Anda di halaman 1dari 5

Teori Siklus Ibnu Khaldun Mengenai Asal Mula Negara.

Menurut Ibn Khaldun manusia diciptakan sebagai makhluk politik atau sosial, yaitu

makhluk yang selalu membutuhkan orang lain dalam mempertahankan kehidupannya,

sehingga kehidupannya dengan masyarakat dan organisasi sosial merupakan sebuah

keharusan (dharury) (Muqaddimah: 41).

Setelah organisasi masyarakat terbentuk, dan inilah peradaban, maka masyarakat

memerlukan seseorang yang dengan pengaruhnya dapat betindak sebagai penengah dan

pemisah antara anggota masyarakat. Ia adalah seseorang dari masyarakat itu sendiri, seorang

yang berpengaruh kuat atas anggota masyarakat, mempunyai otoritas dan kekuasaan atas

mereka sebagai pengendali/ wazi’ (‫ )الوازع‬Kebutuhan akan adanya seseorang yang

mempunyai otoritas dan bisa mengendalikan ini kemudian meningkat. Didukung dengan rasa

kebersamaan yang terbentuk bahwa seorang pemimpin (rais) dalam mengatur dan menjadi

penengah tidak dapat bekerja sendiri sehingga membutuhkan tentara yang kuat dan loyal,

perdana Menteri, serta pembantu-pembantu yang lain hingga terbentuklah sebuah Dinasti

(daulah) atau kerajaan (mulk). (Muqaddimah: 139).

Berdasarkan teorinya ‘ashabiyyah, Ibnu Khaldun membuat teori tentang tahapan

timbul tenggelamnya suatu Negara atau sebuah peradaban menjadi lima tahap, yaitu:

(Muqaddimah: 175) :

1. Tahap sukses atau tahap konsolidasi, dimana otoritas negara didukung oleh masyarakat

(`ashabiyyah) yang berhasil menggulingkan kedaulatan dari dinasti sebelumnya.

2. Tahap tirani, tahap dimana penguasa berbuat sekehendaknya pada rakyatnya. Pada tahap

ini, orang yang memimpin negara senang mengumpulkan dan memperbanyak pengikut.
3. Tahap sejahtera, ketika kedaulatan telah dinikmati. Segala perhatian penguasa tercurah

pada usaha membangun negara.

4. Tahap kepuasan hati, tentram dan damai. Pada tahap ini, penguasa merasa puas dengan

segala sesuatu yang telah dibangun para pendahulunya.

5. Tahap hidup boros dan berlebihan.

Tahap-tahap itu menurut Ibnu Khaldun memunculkan tiga generasi, yaitu:

1. Generasi Pembangun, yang dengan segala kesederhanaan dan solidaritas yang tulus tunduk

dibawah otoritas kekuasaan yang didukungnya.

2. Generasi Penikmat, yakni mereka yang karena diuntungkan secara ekonomi dan politik

dalam sistem kekuasaan, menjadi tidak peka lagi terhadap kepentingan bangsa dan negara.

3. Generasi yang tidak lagi memiliki hubungan emosionil dengan negara. Mereka dapat

melakukan apa saja yang mereka sukai tanpa mempedulikan nasib negara.

Impian yang tercapai kemudian memunculkan sebuah peradaban baru. Dan kemunculan

peradaban baru ini pula biasanya diikuti dengan kemunduran suatu peradaban lain

(Muqaddimah: 172). Tahapan-tahapan diatas kemudian terulang lagi, dan begitulah

seterusnya hingga teori ini dikenal dengan Teori Siklus.


Perubahan Sosial menurut Comte

Semua teori sosial pada umumnya, baik implisit maupun eksplisit, memiliki suatu bayangan

atau citra tertentu dalam memandang sifat manusia. atau dengan kata lain memiliki semacam

“model manusia”. Misalnya, Thomas Hobbes yang meyakini bahwa manusia memiliki sifat

bawaan agresif, sehingga diperlukan kekuasaan yang kuat untuk mengaturnya. Selain

Thomas Hobbes, ada beberapa tokoh sosial yang mengemukakan pandangannya mengenai

bayangan atau citra manusia, diantaranya adalah Auguste Comte (1798 – 1857).

Auguste Comte yang sering juga kita kenal sebagai Bapak Sosiologi, memandang manusia

sebagai organisme yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan teori evolusi. Sebenarnya

Comte lebih memandang manusia atau individu sebagai suatu bagian yang tidak dapat

dipisahkan dari keseluruhan (masyarakat). Sedangkan masyarakat oleh Comte dipandang

sebagai kesatuan, yang dalam bentuk dan arahnya tidak tergantung pada inisiatif bebas

anggotanya, melainkan pada proses spontan-otomatis perkembangan akal budi manusia. Cara

manusia dalam berpikir dan menafsirkan dunia akan selalu berkembang sesuai dengan tahap

yang sedang mereka capai. Berdasarkan perkembangan pemikiran manusia, Comte

membedakan tiga tahap perkembangan (evolusi) masyarakat , yaitu:

1. Tahap Teologis, pada tahap teologis ini adalah awal mula perkembangan pemikiran

manusia. Pada tahap ini, yang selalu digunakan untuk menjelaskan semua fenomena atau

kejadian di dunia adalah gagasan, ide atau doktrin-doktrin keagamaan. Pola pemikiran

manusia pada tahap ini pada umumnya adalah menganggap bahwa semua benda yang ada di

dunia ini memiliki jiwa atau roh yang berasal dari kekuatan yang berada diluar jangkauan

manusia (kekuatan gaib, misalkan dewa).

2. Tahap Metafisik, pada tahap ini, sebenarnya hanya merupakan suatu modifikasi dari

tahapan yang pertama (tahap teologis). Suatu fenomena tidak lagi dilihat sebagai sesuatu

yang secara langsung dipengaruhi oleh kekuatan yang ada diluar jangkauan manusia seperti
kekuatan roh nenek moyang atau dewa-dewa. Manusia mulai mencari pengertian dan

penjelasan dari semua fenomena yang terjadi di alam dengan membuat abstraksi dan konsep

metafisik (spekulatif).

3. Tahap Positif, tahap ini yang menjadi dasar pemikiran aliran positivistik. Pada tahap positif

ini, pemikiran manusia mencoba untuk menerangkan atau memberikan penjelasan terhadap

semua fenomena yang terjadi di dunia ini berdasarkan hukum-hukumnya yang dapat diamati,

diuji dan dibuktikan secara empirik. Menurut Comte, pada tahap inilah ilmu pengetahuan

mulai berkembang, dan merupakan suatu titik tolak menuju masyarakat yang ideal.

Terkait dengan perubahan sosial, Auguste Comte memandang bahwa suatu masyarakat akan

berubah dalam artian tumbuh dan berkembang ke arah yang lebih sempurna. Dalam teori

evolusi sosialnya Comte menyatakan bahwa semua masyarakat menuju pada tujuan yang

seragam dan menempuh jalan yang seragam pula untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan

kata lain, suatu masyarakat harus dan akan selalu menjalani berbagai tahap evolusi sosialnya

yang mana pada tiap-tiap tahap evolusi tersebut dihubungkan dengan pola pemikiran tertentu

(teologis, metafisik, dan positif). Teori ini menunjukkan urutan perkembangan masyarakat

pada urutan yang tak terelakkan. Menurut Comte, setiap kemunculan tahap baru akan dimulai

dengan pertentangan antara pemikiran tradisional dan pemikiran yang lebih bersifat

progresif.

Kesimpulannya, teori evolusi sosial memandang suatu perubahan sosial adalah sebagai

berikut:

1. Keseluruhan sejarah manusia memiliki bentuk, pola, logika yang melandasi banyak

kejadian yang tidak berkaitan satu sama lain.

2. Obyek yang mengalami perubahan adalah keseluruhan masyarakat manusia. Obyek ini

dipandang sebagai kesatuan tunggal (pandangan holistis) yang cakupannya luas.


3. Keseluruhan kehidupan masyarakat dianalogikan dengan konsep organik. Dengan begitu,

suatu sistem sosial merupakan kumpulan dari unsur-unsur atau sub-sistem yang terintegrasi

yang memberikan kontribusi terhadap pemeliharaan dan kelangsungan hidup sistem tersebut.

4. Perhatian dipusatkan pada perubahan sistem sosial sebagai kesatuan organik. Kajian

perubahan yang dilakukan pada sub-sistem organik dipahami sebagai kontribusinya terhadap

evolusi masyarakat secara keseluruhan.

5. Perubahan masyarakat dipandang sebagai suatu hal yang alamiah dan merupakan ciri yang

tidak terhindarkan dari realitas sosial.

6. Perubahan dipandang mengarah dan bergerak dari bentuk yang primitif (sederhana) ke

bentuk yang lebih berkembang (kompleks).

7. Perubahan digambarkan mengikuti pola atau lintasan tunggal (unilinier).

8. Lintasan evolusi secara umum terbagi menjadi tahapan-tahapan yang berurutan dan tidak

ada tahapan yang dilewati.

9. Perubahan evolusioner diartikan sama dengan kemajuan, yaitu menciptakan perbaikan,

menjadikan kehidupan masyarakat yang lebih baik.

Kredit poin yang dapat diberikan pada Auguste Comte adalah bahwa Comte tidak

hanya mampu menjelaskan basis aktif struktur masyarakat tetapi juga mampu menjelaskan

rangkaian perkembangan manusia. Memberikan perspektif baru bahwa perubahan adalah

sesuatu yang normal, wajar, bahwa perubahan yang beraneka ragam terbuka bagi semua

masyarakat, karena pada dasarnya semua masyarakat memiliki pola perubahan yang sama.

Anda mungkin juga menyukai