Diatom mempunyai kelimpahan yang tinggi dan dapat ditemukan diberbagai habitat
misalnya tanah basah, dinding batu, karang terjal, gambut dan kulit kayu (Saptasari et al,
2006). Hasil penelitian Yuliana (2006) di Teluk Kao menunjukkan bahwa Bacillariophyceae
merupakan kelas yang mendominasi genera pada setiap stasiun pengamatan dengan
kelimpahan yang tinggi. Kondisi serupa telah dilaporkan oleh Nybakken (1992) bahwa
komposisi fitoplankton di laut di dominasi oleh Bacillariophyceae.
Diatom merupakan fitoplankton yang bersifat uniseluler, namun sering kali ditemukan
dalam bentuk koloni. Diatom secara istilah berarti dua bagian yang tidak dapat dibagi lagi
yang mencerminkan struktur sel Diatom. Dinding sel (frustula) pada Diatom mengandung
silika yang terdiri dari dua katup (Valve). Valve yang menyerupai tutup di sebut epiteka dan
yang menyerupai wadah disebut hipoteka. Kedua valve tersebut bertemu di bagian tengah
frustula yang di sebut bagian sabuk (girdle) (Hoek et al, 1995).
Tipe dinding sel Diatom merupakan karakter utama dalam pengklasifikasian Diatom.
Berdasarkan tipe dinding selnya (frustula), daitom dibagi menjadi dua bangsa, Centrales dan
Pennales. Bangsa Centrales memiliki simetri radial. Sedangan bangsa Pennales berbentuk
pennatus (Sulaiman, 2012). Perkembangbiakan dari diatom dapat melalui tiga cara yaitu
pembelahan sel, pembentukan auxospora, dan statospora.
Jenis lain yang ditemukan adalah Mastogloiea (Lihat gambar 2). Diatom ini
ditemukan di Kolam Lele Bululawang. Mastogloiea bersifat uniseluler, bentuk bulat lonjong
dengan ujung tumpul, dan motil . Habitat alga jenis ini biasanya ditemukan di kolam air
tawar. Mastogloia dapat digunakan sebagai indikator kualitas air.
Gambar 2. Mastogloiea
PEMBAHASAN
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan. Navicula oblonga hidup di air tawar
yang kebanyakan berfungsi sebagai indikator pencemaran. Diatara bagian kotak dan tutup
terdapat celah yang disebut rafe. Rafe pada diatom dengan jenis Navicula oblonga ini
terletak di garis tengah Valve. Hidup berkoloni dan dapat bergerak sehingga bersifat motil.
Hal ini sesuai dengan penelitian dari Junda et al, 2012 menyatakan bahwa Navicula oblonga
memiliki warna coklat, uniseluler, bentuk bulat lonjong, dan motil. Selain itu species diatom
yang dominan pada pada perairan tercemar limbah orhganik antara lain Amphora,
Amphipleura, Diatoma, Frustulia, Mastogloiea, Navicula oblonga, dan Nitzschia
(Soeprobowati et al, 1994).
Diatom jenis lain yang dapat ditemukan adalah Mastogloiea. Diatom ini pada
umumnya dapat ditemukan padaair tawar terutama pada air kolam. Mastogloiea dapat
digunakan sebagai indikator kualitas air. hal ini sesuai dengan pernyatan dari Soeprobowati et
al, 1996 bahwa Bacillaria, Caloneis, Cyclotella, Diatoma, Hantzschia, Gomphonema,
Navicula, Nitzschia, dan Mastogloiea berpotensi sebagai indikator perairan yang eutrofik.
Mastogloiea bersifat uniseluler, bentuk bulat lonjong dengan ujung tumpul, dan dapat
melakukan pergerakan sehingga termasuk protista yang bersifat motil . Mastogloiea dapat
digunakan sebagai indikator kualitas air.
Daftar pustaka
Hoek, C. Van Den., D. G. Mann. & H. M. Jahns. 1995. Algae: an Introduction to phycology.
Cambridge: Cambridge University Press
Junda, M., Hasrah & Hala, Y. 2012. Identifikasi Genus Fitoplankton Pada Salah Satu
Tambak Udang Di Desa Bontomate’ne Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep. Jurnal
Bionature, 13(2): 108-115
Nybakken, JW. 1992. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis. Terjemahan dari Marine
Biology : An Ecologycal Approach. Jakarta: Gramedia
Saptasari, M., Triastono, Mahanal, S. 2006. Botani Tumbuhan Bertalus Alga. Malang:
Universitas Negeri Malang
Sulaiman, TG. 2012. Struktur Komunitas Bacillarophyta (Diatom) Di Area Pertambakan
Marunda Cilingcing, Jakarta Utara (Skripsi). Depok: Universitas Indonesia
Yuliana. 2006. Produktifitas Primer Fitoplankton pada Berbagai Periode Cahaya di Perairan Teluk
Kao, Kabupaten Halmahera Utara. Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences). VII (2):
215-222