OUTLINE PENELITIAN
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen Pemasaran Jasa Pelayanan Kesehatan
Oleh :
Ervina Fauziah
NIM 6411416028
2018
RINGKASAN
Rumah Sakit Umum Kusuma merupakan salah satu rumah sakit swasta yang
ada di Kabupaten Semarang. Dari hasil studi pendahuluan melalui data kegiatan
kunjungan pasien rawat jalan diketahui RSU Kusuma memiliki jumlah kunjungan
terendah dari semua rumah sakit yang ada di Kabupaten Semarang pada tahun
2016.
Penelitian ini bersifat kuantitatif, melalui pendekatan metode cross sectional.
Teknik purposive sampling digunakan dalam metode pengambilan sampel
penelitian ini. Populasi sampel merupakan seluruh pasien di RSU Kusuma pada
tahun 2016. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan
analisis bivariat.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa variabel daya tanggap, kehandalan,
jaminan dan empati memiliki hubungan dengan minat kunjungan ulang.
Sedangkan bukti langsung tidak memiliki hubungan dengan minat kunjungan
ulang.
ii
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga outline proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh Persepsi Pasien
tentang Mutu Pelayanan Kesehatan terhadap Minat Kunjungan Ulang di RSU
Kusuma Tahun 2016” dapat terselesaikan dengan baik. Penyelesaian outline
proposal penelitian ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan memenuhi
tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran Jasa Pelayanan Kesehatan.
Sehubungan dengan penyelesaian outline proposal penelitian ini tak lepas dari
dukungan dan petunjuk berbagai pihak, untuk itu dengan rasa rendah hati
disampaikan terima kasih kepada yang terhormat ibu Lindra Anggorowati, M.PH.
selaku dosen mata kuliah Manajemen Pemasaran Jasa Pelayanan Kesehatan yang
telah memberikan tugas ini kepada penulis.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Kunjungan Gangguan
Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Kabupaten Semarang Tahun 2016 ............... 7
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa yaitu jasa kesehatan. Sebagai
suatu industri jasa maka rumah sakit tentunya juga harus menjalankan fungsi-
fungsi bisnis dalam manajerialnya, salah satunya adalah bagaimana
menghasilkan suatu produk jasa yang bermutu atau berkualitas. Jika rumah sakit
tidak memperhatikan kualitas pelayanannya maka akan ditinggalkan oleh
pelanggannya yang menyebabkan kerugian bagi semua pihak baik petugas,
pengelola atau pemilik rumah sakit sehingga tidak mendapatkan pendapatannya.
Pengguna atau pelanggan juga akan ikut dirugikan karena berkurang atau tidak
mendapatkan layanan yang bermutu apalagi bagi masyarakat yang tidak mampu
untuk memilih rumah sakit lain sesuai dengan keinginannya. Kemampuan rumah
sakit dalam memyampaikan kualitas pelayanan kesehatan yang baik merupakan
harapan bagi setiap masyarakat ketika datang untuk melakukan konsultasi atas
permasalahan kesehatan yang sedang mereka rasakan.
1
2
terendah adalah di RSU Kusuma dengan jumlah rawat jalan sebesar 114, jumlah
rawat inap 1.015 (Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, 2016).
1.2.1 Bagaimana gambaran minat kunjungan ulang pasien rawat jalan di RSU
Kusuma Tahun 2016?
1.2.2 Bagaimana gambaran persepsi pasien rawat tentang kualitas pelayanan
yang meliputi daya tanggap (responsiveness), kehandalan (reliability),
jaminan (assurance), empati (emphaty), dan bukti langsung (tangible) di
RSU Kusuma Tahun 2016?
1.2.3 Apakah ada pengaruh persepsi pasien rawat jalan tentang daya tanggap
terhadap minat kunjungan ulang di RSU Kusuma Tahun 2016?
1.2.4 Apakah ada pengaruh persepsi pasien rawat jalan tentang kehandalan
terhadap minat kunjungan ulang di RSU Kusuma Tahun 2016?
1.2.5 Apakah ada pengaruh persepsi pasien rawat jalan tentang jaminan terhadap
minat kunjungan ulang di RSU Kusuma Tahun 2016?
1.2.6 Apakah ada pengaruh persepsi pasien rawat jalan tentang empati terhadap
minat kunjungan ulang di RSU Kusuma Tahun 2016?
1.2.7 Apakah ada pengaruh persepsi pasien rawat jalan tentang bukti langsung
dengan minat kunjungan ulang di RSU Kusuma Tahun 2016?
1.3.2.1 Untuk mengetahui gambaran minat kunjungan ulang pasien rawat jalan
di RSU Kusuma Tahun 2016.
3
1.3.2.2 Untuk mengetahui persepsi pasien rawat tentang kualitas pelayanan yang
meliputi daya tanggap (responsiveness), kehandalan (reliability), jaminan
(assurance), empati (emphaty), dan bukti langsung (tangible) di RSU
Kusuma Tahun 2016.
1.3.2.3 Untuk mengetahui pengaruh persepsi pasien rawat jalan tentang daya
tanggap terhadap minat kunjungan ulang di RSU Kusuma Tahun 2016.
1.3.2.4 Untuk mengetahui pengaruh persepsi pasien rawat jalan tentang
kehandalan terhadap minat kunjungan ulang di RSU Kusuma Tahun
2016.
1.3.2.5 Untuk mengetahui pengaruh persepsi pasien rawat jalan tentang jaminan
terhadap minat kunjungan ulang di RSU Kusuma Tahun 2016.
1.3.2.6 Untuk mengetahui pengaruh persepsi pasien rawat jalan tentang empati
terhadap minat kunjungan ulang di RSU Kusuma Tahun 2016.
1.3.2.7 Untuk mengetahui pengaruh persepsi pasien rawat jalan tentang bukti
langsung dengan minat kunjungan ulang di RSU Kusuma Tahun 2016.
TINJAUAN PUSTAKA
Pelanggan secara sadar dan tidak sadar dalam tahap purna beli, akan
mengevaluasi transaksi yang telah dilakukan. Tingkat kepuasan atau
ketidakpuasan konsumen yang akan memengaruhi perilakunya. Jika konsumen
merasa puas karena mutu pelayanan yang baik, ia akan memperlihatkan peluang
yang besar untuk melakukan pembelian ulang. Serta pelanggan yang merasa puas
juga akan cenderung menyatakan hal-hal baik tentang organisasi pemberi layanan
kesehatan tersebut kepada orang lain (Kotler, 2007)
Hal ini ditegaskan oleh Trimurthy tahun 2008 bahwa terciptanya kepuasan
pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya hubungan antara
organisasi pemberi layanan dan pelanggannya menjadi harmonis, memberikan
dasar baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan, dan
membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word-of-mouth) yang
menguntungkan bagi perusahaan. Singkatnya, mutu pelayanan yang baik dapat
dilihat dari minat pembelian ulang yang muncul pada diri pelanggan. Sementara
konsumen yang merasa tidak puas akan bereaksi dengan tindakan-tindakan negatif
seperti mendiamkan saja, melakukan komplain, bahkan merekomendasikan
negatif kepada orang lain. Rumah sakit akan kehilangan banyak pasien dan dijauhi
oleh calon pasien. Pasien akan beralih ke rumah sakit lainnya yang memenuhi
harapan pasien (Trimurthy, 2008). Dapat dijelaskan seperti gambar berikut:
5
6
Siklus Pembelian
Kesadaran Pembelian
Pembelian
Hasil penelitian yang dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSUD Haji Makassar
tahun 2017 menunjukkan bahwa kepuasan pasien berpengaruh positif signifikan
secara langsung terhadap minat kembali di ruang rawat inap RSUD Haji dengan
uji t didapatkan nilai standardized coefficients beta 0.0414 dan signifikan 0.000 <
0.05 bearti semakin baik kepuasan pasien maka semakin tinggi minat kembali
pasien (Yulistia, Razak, & Haeruddin, 2017).
Tabel 2. 1 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Kunjungan Gangguan
Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Kabupaten Semarang Tahun 2016
Model yang komprehensif dari mutu pelayanan kesehatan yang berfokus pada
aspek fungsi dari pelayanan, yaitu:
Faktor-faktor yang paling dominan dalam hal mutu pelayanan jasa di bidang
kesehatan terdiri dari :
Dalam melihat mutu pelayanan kesehatan disebutkan ada sepuluh faktor yang
menentukan kualitas jasa pelayanan, yaitu : keandalan (reliability), daya tanggap
(responsiveness) , kemampuan (competence), kemudahan (access), keramahan
(courtesy), adanya komunikasi yang berguna untuk pasien (communication),
dapat dipercaya dan jujur (credibility), adanya jaminan keamanan (security),
melakukan usaha untuk mengetahui kebutuhan pasien (understanding the
customer), dan bukti langsung yaitu bukti yang langsung dapat dilihat misal:
fasilitas fisik (tangible) (Kotler, 2007).
Bila seseorang memandang suatu obyek dan mencoba penafsiran itu sangat
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dari pemersepsi yang mencakup sikap,
motif, kepentingan, pengalaman dan pengharapan.
2.1.4.3 Situasi
Selain kedua hal tersebut situasi berpengaruh pula terhadap persepsi individu.
Situasi ini mencakup waktu, keadaan / tempat kerja, dan keadaan sosial. Persepsi
10
setiap orang terhadap suatu obyek akan berbeda-bedaoleh karena itu persepsi
mempunyai sifat subyektif. Persepsi yang dibentuk seseorang dipengaruhi oleh
memorinya (Kotler, 2007).
STIMULI
Sensasi Pemberian
Penglihatan
Arti
Suara
Bau Indra
Rasa Penerimaan Perhatian Interpretasi
Tekstur
Tanggapan
Semua pemakai yang sudah terbiasa akan suatu produk atau jasa yang khusus
tidaklah selalu sama, beberapa dikarenakan pemilihan alternatif yang unik.
Beberapa lagi yang berhubungan dalam hal suka atautidak suka, menolak tetapi
sebenarnya menyukai dan beberapa fanatik yang tidak pernah mempertimbangkan
pilihan lain. Loyalitas dapat merupakan suatu yang mengejutkan dan tidak bisa
dipertanyakan. Mereka berkeyakinan bahwa menggunakan suatu merek dan
kebiasaan yang berbeda akan berarti resiko kegagalan (Suryanti, 2008).
Pelanggan yang loyal adalah pelanggan yang akan membeli ulang terhadap
jasa yang pernah mereka rasakan. Pada pelanggan yang tingkat kepuasan rendah
makin mereka mudah pindah serta sangat kaku terhadap perubahan harga.
Beberapa Faktor yang mempengaruhi pemanfaatan barang atau jasa yaitu :
2.1.5.1 Marketing stimuli, terdiri dari product, price, place dan promotion
2.1.5.2 Stimuli lain, terdiri yang terdiri dari technological, political dan cultural.
Dua faktor ini akan masuk dalam buyer box yang terdiri dari buyer
characteristic yang memiliki variabel cultural, personal dan psychological, serta
buyer decision process yang merupakan proses yang terjadi saat seseorang
memutuskan untuk mengkonsumsi suatu produk (Suryanti, 2008).
METODE PENELITIAN
13
14
3.3.1 Ada pengaruh antara persepsi pasien tentang kehandalan pelayanan terhadap
minat kunjungan ulang di RSU Kusuma tahun 2016.
3.3.2 Ada pengaruh antara persepsi pasien tentang daya tanggap pelayanan
terhadap minat kunjungan ulang di RSU Kusuma tahun 2016.
3.3.3 Ada pengaruh antara persepsi pasien tentang jaminan pelayanan terhadap
minat kunjungan ulang di RSU Kusuma tahun 2016.
3.3.4 Ada pengaruh antara persepsi pasien tentang empati pelayanan terhadap
minat kunjungan ulang di RSU Kusuma tahun 2016
3.3.5 Ada pengaruh antara persepsi pasien tentang bukti langsung terhadap minat
kunjungan ulang di RSU Kusuma tahun 2016.
3.5.1 Populasi
Populasi terjangkau adalah bagian dari populasi target yang dibatasi oleh
tempat dan waktu dan dapat dijangkau oleh peneliti (Sastroasmoro, 2015).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rawat jalan di RSU Kusuma
yang berjumlah 114 populasi pada tahun 2016.
3.5.2 Sampel
menggunakan random sampling, dimana responden dipilih secara acak mulai dari
registrasi, pelayanan dokter, apotek hingga kasir. Jumlah sampel dalam penelitian
ini ditentukan berdasarkan perhitungan sampel yang dilakukan dengan
menggunakan rumus uji hipotesis dua proporsi sebagai berikut :
2
𝑎
[𝑍1 − + 𝑍1 − 𝛽√𝑃1(1 − 𝑃1) + (1 − 𝑃2 ]
2√2𝑃(1 − 𝑃)
𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 =
(𝑃1 − 𝑃2)2
Keterangan :
1. Pasien baru yang telah memanfaatkan pelayanan di RSU Kusuma unit rawat
jalan namun belum melakukan kunjungan ulang saat dilakukan penelitian ini.
2. Bersedia menjadi responden penelitian.
3. Pasien dalam kondisi sadar dan dapat melakukan komunikasi dengan baik.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama baik
dari individu atau perseorangan, seperti hasil wawancara atau hasil pengisian
kuesioner (Umar, 2003). Data primer dalam penelitian ini berupa variabel
dependen dan independen yang diperoleh dari hasil wawancara kuesioner tentang
16
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain. Data
sekunder ini digunakan oleh peneliti untuk diproses lebih lanjut (Umar, 2003).
Dalam penelitian ini, data sekunder bersumber dari studi kepustakaan dan telaah
dokumen berupa profil RSU Kusuma, data kunjungan pasien RSU Kusuma tahun
2016, dan data lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
Analisis yang dilakukan untuk melihat hubungan dua variabel yaitu antara
variabel independen dengan variabel dependen dalam menganalisis bivariat,
karena variabel independen berskala ordinal dan variabel dependen berskala
nominal, maka uji yang digunakan adalah uji Chi dengan menggunakan program
SPSS versi 13.
17
Al-Abri, R., & Amina Al-Balushi. (2014). Patient Satisfaction Survey as a Tool
Towards Quality Improvement. Oman Medical Journal, 29(1), 3–7.
Kumar, P. N., Jacob, A., & Thota, S. (2014). Impact of Healthcare Marketing and
Branding on Hospital Services. International Journal of Research
Foundation of Hospital & Healthcare Administration, 2(1), 19–24.
18
19
Yulistia, Razak, A., & Haeruddin. (2017). Pengaruh Kualitas Layanan dan Citra
terhadap Kepuasan dan Minat Kembali untuk Memanfaatkan Pelayanan di
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar Tahun
2017. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 11(4), 429–433.