Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 1

1. Makanan atau Kuliner Adat yang ada di Padang, Sumatera Barat


Masakan Sumatera Barat adalah jenis kuliner yang berkembang di provinsi
Sumatera Barat. Produk kuliner Sumatera Barat merupakan salah satu yang dikenal
luas di Indonesia dan disebut juga dengan istilah Masakan Minangkabau yang
diperkenalkan oleh para perantau Minangkabau dari berbagai daerah di Sumatera
Barat.
Terdapat banyak resep dan variasi masakan Sumatera Barat berdasarkan
daerah, kota atau kabupatennya, antara lain Bukittinggi, Padang, Padang Panjang,
Payakumbuh, Solok, Batusangkar, Agam, Dharmasraya dan sebagainya. Meskipun
beraneka ragam masakan Minangkabau bukan hanya berasal dari kota Padang,
Masakan Sumatera Barat telah terlanjur dikenal masyarakat awam dengan sebutan
Masakan Padang. Masakan Sumatera Barat dikenal banyak menggunakan santan dan
daging, memiliki rasa pedas dari penggunaaan bumbu dan rempah-rempah.
Sumatera Barat merupakan daerah yang kaya akan wisata kulinernya. Berikut
akan diuraikan sebagian masakan utama Padang, yaitu :
 Randang / rendang

Randang adalah masakan tradisional khas Minang Sumatera Barat.


Merupakan masakan favorite hampir setiap orang yang datang ke Rumah
Makan padang. Dalam acara adat Minang seperti Pernikahan, Khatam Al
Qur'an, Sunatan, dll Rendang adalah masakan yang memperoleh posisi
terhormat. Rendang ini masakan Padang yang paling awet, bisa lebih dari dua
bulan asalkan dipanas kan secara rutin. Warnanya hitam dan aromanya yang
khas.
Adapun filosofi dari masakan rendang ini adalah Musyawarah yang
terdiri dari empat hal utama, yaitu:
a. Daging Sapi (dagiang sapi) lambang dari Ninik Mamak (pemimpin suku
adat)
b. Kelapa (karambia) lambang dari Cadiak Pandai (Kaum Intelektual)
c. Cabai (Lado) lambang dari Alim Ulama. Cabai rasanya pedas berarti Alim
Ulama yang tegas mengajarkan agama Islam (syarak).
d. Pemasak (langkok-langkok/bumbu) lambang dari keseluruhan masyarakat
Minangkabau.

Resep membuat rendang


Bahan :
 1 kg Daging sapi pilihan, potong ukuran sesuai selera
 3 buah kelapa Tua, jadikan santan kental
 15 butir Bawang merah
 8 siung Bawang putih
 1 ons Cabai merah (kriting)
 Jahe secukupnya
 lengkuas memarkan
 1 sendok teh merica bubuk
 2 batang Sereh geprek terlebih dahulu
 2 biji asam kandis
 3 lembar Daun jeruk
 4 lembar Daun salam
 1 lembar Daun kunyit
 Garam
Cara membuatnya :
1. Haluskan terlebih dahulu bawang merah dan putih, cabai, jahe dan
lengkuas
2. Mulai ungkep daging sapi yang sudah dipotong-potong dengan
bumbu yang dihaluskan, tunggu sampai ber uap dan daging
ungkepan kering.
3. Masukan santan kental, merica bubuk, sereh, asam kandis, bunga
pekak, daun jeruk, daun salam, garam dan gula pasir, kemudian
aduk hingga merata, jangan lupa daun kunyit juga tapi sobek-
sobek terlebih dahulu
4. Tunggu sampai santan mendidih, dan sedikit mengeluarkan
minyak, kemudian kecilkan api
5. Campurkan bahan pelengkap kedalam rendang kemudian aduk lagi
sampai merata
6. Usahakan terus di aduk-aduk agar rendang tidak menempel pada
wajan, tunggu sampai rendang berubah warna dan mengering
7. Angkat rendang, dan siap untuk disajikan.

 Dendeng balado dan Dendeng batokok

Dendeng balado dan Dendeng batokok adalah masakan khas Sumatera


Barat dibuat dari irisan tipis dan lebar daging sapi yang dikeringkan lalu
digoreng kering. Daging goreng ini lalu diberi bumbu balado. Sedangkan
dendeng batokok bahannya sama dengan dendeng balado, bedanya adalah
bumbu baladonya bukan memakai cabai merah, namun memakai cabai hijau
yang diiris kasar dan daging sapi setelah diiris tipis melebar lalu dipukul-pukul
dengan batu cobek supaya dagingnya menjadi lembut.

Resep membuat dendeng batokok


Bumbu dan bahannya :
 Tomat secukupnya
 Minyak goreng secukupnya
 Garam 1 sendok teh
 Cuka
 Cabai merah keriting/ besar (sesuaikan dengan selera Anda) 20 buah
 Bawang merah 15 buah, bawang putih 8 buah
 Merica dan lada secukupnya
 1 Kg daging sapi
 Minyak goreng secukupnya
 Garam secukupnya
 Air
Cara membuat dendeng batokok :
1. Rebus daging dengan api kecil hingga teksturnya menjadi lembut,
setelah itu angkat dan tiriskan. Air sisa rendaman jangan dibuang.
2. Iris daging hasil rebusan tadi tipis, dan pukul-pukul menggunakan
pemukul daging, atau benda keras lainnya.
3. Masukkan daging yang telah pipih ke dalam campuran bahan-bahan
yang tadi telah di buat sebelumnya hingga bumbu rendaman meresap.
4. Angkat dan biasanya Anda bisa menjemur daging ini hingga kering di
terik matahari, atau bisa dengan dipanggang dengan oven, atau boleh
juga langsung digoreng dalam minyak panas hingga daging benar-
benar kering.
5. Selesai
Membuat Sambal Lado:
Setelah daging dendeng batokoknya siap, sekarang saatnya kita buat sambal
lado sebagai cita rasa khas sebuah olahan dendeng.
1. Tumbuk kasar bawang merah, bawang putih yang telah disiapkan di
atas, campurkan juga dengan cabe dan tomat.
2. Langsung tumis hasil tumbukan kasar tersebut di minyak goreng dan
campurkan juga garam, merica dan cuka secukupnya hingga
mengeluargkan bau harum pertanda tumisan matang.
3. Selesai

 Soto Padang
Soto merupakan hidangan berkuah yang memiliki rasa dan ciri khas
masing-masing di setiap daerah dan tak ketinggalan sumatera barat juga punya
menu soto yang lebih di kenal dengan nama SOTO PADANG, soto padang
yang bercita rasa gurih dengan campuran sambal merah yang khas sangat
cocok untuk di cicipi bersama keluarga.

 Sate Padang

Orang Indonesia tentu sudah tidak asing dengan menu sate dan
beberapa daerah di Indonesia punya ciri khas masing-masing, ciri dari sate
padang ini adalah tidak adanya tambahan kecap seperti halnya sate yang ada di
pulau jawa dan juga sate padang memiliki ciri dengan rasa gurih bercampur
pedas di tambah dengan taburan bawang goreng yang menambah cita rasanya.
Sate Padang memakai bahan daging sapi, lidah, atau jerohan (jantung,
usus, dan tetelan) dengan bumbu kuah kacang kental (mirip bubur) ditambah
cabai yang banyak sehingga rasanya pedas. Sate sendiri hanya dibakar saat
dipesan, menggunakan arang dari tempurung kelapa. Dimakan dalam keadaan
hangat, biasanya ditambah dengan keripik balado khas Minang. Beberapa
penjual sate yang cukup dikenal oleh masyarakat Minang ataupun perantau di
antaranya adalah Sate Mak Syukur Padang Panjang, Sate Dangung-Dangung,
dan Sate KMS.

 Lamang Tapai
Lamang adalah makanan khas berasal dari Sumatera Barat beras ketan
yang dimasak dengan santan dalam bambu muda. Bahan utamanya adalah
beras ketan putih, santan kelapa, daun pandan, dan sedikit garam.
Beras ketan dicuci bersihkan dulu dan dimasukan ke dalam ruas bambu
muda yang terlebih dahulu dilapisi dalamnya dengan daun pisang kemudian
baru dituangkan santan ke berasnya dan di bakar dengan bara api, dijaga
jangan sampai ruas bambu terbakar cara melihat matangnya adalah dari warna
bambu hijau menjadi warna gelap kekuning-kuningan.
Makan lamang ada yang kurang tanpa ditemani tapai. Tapai adalah
tape beras ketan hitam yang dibuat dengan memfermentasikan beras ketan
dengan ragi.Makanan yang khas dengan penyajian yang unik namun rasa yang
lezat dan gurih. Macam-macam lemang diantaranya : Lamang katan dan
lamang pisang mudah ditemukan di pasar tradisional.

 Gulai Kambiang (Gulai Kambing)

Masakan Padang berkuah santan dengan bahan utama adalah daging


kambing dan santan serta cabe merah giling. Ditambah bumbu-bumbu khas
Minang. Dagingnya empuk dan rasanya pedas dengan aroma yang sangat
khas.
 Katan Durian
Selain makanan rendang, dendeng balado dan sate padang ternyata ada
lagi makanan yang tidak kalah untuk dicoba saat berwisata ke Sumatera Barat
yaitu Katan Durian. Siapa yang tidak tahu dengan buah durian, buah yang
berduri tajam dengan isi yang sangat lezat menggoda seluruh orang untuk
mencobanya.
Ado katan ado lo durian tu baru sero". Begitulah orang Minang
menyebut tentang kuliner yang satu ini yang berarti "ada ketan ada juga durian
ini baru nikmat". Ya, bagi masyarakat Sumatera Barat menikmati durian
belum lengkap rasanya tanpa kehadiran ketan.
Katan merupakan olahan beras ketan yang dikukus hingga matang.
Dalam proses pengukusan beras ketan ditambahkan irisan daun pandan agar
wangi.Dalam penyajiannya bersama durian, katan ditaburi kelapa parut yang
telah ditambahkan garam halus secukupnya. Buah durian yang telah dikupas
disajikan diatas piring dengan katan dan kelapa parut.
 Palai Bada

Masakan khas Minang dengan bahan utama adalah bada (ikan teri
kecil) pakai parutan kelapa dan cabai dan bumbu lainnya, serta dibungkus
pakai daun pisang dan dibakar di atas bara tempurung kelapa. Masakan khas
dari Peisisir Sumatera Barat. Ada lagunya juga loh..yang dinyanyikan oleh Ibu
Elly Kasim, berikut kutipan liriknya :
Jikok jadi Tuan ka pakan
Balikan denai si gulo saka
Jikok tuan salero patah
Cubo makan si palai bada
Urang Rao pai ka Danau
Baok rumpuik si bilang bilang
Jikok tuan indak picayo
Bali sabungkuih baok pulang
Yo palai bada, lamak rasonyo makan baduo
Yo palai bada, lamak rasonyo batambuah juo Rang Balerong.....

2. Suku-suku yang ada di daerah Padang, Sumatera Barat

Suku Minangkabau atau Minang (seringkali disebut Orang Padang) adalah


suku yang berasal dari Provinsi Sumatera Barat. Suku ini terkenal karena adatnya
yang matrilineal, walau orang-orang Minang sangat kuat memeluk agama Islam. Adat
basandi syara', syara' basandi Kitabullah (Adat bersendikan hukum, hukum
bersendikan Al Qur'an) merupakan cerminan adat Minang yang berlandaskan Islam.
Suku Minang terutama menonjol dalam bidang pendidikan dan perdagangan.
Lebih dari separuh jumlah keseluruhan anggota suku ini berada dalam perantauan.
Minang perantauan pada umumnya bermukim di kota-kota besar, seperti Jakarta,
Bandung, Pekanbaru, Medan, Batam, Palembang, dan Surabaya. Untuk di luar
wilayah Indonesia, suku Minang banyak terdapat di Malaysia (terutama Negeri
Sembilan) dan Singapura.
Seperti etnis lainnya, dalam etnis Minangkabau terdapat banyak klan yang
disebut dengan istilah suku. Menurut tambo alam Minangkabau, pada masa awal
pembentukan budaya Minangkabau oleh Datuk Ketumanggungan dan Datuk Perpatih
Nan Sebatang, hanya ada empat suku awal yang dijadikan nama dari dua kelarasan.
Suku-suku tersebut adalah :

1. Suku Koto
2. Suku Piliang
3. Suku Bodi
4. Suku Caniago

Sedangkan kelarasan yang dimaksud adalah kelarasan koto piliang dan


kelarasan bodi caniago, kelarasan disini semacam sistem kekuasaan, dan dalam
perkembangannya kelarasan koto piliang cendrung kepada sistem aristokrat
sedangkan kelarasan bodi caniago lebih kepada sistem konfederasi.
Dan jika melihat dari asal kata dari nama-nama suku induk tersebut, dapat
dikatakan kata-kata tersebut berasal dari bahasa Sanskerta, sebagai contoh koto
berasal dari kata kotto yang berarti benteng atau kubu, piliang berasal dari dua kata
phi dan hyang yang digabung berarti pilihan tuhan, bodi berasal dari kata bodhi yang
berarti orang yang terbangun, dan caniago berasal dari dua kata chana dan ago yang
berarti sesuatu yang berharga.
Demikian juga untuk suku-suku awal selain suku induk, nama-nama suku
tersebut tentu berasal dari bahasa Sanskerta dengan pengaruh agama Hindu dan
Buddha yang berkembang disaat itu. Sedangkan perkembangan berikutnya nama-
nama suku yang ada berubah pengucapannya karena perkembangan bahasa minang itu
sendiri dan pengaruh dari agama Islam dan pendatang-pendatang asing yang tinggal
menetap bersama.
Suku-suku dalam Minangkabau pada awalnya kemungkinan ditentukan oleh
raja Pagaruyung, namun sejak berakhirnya kerajaan Pagaruyung tidak ada lagi muncul
suku-suku baru di Minangkabau.
Demikian juga untuk suku-suku awal selain suku induk, nama-nama suku
tersebut tentu berasal dari bahasa sansekerta dengan pengaruh agama Hindu dan
Buddha yang berkembang disaat itu. Sedangkan perkembangan berikutnya nama-
nama suku yang ada berubah pengucapannya karena perkembangan bahasa minang itu
sendiri dan pengaruh dari agama Islam dan pendatang-pendatang asing yang menetap
di Kerajaaan Pagaruyung.
Sekarang suku-suku dalam Minangkabau berkembang terus dan sudah
mencapai ratusan suku, yang terkadang sudah sulit untuk mencari hubungannya
dengan suku induk. Di antara suku-suku tersebut adalah:

 Suku Payobada  Suku Kutianyie


 Suku Pitopang  Suku Mandailiang
 Suku Tanjung  Suku Sipisang
 Suku Sikumbang  Suku Mandaliko
 Suku Guci  Suku Sumagek
 Suku Panai  Suku Dalimo
 Suku Jambak  Suku Simabua
 Suku Panyalai  Suku Salo
 Suku Kampai  Suku Singkuang
 Suku Bendang  Suku Rajo Dani
 Suku Malayu
Suku saya yaitu : Suku Melayu

Suku Malayu atau Suku Melayu (Minang) adalah salah satu suku (klan) yang
tergolong banyak populasinya dalam kelompok suku Minangkabau. Suku Malayu
sudah semenjak lama diakui sebagai bagian dari suku bangsa Minangkabau itu
sendiri. Mereka menganut adat Minangkabau yang matrilineal, mempunyai pemuka-
pemuka adat atau penghulu yang disebut Datuk dan hidup bersuku-suku menurut garis
ibu. Kalau mereka ditanya, mereka tentu akan menjawab bahwa mereka adalah orang
Minang atau orang Padang, bukan orang Melayu di luar Minang seperti Melayu Riau,
Melayu Jambi, Melayu Bengkulu, Melayu Palembang, Melayu Malaysia dan Melayu-
melayu lainnya. Suku Malayu umumnya menganut adat Lareh Koto Piliang namun
ada pula yang memadukan kedua sistem adat di Minangkabau yaitu Lareh Koto
Piliang dan Lareh Bodi Caniago tergantung di negara mana mereka tinggal.
Melayu sudah menjadi klan atau marga tersendiri di Minangkabau
mengamalkan adat matrilineal. Orang sesuku tidak boleh saling mengawini kecuali
pada zaman sekarang sudah dibolehkan menikahi orang sesuku dengan syarat berbeda
datuk dan nagari atau desa.

3. Ranji atau Istilah Keluarga

Apakah yang dimaksud Ranji ? Ranji menguraikan silsilah keturunan dari


atas, baik dari ayah maupun ibu. Jika ia semata mengambil silsilah ayah semata maka
disebut silsilah patrilinia. Bila ditarik dari garis ibu – disebut garis matrilinial.

Seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa Ranji adalah silsilah garis
keturunan yang menguraikan asal muasal keturunan itu dari garis lencang keatas
hingga kebawah – semenjak nenek moyang si pemiliki ranji hingga anak cucunya,
maka secara internasional telah ada software yang dapat merangkum garis keturunan
seseorang itu yang disebut dengn “ Family Tree Maker.

Di Minangkabau – sebuah ranji menjadi begitu penting, ketika ia diperlukan


untuk membantu penyelesaian masalah – masalah seputar : sako dan pusako, serta
tali waris adat. Ranji bermanfaat bagi penyelesaian kasus dan sengketa adat. Tidak
jarang Ranji ini disimpan sebagai benda pusaka. Bahkan dalam satu garis kekerabatan
yang lebih luas, Ranji akan menguraikan garis keturunan sa mande – sa paruik – sa
jurai – sa kaum. Dalam kelompok yang terkecil kehidupan kekerabatan dipimpin
oleh Tungganai – hingga pada kelompok Kaum dipimpin oleh Penghulu Andiko.

Orang Minangkabu akan memelihara asal usulnya berdasarkan Ranji. Jika


tidak – mereka bisa dikatakan tidak berkaum. Lebih – lebih bagi penduduk di pesisir
pantai – mereka kawatir dikatakan sebagai ” Urang Nieh ” jika mereka tidak bisa
menunjukkan asal – usulnya sebagaimana yang diuraikan oleh sebuah Ranji. Dalam
hal kemanfaatan Ranji tersebut, maka telah ada kesepahaman di alam Minangkabau,
bahwa pusaka tinggi diwariskan sacara adat, sementara pusako randah (harta
pancarian) diwariskan sacara agama. Bahkan tata cara pewarisan demikian telah
manjadi Yurisprudensi di Pengadilan Negeri sampai ke Mahkamah Agung.

Anda mungkin juga menyukai