STUDI KASUS
Wali Kota New York City Michael Bloomberg memperoleh keberuntungan dalam
teknologi informasi sebagai pemilik dari Bloomberg L.P. sebuah perusahaan media berita
keuangan dan jasa informasi yang sangat besar. Bloomberg berpendapat bahwa dia akan
menerjemahkan kesuksesannya dalam memoderenisasi teknologi informasi di Wall
Street dengan memoderenisasi pemerintah New York City . Dia meluncurkan
serangkaian proyek hanya untuk melakukannya. Dua dari proyek tersebut membuktikan
kesalahan terbesarnya.
Bagi keduannya, New York City Autometed Personal System (NYCAPS) dan
system City Time untuk ketepatan waktu karyawan yang terkait dengan penggajian telah
dipenuhi dengan biaya yang besar, kesalahan pengelolaan, dan keseluruhan kegagalan
untuk mengirimkan sistem informasi yang memiliki keampuan yang dicari oleh
pemerintah New York City. Bagaimana hal ini terjadi?
Proyek NYCAPS dikendalikan oleh para pejabat resmi pemerintah yang tidak
memiliki wewenang atau keahlian untuk mengambil keputusan yang penting atas proyek,
dan oleh karenanya kehilangan banyak peluang untuk menurunkan biaya pengembangan.
Pada awal tahun 2012, satu-satunya fungsional dari NYCAPS adalah situs web saat orang
orang dapat melamar untuk mengikuti ujian pegawai negri sipil. Namun, kurang dari 2
minggu setelah peluncuran situs tersebut, seorang pengguna menemukan bahwa dia
dapat memperoleh informasi pribadi dari para pengguna lainnya dengan memanfaatkan
kecacatan dalam keamaan, dan situs tersebut segera ditutup. Para pejabat resmi yang
bertanggung jawab atas proyek kemudian bertekad untuk memperbaiki kecacatan
tersebut dan mengarahkan proyek tepat pada jalurnya.
Namun bukannya bertanggung jawab terhadap banyak aspek dari proyek, tetapi
administrasi Bloomberg menyerahkan sisa proyek kepada Accenture, sebuah
perusahaan konsultasi terkemuka. Bloomberg cenderung memilih keahlian dari luar
untuk memperbaiki pekerjaan dari pemerintah, terutama proyek sistem informasi. Kota
tersebut menugaskan kepada Accenture untuk menentukan spesifikasi sitem dan juga
menempatkan mereka secara bersma-sama. Perusahaan dan lembaga pemerintah dalam
membangun suatu sistem baru jarang sekali melakukan ini, karena membagi-bagi
peranan tersebut akan menyebabkan meledaknya biaya yang tak terkendali dari para
kontraktor.
Hal tersebut merupakan apa yang baru saja terjadi dengan Accenture. Para
konsultan Accenture membebankan kota hingga mencapai $400 perjam, dan perusahaan
memperoleh $8 juta dari kota pada tahun 2004, kemudian $26 juta pada tahun 2005, $ 29
juta pada tahun 2006 dan melambung menjadi $53 juta pada tahun 2007. Ray Agarwal,
seorang menejer proyek yang ditunjuk oleh kota, dengan terus terang mengkritik atas
teknik penagihan Accenture. Dia menyatakan bahwa mereka menagih dengan tingkat
yang dicerminkan lebih banyak konsultan daripada yang sebenarnya terjadi dalam
pekerjaan tersebut menggunakan para lulusan kampus yang barru serta para pekerja
magang untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, sementara itu semuanya menagih kota
dengan tingkat yang jauh lebih tinggi yang pada umumnya diberikan kepada pekerja yang
berpengnalaman, Agarwal telah sejak lama menyampaikn postingannya , dan kota telah
bejuang untuk menarik para menejer yang berpengalaman dan memiliki kemampuan dari
sector swasta. Kota pada akhirnya dapat mengalihkan Accenture dengan penagihan dan
harga yang tetap.
Sama buruknya dengan proyek NYCAPS, pada masa lebih awal, bahkan proyek
New York City yang lebih ambisius membuatnya terlihat tidak menarik jika
dibandingkan. Proyek sistem penggajian CityTime, pertama kali disusun pada tahun
1998, terlihat memiliki anggaran yang bertumbuh dari sekitar $65 juta menjadi lebih dari
$700 juta pada tahun 2012. City Time diciptakan untuk mengautomatisasi ketepatan
waktu penggajian yang sebelumnya bergantung pada pena dan kertas, dan dalam proses
untuk membatasi pembayaran waktu lembur yang tidak semestinya diberikan kepada para
pekerja kota dan meningkatkan akuntabilitas di seluruh pemerintahan. Ironisnya, proyek
justru telah terserap oleh penjualan pada semua level, dam para insinyur dari organisasi
konsultasi yang utama, Science Application Internal Corporatiom (SAIC) dituduh
melakukan penipuan.
Pada siaran pers bulan juni 2011 dari pengacara Manhallan AS, Preet Bharara
menyatakan bahwa, “Skema criminal yang dituduhkan diperluas secara virtual di sekitar
level (City Time), para kontraktor dan para subkontraktor secara sistematis
meningkatkan biaya, waktu yang ditagihkan berlebih dari para konsultan, dan secara
artifisal memperpanjang tanggal penyelesaian”. Kembali lagi alasan yang terbesar bagi
meningkatnya pengawasan yang berkualitas. Beberapa karywan pemerintahan secara
konstan memonitor proyek yang terlihat menutup mata terhadap penggelembungan biaya
yang dikeluarkan oleh SAIC dan kurangnya kemajuan dalam proyek. Keyakinan bahwa
perangkat lunak yang dikembangkan oleh sistem dapat dijual kepada pemerintahan
lainnya barangkali merupakan alasan lainnya mengapa kota membiarkan biaya-biaya
menjadi menggelembung.
Pada Maret 2012, kota menerima beberapa berkta yang menggembirakan, SAIC
menyetujui untuk membayar kembali restitusi sebesar $500 juta dan hukuman penalty
untuk mengembalikan ke kota tersebut untuk menghindari tuntutan federa atas variasi
contoh tindakan penipuan yng melibatkan proyek CityTime. Meskipun hasilnya akan
mengurangi beban dari proyek terhadap para pembayar pajak, tetapi skandal tersebut
tidak diragukan lagi merupakan coretan bagi Bloomberg dan tujuan-tujuannya untuk
memoderenisasikan sistem informasi kota, dan terdapat beberapa keraguan mengenai
berapa banyak jumlah sebenarnya yang SAIC dapat bayarkan.