Contoh Laporan Fome
Contoh Laporan Fome
Contoh Laporan Fome
Setiap orang menginginkan hidup yang sehat dengan melakukan berbagai upaya.
melakukan kerja sama di bidang kesehatan dalam proyek yang dikenal dengan
TUFH (Towards Unity For Health) di seluruh dunia. Pada proyek TUFH ini,
dokter pelayanan primer atau dokter umum bekerja dengan visi yang sama dalam
bagi semua orang yang mencari pelayanan kesehatan dan mengatur pelayanan
mutu, dan penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari
kecamatan Teluk Betung Barat, tepatnya di rumah Tn. A. Kegiatan ini diawali
terjadi pada keluarga tersebut. Salah satu masalah yang perlu dilakukan intervensi
adalah diabetes melitus (DM) yang diderita oleh Ny. K sejak 1 tahun yang lalu.
Tema intervensi kali ini adalah melakukan edukasi terhadap pola makan Ny. K
1.2. Tujuan
Mengidentifikasi risiko atau masalah kesehatan yang terjadi pada individu dan
yang mempengaruhi
1.3. Manfaat
a. Bagi mahasiswa
keluarga.
b. Bagi keluarga
Mengetahui risiko kesehatan apa saja yang dapat terjadi dengan keadaan
tempat tinggal dan keluarganya saat ini serta memahami cara mencegah serta
mengatasinya.
c. Bagi institusi/pemerintah
Pada kunjungan pertama dan kedua, kami mendapatkan identitas dari keluarga Tn.
(empat) anggota keluarga lainnya, yaitu Ny. K (mertua), Ny. Mi (kakak ipar), Ny.
SMA dan yang bekerja ada 2(dua) orang, yaitu Tn. A dan Ny. Mi. Dalam
pemenuhan kebutuhan sehari – hari keluarga ini bertumpu pada penghasilan Tn. A
sebagai sales es krim dan Ny. Mi bekerja di Chandra. Keluarga Tn. A termasuk
Selain itu, suami dari Ny. K sudah meninggal saat Ny. D berusia 1 tahun karena
penyakit kuning (hepatitis). Ny. K mempunyai 4 orang anak, yaitu anak pertama
tinggal di Bangka, anak kedua meninggal pada usia 17 tahun, anak ketiga dan
keempat yang saat ini tinggal bersamanya. Anak ketiga, yaitu Ny. Mi juga sudah
berpisah (divorce) dengan suaminya saat An. Ma berusia 4 tahun, sedangkan anak
Keterangan:
= laki-laki
= perempuan
= garis perkawinan
= garis perceraian
= laki-laki meninggal
= perempuan meninggal
= anggota keluarga satu rumah
2.2. Keadaan Rumah
Rumah cukup layak huni karena bagunan merupakan bangunan yang sudah tersusun dengan
bahan yang kuat, meskipun atapnya masih menggunakan asbes. Namun, luas rumah dirasa
kurang baik untuk dihuni oleh 5 orang. Kawasan di sekitar rumah merupakan daerah
pemukiman yang padat penduduk. Jarak antar rumah cukup padat dan rata – rata dihuni oleh
masyarakat yang berekonomi menengah kebawah. Suasana pemukiman terlihat cukup rapih,
bersih, dan tertata. Menurut pengakuan Ny. K keamanan di daerah ini pun terjaga karena
Rumah dibangun dengan komposisi bata dilapisi cat, jenis lantai sudah keramik. Rumah
terdiri dari 6 ruangan yaitu 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1 ruang dapur, dan
1 ruang kamar mandi. Kamar tidur 1 ditempati oleh Tn. A dan Ny. D, sedangkan kamar tidur
2 ditempati oleh Ny. K, Ny. Mi, dan An. Ma. Namun, 2 kamar tidur di rumah tersebut tidak
memiliki jendela sehingga pencahayaan matahari didapat dari jendela yang ada diruang
menonton TV. Ruang tamu dan ruang menonton TV terlihat bersih dan rapi, tetapi keadaan
dapur serta kamar mandi masih kurang bersih dan penataan perabotan rumah dalam keadaan
baik.
Sesuai dengan yang sudah penulis tanyakan kepada keluarga Tn. A, hubungan keluarga
dalam keadaan baik dan sewajarnya tanpa ada hubungan yang renggang ataupun konflik.
Semua anggota keluarga Tn. A selalu berkumpul setiap hari, hanya saja Tn. A yang bekerja
sebagai seorang sales membuat Tn. A sering tidak pulang karena berkeliling ke berbagai
daerah. Akan tetapi, berdasarkan informasi yang didapat dari anggota keluarga Tn. A, mereka
jarang atau tidak pernah melakukan diskusi dalam memutuskan suatu masalah.
Dalam perencanaan keluarga, Tn. A dan Ny. D berniat untuk memiliki anak dalam waktu
dekat. Hal ini dibuktikan dari pernyataan Ny. D yang sangat antusias, yaitu Ny. D berhenti
bekerja karena ingin mempunyai anak. Keputusan ini telah dipikirkan oleh Ny. D.
Keteran
gan :
laki-laki
2.4. Pemenu
han
Kebutuhan Keluarga
Keluarga Tn. A sudah memenuhi kebutuhannya hingga tersier karena setiap liburan sekolah,
mereka pergi berlibur ke pantai atau tempat lainnya. Hanya saja Ny. K jarang ikut berlibur
karena mudah lelah sehingga sering di rumah. Akan tetapi, pendidikan keluarga Tn. A yang
paling tinggi saat ini adalah SMA. Dalam pemenuhan kebutuhan spiritual, mereka tidak
saling mengingatkan satu sama lain sehingga hanya bergantung pada kesadaran masing-
Adapun dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan, keluarga Tn. A termasuk keluarga yang
sehat, hanya Ny. K yang saat ini menderita DM dan rasa sakit di bagian lutut setiap malam,
tepatnya sebelum tidur. Ny. K adalah pasien yang rajin kontrol setiap bulan dan mempunyai
Dalam kebiasaan atau gaya hidup keluarga Tn. A terlihat lebih banyak mengkonsumsi sayur-
sayuran dan buah-buahan, hal ini dapat dilihat dari beberapa pemenuhan kebutuhan pangan
dari keluarga ini. Kebiasaan makan dalam keluarga ini, makanan disiapkan dan dihidangkan
dirumah dengan cara memasak makanan itu sendiri. Kebiasaan olahraga dari keluarga ini pun
sangat kurang dikarenakan mereka tidak ada yang pernah berolahraga. Keluarga ini pun tidak
memiliki kebiasaan buruk dalam konsumsi makanan atau minuman setiap harinya. Mereka
tidak meminum alkohol. Hanya saja Tn. A yang merokok sejak beliau masih remaja hingga
saat ini.
Keluarga Tn. A tinggal di area tempat tinggal non permanen. Keamanan dari tempat
pemukiman keluarga Tn. A sangat aman menurut pengakuan Ny. K karena terdapat
siskamling yang selalu menjaga keamanan lingkungan ini. Selain itu dikarenakan pemukiman
yang sangat padat menjadikan kawasan ini sangat ramai baik di siang hari.
Dalam lingkungan sosial keluarga, keluarga Tn. A tidak ikut terlibat dalam kegiatan atau
organisasi di lingkungan tempat tinggal karena lebih suka berada di dalam rumah.
Kedudukan keluarga ditengah lingkungan sosialnya dihormati sewajarnya oleh para tetangga
sekitar.
Jumlah anggota keluarga yang tinggal di rumah Tn. A ada 5 orang yang pendidikan rata-
rata adalah tamat SMA. Hal ini kemungkinan menyebabkan kurangnya pemahaman
keluarga Tn. A mengenai pentingnya menjaga kesehatan karena ilmu yang didapat masih
sedikit.
Selain itu, pada keluarga Tn. A juga masih memiliki anak usia sekolah dan
memungkinkan terjadinya masalah kesehatan yang memang sering dialami oleh anak-anak
pada masa pertumbuhan. Contohnya adalah ISPA, diare, tifoid, dan penyakit lainnya.
Hampir keseluruhan bangunan rumah Tn. A sudah baik, hanya di bagian atap saja yang
masih menggunakan asbes. Hal ini dapat memungkinkan terjadinya masalah kesehatan,
yaitu terpapar zat berbahaya seperti asbes. Hal lain yang menjadi perhatian adalah
kurangnya ventilasi di rumah tersebut karena jumlah jendela yang ada hanya di ruang
tamu dan di dekat ruang TV, sedangkan di dalam dua kamar tidur tidak ada jendela sama
sekali. Akibat yang mungkin timbul dari kurangnya ventilasi, terutama di kamar tidur
yaitu cahaya matahari yang masuk ke kamar tidur pun akan berkurang. Hal ini tentu dapat
Keluarga Tn. A merupakan sebuah keluarga yang anggotanya memiliki hubungan yang
baik dan sewajarnya. Hal ini membuat keadaan psikologis tiap anggota keluarga tetap baik
sehingga dapat mencegah timbulnya masalah kesehatan yang berarti. Akan tetapi, salah
satu hal yang menjadi fokus perhatian adalah jarang atau tidak adanya musyawarah dalam
mengambil sebuah keputusan yang mungkin dapat membuat setiap anggota kesulitan
Contohnya jika ada salah satu anggota yang terkena masalah, ia akan segan untuk
menceritakan hal ini kepada anggota lainnya sehingga mungkin akan mengganggu
Pemenuhan kebutuhan keluarga Tn. A secara ekonomi sudah baik dilihat dari perabotan
rumah tangga dan rutinnya berlibur saat liburan. Dalam bidang kesehatan pun terlihat baik
karena salah satu anggota keluarga yang memang sedang sakit, yaitu Ny. K rutin kontrol
satu bulan sekali dan memiliki catatan kontrol tersebut. Hal ini menunjukkan kepedulian
anggota keluarga akan kesehatan sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya masalah di
bidang kesehatan.
Akan tetapi, dilihat dari pendidikan belum dikatakan baik karena rata-rata tamat SMA
masalah.
Hampir semua anggota keluarga Tn. A tidak berolah raga sehingga memungkinkan
kurangnya pertahanan sistem imun tubuh terhadap suatu penyakit karena tidak dilatih.
Salah satu anggota keluarga, yaitu Ny. D sangat menyukai bakso dan mie ayam dan
hampir setiap hari mengonsumsinya, sedangkan frekuensi makannya tidak teratur minimal
Anggota keluarga yang lain, yaitu Tn. A, juga memiliki kebiasaaan merokok sejak remaja
yang dilakukan setiap hari dengan jumlah hampir 2 bungkus/hari. Hal ini tentu sangat
memungkinkan terjadinya masalah, baik untuk Tn. A sendiri maupun untuk anggota
keluarga yang lain. Kemungkinan masalah yang timbul pada diri sendiri yaitu terjadinya
Ca paru mengingat lamanya Tn. A merokok, yaitu sejak remaja. Selain itu, jika Tn. A
merokok di dalam rumah akan mengganggu kesehatan Ny. K yang menderita DM karena
sistem imunnya yang rendah dan merokok merupakan salah satu faktor yang dapat
memicu timbulnya masalah kesehatan pada penderita DM. Namun, masalah kesehatan
juga bisa terjadi pada An. Ma yang masih kecil karena kebiasaan merokok Tn. A dan
Lingkungan di sekitar rumah Tn. A terlihat bersih tanpa ada sampah yangg berserakan,
tetapi karena jalan di sekitarnya masih ada yang berpasir sehingga dapat mengganggu
Risiko lain yang didapatkan keluarga Tn.A adalah terpaparnya anggota keluarga yang
tinggal didalam rumah dengan debu, asbes, CO4, dan timbal karena atap yang tidak
terdapat pelafon, dan atap rumah masih memakai asbes. Adapun resiko pekerjaan yang
didapatkan Tn.A adalah paparan zat berbahaya berupa CO dan debu karena Tn. A selalu
e. Risiko penyakit paru pada Tn. A dan keluarga akibat perilaku merokok Tn. A
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan informasi yang telah didapatkan dari keluarga Tn. A dapat diketahui berbagai
hal yang mungkin menjadi masalah, khususnya masalah kesehatan, pada keluarga tersebut.
Growth (USG) karena penggunaannya cukup mudah dan menyesuaikan informasi yang
didapatkan oleh penulis. Adapun penjabaran metode USG adalah sebagai berikut.
U S G
ternyata masalah kesehatan yang perlu segera dilakukan intervensi adalah pola makan Ny. K
Tn. A, penulis mencari satu masalah yang paling prioritas untuk dilakukan intervensi.
Masalah yang akan dilakukan intervensi adalah pola makan pada Ny. K yang menderita DM.
Penulis memilih masalah itu sebagai prioritas karena selain dapat menimbulkan masalah
kesehatan baru, masalah ini juga berpengaruh terhadap proses pemulihan kesehatan Ny. K.
Selain itu, berdasarkan informasi yang telah didapat maka diketahui bahwa Ny. K sebenarnya
sudah memahami jenis makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh untuk dikonsumsi. Akan
tetapi, Ny. K belum mengetahui pengaturan jadwal makan yang baik pada pasien DM
sehingga jumlah zat gizi yang diperlukan oleh tubuh belum tercukupi dengan baik.
Pelaksanaan pola makan yang baik merupakan salah satu kegiatan kuratif nonfarmakologis
dan juga merupakan kegiatan preventif untuk mencegah timbulnya penyakit dan
memperberatnya DM. Dengan demikian, penulis berharap prioritas masalah ini dapat
terselesaikan dengan baik sehingga dapat terjadi peningkatan derajat kesehatan pada keluarga
Tn. A.
keluarga Tn. A. Selain untuk menciptakan komunikasi yang lebih baik, hal ini juga sangat
mahasiswa yang mencoba untuk membina keluarga Tn. A. Dengan demikian, diharapkan
keluarga Tn. A dapat menerima dan mengikuti saran yang penulis berikan pada saat
pelaksanaan intervensi. Rencana pemeliharaan kesehatan keluarga Tn. A dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 3. Rencana pemeliharaan kesehatan keluarga Tn. A
Pelaksanaan intervensi dilakukan pada tanggal 30 April 2015 pukul 15.00 – selesai.
Intervensi dilakukan dengan menggunakan berupa kalender yang berisi tentang diabetes
melitus serta edukasi diet dan lembar pemantauan jadwal makan untuk Ny. K selama 1
minggu.
Akan tetapi, pada proses pelaksanaannya ternyata tidak sesuai dengan tujuan awal penulis.
Hal ini disebabkan oleh suatu masalah diluar kekuasaan penulis sehingga harus mengganti
keluarga binaan saat intervensi. Akhirnya, dengan bantuan ibu kader posyandu, penulis
mendapat keluarga binaan yang baru dan langsung menyampaikan intervensi dengan materi
yang sama. Hal ini membuat penulis mengubah tujuan awal, yaitu melakukan edukasi
terhadap pola makan Ny. K menjadi pengukuran tingakat pengetahuan mengenai Diabetes
Melitus terhadap Ny. A karena ternyata Ny. A belum memahami penyakit tersebut.
a. Pengertian
b. Bahaya
d. Pengaturan makan
e. Tujuan pengobatan
Setelah intervensi dilakukan, penulis melakukan evaluasi pada hari Jum’at, 08 Mei 2015
pukul 10.30-selesai untuk mengetahui bagaimana hasil intervensi yang telah penulis lakukan.
Saat melakukan intervensi kepada Ny. A, penulis memberikan pre test dengan memberi
pertanyaan seputar penyakit DM. Berdasarkan pre test tersebut, penulis mengetahui bahwa
Ny. A belum memahami penyakit DM dan hanya pernah mendengar namanya saja sehingga
penulis menjelaskannya kepada Ny. A. Saat evaluasi, penulis memberikan post test dalam
bentuk kuesioner yang berisi 10 pertanyaan seputar DM dan Ny. A berhasil menjawab 4
pertanyaan dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa Ny. A mulai paham mengenai
DM pada Ny. A.
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Prioritas masalah yang didapatkan dari keluarga Tn. A adalah edukasi mengenai pola makan
pada Ny. K yang mengalami DM. Setelah itu dilakukan intervensi pada Ny. A karena
keluarga Tn. A sedang mengalami masalah sehingga tidak memungkinkan bagi penulis untuk
melakukan intervensi. Akhirnya, 1 minggu setelah melakukan intervensi penulis melakukan
evaluasi kepada Ny. A untuk mengetahui tingkat pengetahuan nya terhadap DM dan hasilnya
4.2. Saran
Ny. A harus lebih memahami penyakit DM karena suaminya kemungkinan berisiko terkena
penyakit tersebut. Salah satu hal yang membuktikannya adalah konsumsi kopi yang
DAFTAR PUSTAKA
2006. hal. 2.
LAMPIRAN
Kamar mandi D
Kamar tidur 1
Lemari dan
Kamar tidur 2
Ruang tamu
Teras rumah
Gambar 3. Denah rumah keluarga Tn. A
Keterangan:
= jendela