Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KASUS

Pembahasan pada bab ini penulis akan menyajikan laporan kasus yaitu asuhan keperawatan jiwa
pada Tn. A dengan isolasi sosial di Ruang Elang Rumah Sakit Khusus Provinsi Kalimantan
Barat, penulis melakukan asuhan keperawatan selama tiga hari dimulai dari tanggal 14 Juni 2012
sampai dengan 16 Juni 2012.
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Pasien bernama Tn. A, umur 28 tahun dan belum menikah, pendidkan terakhir STM, pasien
masuk pada tanggal 1 Juni 2012 dan didiagnosa Skizofrenia Hebefrenik. Penanggung jawab
pasien adalah Tn. F (adik ipar) yang berusia 27 tahun.

2. Alasan Masuk
Berdasarkan catatan rekam medis, pada tanggal 1 Juni 2012 pasien di bawa ke RSK Provinsi
Kalimantan Barat oleh keluarganya dengan alasan 2 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien
marah-marah dan memukul warga setempat hingga menyerang warga menggunakan senapan
angin.

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 14 Juni 2012 pasien mengatakan dibawa
oleh keluarganya ke rumah sakit dengan alasan pasien tidak suka melihat tetangganya yang suka
omong kosong, pasien akan membentak orang tersebut dan akan meninju orang-orang yang suka
omong kosong, sehingga pasien mengisolasi diri dikamar sejak 2 hari sebelum masuk rumah
sakit.

3. Faktor Predisposisi
Faktor penyebab terjadinya gangguan jiwa pada Tn. A adalah kehidupan keluarganya yang
kurang harmonis, membuat pasien sering marah-marah dengan keluarganya, hal ini juga
didukung dengan keadaan dimana pasien tidak suka dengan keluarga maupun tetangga pasien
yang suka bicara omong kosong atau bicara tinggi. Menurut catatan keperawatan pasien
mempunyai riwayat putus cinta ± 8 bulan yang lalu sejak ia pulang dari malaysia, sejak kejadian
itu klien menjadi sensitif serta mudah marah.

Pasien pernah menjadi pelaku dalam kekerasan rumah tangga, pada usia 28 tahun. Pasien
mengatakan kehidupan didalam keluarganya kurang harmonis dan ini yang menyebabkan pasien
sering marah-marah dirumah dan bahkan menyerang ayahnya. Didalam anggota keluarganya
Tn.A, tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, hanya saja adik Tn.A yang
nomor 6 mengalami retardasi mental.
Pasien mengatakan, pengalaman masa lalunya yang tidak menyenangkan terlalu banyak,
sehingga ia tidak ingat lagi dan ia juga tidak mau mengingatnya lagi karena akan menbuat stres,
pada usia ± 20 tahun pasien adalah alkoholik.
Masalah keperawatan: Resiko perilaku kekerasan
Inefektif koping individu

4. Faktor Presipitasi
Sebelumnya pasien pernah mengalami gangguan jiwa. Tiga bulan yang lalu tanggal 29 Februari
2012 pasien berobat ke Rumah Sakit Khusus Kalimantan Barat dengan keluhan sering marah-
marah dan terkadang mengisolasi diri dikamar tidak mau makan dan minum. Saat berada
dirumah, pasien berobat jalan dipraktik dr. Ibnu, dan pasien juga mengatakan saat dirumah sering
malas minum obat. Berdasarkan catatan keperawatan, pasien tidak minum obat secara teratur dan
sering putus obat.
Masalah Keperawatan: Inefektif regimen therapeutik

5. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda - tanda vital : TD = 100/60 mmHg, N = 64 x/mnt, S = 36, 2 °C dan RR = 18 x/mnt.
b. Berat badan 70 kg, tinggi badan 172 cm, berat badan ideal 65 kg.

c. Pemeriksaan Fisik Head to Toe.


1) Kepala, leher
Kepala: Pada saat diinspeksi rambut pasien lurus dan pendek, berwarna hitam, kebersihan baik,
pada saat dipalpasi tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan pada kepala.
Leher: Pada saat diinspeksi tidak terdapat pembesaran vena jugularis, tidak terdapat nyeri
tekan.

2) Mata
Bentuk mata simetris, penglihatan baik, tidak memakai alat bantu penglihatan.

3) Telinga
Bentuk simetris, pendengaran baik dibuktikan Tn. A dapat menjawab pertanyaan perawat,
kebersihan telinga cukup dan Tn. A tidak menggunakan alat bantu pendengaran.

4) Hidung
Hidung Tn. A simetris, fungsi penciuman baik dibuktikan Tn. A dapat mencium wangi sabun,
tidak terdapat polip.

5) Mulut
Bibir Tn. A simetris, gigi Tn. A lengkap dan bersih, mukosa bibir lembab.
6) Integumen
Warna kulit sawo matang, kulit tampak kering, turgor kulit cukup.

7) Dada
a) Rongga Torax
Bentuk dada simetris, respirasi 18x/menit.
b) Abdomen
Saat diispeksi tidak terdapat lesi, tidak terdapat nyeri tekan.
c) Punggung
Tidak terdapat kelainan pada tulang belakang.
d) Ekstremitas
Atas: pergerakan tangan baik, turgor kulit kurang, kulit berwarna sawo matang.
Bawah: pergerakan kaki baik, tidak terdapat odema pada kaki, kebersihan kaki baik.

6. Psikososial
a. Genogram
28

Ket :
= perempuan = meninggal = tinggal serumah
= laki-laki = pasien

Berdasarkan hasil pengkajian, pasien tidak mampu menjelaskan silsilah keturunan secara
keseleruhun, terutama kakek dan nenek pasien, karena pasien kesulitan dalam mengingatnya,
sehingga hanya didapatkan data sebanyak dua generasi (keturunan). Didalam catatan
keperawatan juga tidak terdapat genogram tiga keturunan.

b. Masalah komunikasi, pengambilan keputusan, dan pola asuh


Pasien mengatakan, ia anak ke-5 dari 7 bersaudara, ia hanya tinggal bersama ayah, ibu dan
adiknya yang ketujuh, sedangkan saudaranya yang lain ada yang telah menikah dan bekerja.
Pasien mempunyai pola asuh yang baik, hanya saja pasien mengatakan kehidupan keluarganya
kurang harmonis. Semenjak ia dan keluarga lainnya pisah, dalam hal pengambilan keputusan,
ayah pasien selalu memusyawarahkannya terlebih dahulu.

c. Konsep Diri
1) Citra Tubuh
Pasien mengatakan ia menyukai seluruh tubuhnya, karena pasien menyadari bahwa seluruh
anggota tubuhnya ini telah diciptakan Allah SWT sesempurna mungkin, sehingga ia selalu
bersyukur dengan yang diberikan allah SWT.
2) Identitas Diri
Pasien dapat menyebutkan namanya dan pasien mengatakan bahwa pasien adalah seorang laki-
laki, penampilan Tn. A sesuai dengan identitasnya sebagai seorang laki-laki. Tn. A merasa tidak
puas sebagai seorang laki-laki karena belum menikah. Tn. A bekerja sebagai petani. Pasien anak
kelima dari tujuh bersaudara, pasien tamatan STM.
3) Peran
Pasien berperan sebagai anak yang belum menikah dan bekerja sebagai petani. Dirumah sakit
pasien berperan sebagai pasien yang mentaati praturan rumah sakit
4) Ideal Diri
Pasien berharap cepat sembuh dan berkumpul bersama keluarganya. Dan bisa bekerja lagi untuk
membahagiakan kedua orang tuanya dan ingin segera sembuh agar segera menikah.
5) Harga Diri
Pasien merasa sedih karena ia sekarang sakit, tidak bisa berkumpul dengan keluarganya dan
menyusahkan keluarganya saja.

d. Hubungan Sosial
1) Orang yang berarti
Pasien mengatakan orang yang berarti baginya adalah kakaknya yang nomor empat. Jika ada
masalah pasien kadang menceritakan kepada kakaknya.
2) Peran dalam kegiatan kelompok
Pasien mengatakan malas untuk bersosialisasi dengan tetangganya, karena tetangganya sring
berbicara kosong.
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.
Pasien mengatakan mengatakan malas untuk berhubungan dengan orang lain, selain karena ia
malas ngobrol dengan orang lain, juga karena pasien sering lupa nama orang dan tidak ada
untungnya.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial

e. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan
Pasien beragama Islam, dan pasien percaya dengan adanya Allah SWT. Menurut pasien,
penyakitnya ini merupakan cobaan dari Allah SWT.
2) Kegiatan ibadah
Saat di rumah pasien shalat lima waktu, namun selama dirumah sakit pasien tidak pernah shalat,
karena pasien beranggapan bahwa dirinya ini kotor dan tidak suci untuk melakukan ibadah
shalat.
7. Status Mental
a. Penampilan
Penampilan pasien rapi, pakaian bersih dan diganti setiap hari, serta pasien berpakaian sesuai.
b. Pembicaraan
Pasien berbicara dengan nada yang pelan dan lambat, jelas dan mudah dimengerti. Namun
pasien tidak mampu untuk memulai pembicaraan kepada orang lain.
Masalah Keperawatan: Isolasi sosial

c. Aktivitas motorik
Pasien tampak lesu, malas beraktivitas, pasien lebih sering berdiam diri dan sering
menghabiskan waktunya ditempat tidur.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial

d. Afek dan Emosi


1) Afek pasien tumpul, berespon apabila di berikan stimulus yang kuat.
2) Emosi pasien stabil. Pasien mengatakan saat ini sedih karna tidak pernah lagi dijenguk
keluarganya.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial

e. Interaksi selama wawancara


Selama wawancara kontak mata pasien baik, pasien tampak ragu dalam menjawab pertanyaan
perawat sehingga perawat harus mengulangi beberapa pertanyaan kepada pasien, tingkat
konsentrasi pasien baik, ditandaidengan ketika wawancara, pasien terfokus kepada perawat.
Selain itu pasien tidak memiliki keinginan untuk berinteraksi kecuali perawat yang memulai.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial

f. Persepsi dan sensori


Pasien tidak mengalami gangguan persepsi sensori ilusi dan halusinasi, baik itu halusinasi
pendengaran, penglihatan, perabaan, pengecapan, dan penghidu. Ditandai dengan pasien
mengatakan tidak pernah mendengar, melihat dan merasakan yang aneh-aneh tanpa wujud.

g. Proses pikir (arus dan bentuk pikir)


1) Proses Pikir (arus dan bentuk pikiran)
Saat bicara Tn. A kadang- kadang terdiam dan sulit memulai pembicaraan.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial

2) Isi Pikir
Tn. A tidak mengalami gangguan isi pikir. Isi pikir Tn. A sesuai dengan kenyataan saat
ini. Dibuktikan Tn.A tidak memiliki keinginan yang besar sesuai dengan keadaannya saat
ini.
h. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran pasien bingung. Pasien mengalami gangguan orientasi tempat, terbukti
dengan pasien mengatakan bahwa dirinya berada di rumah sakit Griya Husada. Orientasi
waktu pasien baik di buktikan dengan pasien mengetahui hari dan tanggal.

i. Memori
Pasien mengalami gangguan daya ingat jangka panjang, namun pasien tidak mengalami
gangguan mengingat jangka pendek dan saat ini.
Jangka panjang: Pasien tidak dapat menceritakan kejadian yang terjadi beberapa bulan
yang lalu, terutama saat ia berada dimalysia.
Jangka pendek: Pasien dapat menceritakan kejadian ketika pasien di bawa masuk oleh
keluarganya.
Saat ini: Pasien dapat mengingat nama perawat, serta janji / kontrak yang telah
dibuat.

j. Tingkat konsentrasi dan berhitung


Pasien mampu untuk berkonsentrasi penuh, pasien mampu berhitung sederhana dibuktikan
dengan pasien dapat menyebutkan perhitungan dari 1-10 dan sebaliknya dari 10-1.

k. Kemampuan penilaian
Pasien tidak ada masalah pada kemampuan penilaian, terbukti dengan pada saat diberi pilihan
mau makan setelah mandi atau mandi setelah makan, pasien memilih makan setelah mandi.

l. Daya tilik diri


Pasien mengatakan ia tidak tau sedang sakit apa, ia bertanya-tanya mengapa saya diberi obat
yang efek sampingnya membuat saya mengantuk dan lemah.

8. Kebutuhan Perencanaan Pulang


a. Kemampuan pasien memenuhi kebutuhan
Pasien mampu memenuhi kebutuhan makan dan minum secara mandiri, sedangkan untuk
kebutuhan lainnya seperti keamanan, perawatan kesehatan, pakaian, transportasi, tempat
tinggal, keuangan dan lain-lain belum dapat dipenuhi secara mandiri.

b. Kegiatan hidup sehari – hari (ADL)


1) Perawatan diri
Pasien mengatakan mandi dua kali sehari dengan menggunakan sabun, shampo serta
menggosok gigi sebanyak dua kali sehari. Setelah mandi pasien tidak menyisir rambut
karena sisir tidak ada diruangan.
2) Nutrisi
Pasien makan 3x/hari, pasien tidak dapat menghabiskan 1 porsi yang telah di sediakan
rumah sakit, karena terlalu banyak. Pasien makan menggunakan tangan, dan tempat yang
disediakan, pasien sudah mampu membereskan makan setelah makan.
3) Tidur
Pasien tidur sehari biasanya 6 – 8 jam, tidur siang 1 – 2 jam. Pasien tidur malam mulai dari
jam 21.00 dan bangun jam 05.00 pagi, pasien tidak mengalami kesulitan saat memulai
tidur dan pasien bangun tidur dengan kondisi segar. Pasien belum dapat merapikan tempat
tidurnya sendiri, semua masih di arahkan oleh perawat.

9. Mekanisme Koping
Pasien mengatakan apabila memiliki masalah lebih baik menghindar dari malasah tersebut, dan
jika ada masalah, pasien akan memendam masalahnya itu dan lebih baik menyendiri dan
menghindar dari orang lain.

Masalah keperawatan: Isolasi sosial


Inefektif koping individu

10. Masalah Psikososial dan Lingkungan


Pasien mempunyai masalah dengan lingkungannya, karena jarang berinteraksi dengan orang lain.
Pasien lebih suka menyendiri daripada berkumpul dengan orang lain.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial

11. Pengetahuan Tentang Masalah Kejiwaan


Pasien mengatakan ia tidak tahu ia sakit apa, dan ia juga bingung mengapa ia diberi obat yang
efek sampingnya akan membuat ia menjadi mengantuk dan lemah, pasien juga mengatakan saat
dirumah pernah diberi obat, namun pasien malas untuk meminum obat tersebut karena akan
membuatnya mengantuk.
Masalah keperawatan: Inefektif regimen therapeutik
12. Aspek Medis
Diagnosa medis: F.20.1 Skizofrenia Hebefrenik
Terapi medis: Fluoxetin 1 x 10 mg/hari
Persidal 2 x 1 mg/hari
Trihexipenidil 2 x 2 mg/hari
Clorilex 1 x 25 mg/hari
Vit. B6 1 x 10 mg/hari
Stelazine 2 x 5 mg/hari

13. Daftar Diagnosa Keperawatan


a. Isolasi Sosial
b. Inefektif Regimen Therapeutik
c. Inefektif Koping Individu

B. ANALISA DATA
No Data Masalah Keperawatan
1. Ds: Isolasi Sosial
- Pasien mengatakan malas untuk berinteraksi dengan pasien
lain karena tidak ada untungnya.
- Pasien mengatakan selama dirumah sakit, tidak ada satupun
yang pasien kenal.
Do:
- Pasien tampak sering menyendiri dari teman-temannya.
- Pasien tampak tidak berinteraksi dengan orang lain.
- Pasien tidak mampu memulai pembicaraan
- Pasien banyak diam, pasien tidak mau mengikuti kegiatan
- Pasien tampak lesu, afek tumpul
- Pasien malas beraktivitas
2. Ds: Inefektif Regimen Therapeutik
- Pasien mengatakan pernah masuk rumah sakit ini, tapi lupa
kapan waktunya.
- Pasien mengatakan saat dirumah malas minum obat.

Do:
- Dari catatan keperawatan, pasien berobat jalan di dr. Ibnu
dan mengalami perubahan, namun tidak minum obat secara
teratur dan sering putus obat.
- Pasien pernah masuk rumah sakit khusus ini pada tanggal
29 Februari 2012 dan pulang pada tanggal 09 April 2012
3. Ds: Inefektif Koping Individu
- Pasien mengatakan ia punya banyak masalah masa lalu
yang malas untuk diceritakan karena akan membuat stres
- Pasien mengatakan lebih baik menghindari masalah
- Pasien mengatakan akan memendam masalahnya tersebut
dan lebih baik menyendiri dan menghindar dari orang lain
Do:
- Menurut catatan keperawatan, pasien mempunyai riwayat
putus cinta ± 8 bulan sejak ia pulang dari malaysia, sejak
kejadian itu klien menjadi sensitif serta mudah marah.
4. Ds: Resiko Perilaku Kekerasan
- Pasien mengatakan dibawa oleh keluarganya ke rumah
sakit karena tidak suka melihat tetangga yang suka omong
kosong, pasien akan membentak orang tersebut dan akan
meninjunya.
- Pasien mengatakan kehidupan didalam keluarganya kurang
harmonis dan ini yang menyebabkan pasien sering marah-
marah dirumah dan bahkan menyerang ayahnya
Do:
- Berdasarkan catatan rekam medis, pada tanggal 1 Juni
2012 pasien dibawa ke RSK Provinsi Kalimantan Barat
oleh keluarganya dengan alasan 2 hari sebelum masuk
rumah sakit, pasien marah-marah dan memukul warga
setempat hingga menyerang warga menggunakan senapan
angin.
- Pasien pernah menjadi pelaku dalam kekerasan rumah
tangga, pada usia 28 tahun.

C. POHON MASALAH DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Pohon Masalah
Isolasi Sosial
Core Problem
Inefektif Koping Individu
Inefektif Regimen Therapeutik
Resiko Perilaku Kekerasan
2. Diagnosa Keperawatan
a. Isolasi Sosial
b. Inefektif Regimen Therapeutik
c. Inefektif Koping Individu
d. Resiko Perilaku Kekerasan

D. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa PERENCANAAN
Dx Keperawatan TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI
1. Isolasi sosial Pasien mampu : Setelah 3 X pertemuan pasien SP 1 Pasien
1. Menyadari penyebab mampu : 1. Identifikasi penyebab
isolasi 1. Membina hubungan saling a. Siapa yang satu rumah dengan pasien?
2. Berinteraksi dengan percaya b. Siapa yang dekat dengan pasien? apa sebabnya?
orang lain. 2. Menyadari penyebab isolasi c. Siapa yang tidak dekat dengan pasien dan apa
social, keuntungan dan sebabnya?
kerugian berinteraksi dengan 2. Tanyakan keuntungan dan kerugian berinteraksi
orang lain. dengan orang lain.
3. Melakukan interaksi dengana. Tanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan
orang lain secara bertahap. berinteraksi dengan orang lain.
b. Tanyakan apa yang menyebabkan pasien tidak
ingin berinteraksi dengan orang lain.
c. Diskusikan keuntungan bila pasien memiliki
banyak teman dan bergaul akrab dengan orang
lain.
d. Diskusikan kerugian bila pasien hanya
mengurung diri dan tidak bergaul dengan orang
lain.
e. Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap
kesehatan fisik pasien.
3. Latih berkenalan
a. Jelaskan kepada Pasien cara berinteraksi
dengan orang lain.
b. Berikan contoh cara berinteraksi dengan orang
lain.
c. Berikan kesempatan pasien mempraktikan cara
berinteraksi dengan orang lain yang dilakukan
di hadapan perawat.

SP 2 Pasien
1. Evaluasi Sp 1
2. Latih berhubungan sosial secara bertahap
3. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien.

SP 3 Pasien
1. Evaluasi Sp 1 dan 2
2. Latih cara berkenalan dengan 2 orang atau
lebih
3. Masukkan jadwal kegiatan pasien.
3.
Setelah tindakan Setelah 3 X pertemuan, SP 1 Keluarga
keperawatan, keluarga mampu: 1. Diskusikan masalah yang dialami keluarga
keluarga dapat
1. Menjelaskan masalah dalam merawat pasien
merawat pasien keluarga dalam merawat
2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi
isolasi sosial. pasien isolasi sosial sosial yang dialami pasien beserta proses
2. Menegerti penyebab isolasi terjadinya
sosial 3. Jelaskan cara-cara merawat pasien isolasi sosial
3. Memperagakan cara merawat
pasien isolasi sosial SP 2 Keluarga
4. Mempraktikan cara merawat 1. Latih keluarga mempraktikan cara merawat
pasien isolai sosial pasien dengan isolasi sosial
5. Menyusun perencanaan
2. Latih keluarga melakukan cara merawat
pulang bersama keluarga langsung pada pasien isolasi sosial

SP 3 Keluarga
1. Bantu keluarga membuat jadwal aktivitas
dirumah termasuk minum obat (perencanaan
pulang)
2. Jelaskan tindakan tindak lanjut pasien setelah
pulang

E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari,Tanggal & Diagnosa


Implementasi Evaluasi Paraf
waktu Keperawatan
Kamis Isolasi Sosial Pertemuan ke-1 SP 1 Isolasi Sp 1 Isolasi Sosial, Pukul 13.00
14 Jun 2012 Sosial. S:
1. Membina hubungan saling- Pasien mengatakan namanya Abdul Jalil dan
percaya senang dipanggil Pak Abdul.
2. Mengidentifikasi penyebab- Pasien mengatakan malas berinteraksi dengan
isos pasien lain karena tidak ada untungnya.
3. Berdiskusi dengan pasien- Pasien mengatakan selama dirumah sakit tidak
tentang keuntungan ada satupun orang yang Pasien kenal
berinteraksi dengan orang lain- Pasien mengatakan jika banyak teman bisa
dan kerugian tidak berinteraksi menambah wawasan
dengan orang lain. - Pasien mengatakan jika tidak ada teman merasa
4. Mengajarkan cara berkenalan kesepian
dengan orang lain. - Pasien mengatakan perasaan Pasien setelah
belajar cara berkenalan senang dan menambah
ilmu.
O:
- Pasien tampak menyendiri
- Pasien tampak tidak berinteraksi dengan orang
lain
- Pasien tidak mampu memulai pembicaraan
- Afek Pasien tumpul
- Pasien mempraktikan cara berkenalan.
A: SP1 Isolasi Sosial teratasi
- Pasien mampu menyadari penyebab Isolasi
Sosial
- Pasien mampu menjelaskan keuntungan dan
kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
- Pasien mampu mempraktikan cara berkenalan
dengan perawat.
P:
PP : Evaluasi SP1 Isolasi Sosial, jika berhasil lanjut
SP2 Isolasi Sosial
PK : latihan cara berkenalan dan masukan kedalam
jadwal harian pasien
Jum’at Isolasi Sosial Pertemuan ke-2 SP 2 Isolasi Sp 2 Isolasi Sosial, Pukul 09.00
15 Jun 2012 Sosial. S:
1. Mengevaluasi Sp 1 - Pasien mengatakan cara-cara berkenalan itu
2. Melatih berhubungan sosial tahap-tahapnya: jabatkan tangan, perkenalkan
secara bertahap diri, nama lengkap, nama panggilan, alamt dan
3. Memasukkan kedalam jadwal hobby.
kegiatan pasien. - Pasien mengatakan nama saya Abdul Jalil
senang dipanggil Jalil alamat saya dari Kubu
Raya hobby saya berolahraga dan memancing
- Pasien mengatakan senang bisa berkenalan
dengan suster E
- Pasien mengatakan terasa lega sudah bisa
berkenalan.
- Pasien mengatakan ingin berkenalan 1X saja
pada jam 12 siang.
O:
- Pasien tampak berkenalan dengan suster E
- Pasien bersama perawat menyusun jadwal
harian pasien
- Pasien tampak berkenalan dengan Tn. I
dikamarnya
- Pasien masih ingat dengan SP 1 Isolasi sosial
A: SP2 Isolasi Sosial teratasi
- Pasien mampu menjelaskan kembali cara
berkenalan dengan orang lain
- Psien mampu berkenalan dengan orang
pertama.
P:
PP : evaluasi SP 1, SP 2 Isolasi sosial, jika berhasil
lanjut SP 3
PK: praktikkan cara berkenalan dengan perawat /
pasien lain dan masukkan kedalam jadwal
harian pasien.
Sabtu Isolasi Sosial Pertemuan ke-3 SP 3 Isolasi Sp 3 Isolasi Sosial, Pukul 09.00
16 Jun 2012 Sosial. S:
1. Mengevaluasi Sp 1 dan 2 - Pasien mengatakan sudah berkenalan dengan 2
2. Melatih cara berkenalan orang yaitu Amsyah dan Irhas.
dengan 2 orang atau lebih - Pasien mengatakan cara berkenalan itu
3. Memasukkan kedalam jadwal pertama-tama jabatkan tangan, perkenalkan diri,
kegiatan pasien. alamat dan hobby, setelah itu baru tanyakan
kembali
- Pasien mengatakan kemarin berkenalan dengan
suster E
- Pasien mengatakan perasaan hari ini senang
sudah banyak teman
- Pasien mengatakan senang bisa berkenalan
dengan Rahmat Ramadhan.
- Pasien mengatakan ingin latihan berkenalan 2X
jam 09.00 pagi dan jam 12.00 siang.
O:
- Pasien tampak berkenalan dengan Tn. R
- Pasien tampak sedang berbicara dengan Tn. R
didalam kamar
- Pasien bersama perawat menyusun jadwal
harian pasien
- Pasien tampak ceria setelah berkenalan dengan
Tn. R
A : SP 3 Isolasi Sosial teratasi
- Pasien mampu menjelaskan kembali cara-cara
berkenalan
- Pasien mampu berkenalan dengan orang kedua
P:
PP : evaluasi SP 1, SP 2, dan SP 3 Isolasi Sosial, jika
berhasil lanjut intervensi selanjutnya
PK: terus berkenalan dan berbincang-bincang dengan
pasien / perawat lain diruangan dan masukan
kedalam jadwal harian pasien.

Anda mungkin juga menyukai