OLEH :
SAHRUL (105731120317)
MUHAMMAD ANDRY R (105731121917)
INA SAKINAH ASDAR (105731122417)
LULU ANUGRAHSARI POSSUMAH (105731120117)
ASRI ANNISA (105731121217)
NUR AFNI (105731120917)
SARAYANTI (105731131117)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG ...................................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................. 4
C. TUJUAN PENULISAN ................................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 5
A. ANGGARAN TENAGA KERJA LANGSUNG .............................................................. 5
JENIS TENAGA KERJA LANGSUNG .................................................................... 7
B. BIAYA BAHAN BAKU .................................................................................................... 9
C. Penentuan Harga Pokok Bahan Baku ..................................................................... 14
1. Metode Identifikasi Khusus. ................................................................................. 14
2. Metode Biaya Standar ........................................................................................... 14
3. Metode Rata-Rata Harga Pokok Bahan Baku Pada Akhir Bulan ......................... 15
4. Metode Rata-Rata Rergerak / Rata-Rata Tertimbang ........................................... 15
D. Masalah-Masalah Khusus yang Berhubungan Dengan Bahan Baku ...................... 16
1. Sisa Bahan ( Scrap Materials ) .......................................................................... 16
2. Produk Rusak (Spoiled Goods) ......................................................................... 18
3. Produk Cacat ..................................................................................................... 20
BAB III ................................................................................................................................ 21
PENUTUP ........................................................................................................................... 21
A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 22
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad
SAW.
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tenaga kerja adalah daya kerja fisik maupun mental yang merupakan
sumbangsih menusia untuk menghasilkan suatu produk atau jasa
tertentu.Tenaga kerja merupakan satu elemen terpenting dalam setiap
perusahaan atau entitas usaha. Suatu produk tidak akan tercipta tanpa adanya
salah satu faktor produksi ini. Oleh karena itu, keberadaan tenaga kerja
sangatlah vital dalam sebuah perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa.
Tenaga kerja perusahaan yang telah mengabdikan dirinya pada perusahaan
tertentu tentunya akan mendapatkan imbalan berupa gaji atau upah yang sesuai
dengan kinerja dan prestasi masing-masing tenaga kerja
Biaya bahan baku merupakan salah satu komponen penting dari biaya
produksi. Masalah yang dihadapi manajemen berkatitan dengan bahan baku
yaitu keterlambatan bahan yang mengganggu proses produksi. Sedangkan
bahan baku yang berlebihan akan mengakibatkan pemborosan pada dana yang
tertanam pada persediaan bahan. Karena dalam penyimpanan bahan baku
menimbulkan beban (biaya) penyimpanan. Pada tahap pengadaan dan
penyimpanan bahan baku dari segi akuntansi timbul masalah penentuan harga
pokok bahan baku yang dibeli, sedangkan pada saat pemakaian bahan baku
timbul masalah penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan anggaran tenaga kerja langsung?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian anggaran tenaga kerja langsung
PEMBAHASAN
1.Besar kacilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini berhubungan secara
langsungdengan tingkat kegiatan produksi
2.Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya
variabel.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tenaga kerja antara lain
adalah:
1. Kebutuhan tenaga kerja.
Pada setiap perusahaan tentu ada biaya yang dikeluarkan untuk keperluan
buruh. Buruh atau tenaga kerja, merupakan salah satu faktor produksi yang
utama dan yang selalu ada dalam perusahaan, meskipun pada perusahaan
tersebut sudah digunakan mesin-mesin.Mesin yang bekerja dalam perusahaan
tentu saja perlu ditangani oleh tenaga manusia,meskipun mesin-mesin zaman
sekarang sudah banyak yang bersifat otomatis. TenagaKerja yang bekerja di
pabrik dikelompokkan menjadi dua yakni:
1. Klasifikasi obyek
2. Klasifikasi organik
3. Klasifikasi fungsional
4. Klasifikasi ekonomi
a. Gaji Pokok
b. Tunjangan Tambahan
d. Tunjangan anak
e. Tunjangan jabatan
Ø Tunjangan pangan/beras
Ø Biaya lembur
Semua biaya yang terjadi untuk memperoleh bahan baku dan untuk
menempatkanya dalam keadaan siap untuk diolah, merupakan unsur harga
pokok bahan baku yg dibeli. Oleh karena itu, harga pokok bahan baku tidak
hanya berupa harga yang tercantum dalam faktur pembelian saja.
Sering kali dalam pembelian bahan baku, perusahaan membayar biaya
angkutan untuk berbagai macam bahan baku yang dibeli. Hal ini
menimbulkan masalah mengenai pengalokasian biaya angkutan tersebut
kepada masing” jenis bahan baku yang diangkut.
Perlakuan terhadap biaya angkutan ini dpt dibedakan sbb :
1. Biaya angkutan diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku
yang dibeli.
2. Biaya angkutan tidak diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan
baku yang dibeli, namun diperlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik.
Berat
Jenis Harga % Harga Pokok Bahan
Bahan faktur Baku
Baku (i) : 800 (ii)xRp 300.000
Kg (ii) (iii)
(i)
A 400 50,00 Rp 150.000
B 350 43,75 131.000
C 50 6,25 18.750
800 100,00 Rp 300.000
2. Perbandingan harga faktur tiap jenis bahan baku yang dibeli.
Contoh :
Perusahaan membeli 4 macam bahan baku dengan harga faktur tiap-
tiap jenis bahan sebagai berikut : Bahan baku A Rp100.000 , bahan baku B
Rp150.000 , bahan baku C Rp225.000 , bahan baku D Rp125.000 . Biaya
angkutan 4 jenis bahan baku tersebut adalah Rp48.000 . Jika biaya
angkutan tersebut dibagi atas dasar perbandingan harga faktur tiap-tiap
jenis bahan baku tersebut, harga pokok tiap jenis bahan baku akan di
bebani dengan tambahan biaya angkutan sebesar Rp0,08 (48.000/600.000)
. Pembagian biaya angkutan sebesar Rp48.000 adalah sbb :
JenisBahan Harga Pembagian Harga
Baku faktur BiayaAngkuta Pokok Bahan
(i) n Baku
(i) x Rp.0,08 (i)+ (ii)
(ii) (iii)
A Rp 100.000 Rp 8.000 Rp108.000
B 150.000 12.000 162.000
C 225.000 18.000 243.000
D 125.000 10.000 135.000
Rp600.000 Rp 48.000 Rp648.000
Contoh :
Biaya angkutan yang diperkirakan akan dikeluarkan dalam tahun 20X1
adalah sebesar Rp2.500.000 , dan jumlah bahan baku yang diangkut
diperkirakan sebanyak 50.000 kg . Jadi tarif biaya angkut untuk tahun 20X1
adalah sebesar Rp50 per kg bahan baku yang diangkut . Dalam tahun 20X1
jumlah bahan baku yang dibeli dan alokasi angkutan atas dasar tarif disajikan
sebagai berikut :
Biaya Harga Pokok
JenisBah Berat Harga Faktur Angkutan yg Bahan Baku
an Baku Kg dibebankan
atas Dasar
Tarif (2) + (3)
(1) (2) (1) x Rp50 (4)
(3)
A 25.000 Rp 5.000.000 Rp1.250.000 Rp 6.250.000
B 15.000 4.500.000 750.000 5.250.000
C 10.000 4.000.000 500.000 4.500.000
Rp13.500.000 Rp2.500.000 Rp 16.000.000
Dalam metode ini, setiap jenis bahan baku yang ada digudang harus di
beri tanda harga pokok per satuan berapa bahan baku tersebut dibeli. Setiap
pembelian bahan baku yang harga persatuanya berbeda dengan harga per
satuan bahan baku yang sudah ada di gudang, harus dipisahkan
penyimpanannya dan diberi tanda pada harga berapa bahan baku tersebut
dibeli. Dalam metode ini, tiap-tiap jenis bahan baku yang ada di gudang jelas
identitas harga pokoknya, sehingga setiap pemakaian bahan baku dapat
diketahui harga pokok per satuanya secara tepat.
Harga
Kuantitas
Tanggal beli Per kg Jumlah
Kransaksi
kg
Apabila tidak terdapat produk rusak, maka harga pokok per unit adalah :
Rp512.500/1.100 = Rp 466
Dengan adanya produk rusak 100 unit akan mengakibatkan harga pokok
perunitnya menjadi lebih besar karena harga pokok produk rusak dibebankan
pada produk yang baik.
Harga produk A yang baik :
Rp512.500/1000 = Rp 513
Jika produk rusak masih laku dijual, maka hasil penjualan produk rusak
dikurangkan dari biaya produksi yang seluruhnya telah dibebankan kepada
produk yang baik.
Pembagian nilai Jual produk sebagai pengurang terhadap tiap-tiap rekening
Barang Daam Proses tersebut, didasarkan pada perbandingan tiap-tiap elemen
biaya tersebut.
3. Produk Cacat
Produk cacat adalah unit produk yang tidak memenuhi standar produksi da
dapat diperbaiki secara teknis dan ekonomis untuk dapat di jual sebagai
produk baik atau tetap sebagai produk cacat.
Penyebab produk cacat ada dua macam,pertamatimbulnya produk cacat di
sebabkan karena konsumen.kedua,di sebabkan karena kesalahan saat proses
produksi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Semua biaya yang terjadi untuk memperoleh bahan baku dan untuk
menempatkanya dalam keadaan siap untuk diolah, merupakan unsur harga pokok
bahan baku yg dibeli. Oleh karena itu, harga pokok bahan baku tidak hanya
berupa harga yang tercantum dalam faktur pembelian saja.
http://www.scribd.com/doc/124251856/anggaran
http://himmatulkhairibalancedlife.blogspot.co.id/2011/04/anggaran
https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/anggaran