Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK

PERCOBAAN III

UJI ANION

OLEH:

NAMA : NUR SILA ALISI

NIM : F1C117083

KELAS : KIMIA A

KELOMPOK : III (TIGA)

ASISTEN : NUR AMALIAH

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kimia analitik merupakan cabang dari ilmu kimia yang mempelajari teori dan

cara-cara melakukan analisis kimia baik kualitatif maupun kuantitatif. Analisis

kualitatif berhubungan dengan apa yang terdapat dalam sampel sedangkan analisis

kuantitatif berhubungan dengan berapa banyaknya zat dalam sampel. Untuk analisis

kuantitatif, tipe analisis dapat dikelompokkan berdasarkan sifat informasi yang dicari,

ukuran sampel dan proporsi konstituen yang ditetapkan.

Anion merupakan ion dalam suatu senyawa kimia yang bermuatan negatif

atau mempunyai kelebihan elektron. Dalam analisis atau uji anion dikenal adanya

analisa pendahuluan yang meliputi analisa kering dan analisa basah. Analisa kering

meliputi pemeriksaan arganoleptis (warna dan bau) serta pemanasan. Analisa basah

adalah analisa dengan melarutkan zat – zat dalam lautan. Analisa basah meliputi

pemeriksaan kelarutan dalam air, reaksi pengendapan, filtrasi atau penyaringan

dan pencucian endapan. Analisa anion juga ada uji anion saling mengganggu
2-
misalnya CO3 , SO3,NO32-dan NO2-.

Analisis kualitatif adalah analisa yang menyangkut identifikasi zat, yaitu

unsur atau senyawa yang ada didalam suatu contoh. Sedangkan analisis kuantitatif

adalah analisis mengenai penentuan berapa zat tertentu yang ada di dalam suatu

contoh dengan zat yang ditentukan sering disebut sebagai zat yang diinginkan atau

sering disebut analit. Identifikasi kation dilakukan agar dapat mengetahui jenis-jenis
kation atau anion yang menyusun suatu senyawa dengan menggunakan pereaksi

spesifik. Dalam analisis kuantitatif biasanya memiliki aspek pemisahan dan aspek

identifikasi, kedua aspek ini didasari oleh kelarutan, sifat penguapan dan ekstrasi.

Identifikasi anion tidak begitu sistematik seperti pada identifikasi kation.

Salah satu cara penggolongan anion adalah pemisahan anion berdasarkan kelarutan

garam-garam perak, garam-garam kalsium, barium dan seng.Berdasarkan latar

belakang diatas, maka dilakukan percobaan uji anion untuk mengidentifikasi anion

secara kualitatif

B.Rumusan Masalah

Rumusan masalah percobaan ini adalah bagaimanacara identifikasi anion

secara kualitatif?

C. Tujuan

Tujuan yang akan diperoleh dari percobaan ini adalah untuk mengidentifikasi

anion secara kualitatif.

D. Manfaat

Manfaat yang didapat dari percobaan ini adalah dapat mengidentifikasi anion

secara kualitatif.
II.TINJAUAN PUSTAKA

Analisis kimia menetapkan komposisi kualitatif dan kuantitatif suatu materi.

Konstituen-konstituen yang akan di deteksi ataupun di tentukan jumlahnya adalah

unsur, radikal, gugus fungsi, senyawa-senyawa atau fase. Kimia analitik menyangkut

aspek yang lebih luas dan lebih mendasar, sedangkan analisis kimia menyangkut

aspek analisis yang lebih sempit dan spesifik. Analisis pada umumnya terdiri atas

analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Biasanya analisis kualitatif dilakukan

sebelum analisis kuantitatif. Pada umumnya konstituen penyusun sampel dapat

ditentukan secara cepat dengan metode-metode spektrograf atau dengan spot-test/uji-

bercak dengan pereaksi-pereaksi organik selektif, spesifik dan sensitive ( Khopkar,

2014 ).

Identifikasi anion dapat terjadi pada Mekanisme adsorpsi yang terjadi antara

kitosan dan zat warna melibatkan gugus –NH2 yang dimiliki oleh kitosan akan

berubah menjadi NH3+ dalam suasana asam. Gugus ini bersifat polikation, sedangkan

zat warna yang bersifat asam jika dilarutkan dalam air akan terion menjadi Na+ dan

anion zat warna. Anion ini akan berinteraksi dengan gugus NH3+ melalui gaya

elektrostatik ( Magfiroh dkk, 2013).

Reaksi pergantian anion dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu perlakuan

langsung dari garam halida dengan asam lewis dan pembentukan cairan ionik melalui

reaksi metatesis anion. Pembentukan cairan ionik dengan proses ini dilakukan dengan

perlakuan dari garam halida dengan asam Lewis (biasanya AlCl3). Proses yang umum
dilakukan, yaitu perlakuan dari kuartener garam halida Q+X- dengan asam Lewis

MXn menghasilkan pembentukan lebih dari satu spesi anion yang bergantung dari

perbandingan relatif dari Q+X- dan MXn. Reaksi metatesis anion biasanya terjadi

pada garam-garam yang ditambahkan dengan garam perak (AgNO3, AgNO2, AgBF4,

Ag[CO2CH3] dan Ag2SO4) dalam metanol atau larutan metanol. Pada beberapa

aplikasi, produk akan berupa cairan pada suhu ruangan. Kombinasi dari anion dapat

menghasilkan perbedaan sifat termal yang berbeda-beda (Efendi dkk., 2015).

Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Tiga

per empat bagian tubuh manusia terdiri dari air. Manusia tidak dapat bertahan hidup

lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Air juga merupakan zat yang paling parah akibat

pencemaran penyakit-penyakit yang menyerang manusia dapat ditularkan dan

disebarkan melalui air. Penyakit-penyakit tersebut merupakan akibat semakin

tinggihnya kadar pencemar yang memasuki air ( Wandrivel dkk., 2012 ).

Metode analisis kuantitatif sudah sangat berkembang sampai saat ini. Salah

satu contoh analisis dengan HPLC seperti Detektor Konduktivitas serta

pengembangan kolom anion. Sehingga analisis anion termasuk sulfat biasa lebih

cepat,akurat dengan batas deteksi lebih kecil. Pada awalnya untuk analisis sulfat

digunakan detektor Indek bias yang memang secara umum setiap jenis bahan

mempunyai indek bias yang berbeda, tetapi sistem ini batas deteksinya cukup besar

(Setiawan, 2011).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Percobaan ini dilakukan pada hari Selasa, 17 Oktober 2018 Pukul 07.30-

10.00 WITA. Bertempat di Labolatorium Kimia Organik, Jurusan Kimia, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet

tetes,korek api, gegep, , gelas kimia 500 mL.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah HNO3 6M, H2SO4,

ammonium molibdat, air sumur, air teluk.


C.Prosedur Kerja

1. Pengujian Anion PO43-

Air Sumur Air Teluk

- dimasukkan sebanyak 3 tetes - dimasukkan sebanyak


ke dalam tabung reaksi I 3 tetes ke dalam
tabung reaksi II

- direaksikan dengan 2 tetes HNO3 6 M


- ditambahkan 3 tetes amonium molibdat
- dipanaskan dan diamati

Tabung reaksi I : terbentuk cairan berwarna kuning


Tabung reaksi II : terbentuk cairan berwarna kuning

2. Pengujian Anion OAC-

Air Sumur Air Teluk

- dimasukkan sebanyak 5 tetes - dimasukkan sebanyak


ke dalam tabung reaksi 1 5 tetes ke dalam
tabung reaksi II

- direaksikan dengan 3 tetes H2SO4


- dipanaskan dan diamati

Tabung reaksi I : berbau asam cuka, tetap bening


Tabung reaksi II : terbentuk cairan berwarna kuning,
berbau asam cuka
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1.Tabel data pengamatan

a. Pengujian anion PO43-

Air Sumur Sebelum Sesudah


5 tetes air sumur + HNO3 Berwarna kuning atau
2 tetes + ammonia menjadi endapan kuning
Berwarna bening
molibdat e tetes

Air teluk Sebelum Sesudah


5 tetes air teluk + HNO3 2 Berwarna bening Setelah dipanaskan
tetes + ammonia molibdat berwarna kuning atau
e tetes menjadi endapan kuning.

b. Pengujian anion OAC-


Air Sumur Sebelum Sesudah
5 tetes air sumur + 3 tetes Berwarna bening, tidak Berbau, tetap berwarna
H2SO4 berbau. bening.

Air teluk Sebelum Sesudah


5 tetes air teluk + 3 tetes Berwarna bening, tidak Berubah warna menjadi
H2SO4 berbau. kuning, berbau asam
cuka.

2.Reaksi-Reaksi Uji Anion

a. Reaksi pada pengamatan anion PO43-

PO43- + HNO3 + (NH4)6MO7O24.4H2O (NH4)3(PMO12O4)


b. Reaksi pada pengamatan anion OAc-

OAc- + H2SO4 CH3COOH + HSO4- (bau asam cuka)

B. Pembahasan

Uji anion merupakan salah satu metode untuk menentukan kadar zat yang

tergantung dalam suatu sampel air. Hal ini dilakukan juga untuk menentukan baik

tidaknya kualitas air. Sampel yang digunakan adalah air sumur dan air teluk. Anion

adalah ion-ion yang bermuatan negatif yang memerlukan electron dari atom lain

untuk stabil. Pada umumnya anion dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu

golongan sulfat seperti SO42-, CO32-, Cr2O42-, anion-anion ini mengendap dengan Ba2+

dalam suasana basa. Golongan halida seperti Cl-, Br, dan S2 anion-anion ini

mengendap dengan Ag+ dalam larutan asam ( HNO3) dan golongan nitrat seperti

NO3, NO2, dan CH3COO.

Perlakuan pertama yaitu uji anion PO43. Percobaan ini dilakukan untuk

mengidentifikasi anion secara kualitatif dengan sampel air sumur dan air teluk yang

dimasukkan kedalam tabung reaksi dan direaksikan dengan HNO3 6 M dan

ammonium molibdat kemudian dipanaskan. Penambahan bahan bertujuan untuk

mendeteksi anion PO43- yang terdapat dalam sampel karena sampel akan bereaksi

dengan anionPO43-. Tujuan pemanasan adalah agar didapatkan larutan homogen.

Larutan homogen adalah larutan yang sudah tidak dapat dibedakan lagi antara zat

terlarut dan pelarut. Selain itu, tujuan pemanasan adalah agar dapat diamati

terbentuknya endapan warna kuning, yang menandakan bahwa larutan tersebut


mengandung anion PO43-. Dari hasil pengamatan, diperoleh bahwa pada pada sampel

air sumur dan air galon terbentuk endapan warna kuning, hal ini dapat diketahui

bahwa sampel-sampel tersebut mengandung anion PO43-.

Perlakuan selanjutnya yaitu pengujian anion OAc- dimana yang menjadi tolak

ukur dalam percobaan ini adalah bau yang dihasilkan oleh sampel air sumur dan air

teluk setelah ditambahkan dengan H2SO4. Bau yang dimaksud dalam percobaan ini

adalah bau beraroma cuka atau asam asetat (CH3COOH) pada larutan. . Asam asetat

merupakan senyawa golongan asam lemah yang biasa digunakan dalam bentuk asam

cuka. Walaupun biasa dikonsumsi, namun konsumsi yang berlebihan dapat merusak

saluran pencernaan. Sehingga air yang mengandung kedua jenis anion ini dapat

dikatakan air yang berkualitas buruk. Hasil yang diperoleh pada perlakuan ini adalah

kedua sampel tersebut menghasilkan bau asam asetat dimana hal ini menunjukan

bahwa terdapat anion OAc- dalam kedua sampel tersebut.


V. PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa uji anion

secara kualitatif yaitu suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia

dalam campuran zat yang tidak diketahui. Salah satu cara penggolongan anion adalah

pemisahan anion berdasarkan kelarutan garam-garam perak, garam-garam kalsium.

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh pada uji PO43- dari kedua sampel air

sumur dan air teluk menunjukkan bahwa kedua sampel tersebut mengandung PO43-,

sedangkan perlakuan OAC- tersebut menghasilkan bau asam asetat dimana hal ini

menunjukan bahwa terdapat anion OAc- dalam kedua sampel tersebut.

B. Saran

Untuk laboratorium, sebaiknya alat dan bahan yang akan digunakan untuk

praktikum, diperiksa kembali kelengkapannya.


DAFTAR PUSTAKA

Effendi, D.B. Nurul H.R, Asep B.D.N, Ahmad, M., 2015, Review: Sintesis
Nanoselulosa. Jurnal integrasi proses. Vol 5(2).
Khopkar, S.M., 2014, Konsep Dasar Kimia Analitik, Universitas Indonesia: Jakarta.
Magfiroh, Woro Sumarni dan Eko Budi Sasetyo., 2013, I Kitosan Bead Sulfat sebagai
Penurun Kadar Zat Warna Yellow Irk, Indonesian journal of chemical science,
Vol.2(1).
Setiawan, B dan Purnomo. D., 2011,Validasi HPCL untuk Analisis Anion Fosfat dan
Sulfat dalam Proses Pemurnian Torium dari Pasir Monasit, Jurnal
TeknologiAkselerator, ISSN: 1410-8178.
Wandrivel, Rido, Netty Suharti, Yuniar Lestari, 2012, Kualitas Air Minum Yang
Diproduksi Depot Air Minum Isi Ulang Di Kecamatan Bungus Padang
Berdasarkan Persyaratan Mikrobilogi, Jurnal Kesehatan Andalas, Vol.1(3).

Anda mungkin juga menyukai