
Kualitas obat-obatan, dll?
 Resiko Finansial pada Provider dan Pembayar CBG  Berapa untung / rugi?
 Pembiayaan yang dapat diprediksi dalam  Apa yang harus dilakukan untuk layanan dengan CBG tarif
jangka panjang rendah?
 Memastikan kebijakan pembiayaan tidak  Bagaimana harus mengelola pengeluaran RS?
beresiko pada sustainabilitas program  Bagaimana bisa memantau kinerja RS?

HOW HOSPITALS COPE WITH


RS “A” THE INA CBG RS “B”
REFOCUS PORTFOLIO

WHAT’S YOUR VALUE?

PROVIDER (RUMAH SAKIT) PURCHASER (BPJS KESEHATAN)

Our purchasing values  developing value based purchasing


 Define your value
 Focus on developing the
values

 Create patient
experience
 Quality control
 Thriving business!

18
RS DI ERA DIGITAL

Teknologi dan Akses informasi


Aplikasi yang lebih terpadu
 CLOUD dengan pihak lain
 DIGITAL (bridging)
 MOBILE

Pelayanan kesehatan lebih DIGITAL Mempermudah


proaktif, mis interaksi
HEALTH interaksi dan
dengan pasien,
engagement pasien,
appointment untuk CARE
mis sosial media
mengurangi waktu
tunggu, dll

Berfungsi kendali biaya dan


mencegah keluarnya biaya yang
tidak perlu, mis untuk monitor
pasien di ICU atau penegakkan
diagnosis lebih tepat
CONTOH
PENGEMBANGAN IT OLEH BPJS KESEHATAN

HFIS
TRUST
FAIR
NESS
 Informasi JKN, tagihan, Pendaftaran Faskes
SIMPLIFIC
 iuran, beserta seluruh ATION

 pendaftaran profil, termasuk


 Pemindahan Faskes fasilitas ruang rawat
dan ketersediaan
 antrian FKTP*,
SDM


skrining,
lokasi dan jarak Faskes
VEDIKA
dll
APLICARES A digitalized verification initiative for more
accurate and faster reimbursement

Akses Profil Dan


Ketersediaan
Tempat Tidur VIDI
(Digital Vclaim
Faskes Verification)

Pcare Apotek
Online integrated
Fingerprint
OUTLINE

1. DAMPAK PROGRAM JKN-KIS TERHADAP PASAR KESEHATAN


2. ANTISIPASI RUMAH SAKIT DI ERA DISRUPSI
3. TANTANGAN DAN HARAPAN BPJS KESEHATAN

2
HARAPAN PENINGKATAN DIMENSI MUTU

KUALITAS
OUTCOME

 Ketersediaan sarana yang terstandardisasi  Kualitas layanan medis dan non medis tepat waktu
dan terakreditasi dan tepat butuh

KUALITAS PROSES
 Ketersediaan SDM sesuai kompetensi dan  Konsistensi dan kepatuhan pemberian layanan
KUALITAS INPUT

kewenangan. sesuai panduan klinis, clinical appointment dan


 Kesepakatan volume pelayanan minimal kewenangan
untuk mengurangi waktu tunggu  Adanya clinical guidelines berbasis bukti ilmiah
 Kesepakatan volume pelayanan maksimal  Ada standar pelayanan obat dan monitoring efek
untuk mencegah overuse pelayanan samping
 Kualitas dokumentasi pelayanan yang  Pelaksanaan pelayanan berbasis kinerja
optimal  Koordinasi dan integrasi pelayanan FKTP-FKRTL
 Standardisasi fasilitas kelas rawat I, II dan  Fragmentasi pelayanan minimal
III  Dimensi mutu WHO tercapai (effective, efficient, safe,
patient centered, accessible dan equitable)

IT SUPPORT
Pemanfaatan
 Investasi untuk penggunaan dan pengembangan IT Faskes berbasis
 Integrasi system informasi antar Faskes di semua kapasitas dan
tingkat layanan (PCare FKTP – RS, system antrian
terkoneksi, display informasi tempat tidur, jadwal
kompetensi
dokter, dll)
 Monitoring performa Faskes berkelanjutan
HARAPAN PENINGKATAN KOMITMEN KERJA SAMA

Komitmen Kerja Sama


Tidak melakukan pungutan biaya tambahan kepada peserta diluar
ketentuan yang berlaku

Menyediakan sarana dan petugas penanganan keluhan & pemberian


informasi*

Tidak melakukan diskriminasi terhadap pasien umum ataupun pasien


JKN-KIS

Melaksanakan rujukan berjenjang dan program rujuk balik sesuai


dengan ketentuan yang berlaku

Berkomitmen Memiliki dan Mengirimkan Rencana Kebutuhan Obat bagi


Peserta JKN kepada Kemenkes sesuai ketentuan yang berlaku

Menyediakan ruang perawatan kelas I, II dan III untuk peserta JKN-KIS


tanpa kuota atau pembatasan

*)sesuai PMK No. 99/2015 ttg Perubahan PMK No. 71/2013 tentang Pelayanan kesehatan pada JKN 23
HARAPAN

Dukungan ARSSI dan anggotanya untuk :

1. Menjaga komitmen kerja sama untuk menjamin kualitas pelayanan kepada peserta JKN KIS
2. Terus meningkatkan kualitas pelayanan terhadap peserta BPJS Kesehatan.
3. Optimalisasi Peran dan Fungsi masing-masing untuk tercapainya Sustainabilitas Program
JKN-KIS.
4. Memberikan rekomendasi perbaikan program JKN kepada Pemerintah, BPJS Kesehatan dan
FKRTL
5. Turut aktif dalam implementasi clinical governance untuk menerapkan pelayanan kesehatan
yang efektif dan efisien.
Terima Kasih

Kini Semua Ada Dalam


Genggaman!

Download Aplikasi Mobile JKN

www.bpjs-kesehatan.go.id

Anda mungkin juga menyukai