Makalah Tuna Netra
Makalah Tuna Netra
DISUSUN OLEH:
KELAS C
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah
ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin kami tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat
dengan tuna netra yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini memuat tentang “Tuna Netra” yaitu
pendidikan, terapi, serta dampak bagi anak penderita tuna netra. Walaupun makalah
ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi
pembaca. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah
Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus yang telah membimbing penyusun agar dapat
mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.Walaupun makalah ini
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(totally blind). Hal ini dapat terjadi sebelum lahir, saat lahir dan setelah lahir.
anak dalam kandungan. Penyebab ketunatetraan pada masa sejak atau setelah
kelahiran (post-natal) diantaranya kerusakan pada mata atau syaraf mata pada
Setiap tunanetra dituntut untuk dapat hidup mandiri. Mandiri di sini berarti ia
bisa mengurus segala keperluan dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain.
Mereka harus dapat hidup mandiri supaya mereka dapat bersosialisasi dan
layak.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan penulis rumuskan pada makalah ini sesuai
dengan yang sudah penulis paparkan pada latar belakang di atas, yaitu:
tuna netra?
d. Apa saja pendidikan dan terapi yang diberikan untuk anak tuna netra?
e. Apa saja dampak bagi orang tua dan anak tuna netra?
C. Tujuan
c. Untuk mengetahui faktor perkembangan fisik, kognitif, dan emosi pada anak
tuna netra.
d. Untuk mengetahui seperti apa pendidikan dan terapi yang diberikan untuk
e. Untuk mengetahui dampak bagi orang tua dan anak tuna netra.
BAB II
PEMBAHASAN
kondisi berikut :
a. Ketajaman penglihatannya kurang dari ketajaman yang dimiliki orang
awas.
penglihatan.
patokan apakah seorang anak termasuk tunanetra atau tidak ialah berdasarkan
dapat digunakan suatu tes yang dikenal sebagai Snellen Card. Secara
a. Tunanetra sebelum dan sejak lahir; yakni mereka yang sama sekali tidak
b. Tunanetra setelah lahir atau pada usia kecil; mereka telah memiliki kesan-
kesan serta pengalaman visual tetapi belum kuat dan mudah terlupakan.
c. Tunanetra pada usia sekolah atau pada masa remaja; mereka telah
d. Tunanetra pada usia dewasa; pada umumnya mereka yang dengan segala
e. Tunanetra dalam usia lanjut; sebagian besar sudah sulit mengikuti latihan-
c. Tunanetra berat (totally blind); yakni mereka yang sama sekali tidak dapat
melihat.
itu sendiri (intern), yakni sifat genetik yang di bawa individu akibat
atau kecacatan tertentu. Biasanya gen ini tidak tampak (resesif), namun
apabila gen-gen ini (gen pembawa sifat kelainan) tercampur dengan gen
yang sehat dan dominan, maka gen pembawa sifat penyakit yang ada
akan menjadi tampak. Begitupula dengan perkawinan antar atau salah
genetiknya.
Faktor eksternal merupakan faktor yang datang dari luar individu itu
secara klinis. Jika seorang ibu terkena rubella pada usia kehamilan 3
pada janin dan merusak jaringan pada mata, telinga, atau organ lainnya
b. Glaukoma
Glaukoma merupakan suatu kondisi dimana terjadi tekanan yang
berlebihan pada bola mata. Hal ini terjadi karena struktur bola mata
c. Retinopati diabetes
d. Retinoblastoma
dan sering ditemukan pada anak-anak. Gejala yang dapat dicurigai dari
e. Kekurangan vitamin A
bulbi yang terdapat pada celah kelopak mata, disertai pengerasan dan
penebalan pada epitel. Pada saat mata bergerak akan tampak lipatan
ketunanetraan.
Zat kimia seperti etanol dan aseton apabila mengenai kornea akan
mengakibatkan kering dan terasa sakit. Asam sulfat dan asam tannat
g. Kecelakaan
meskipun ada hal semacam operasi mata, namun ini sering kali sulit untuk
berhasil karena adanya penolakan dari tubuh. Oleh karena itu, hal yang dapat
yang sekiranya dapat dihindari seperti menjaga untuk memberi suplai makanan
persilangan gen dengan tidak mengawini saudara yang dekat, serta menjaga
tunanetra pada bulan-bulan awal tidak berbeda dengan anak awas (Scholl,
motorik anak tunanetra tampak berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya
lingkungan.
fungsi psikis (kognitif, afektif, dan konatif), serta kesempatan yang diberikan
kematangan sama dengan anak awas pada umumnya, tetapi karena fungsi
tunanetra.
tunanetra, yaitu: Bagi anak awas, mungkin sangat mudah melakukan sesuatu
aktivitas motorik. Namun bagi anak tunanetra, hal ini adalah masalah besar.
Anak hanya akan tahu segala hal hanya dengan dideteksi oleh tangan, kaki
motorik anak tunanetra, yaitu: Perkembangan perilaku motorik yang baik juga
harus dikuasai oleh individu pada masa bayi atau awal masa kanak-kanak,
yaitu berjalan, dan memegang benda. Kedua macam perilaku psikomotorik ini
akan menjadi dasar bagi keterampilan motorik yang lebih kompleks, seperti
dasar seperti berjalan dan memegang benda ini bukanlah pekerjaan yang
penglihatan.
dan seterusnya namun hanya saja faktor kecepatannya yang berbeda akibat
dewasa).
a. Koordinasi Tangan
b. Koordinasi Badan
sampai dewasa.
2. Tahap Berjalan
dengan anak awas. Ia akan berjalan pada usia yang lebih tua dari usia anak
awas. Hal tersebut, terjadi karena kurangnya motivasi atau pendorong baik
tidak tahu persis apa yang ada dan terjadi didepannya. Ia tidak mampu
mengidentifikasi melalui indra penglihatannya segala objek atau peristiwa
orang lain sehingga ia tidak mampu pula dalam meniruka sesuatu gerakan
anak tunanetra. Sikap over protection, tak acuh, serta salah pengertian
penghubung kualitas hidup melalui sarana bantu atletik lari dengan sistem
keseimbangan/vestabula.”
informasi yang datang dari luar dirinya. Anak tunanetra memiliki keterbatasan
indera penglihatan.
terhadap rangsang atau informasi dari luar tubuh menjadi tidak utuh.
pengertian, ingatan, dan pemahaman yang bersifat visual terhadap objek yang
diamati.
hanya berdasar kepada suara atau bahasa lisan. Karena kurangnya stimulus
visual maka perkembangan bahasa anak menjadi lebih tertinggal
kosakata terbagi dua, yaitu kata-kata yang berarti bagi dirinya berdasarkan
definitif.
Kesulitan besar akan terjadi dan sangat mungkin dihadapi anak apabila
dapat diamati melalui indera penglihatan tetapi tidak dengan indera lainnya.
kurang dari 80, kemudian 37,5% dengan IQ di atas 120, dan 50% dengan IQ
di antara 80-120.
tunanetra dalam proses belajar. Pada awal masa kanak-kanak, anak tunanetra
emosinya, namun hali ini dirasakan kurang efisien karena anak tidak dapat
Masalah lain yang timbul pada masa perkembangan emosi anak tunanetra
yaitu emosi yang negatif dan berlebihan. Semua ini berpangkal pada
yang negatif dan berlebihan itu seperti perasaan takut, malu, khawatir, cemas,
ruang bergerak bagi anak tuna netra. Dengan demikian, anak tuna netra akan
Braille adalah titik yang timbul dan menggambarkan suatu huruf, angka, dan
simbol. Para anak yang menderita tuna netra akan membaca huruf Braille
Layanan yang ditawarkan pada anak tuna netra sama dengan layanan
anak tuna netra. Jika ditinjau dari jenisnya, layanan pendidikan bagi anak tuna
a. Layanan Umum
Pada layanan umum latihan yang diberikan untuk anak tuna netra meliputi
b. Layanan Khusus
Pada layanan khusus atau juga rehabilitasi akan diberikan latihan seperti
menghadapi lingkungan sosial, rendah diri, malu. Tak hanya sampai disana,
ada juga keterbatasan anak untuk belajar sosial melalui proses identifikasi dan
terhadap penderita tuna netra dari segala aspek, mulai dari keterampilan
hingga kelayakan untuk bekerja. Dampak tuna netra bagi orang tua penderita
Pada reaksi ini orang tua penderita bersikap terbuka namun dengan
memberikan alasan yang tidak realistis terhadap kecatatan anaknya. Orang tua
Pada reaksi ini orang tua penderita memberikan kasih saying dan perlakuan
c. Perlindungan Berlebihan
Pada reaksi ini orang tua memiliki persaan bersalah. Reaksi ini akan
Pada reaksi ini orang tua akan menyembunyikan anaknya dari dunia luar.
Pada reakasi ini orang tua berterus terang dan menyadari kekurangan dari
anaknya namun bersikap masa bodoh dan tidak peduli dengan kebutuhan
anak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
seperti orang awas. Salah satu ciri-ciri anak tuna netra adalah ketajaman
penglihatannya kurang, terjadi kekeruhan pada lensa mata, posisi mata sulit
dikendalikan oleh syaraf otak, serta terjadi kerusakan susunan syaraf otak yang
faktor internal yang berupa faktor keturunan dan faktor eksternal, baik berupa
cedera maupun penyakit yang dapat menyerang fungsi syaraf penglihatan anak.
Tentunya, bagi anak tuna netra akan diberikan kepercayaan yang kurang dari
dominan, oleh karena itu keluarga harus bersifat cepat tanggap dan penuh
tunanetra.
tunanetra.
5. Akan terdapat banyak dampak ketunanetraan bagi keluarga, masyarakat,
Rudiyati, Sari. (2009). Latihan Kepekaan Dria Non-Visual Bagi Anak Tunanetra
Buta. Yogyakarta: FIP UNY.
Soemantri, S. (2012). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama.