Anda di halaman 1dari 7

1.

3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intervensi GERMAS tehadap
terjadinya stunting di Kota Palembang.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui gambaran stunting pada anak usia 25-60 bulan di Kota Palembang
2. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dengan terjadinya stunting di Kota
Palembang.
3. Untuk mengetahui hubungan intervensi GERMAS dengan terjadinya stunting di Kota
Palembang.

1.4 Manfaat Peneitian


1.4.1 Manfaat Ilmiah

Sebagai landasan ilmiah untuk penelitian selanjutnya mengenai hubungan intervensi


gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS) terhadap terjadinya stunting di Kota
Palembang.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Sebagai gambaran hubungan intervensi gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS)


terhadap penyebab terjadinya stunting.
2. Sebagai masukan bagi pihak yang melakukan hubungan intervensi gerakan masyarakat
hidup sehat (GERMAS) terhadap penyebab terjadinya stunting?

1.5 Hipotesis
H0 : Tidak ada hubungan intervensi gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS)
terhadap penyebab terjadinya stunting?

H1 : Ada hubungan intervensi gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS)


terhadap penyebab terjadinya stuntin
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis intevensi GERMAS terhadap terjadinya
Stunting di kota Palembang, dapat disimpulkan bahwa :
 Prevalensi kejadian Stunting pada balita usia 25 – 60 bulan di Kota Palembang adalah
sebesar 28%.
 Terdapat hubungan yang bermakna antara asupan protein, berat lahir, pendidikan ibu,
pendidikan ayah, pekerjaan ibu, pekerjaan ayah dan status ekonomi keluarga dengan
kejadian Stunting pada balita usia 25 – 60 bulan di Kota Palembang.
 Beberapa kegiatan dalam intervensi GERMAS memiliki hubungan yang signifikan
terhadap terjadinya stunting yakni mengkonsumsi buah dan sayur, merokok, konsumsi
alkohol, memeriksa kesehatan rutin, memiliki jamban sehat, membersihkan
lingkungan, sementara itu hanya kegiatan melakukan aktivitas fisik yang tidak
memiliki hubungan signifikan terhadap terjadinya stunting Kota Palembang.

6.2 Saran

1. Terdapat banyak faktor yang berhubungan dengan kejadian Stunting pada balita, baik
secara langsung maupun tidak langsung, diharapkan dapat dilakukan penelitian dengan
memasukkan berbagai variabel yang tidak terdapat dalam penelitian ini, seperti faktor
genetik dan pola asuh.
2. Diharapkan adanya penelitian dengan disain yang dapat menggambarkan hubungan
sebab-akibat agar lebih pasti untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi penyebab
terjadinya Stunting pada balita.
3. Diharapkan kepada keluarga terutama ibu dapat memberikan asupan gizi yang adekuat
sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya Stunting pada balita.
4. Diharapkan kepada keluarga untuk melakukan aktivitas fisik paling tidak 30 menit
perhari, mngkonsumsi buah dan sayur, tidak merokok, tidak mengkonsumsi alcohol,
melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, memiliki dan menggunakan jamban
sehat, dan membersihkan lingkungan rumah.
5. Diharapkan kepada ibu hamil dapat menjaga pola makannya sesuai dengan gizi
seimbang agar tidak melahirkan bayi berat lahir rendah sehingga dapat mengurangi
risiko terjadinya Stunting pada balita.
6. Diharapkan kepada masyarakat dapat mencegah pernikahan usia dini, sehingga dapat
melanjutkan pendidikan yang pada akhirnya dapat meningkatkan status ekonomi
keluarga.
7. Diharapkan kepada masyarakat dan petugas kesehatan terutama kader posyandu
sebaiknya dapat mengetahui lebih dini kejadian Stunting pada balita
8. Diharapkan kepada keluarga terutama ibu dapat memberikan asupan gizi yang adekuat
sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya Stunting pada balita.
9. Diharapkan kepada ibu hamil dapat menjaga pola makannya sesuai dengan gizi
seimbang agar tidak melahirkan bayi berat lahir rendah sehingga dapat mengurangi
risiko terjadinya Stunting pada balita.
10. Diharapkan kepada masyarakat dapat mencegah pernikahan usia dini, sehingga dapat
melanjutkan pendidikan yang pada akhirnya dapat meningkatkan status ekonomi
keluarga.
11. Diharapkan kepada masyarakat dan petugas kesehatan terutama kader posyandu
sebaiknya dapat mengetahui lebih dini kejadian Stunting pada balita.
12. Diharapkan Dinas Kesehatan bersama Pemerintahan Kota Palembang, serta instansi-
instansi lain yang terkait dapat memberikan solusi atau membuat kebijakan-kebijakan
dalam rangka memperbaiki status gizi balita khususnya Stunting.
13. Diharapkan Dinas Kesehatan dapat memberikan informasi secara luas baik melalui
penyuluhan maupun pelatihan kepada masyarakat ataupun kader kesehatan mengenai
status gizi balita khususnya
penyakit infeksi yang telah dialami kronis diet berkualitas rendah yang
balita selama hidupnya. Stunting sendiri dikombinasikan dengan morbiditas,
merupakan hasil jangka panjang konsumsi penyakit infeksi, dan masalah lingkungan.

5. Simpulan untuk mengetahui faktor apa saja yang


Berdasarkan hasil penelitian mengenai menjadi penyebab terjadinya Stunting
analisis intevensi GERMAS terhadap pada balita.
terjadinya Stunting di kota Palembang,
 Diharapkan kepada keluarga terutama
dapat disimpulkan bahwa :
 Prevalensi kejadian Stunting pada ibu dapat memberikan asupan gizi yang
balita usia 25 – 60 bulan di Kota adekuat sehingga dapat mengurangi
Palembang adalah sebesar 28%. risiko terjadinya Stunting pada balita.
 Terdapat hubungan yang bermakna  Diharapkan kepada keluarga untuk
antara asupan protein, berat lahir, melakukan aktivitas fisik paling tidak
pendidikan ibu, pendidikan ayah, 30 menit perhari, mngkonsumsi buah
pekerjaan ibu, pekerjaan ayah dan dan sayur, tidak merokok, tidak
status ekonomi keluarga dengan mengkonsumsi alcohol, melakukan
kejadian Stunting pada balita usia 25 – pemeriksaan kesehatan secara rutin,
60 bulan di Kota Palembang. memiliki dan menggunakan jamban
 Beberapa kegiatan dalam intervensi sehat, dan membersihkan lingkungan
GERMAS memiliki hubungan yang rumah.
signifikan terhadap terjadinya stunting  Diharapkan kepada ibu hamil dapat
yakni mengkonsumsi buah dan sayur, menjaga pola makannya sesuai dengan
merokok, konsumsi alkohol, gizi seimbang agar tidak melahirkan
memeriksa kesehatan rutin, memiliki bayi berat lahir rendah sehingga dapat
jamban sehat, membersihkan mengurangi risiko terjadinya Stunting
lingkungan, sementara itu hanya pada balita.
kegiatan melakukan aktivitas fisik  Diharapkan kepada masyarakat dapat
yang tidak memiliki hubungan mencegah pernikahan usia dini,
signifikan terhadap terjadinya stunting sehingga dapat melanjutkan pendidikan
Kota Palembang. yang pada akhirnya dapat
meningkatkan status ekonomi keluarga.
6. Saran
 Diharapkan kepada masyarakat dan
 Terdapat banyak faktor yang petugas kesehatan terutama kader
berhubungan dengan kejadian Stunting posyandu sebaiknya dapat mengetahui
pada balita, baik secara langsung lebih dini kejadian Stunting pada balita
maupun tidak langsung, diharapkan  Diharapkan kepada keluarga terutama
dapat dilakukan penelitian dengan ibu dapat memberikan asupan gizi yang
memasukkan berbagai variabel yang adekuat sehingga dapat mengurangi
tidak terdapat dalam penelitian ini, risiko terjadinya Stunting pada balita.
seperti faktor genetik dan pola asuh.  Diharapkan kepada ibu hamil dapat
 Diharapkan adanya penelitian dengan menjaga pola makannya sesuai dengan
disain yang dapat menggambarkan gizi seimbang agar tidak melahirkan
hubungan sebab-akibat agar lebih pasti bayi berat lahir rendah sehingga dapat
mengurangi risiko terjadinya Stunting  Diharapkan Dinas Kesehatan bersama
pada balita. Pemerintahan Kota Palembang, serta
 Diharapkan kepada masyarakat dapat instansi-instansi lain yang terkait dapat
mencegah pernikahan usia dini, memberikan solusi atau membuat
sehingga dapat melanjutkan pendidikan kebijakan-kebijakan dalam rangka
yang pada akhirnya dapat memperbaiki status gizi balita
meningkatkan status ekonomi keluarga. khususnya Stunting.
 Diharapkan kepada masyarakat dan  Diharapkan Dinas Kesehatan dapat
petugas kesehatan terutama kader memberikan informasi secara luas baik
posyandu sebaiknya dapat mengetahui melalui penyuluhan maupun pelatihan
lebih dini kejadian Stunting pada balita. kepada masyarakat ataupun kader
kesehatan mengenai status gizi balita
khususnya

Daftar Acuan 7. Buku Panduan Gerakan Masyarakat


1. UNICEF, 2013. IMPROVING CHILD Hidup Sehat (GERMAS). Jakarta :
NUTRITION The achievable imperative Kemenkes RI.2016
for global progress, New York: 8. Bank Data Dinas Kesehatan, Bank Data
UNICEF. Kementrian Kesehatan Republik
2. World Health Organization. Nutrition Indonesia, 2017.
Landscape Information System: 9. Buku Panduan GERMAS (Gerakan
Country profile indicators. Geneva, Masyarakat Hidup Sehat), 2016.
Switzerland: World Health 10. Pedoman Umum, Program
Organization; 2010 Indonesia Sehat Dengan Pendekatan
3. Riskesdas, 2013. Riset Kesehatan Dasar. Keluarga, Kementrian Kesehatan
Badan Penelitian dan Pengembangan Republik Indonesia,
Kesehatan. Kemenkes RI. 2013. 2016.KemenkesRI.2018. Pendekatan
4. Profil kesehatan provinsi sumatera program kesehatan masyarakat tahun
selatan 2018. Buku Data Direktur Jendral
5. Caulfield LE, Ricard SA, Rivera JA, Kesehatan Masyarakat.2018
Musgrove P, Black RE. 2010. Stunting, 11. Almatsier, Sunita (ed). 2005.
wasting and micronutrient deficiency Penuntun Diet edisi baru. Jakarta:
disorders. In : Jamison DT, Breman JG, Gramedia Pustaka Utama.
Measham AR, Alleyne G, Cleason M, 12. Suhardjo. 1992. Pemberian
Evans DB, et al, editors. Disease Control Makanan pada Bayi dan Anak.
Priorities In Developing Countries. 2nd Yogyakarta: Kanisius.
ed. The World Bank and Oxford 13. Arisman. 2010. Gizi dalam Daur
Universit Pess. New York. Kehidupan. Jakarta: EGC.
6. Proyek Kesehatan dan Gizi berbasis 14. WHO. Millenium Development
Masyarakat Untuk Mengurangi Goals (MDGs). Jakarta: United Nations;
Stunting. In: Corporation MC, editor. 2008
Jakarta: MCA-Indonesia; 2014. 15. Branca, Francesco. 2006.
“Nutritional Solutions to Major Health
Problems of Preschool Children: How to
Optimise Growth and Development”.
Journal of Pediatric Gastroenterology
and Nutrition 43:S4–S7.

Anda mungkin juga menyukai