Anda di halaman 1dari 12

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahNya serta karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan “Makalah tentang
ayat-ayat Etika Komunikasi” dengan baik tanpa ada halangan. Dan juga saya ucapkan terima
kasih kepada Bapak Nablurrahman Anibras, Lc, M.Hum dan Bapak Dr. Hendar Riyadi, M.Ag
selaku dosen Mata Kuliah Tafsir yang telah memberikan tugas ini kepada saya.

Saya sangat berharap Makalah ini dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
mengenai Tafsir-tafsir yang berhubungan dengan Komunikasi dapat berguna untuk pembaca
serta menambah motivasi kita dalam Literasi.

Semoga Makalah ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah
yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun yang membacanya.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan saya memohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah di
waktu yang akan datang

Bandung 7 Maret 2018

Penyusun

Daftar Isi

1
Kata Pengantar ……………………………………………………………..1
Daftar Isi……………………………………………………………………2
Abstrak………………………………………………………………………3
BAB I Pendahuluan…………………………………………………………4
I.I. Latar Belakang…………………………………………………………..5
I.II. Rumusan Masalah……………………………………………………..5
BAB II Pembahasan………………………………………………………..6
II.I. Pengertian Etika Komunikasi…………………………………………6
II.II. Etika Komunikasi dalam ayat-ayat Al-quran………………………..7
II.III. Aplikasi Komunikasi dalam masyarakat…………………………..12
BAB III Penutup…………………………………………………………..13
Kesimpulan ……………………………………………………………….13
Saran……………………………………………………………………….13
Daftar Pustaka…………………………………………………………….14

Abstrak

2
Komunikasi memang sangat perlu dalam kehidupan sehari-hari. Dalam khalayak
masyarakat, maupun lingkungan keluarga pasti memerlukan komunikasi agar terjalinnya
komunikasi dengan baik. Dalam berkomunikasi tentunya tidak hanya dalam konteks
berbicara tetapi juga diatur dalam perilaku atau etika bagaimana kita berbicara sesuai dengan
tingkah laku yang baik.

Etika merupakan kebiasaan atau moral yang harus dimiliki setiap manusia, karena
dengan etika atau moral manusia dapat menjadikan dirinya pribadi mempunyai tingkah laku
yang selayaknya tanpa mengganggu orang lain disekitar. Begitupun juga dengan komunikasi.
Kenapa harus ada etika komunikasi, agar manusia tahu bagaimana cara dia berkomunikasi
dengan baik, lemah lembut, mengucapkan yang benar, tidak kasar serta tidak menyakiti hati
orang lain dengan ucapan kita.

Dalam konteks ini al-Quran juga menerangkan banyak mengenai etika komunikasi.
Ayat-ayat al-Quran yang menerangkan menjadi suatu acuan kita atau implementasi kita
bagaimana cara kita berkomunikasi sesuai firman Allah dalam al-Quran.

Kata kunci : komunikasi , etika, ayat-ayat al-Quran

BAB I
PENDAHULUAN

3
I.I. Latar Belakang

Hampir setiap studi tentang manusia akan berhubungan dengan komunikasi.


Komunikasi memang selalu ada disetiap kegiatan manusia, apalagi kegiatan-kegiatan yang
bersifat sosial. Saat ini komunikasi sudah sangat luas dan mudah. Dengan era jaman yang
semakin canggih banyak sekali kegiatan-kegiatan yang dipermudah oleh media. Dengan
demikian komunikasi menjadi semakin mudah dan terjangkau. Dipihak lain dengan
menyangkut masalah komunikasi tentu saja ada beberapa aspek yang mungkin harus
diketahui bagaimana cara kita berkata, dengan sikap dan moral, maka dengan demikian
perlunya komunikasi menggunakan etika atau adab. Adanya etika dalam komunikasi tentunya
merupakan suatu keharusan bagi kita manusia dalam menjaga tutur kata, tingkah laku,
berbicara dengan sopan, dengan nada suara, yang harus seperti apa. Jika adanya komunikasi
tentunya ada juga tata cara bagaimana kita beretika dalam komunikasi. Dalam Islam etika
komunikasi akan dibahas lebih ke moral dan pengaplikasian kita dalam bertutur kata. Etika
komunikasi dalam ayat-ayat al-quran setidaknya dapat membantu kita dalam berbicara dan
bertutur kata dengan syariat yang ditentukan.

I.II. Rumusan Masalah

1. Apa itu Etika dan Komunikasi

4
2. Seperti apa Etika Komunikasi dalam ayat-ayat Al-Qur’an

3. Bagaimana Pengaplikasian Etika Berkomunikasi dalam Kehidupan

I.III. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian etika dan komunikasi

2. Mengetahui apa saja yang dijelaskan ayat-ayat Al-Quran tentang Komunikasi

3. Mengetahui Bagaimana Pengaplikasian Etika Berkomunikasi

BAB II
PEMBAHASAAN

II.I. Pengertian Etika dan Komunikasi


a. Etika
Etika dalam bahasa Yunani kuno yaitu “ethikos”, berarti “timbul dari kebiasaan”
adalah sesuatu mengenai Moral. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Etika adalah Ilmu Tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak)1

1 Hasan Alwi dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Balai pustaka 2007) Cet. 4, hal. 213

5
Dengan Etika dapat diartikan sebagai suatu kebiasaan atau moral yang timbul
pada diri manusia tentang yang baik dan yang buruk atau hak dan kewajiban yang
melekat pada diri manusia.
b. Komunikasi
Komunikasi menurut KBBI adalah pengiriman atau penerimaan pesan atau berita
antara dua orang atau lebih2
Komunikasi berhubungan dengan perilaku manusia dan kepuasan terpenuhinya
kebutuhan berinteraksi dengan manusia-manusia lainnya artinya pesan-pesan
tersebut muncul lewat perilaku manusia dari sikap tubuh seperti tersenyum,
bermuka masam, bahagia, sedih, dan yang lain sebagainya.
Ada delapan unsur dalam berkomunikasi dalam kontek sengaja. Pertama adalah
sumber, orang yang memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi. Kedua penyandian,
kegiatan internal seseorang untuk memilih tata bahasa dalam komunikasi. Ketiga
pesan, baik verbal maupun non verbal. Keempat, saluran yang menjadi
penghubung antara sumber dan penerima. Kelima penerima, orang yang
menerima pesan sebagai sebagai penghubung. keenam penyandian balik, proses
internal penerima dan pemberian makna. Ketujuh respon penerima, menyangkut
apa yang penerima lakukan setelah ia menerima pesan. Kedelapan umpan balik,
informasi yang tersedia bagi sumber yang memungkinkannya keefektifan
komunikasi3.

c. Etika Komunikasi
Berkomunikasi menyangkut informasi didalamnya. Banyak ahli yang membahas
bidang sosial maupun kemasyarakatan dalam komunikasi 4. Artinya etika
berkomunikasi tentu saja menyangkut masalah sosial dan lebih dekat masyarakat,
berkomunikasi juga dipelajari dalam aspek pendidikan, hukum, antropologi,
sosiologi, dan semua bidang yang lainnya.

II.II. Etika Komunikasi dalam ayat-ayat Al-Quran

Berkomunikasi dengan etika apalagi dikaitkan dengan ayat-ayat Al-Quran tentunya


kita harus memiliki pengetahuan atau ilmu didalamnya bagaimana kita
menanggapinya. Dalam Al-Quran tentang ilmu dapat diketahui prinsip-prinsipnya dari

2 Hasan Alwi hlm 324


3 Ahmad Sihabudin, komunikasi antar budaya, (Bumi aksara Jakarta 2013) cet. 2, hlm 14

4Pawit Yusuf, Ilmu Informasi Komunikasi, dan kepustakaan, (Bumi Aksara, Jakarta 2009) cet. 1, hlm 5

6
analisis wahyu pertama kepada nabi Muhammad SAW5. Dengan begitu Ilmu untuk
mengetahui ayat-ayat yang berhubungan dengan etika berkomunikasi sangat
diperlukan.

a. Bahasan dengan kata Qaulan Sadida


Dalam surat an-nisa ayat 9
ً‫اس سووليسلقوللواً قسوودل سسدديِددا‬
‫ضسعاَدفاَ سخاَلفواً سعلسويدهوم فسوليستالقواً ا‬
‫ش اًلادذيِسن لسوو تسسرلكواً دمون سخولفددهوم لذرريِاةد د‬
‫سووليسوخ س‬
Artinya : “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang sekiranya
mereka meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang dan khawatir terhadap
(kesejahteraannya). Oleh sebab ituhendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan
hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar” (Q.S annisa [4] : 9)

Ayat ini menjelaskan tentang pembagian warisan, dijelaskan oleh allah bahwa
harta tarikah dibagi ialah setelah lebih dahulu dikeluarkan segala barang yang
telah diwasiatkan atau uatng utang. Akan tetapi dalam anjuran
berwasiat.6.Dijelaskan qaulan sadida disini mengungkapkan kebenaran yang
berhungan dengan wasiat baik itu hutang piautang ataupun segalanya dan tidak
ada yang ditutup-tutupi.
Etika komunikasi yang bisa diambil yaitu berbicara sesuai kebenaran yang ada
tidak dilebihkan ataupun dikurangi. Suatu kebenaran atau kejujuran merupakan
kunci dari suatu yang berkaitan dengan komunikasi.

b. Qaulan Baligha
‫ض سعونهلوم سودع و‬
َ‫ظهلوم سوقلول لسهلوم دفيِ أسونفلدسدهوم قسوودل بسدليدغا‬ ‫ال سماَ دفيِ قلللوبددهوم فسأ سوعدر و‬ ‫لأو للسئد س‬
‫ك اًلادذيِسن يِسوعلسلم ا‬

“Mereka itu adalah orang-orang yang (sesungguhnya) Allah mengetahui apa yang
ada di dalam hatinya. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka
nasehat, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas dalam jiwanya”
(Q.S Annisa [4]:63)

Ayat diatas mengibaratkan hati mereka sebagai wadah uacapan, sebagai mana
dipahami dari kata ‫ دفسسيِ أسونفلدسسسدهوم‬fi anfusihim.7 Wadah tersebut harus diperhatikan ,
sehingga apa yang dimaksudkan di dalamnya sesuai bukan saja kuantitasnya, tetapi
jiga dengan wadah itu. Ada jiwa yang harus diasah dengan ucapan-ucapan yang halus
dan ada juga yang harus dihentakan dengan kalimat-kalimat keras atau ancaman yang

5 Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran, (Mizan Bandung 1996) Cet.13, hlm 425
6 Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Gema Insani Jakarta 2015) Jilid II, Cet. I, hlm 211
7 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Lentera Hati Tanggerang 2008) Jilid II, Cet. IX hlm 491

7
menakutkan. Walhasil disamping ucapan yang disampaikan, cara penyampaian dan
waktunyapun harus di perhatikan.

Penjelasan tersebut menunjukan cara kita member nasehat kepada mereka yang
sesungguhnya mereka tentang Allah mengetahui apa isi hati makhluknya. Hanya saja
dalam berkomunikasi dalam konteks ini menunjukan keberagaman sikap. Pertama
dengan ucapan yang halus agar mereka mendengar kita. Jika sudah menghiraukan
ambil tindakan yang tegas. Ini menunjukan etika berkomunikasi bahwa ketika
berbicara mengenai Tuhan dan Makhluknya maka ada ketegasan didalamnya. Bisa
saja kata itu dipahami dalam arti sampaikan kepada mereka nasihat secara rahasia
jangan permalukan mereka di hadapan umum, karena nasihat atau kritik secara
terang-terangan dapat melahirkan antipasti, bahkan sikap keras kepala yang
mendorong pembangkangan yang lebih besar lagi.

c. Qaulan Ma’rufa
َ‫سل تلسواًدعلدوهلان دسدرراً إدال أسون تسلقوللواً قسوودل سموعلرودفا‬
“jangan kamu membuat perjanjian (untuk menikah) dengan mereka secara
rahasia sekedar mengucapkan kata-kata yang baik” (Q.S Al-Baraqah[2]: 235)
Allah membolehkan penggunaan kata tersirat atau sindiran dalam meminang.
Disini bisa dipahami kebalikannya. Artinya allah mengharamkan penggunaan kata
yang jelas dalam memimang perempuan yang sedang masa iddah8.
Dalam penjelasan tersebut dapat diambil satu kesimpulan bahwa Qaulan Ma’rufa
disini adalah kata-kata yang baik untuk diucapkan sehingga tidak ada
kesalahpahaman apalagi dalam membicarakan hal-hal yang serius atau yang
berhubungan tentang syariat islam. Perkataaan-perkataan yang baik ini harus
dijaga agar tidak menyakiti hati orang lain yang sedang berinteraksi dengan kita.

d. Qulan Karima
‫ك اًولدكبسسر أسسحلدهلسماَ أسوو دكسلهلسماَ فسسل‬
‫ك أسال تسوعبللدواً إدال إدايِاَهل سودباَولسواًلدسدويِدن إدوحسساَدناَ إداماَ يِسوبللسغان دعونسد س‬
‫ضلى سربَب س‬ ‫سوقس س‬
َ‫ف سوسل تسونهسورهلسماَ سوقلول لسهلسماَ قسوودل سكدريِدما‬ ‫تسقلول لسهلسماَ أل ف‬
“dan tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain dia
dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang diantara
keduanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali kali
janganlah engkau mengatakan kata “ah” dan janganlah engkau membentak

8 Imam asy-Syafi’I Syaikh Ahmad Musthafa al-Farran, Tafsir, ( Niaga Swadaya, Jakarta 2008), Jilid I,
Cet. I, hlm 426

8
keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik” (QS. Al-Isra
[17]:23)

Dijelaskan bahwa jika diambil dari kata qaulan karima yaitu hendaklah katakan
kepada ibu bapakmu perkataan yang pantas, kata kata yang keluar dari mulut
orang yang beradab bersopan santun. Ucapan kata yang baik yang mulia dan
beradab9.
Ayat diatas berhubungan dengan orangtua. Etika komunikasi kita dalam ruang
lingkup keluarga. Bagaimana sikap yang seharusnya seorang anak kepada
orangtuanya tentu harus mempunyai etika yang mulia perkataan yang lembut.
Menyebut kata “ah” saja itu sudah dilarang apalagi hal-hal yang sudah menyakiti
hati ibu dan ayah kita. Dan itu sudah menjadi adab atau selayaknya seorang anak
harus bersikap seperti apa dan bagaimana, harusnya perkataan lembut dan
sopanlah yang layak kita ucapkan kepada orangtua.

e. Qaulan Layyinan
‫فسلقوسل لسهل قسوودل لسيردناَ لسسعلاهل يِستسسذاكلر أسوو يِسوخسشلى‬
“Maka bicaralah kamu berdua dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-
mudahan dia sadar atau takut” (QS. Tha Ha[20]: 44)

Ayat ini mengisahkan tentang Nabi Musa kepada firaun bahwa dia mempunyai
Tuhan, mempunyai tempat kembali dan disana ada syurga neraka. Semua itu harus
disampaikan dengan perkataan yang lembut, mudah dan halus, agar mengena. Dan
Allah berfirman “mudah-mudahan dia sadar atau takut”yakni mudah-mudahan
dia menghentikan kesesatan dan kebinasaan yang sedang dilakukannya atau dia
takut kepada Tuhannya. Semua itu dilakukan supaya ada peringatan sebelum
dijatuhkan hukuman10

II.III. Aplikasi Komunikasi dalam Masyarakat


Implementasi Kita dalam berkomunikasi tentunya tidak menyeleweng dengan
apa yang dikatakan dalam Al-Quran. Disini ada beberapa aspek yang mungkin
dapat diaplikasikan dalam berkomunikasi menurut Al-Quran11
a. Sopan santun

9 Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Gema Insani Jakarta 2015) Jilid II, Cet. I, hlm 268
10 Muhammad Nasib ar-Rifai, Tafsiru Al-Aliyul Qadir li Ikhtishari Tafsir Ibnu Katshir,( makhtabah
ma’afif, Riyadh 1989) Jilid III, hlm 244
11 Ahmad Sihabudin, komunikasi antar budaya, (Bumi aksara Jakarta 2013) cet. 2, hlm 20

9
Bicara tentu harus dengan etika. Pakailah kata-kata yang sopan dan
menyenangkan orang lain. Berilah wajah yang sumringah dan
menyenangkan ditambah sikap yang santun sehingga orang akan nyaman
mendengar dan melihat kita berbicara.
b. Perbaiki kontek menegur
Menegurlah dengan halus tanpa menyakiti hati orang tersebut. Menegur
boleh karena untuk kebaikan pribadinya sendiri tapi pakailah komunikasi
dengan baik sehingga orang yang kita tegur tidak merasa terhakimi.
c. Jaga ucapan dikhalayak masyarakat
Berkomunikasi terkadang sesuai dengan siapa kita berbicara. Akan tetapi
harus ada etikanya. Bagaiman kita berbicara didepan banyak orang,
bangaimana kita berbicara dengan teman atau dengan orangtua tentunya
harus memiliki batasan-batasan dalam berkomunikasi dengan baik.

BAB III

10
PENUTUP
a. Kesimpulan
Berbicara mengenai Komunikasi tentunya akan berhubungan dengan interaksi
dengan berbagai unsur dikalangan masyarakat sosial. Ketika berkomunikasi
tentunya ada etika atau aturan dalam berkomunikasi baik dalam segi suara
atau ucapan yang dikatakan. Al-Quran menjelaskan segalanya. Bagaimana
etika yang baik menurut Kalam Allah Swt, tentunya dengan bahasa yang
lembut tidak menyakiti hati, dan menegur dengan cara halus. Ayat-ayat yang
berhubungan dengan Komunikasi membantu kita dalam praktek kita
berbicara.

b. Saran

Demikian Makalah yang saya paparkan mengenai Ajaran Islam Sebagai


disiplin ilmu. Banyak sekali kesalahan yang mumgkin saya buat dalam
makalah ini. Kritik dan Saran saya butuhkan dari Pembaca agar untuk
kedepannya saya dapat membuat laporan yang lebih baik lagi.

Daftar Pustaka

Ahmad, Mustofa. 2008. Tafsir Imam asy-Syafi’I. Jakarta: Gema Insani

11
Alwi, Hasan 2007 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai pustaka

Hamka. 2015. Tafsir Al-Azhar. Jakarta : Gema Insani

Muhammad Ar-Rifai, Nasib. 1989. Tafsiru Al-Aliyul Qadir li Ikhtishari Tafsir Ibnu
Katshir. Riyadh: makhtabah ma’afif,

Shihab, Quraish. 1996. Wawasan Al-Quran. Bandung: Mizan

Sihabudin, Ahmad. 2013. komunikasi antar budaya,. Jakarta :Bumi aksara

Yusuf, Pawit. 2009. Ilmu Informasi Komunikasi, dan kepustakaan, Jakarta : Bumi
Aksara

12

Anda mungkin juga menyukai