1. Roddok
Jenis makanan yang berbahan keladi ini sangat populer karena murah dan mengenyangkan,
Ro’dok dapat kita temukan setiap hari di kampung-kampung akan tetapi jenis makanan ini
tidak pernah alpa untuk hadir ketika Bulan ramadhan tiba. Ro’dok paling enak disantap
dengan sambal pedas/tumis lombok. Dalam penyajiannya ro’dok di bungkus dengan daun
pisang seperti penyajian makanan khas Massenrempulu lainnya.
Bahan :
Daun Pisang
Daun kucai
Garam secukupnya
Cara membuat :
1. Keladi di kupas dan dicuci sampai bersih kemudian dikukus sampai matang ditandai apabila
keladi sudah empuk ketika ditusuk lidi
5. Tambahkan daun kucai, kemudian dicampur sampai semua bahan tercampur secara merata
Barobbo adalah salah satu makanan khas makanan massenrempulu, yang merupakan
menu sehari - hari yang disajikan dikalangan masyarakat. Enrekang terkenal dengan kota
penghasil sayur mayur terbaik disulawesi selatan. Dan bahan dasar barobbo ini adalah sayuran
segar yang dimasak dengan beras hingga lunak dan dicampurkan dengan cobek-cobek bale
rakko (ikan kering)
jagung
telur 1 biji
bawang merah, haluskan
bawang putih, haluskan
merica secukupnya
tepung 1 sendok
daun sup secukupnya, iris
daun bawang secukupnya, iris halus
Cara Membuat
1. Untuk yang pertama kali bisa dilakukan adalah dengan mempersiapkan bahan-bahan utama.
Hal ini dikarenakan bahan utama harus dibersihkan dan diolah terlebih dhaulu sebelum
diracik dan dicampur menjadi hidangan yang lezat. Akan tetap, sebaiknya sebelum memulai
memproses bahan-bahan utama, anda persiapkan terlebih dahulu pertalan seperti wadah,
talenan dan pisau agar anda lebih mudah mengolah bahan-bahan.
2. Untuk yang pertama kali akan kita olah adalah jagung manisnya. Untuk mengolah jagung
manis, silahkan kupas kulit jagung dengan menggunakan tangan, tarik kebagian luar dan
potong bersama dengan bonggol jagung secara merata. Jika anda merasa sulit memutuskan
bonggol jagung, silahkan gunakan pisau untuk memotongnya.
3. Selesai cara diatas, lanjutkan untuk membersihkan rambut jagung. Caranya, tarik perlahan
rambut jagung dengan menggunakan tangan dan bersihkan secara merata.
4. Baru setelah itu, pipil jagung dengan menggunakan tangan secara merata dan masukkan hasil
pipilanya dalam wadah untuk kemduian sisihkan sementara.
5. Lanjutkan dengan menyiangi bayam. Caranya, anda bisa menyiangi bayam dengan pisau atau
dipetiki dengan menggunakan tangan. Setelah itu, masukkan hasilnya dalam wadah dan
sisihkan.
6. Untuk ayam, silahkan bersihkan ayam dan rebus ayam dalam panci hingga matang. Untuk
menambah rasanya, masukkan garam dan merica. Angkat ayam dan suwir-suwir ayam dengan
menggunakan tangan secara merata dan sisihkan secara merata.
1. Setelah semua bahan dibersihkan, siapkan panci dalam diatas kompor dan gunakan api yang
sedang. Lalu masukkan jagung kedalam panci bersama dengan air dan masak hingga
mendidih.
2. Masukkan irisan bawang merah dan juga bawang putih bila kuas dalam panci sudah mendidih
dan masukkan merica, garam serta daun sup.
3. Masukkan ayam suwir kedalamnya dan masak hingga mendidih dan sedikit mengental.
4. Sambil menunggu mendidih, kita buat perkedel jagungnya dengan mencampur semua bahan
dan goreng adonan dalam minyak panas dalam wajan hingga perkedel berwarna keemasan
dan matang secara merata.
5. Angkat perkedel jagung dan tiriskan terlebih dahulu minyaknya.
Setelah sop matang dan mendidih, sajikan hidangan ini dalam wadah dan sajikan bersama
dengan perkedel jagung, juga berikan bahan pelengkap dibagian atasnya secara merata.
3. songkolo pulu mandoti.
Berkunjung ke Enrekang, tak lengkap jika Anda belummencoba dua makanan khas daerah ini,
dangke dan pulu mandoti. Apalagi, dua makanan ini tidak bisa ditemukan di daerahmanapun,
kecuali di KabupatenEnrekang Desa Kendenan dan Salukanan.
Khusus Pulu Mandoti, padi khas yang jika dimasak mengeluarkan aroma wangi yang khas.
Padi jenis ini konon hanya bisa tumbuh di Desa Salukanan dan Desa Kendenan. Bagi
masyarakat Desa Kendenan, Pulu Mandoti dipercaya sebagai wangsit yang didapatkan
dari Tuhan. Jika mengurai kata Desa asal Pulu Mandoti ini tumbuh, Masyarakat setempat
memercayai jika Desa Kendenan berasal dari kata berarti persinggahan. Diambil dari asal kata
‘Kende’ yang artinya singgah. Kendenan juga dipercaya sebagai tempat
persinggahan pendahulu yang pertama tinggal di daerah ini. Para leluhur itulah yang pertama
kali membawa benih padi pulu mandoti. Untuk mempertahankan aroma yang khas, serta
membuat pulu mandoti tahanlama, padi jenis ini disimpan di tempat yang disebut Landa
(lumbung padi ala Desa Kendenan).
Pulu Mandoti merupakan nama salah satu jenis beras ketan yang hanya dijumpai di Desa
Kendenan dan Desa Salukanan. Keistimewaannya antara lain: saat dimasak, beras ini akan
mengeluarkan aroma daun pandan. Istilah Pulu Mandoti yang diberikan kepada beras ketan
ini, konon karena aromanya yang bisa tercium hingga jarak puluhanmeter. Keistimewaan lain,
karena jika padi jenis ini ditanam di tempat lain, maka aroma yang dimiliki akan berbeda. Itu
artinya, di luar daerah tersebut, padi penghasil beras Pulu Mandoti tidak akan sama aromanya
bila ditanam di tempat aslinya yaitu Desa Kendenan dan Desa Salukanan. Biasanya, Pulu
Mandoti disajikan sebagai makanan pokok bersama dangke. Kuliner khas Enrekang lainnya
yang juga tidak dimiliki daerah lain.
BAHAN SOKKO/SONGKOLO :
250 gr beras pulu mandoti
125 ml santan dari 1/2 butir kelapa
1/2 sdt garam halus
Cara :
1. Rendam beras pulu' 2 jam
2. Panaskan kukusan sampai mendidih, kukus ketan selama 15 menit sampai setengah
matang. Angkat.
3. Didihkan santan dan garam. Matikan api.
4. Masukkan beras yg sdh dikukus ke dalam santan. Aduk sampai santan terserap.
5. Kukus selama 25 menit, kukusan jgn ditutup dulu. 5 menit menjelang diangkat baru
kukusannya ditutup.
Cara :
1. Haluskan bawang dan cabe. Tumis bersama serei sampai harum.
2. Tambahkan air asam jawa secukupnya, kira2 5 sdm.
3. Masukkan kelapa parut dan garam. Aduk sampai rata.
4. Tambahkan gula merah cair. Tes rasa.
5. Masak sambil terus diaduk sampai agak kering.
Nasu cemba adalah masakan yang sangat populer bagi masyarakat Massenrempulu
bahkan bagi orang-orang dari luar massenrempulu yang pernah mencoba jenis makanan ini.
Nasu Cemba terbuat dari daging yang dimasak berkuah dengan menggunakan bahan yang
khas yaitu daun cemba.Di samping ada gambar daun cemba(sejenis tanaman petai tapi cemba
ini batang dan tangkai-tangkainya berduri).
Bagi anda yang pernah mencobanya dan masih ingin merasakakan nikmatnya masakan ini
tapi sangat sulit untuk mendapatkannya, mungkin karena jauh dari daerah asal atau sekedar
ingin mencoba memasak sendiri
Bahan :
1 Kg Daging sapi
2 Kg Tulang (biasanya yang paling bagus adalah tulang leher)
Bumbu :
5 siung Bawang putih
8 butir Bawang Merah
6 buah Jahe
2 buah Kemiri
½ sendok makan Merica
½ sendok makan Kunyit
2 sendok makan Kelapa sangrai (dihaluskan sampai mengeluarkan minyak)
Daun Cemba (yang masih muda)
Garam
Penyedap rasa
Cara Memasak :
1. Cuci bersih daging sapi dan tulang kemudian dipotong-potong sesuai dengan keinginan
(biasanya untuk dijual di warung daging diikat pada tulang dengan menggunakan tali rafia
yang kecil).
2. Bawang putih, bawang merah, jahe dan kemiri dihaluskan dan dicampur kemudian ditumis
sampai harum.
3. Masukkan daging sapi yang telah dipotong ke dalam panci dan dimasak
4. Masukkan Bawang putih, bawang merah, jahe dan kemiri yang telah ditumis
5. Tambahkan merica dan kunyit
6. Tambahkan Garam dan penyedap rasa (secukupnya)
7. Masukkan Kelapa sangrai (kelapa sangrai yang telah dihaluskan sampai mengeluarkan
minyak) 2 sendok makan.
8. Tambahkan daun cemba sekitar segenggam
9. Masak sekitar 2-3 jam kemudian siap dihidangkan
Cara membuat :
1. Batang pisang yang telah dikupas sampai ditemukan intinya yang berwarna putih dengan
tekstur agak lembut, kemudian diiris tipis-tipis
2. Kelapa muda diparut
3. Semua bumbu dihaluskan dan dicampurkan dengan irisan batang pisang tadi kemudian
diremas-remas sampai tercampur merata kecuali jahe dan lengkuas cukup tumbuk saja.
4. Kemudian ditambahkan air dan dimasak dengan ayam atau koteng.
5. Masak sekitar 1 – 2 jam tergantung ayam yang digunakan (ayam tua atau yang masih
muda), kalau menggunakan koteng cukup 1 jam.
4.Camme Tu'tuk asal Enrekang,Sul-Sel
Sayur ini terbuat dari bahan dasar daun singkong yang ditumbuk, lalu dimasak bersama
rempah-rempah semisal serai, sedikit santan, dll. terkadang pula dicampur irisan jantung
pisang atau dengan yang lainnya, tergantung selera, kebiasaan, dan atau ketersedian bahan.
Sebenarnya jenis masakan ini juga dikenal didaerah lain, tentunya dengan nama yang lain
pula. Dalam bahasa duri (salah satu suku di enrekang) Camme artinya sayur matang (siap
saji), tu'tuk artinya tumbuk. Jadi camme tu'tuk adalah sayur tumbuk, tapi istilah camme tu'tuk
hanya mengarah pada daun ubi/ singkong yang ditumbuk. Sajian Camme tu'tuk akan sangat
terasa nikmat jika disajikan bersama nande kandoa (nasi dengan campuran singkong yang
ditara/dicincang kira-kira sebesar biji jagung).
Bagi masyarkat duri sajian Camme Tu'tuk-Nande Kandoa adalah sajian yang istimewa,
karena sangat jarang ditemukan. Masakan ini tidak akan di dapatkan di warung-
warung apalagi rumah makan.
Bahan-bahan
1. DANGKE
Dangke adalah makanan tradisional yang berasal dari Kabupaten Enrekang, Sulawesi
Selatan, Indonesia. Dangke terbuat dari fermentasisusu kerbau yang diolah secara tradisional.
Dangke memiliki tekstur seperti tahu dan memiliki rasa yang mirip dengan keju. Dangke juga
terkenal memiliki kandungan protein betakaroten yang cukup tinggi.
Dangke dibuat dengan merebus campuran susu kerbau, garam, dan sedikit getah buah pepaya.
Hasil rebusan tersebut kemudian disaring, dibuang airnya, dan kemudian dicetak sesuai
bentuk yang diinginkan. Dangke dapat langsung disajikan atau diolah lagi menjadi variasi
makanan lain seperti dangke bakar dan sejenisnya. Dangke dibuat dengan cara menambahkan
getah pepaya pada susu sapi. Getah pepaya mengandung enzim papain yang berfungsi
memisahkan protein dengan air.
Cara membuatnya:
MAKANAN POKOK
1. Kririk
Mirip dengan makanan Pokon, yang membedakannya yaitu daun yang dipakai untuk
membungkusnya yaitu daun aren yang masih muda. Makanan kririk juga biasa disuguhkan
dalam upacara pengucapan syukur selesai panen.
2. POKON
Pokon adalah salah satu panganan tradisional khas toraja yang disajikan pada acara-acara
syukuran atau ibadah. Pokon memiliki bentuk yang hampir sama dengan lontong, yang
membedakan adalah bahan, ukuran dan bungkusnya. Makanan ini terbuat dari beras ketan
biasaya ketan hitam yang dicampur dengan kelapa parut lalu dibungkus dengan menggunakan
daun bambu. Pokon biasanya disajikan dengan kopi dan teh, hingga saat ini belum ditemukan
pokon yang dijual.
3. PA'PIONG
Makanan ini adalah makan yang dimasak dengan mengunakan bambu biasa menggunakan
sayur bulunangko (mayana) dan bisa juga menggunakan Burak ( pohon pisang ) yang masih
muda. Pa'piong dibagi dalam beberapa macam sesuai dengan bahan baku pembuatannya.
Pa'piong Bale
Pa'piong bale adalah ikan yang dimasak didalam bambu dengan dicampurkan dengan bumbu-
bumbu tertentu. Ikan yang biasanya digunakan adalah ikan mas yang dicampur dengan
daunbulunangko (mayana).
4. Palopo
palopo merupakan makanan khas toraja yang bahan dasarnya yaitu tepung sagu yang disiram
dengan air panas. lalu dibentuk bulat-bulat dan dimasukan ke dalam kuah ikan atau daging,
dan sayuran.
Lauk khas toraja
Pantollo Ledong yaitu makanan yang terbuat dari bahan dasar belut. Kemudian diolah dan
dimasak seperti halnya rawon dan dicampur dengan menggunakan bumbu dan rempah-
rempah khas Toraja. Makanan ini biasanya dihidangkan dalam acara khusus seperti acara-
acara adat masyarakat Toraja
4. Pokon
Makanan ini sejenis panganan yang khas dari Toraja. Makanan yang berbahan dasar santan
kelapa, kemudian beras yang dicampur dengan santan lalu dibungkus dan direbus hingga
matang. Makanan ini biasa disajikan saat acara syukuran.
5. Kririk
Mirip dengan makanan Pokon, yang membedakannya yaitu daun yang dipakai untuk
membungkusnya yaitu daun aren yang masih muda. Makanan kririk juga biasa disuguhkan
dalam upacara pengucapan syukur selesai panen.
7. Tu’tuk utan
Tu’tuk dalam bahasa Indonesia yaitu tumbuk, sedangkan utan yaitu sayur. Cara
pembuatannya yaitu dengan cara daun singkong (utan) yang ditumbuk halus kemudian
dimasak dengan daging yang dipotong kecil-kecil dan ditambahkan parutan kelapa dan cabe
rawit atau
9. Pangrarang (Sate)
Makanan yaitu makanan sate khas toraja. Bedanya dengan sate hanya pada bumbunya. Di
Toraja makanan ini hanya diberi sedikit garam saja kemudian dibakar di atas bara. Setelah
matang, sate dimakan dengan cabe ulek diberikan sedikit perasan jeruk nipis.
. PA'TONG atau RW
Pa'tong, Tarki atau RW sebenarnya makanan yang ada dibeberapa daerah di indonesia dengan
nama berbeda yang terbuat daging anjing yang diolah dengan menggunakan berbagai macam
bumbu dan rempah. Yang membedakan masakan Pa'tong adalah cara pengolahan dan bumbu-
bumbu yang digunakan. Pa'tong terkenal dengan rasa pedasnya yang luar biasa karena
menggunakan cabe rawit dan lengkuas sebagai bumbu utama. Makanan ini hanya bisa
ditemukan di tempat-tempat tertentu dan bisa dibilang harganya lumayan mahal untuk
wilayah diluar toraja. Meskipun ini makanan yang spesial bagi orang toraja nyatanya tidak
semua orang toraja makan makanan ini entah karena berbagai macam alasan.
PINRANG
MAKANAN POKOK
7. Gogoso
gogoso adalah salah satu makanan khas orang bugis makassar yang begitu disukai di sulawesi
selatan saat lebaran. gogoso ini terbuat dari beras ketan yang di bakar dalam bungkusan daun
pisang, umumnya dihidangkan bersama dengan telur asin.
Gogoso yaitu salah satu makanan khas orang bugis Pinrang yang begitu disukai di Sulawesi
Selatan saat lebaran, selain ketupat lebaran. Gogoso juga ikut meramaikan bersama dengan
bermacam masakan lainya pada hari-hari biasa. Gogoso ini terbuat dari beras ketan yang di
bakar dalam bungkusan daun pisang, umumnya di hidangkan bersama dengan telur asin
Bahan :
Pembungkus : daun pisang muda secukupnya(untuk dalaman)/ daun pisang setengah tua
(untuk luaran), tusuk gigi.
Cara membuat :
1. Ketan rendam selama 2 jam, cuci bersih, tiriskan dan kukus selama 15 menit, angkat.
2. Rebus santan bersama daun salam, serai dan garam, masukkan ketan yang telah dikukus
dan aroni hingga seluruh santan dihisap oleh ketan, biarkan hingga setengah matang, angkat.
3. bungkus adonan ketan dengan daun pisang muda jangan lupa masukkan isian abonya.
kemudaian isi lagi dengan daun pisang yang agak tua bungkus menyerupai permen. dan
ujungnya tusuk dengan tusuk gigi.
4. panggang diatas bara api hingga matang. Angkat dan dinginkan.
BURASA’
makanan khas bugis pinrang ini sering kita temui di hari-hari besar terutama saat lebaran,
buras atau burasa’ ini dibuat dengan dibungkus daun pisang dan diikat dan direbus hingga
matang.
Bahan-bahan
- 1 liter santan
- 1 sdt garam
2. campurkan dengan santan, garam serta daun salam. Aduk sampai semua bahan tercampur
rata.
4. siapkan daun pisang, ambil nasi buras letakkan diatas daun pisang lalu dibungkus, diikat
pakai tali 3-4 ikatan. Kerjakan hingga selesai.
Untuk daerah Sulawesi Selatan tepatnya kabupaten Pinrang maka nasu palekko adalah salah
satu yang paling digemari. Masakan ini digemari karena sensasi rasa pedasnya yang
menggigit. Belum lagi sensasi rasa itik yang memiliki rasa gurih dan berbeda dari daging
ayam. Karena itulah masakan ini pasti akan sangat pas dijadikan pilihan bagi pecinta masakan
pedas.. Mari kita simak resep masakan nasu palekko pedas khas pinrang di bawah ini.
1. itik atau potong kecil-kecil, sedangan kulit nya jangan dibuang.ia bisa ditumis dan kulitnya itu
bisa mengeluarkan minyak yang bisa dipakai untuk menumis bumbunya. Baiknya kulit ini
setelah digoreng dengan menggunakan lemaknya sendiri ditiriskan, kemudian sisa minyaknya
dipakai untuk bumbu.
2. Bumbu seperti bawang merah, merica, garam, cabai merah dihaluskan, sebenarnya lebih enak
tidak pakai bawang putih sebab menimbulkan bau yang kurang enak tapi jika mau bisa juga
dimasukkan kedalamnya.
3. Asam jawa di hancurkan dengan sedikti air, kemudian itik di campur dengannya. Asam ini
berfungsi sebagai penghilang bau amis juga sebagai pemberi rasa asam pada itik.
4. Tumis bumbu sebentar dengan minyak dari lemak yang dihasilkan kulit itik, kemudian
masukkan itik yang telah bercampur dengan cuka didalamnya.
5. Tambahkan air, aduk sampai rata. Jangan lupa, tambahkan cabe Kemudian masak hingga
bumbunya meresap.
6. Tiriskan dan hidangkan dengan nasi
LUWU
PUGALU
Pugalu atau yang terkenal dengan nama kapurung adalah makanan tradisional Luwu berbahan
dasar sagu yang paling populer sebagai kuliner khas Palopo. Saat bulan Ramadhan, kapurung
ini merupakan salah satu menu buka puasa yang hampir setiap hari disajikan oleh mamak
Makanan ini mengenyangkan dan kaya akan gizi karena mengandung karbohidrat, protein dan
sayur-sayuran. Bisa menggunakan kerang, ikan, ayam atau daging merah untuk proteinnya,
sedangkan untuk sayurannya bisa beragam misalnya kacang panjang, jagung manis, jantung
pisang, terong, katuk, kangkung, bayam, dan sayuran hijau lainnya. Perasan jeruk nipis dan
sambal merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari semangkok kapurung. Umumnya
kapurung disajikan bersama dange atau lawa’
Bahan:
100 g Ayam ukuran 13-16 (Tergantung pada si pembuat, apakah ingin ayamnya banyak atau
tidak)
200 g tepung sagu
8 mata asam patikala
Campuran sayur
kacang panjang
Daun Kacang
terong
jantung pisang
Jagung
dan lain-lain (tergantung selera pembuat)
Bumbu, haluskan:
1 ujung kelingking(1/2 sdt) terasi
Banyaknya Cabai Rawit tergantung selerah si pembuat, jika tidak suka pedas tidak ada cabai
merah tidak apa
1 sdm garam
1 sdm penyedap rasa
2 butir bawang merah
2 butir Jeruk Nipis
Cara Membuat:
2. Lawak
Lawak merupakan makanan khas yang terbuat dari bahan utama sayur pakis yang disiram air
panas, kelapa parut goreng, lombok, dan ikan teri. Semua bahan tersebut dicampur menjadi 1
sehingga semuanya tercampur rata dan menghasilkan rasa yang unik. Biasanya lawak
dikonsumsi bersama dengan dange.
4. Pacco
Pacco adalah nama kuliner khas Kota Palopo yang dibuat dari ikan mentah layaknya makanan
jepang, jenis ikan yang digunakan biasanya adalah jenis ikan tembang. Proses pembuatannya
yaitu ikan dipisahkan dari tulang dan kepalanya sehingga hanya tersisa dagingnya saja.
Kemudian potong kecil – kecil sesuai selera. Berikan air perasan jeruk nipis agar ikan mask.
Tambahkan sedikit asam patikala untuk menghilangkan bau amis dari ikan. Lengkapi dengan
lombok dan sedikit kacang yang telah dihaluskan. Menikmati pacco paling pas bersama
dengan beberapa lembar dange.
4.PARADE
Palopo di Sulawesi juga mempunyai sajian istimewa seperti itu dengan nama parede. Bila
dilihat sepintas, parede sangat mirip dengan masakan palumara yang populer di Sulawesi
Selatan. Tetapi, masing-masing memiliki karakter khas yang membuatnya tetap unik. Parede
maupun palumara pun sama-sama memakai protein ikan laut, seperti: ikan bandeng, kakap,
lamuru, dan sebagainya. Karena kakap dan lamuru sering berukuran besar, kepala ikan dari
kedua jenis ini juga populer untuk ditampilkan di meja makan sebagai parede. Bila ikannya
sangat segar, rasa kuah yang dihasilkannya pun sangat segar dengan hint tipis rasa manis
alamiah dari protein hewani laut.
Keistimewaan parede adalah pada kuah bening berwarna kuning-pucat dengan rasa asam-
pedas yang seimbang. Rasa asamnya mempunyai spektrum yang khas karena pemakaian asam
patikala dan parutan atau rajangan tipis mangga muda. Asam patikala juga "bertanggung
jawab" atas aroma harum memukau yang menguar dari masakan ini. Seluruh pancaindra kita
bekerja untuk meng-apresiasi hidangan sederhana ini.
Asam patikala adalah buah kecombrang atau honje yang selain memberikan rasa asam yang
khas, juga menciptakan aroma harum yang sangat indah. Beberapa komunitas di Jawa Tengah
dan Jawa Barat memakai asam kecombrang ini untuk membuat sayur asam. Di Bali pun jenis
asam ini banyak dipakai dalam masakan tradisional. Tetapi, yang paling banyak memakainya
mungkin justru orang Sumatra Utara. Masakan Melayu Deli, Batak Karo, Mandailing, dan
lain-lain, banyak sekali memakai bahan ini. Di sana disebut sebagai asam cekala, asam cikala,
atau asam tikala.
Parede dari Palopo tidak akan sama rasanya bila dimasak dengan asam jenis lain. Penggunaan
asam patikala adalah "syarat mati" dalam menyajikan parede. Ini berbeda dengan kuah asam
di Ambon, misalnya, yang bisa memakai tomi-tomi, asam mawe, bahkan lemon cui untuk
menghasilkan rasa asam.
Justru karena cara memasak parede yang sangat sederhana, dan bumbu-bumbunya pun sangat
minimalis, keahlian si pemasak menjadi tantangan utama. Bila tidak tepat cara memasak
maupun perbandingan bumbu-bumbu yang dipakai, hambarlah citarasa sajian ini. Bayangkan,
hanya dengan cabe rawit dan asam patikala saja sudah mampu tercuatkan citarasa yang
sedemikian elok.
SIDRAP
Nasu Palekko merupakan makanan khas Sidrap Sulawesi selatan, dengan rasa pedas yang cukup
membuat Anda berkeringat. jika Anda ingin membuatnya dirumah Anda berikut saya sajikan resepnya.
Cara Buat :
Cincang itik atau potong kecil-kecil, kulit jangan dibuang. Nantinya bisa Anda tumis dan kulit tersebut
nantinya mengeluarkan minyak dan bisa digunakan untuk tumisan
Bumbu seperti bawang merah, merica, garam, cabai merah dihaluskan bersama. Anda bisa
menggunakan bawang putih tapi dia bisa menimbulkan bau yang tidak sedap. Ini bisa jadi pertimbangan
jika menggunakannya.
Asam jawa dihancurkan dengan sedikit air, kemudian itik dimasukkan. Ini berfungsi untuk
menghilangkan bau amis pada itik dan pemberi rasa asam pada itik
Tumis bumbu sebentar dengan minyak dari lemak yang dihasilkan dari kulit itik tadi, kemudian
masukkan itik yang teah tercampur dengan cuka didalamnya
Tambahkan air, aduk sampai rata. Jangan lupa tambahkan cabe, sebanyak-banyaknya sampai Anda tak
bisa memakannya… hahaha…
Masak hingga bumbunya meresap dan mengering
Titiskan dan siap untuk dihidangkan dengan nasi hangat
2. "Belibis Goreng" atau dalam istilah Bugisnya "Cawiwi". Belibis adalah kelompok unggas
sejenis itik, orang sidrap di sulawesi selatan menyebutnya dengan istilah cawiwi. jenis
unggas ini sering dijadikan makanan khas yang mencirikan masyarakat sidrap.Selain
dijadikan palekko cawiwi kadan ungags ini dikenal dengan cawiwi bette atau cawiwi goreng.
Cawiwi bette atau belibis goreng ini disajikan dengan cobe’- cobe’ Lombok hijau.