Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEKNOLOGI MATERIAL “POLIMER TERMOSET”

Di susun oleh : Kelompok 2

Mazuda Perdana P. (161910101040)


A’an Muhammad Iqbal (161910101041)
Much. Irsyadul Ibad (161910101046)
Herninda Ayu M. S. (161910101048)
Hilmi Muhammad (161910101051)

Program Studi S1 Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Jember

Tahun Akademik 2016 / 2017


POLIMER THERMOSETTING
1. POLIMER

Polimer disebut juga dengan makromolekul merupakan


molekul besar yang dibangun dengan pengulangan oleh
molekul sederhana yang disebut monomer. Polimer
merupakan molekul raksasa (makromolekul) yang terbentuk
dari susunan ulang ratusan bahkan ribuan molekul sederhana
yang disebut monomer. Oleh karena itu polimer mempunyai
massa molekul relatif yang sangat basar.Polimer (polymer)
berasal dari dua kata, yaitu poly (banyak) dan meros
(bagian – bagian).

Karakteristik polimer secara umum yaitu sebagai berikut :

• Densitas yang rendah, dibandingkan dengan logam dan


keramik.
• Rasio kekuatan terhadap berat (strength to weight) yang
baik untuk beberapa jenis polimer.
• Ketahanan korosi yang tinggi
• Konduktivitas listrik dan panas yang rendah

Klasifikasi polimer dapat dibedakan menjadi :

1. Polimer berdasarkan asalnya

Berdasarkan asalnya, polimer dibedakan atas polimer


alam dan polimer buatan. Polimer alam telah dikenal
sejak ribuan tahun yang lalu, seperti amilum, selulosa,
kapas, karet, wol, dan sutra. Polimer buatan dapat berupa
polimer regenerasi dan polimer sintetis. Polimer
regenerasi adalah polimer alam yang dimodifikasi.
Contohnya rayon, yaitu serat sintetis yang dibuat dari
kayu (selulosa). Polimer sintetis adalah polimer yang
dibuat dari molekul sederhana (monomer) dalam pabrik
2. Polimer berdasarkan ketahan terhadap panas

• polimer termoplastik
• polimer termoseting

2. POLIMER THERMOSETTING

Polimer termoseting adalah polimer yang mempunyai sifat


tahan terhadap panas. Jika polimer ini dipanaskan, maka tidak
dapat meleleh. Sehingga tidak dapat dibentuk ulang kembali.
Susunan polimer ini bersifat permanen pada bentuk cetak
pertama kali (pada saat pembuatan). Bila polimer ini
rusak/pecah, maka tidak dapat disambung atau diperbaiki
lagi. Polimer ini terdiri dari molekul rantai lurus dengan
ikatan yang kuat antarsesamanya

Atau bisa dikatakan Polimer thermosetting adalah polimer


network. Polimer ini menjadi keras secara permanen
selama pembentukannya dan tidak melunak ketika
dipanaskan. Polimer network mempunyai crosslink kovalen
di antara rantai polimer yang berdekatan. Selama pemanasan,
ikatan ini mengikat rantai polimer menjadi satu untuk
menahan gerakan vibrasi dan rotasi rantai pada temperature
tinggi. Hal inilah yang menjadi penyebab mengapa material
tidak melunak ketika dipanaskan.

Plomer termoseting memiliki ikatan – ikatan silang yang


mudah dibentuk pada waktu dipanaskan. Hal ini membuat
polimer menjadi kaku dan keras. Semakin banyak ikatan
silang pada polimer ini, maka semakin kaku dan mudah
patah. Bila polimer ini dipanaskan untuk kedua kalinya,
maka akan menyebabkan rusak atau lepasnya ikatan
silang antar rantai polimer. Hanya pemanasan yang berlebih
yang akan menyebabkan beberapa ikatan crosslink dan
polimer itu sendiri mengalami degradasi. Polimer termoset
biasanya lebih keras dan kuat daripada termoplastik dan
mempunyai stabilitas dimensional yang lebih baik.
Kebanyakan polimer crosslink dan network termasuk
vulcanized rubbers, epoxies, dan phenolics and beberapa resin
polyester adalah termosetting

Tidak dapat menerima siklus pemanasan-pendinginan seperti


termoplastik:

• Ketika dipanaskan pada tahap awal, termoset melunak


dan mampu mengalir di dalam cetakan.
• Tapi pada temperatur yang tinggi, terjadi reaksi kimia
yang mengeraskan material sehingga akhirnya menjadi
padatan yang tidak mampu lebur kembali (infusible
solid).
• Jika dipanaskan ulang, tidak mampu melunak kembali
melainkan akan terdegradasi menghasilkan arang.

Bentuk struktur ikatan silang sebagai berikut.


3. SIFAT POLIMER THERMOSETTING
o Ketika dipanaskan pada tahap awal, termoset
melunak dan mampu mengalir di dalam cetakan.
o Tapi pada temperatur yang tinggi, terjadi reaksi kimia
yang mengeraskan material sehingga akhirnya menjadi
padatan yang tidak mampu lebur kembali (infusible
solid).
o Jika dipanaskan ulang, tidak mampu melunak kembali
melainkan akan terdegradasi menghasilkan arang.
o Keras dan kaku (tidak fleksibel)
o Tidak dapat dibentuk ulang (sukar didaur ulang).
o Tidak dapat larut dalam pelarut apapun.
o Tahan terhadap asam basa.
o Mempunyai ikatan silang antar rantai molekul.

4. JENIS-JENIS THERMOSETTING
4.1 Resin Urea formaldehid (Resin Amino)
Resin Urea formaldehid adalah hasil polimerisasi
kondensasi urea dengan formaldehid. Resin ini termasuk
dalam kelas resin thermosetting yang mempunyai sifat
tahan terhadap asam ,basa , tidak dapat melarut dan tidak
dapat meleleh. Karena sifat-sifat tersebut, aplikasi resin
urea-formaldehid yang sangat luas sehingga industri
urea-formaldehid berkembang pesat. Resin urea ini dapat
dicetak tekan, memiliki permukaan yang keras dan
mempunyai nilai dielektrik yang tinggi dan dapat diberi
berbagai warna. Contoh industri yang menggunakan
industri formaldehid adalah laminating, coating, tekstil
resin finishing. Jenis resin ini banyak juga digunakan
untuk mencegah berkerut dan kusut nya kain katun dan
untuk mencegah menyusutnya kayu.
4.2 Fenol-formaldehida/bakelit (Resin Phenol)
Merupakan resin sintetik yang dibuat dengan mereaksikan
phenol denganformaldehida, wujud nya keras, kuat, awet
dan dapat dicetak pada berbegai kondisi.Bahan ini
mempunyai daya tahan panas dan air yang baik dan dapat
diberi macam-macam warna,sering digunakan sebagai
bahan pelapis dan laminating, pengikat batu gerinda,
pengikat logam ataugelas, dapat dicetak menjadi kotak,
isolator listrik, tutup botol dan tangkai pisau, plastik yang
digunakan untuk peralatan listrik seperti fitting lampu
listrik, steker listrik, peralatan fotografi, radio, perekat
plywo.

4.3 Melamin-formaldehida.(Resin Amino)

Resin melamin-formaldehida diperkenalkan di Jerman


oleh Henkel pada tahun 1935. Resin ini termasuk
dalam golongan resin amino yang diproduksi
melalui reaksi polikondensasi antara melamin dan
formaldehida. Dibandingkan dengan resin urea-
formaldehida, resin ini mempunyai kelebihan yakni
transparan; kekerasan(hardeness) yang lebih baik;
stabilitas termal yang tinggi; tahan terhadap air, bahan
kimia, dan goresan. Dari kelebihan ini, penggunaan resin
ini sangat luas, seperti pada industri perekat, tekstil,
laminasi, kertas, pelapisaan permukaan ( surface coatings)
dan sebagainya.

4.4 Polyesters

Poliester di industri digunakan dalam penguatan ban, tali,


kain buat sabuk mesin pengantar (konveyor), sabuk
pengaman, kain berlapis dan penguatan plastik dengan
tingkat penyerapan energi yang tinggi.Serat-serat poliester
juga bisa dicampur dengan serat-serat katun, wol, rayon
dan sutera. Sifat-sifat serat poliester adalah sebagai
berikut:

 Tahan kusut, baik untuk pakaian wanita maupun pria.


 Tahan cuci dan tidak kusut kalau dicuci.
 Lebih tahan sinar matahari dari pada nylon.
 Dapat ditekan dengan setrika panas (150° C), hingga
terjadi lipatan tetapi dapat dihilangkan dengan panas
yang sama

4.5 Resin Furan

Resin ini berasal dari hasil pengolahan limbah pertanian,


seperti: tongkol jagung dan bijikapas. Warna produk nya
agak tua, tahan air dan mempunyai sifat-sifat listrik yang
baik.

4.6 Resin Epoksida

Resin jenis ini banyak dipakai untuk keperluan:


pengecoran, pelapisan, protektor alat-alat listrik,
campuran cat dan sebagai adhesif (perekat/lem).Karena
alasan resin ini tahan terhadap aus dan beban kejut, maka
sering juga digunakan untuk membuat cetakan tekan
(metalurgi serbuk), panel sirkuit listrik, tangki dan jig.

4.7 Silikon polimer dengan silikon sebagai bahan dasar

Mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan bahan dasar


plastik (atom karbon) lain nya. Sifat-sifat spesifik nya
adalah: stabilitas (tahan terhadapsuhu tinggi), kedap air,
oleh karena itu sering digunakan untuk membuat: minyak
gemuk (fat), resin, perekat dan karet sintetis.Contoh
polimer termoplastik ialah Selulosa yang dibuat dari serat
kapas dan kayu, namun sangat kuat dan ulet serta dapat
diberi ber- bagai warna.
5. PROSES PENGERJAAN THERMOSETTING
5.1 Cetak Tekan

Prinsip cetak tekan dibambarkan pada gambar di bawah


ini. Sejumlah bahan dimasukan dalam cetakan logam yang
telah dipanaskan terlebih dahulu. Pada waktu cetakan
ditutup, bahan yang telah lunak tertekan sehingga mengalir
mengisi rongga cetakan. Bahan yang digunakan dapat
berbentuk serbuk atau tablet prabentuk. Tekanan yang
lazim digunakan berkisar antara 0,7 sampai 55 Mpa,
tergantung pada bahan yang digunakan dan bentuk
produk. Suhunya berkisara antara 120 hingga 205˚C. Panas
sangat penting bagi resin termosetting, karena pertama-
tama diperlukan untuk plastisasi, kemudian untuk
polimerisasi atau untuk pengerasan. Serbuk perlu
dipanaskan secara merata, suatu hal yang cukup sulit
karena daya hantar panas bahan tidak baik. Beberapa jenis
bahan diolah dengan penekanan, akan tetapi siklus
pemanasan dan pendinginan cetakan yang cepat akan
menimbulkan kesulitan. Produk mungkin cacat sewaktu
dikeluarkan bila pendonginan cetakan tidak sempurna.

Proses cetak tekan


5.2 Cetak Transfer

Pada proses cetak transfer, serbuk termosetting atau benda


prabentuk diletakkan pada tempat tersendiri atau alam
ruang tekanan di atas rongga cetakan, seperti tampak
pada gambar di bawah ini. Di sini bahan mengalami
plastisasi akibat panas dan tekanan dan diinjeksikan ke
dalam rongga cetakan, sebagai cairan panas, di sini bahan
tersebut kemudian mengalami pengerasan. Waktu reaksi
pengerasan untuk cetak-transfer lebih singkat
dibandingkan proses cetak-tekan. Waktu pengisian pun
lebih singkat karena digunakan bahan pembentuk yang
lebih besar yang dapat dipanaskan lebih cepat. Proses ini
sangat cocok untuk membuat bagian-bagian yang
memerlukan sisipan logam yang keecil, karena bahan
plastik yang panas memasuki rongga cetakan secara
bertahap tanpa tekanan yang tinggi. Bentuk yang rumit
dan bentuk dengan variasi penampang yang besar dapat
juga duhasilkan dengan cara cetak transfer.
Keterbatasan dari proses ini ialah: kehilangan bahan
dalam saluran pengalir, spru dan harga cetakan yang
lebih mahal dibandingkan dengan cetakan pada proses
cetak-tekan.

Proses cetak transfer


5.3 Cara Injeksi Bahan Thermosett
Bahan termosett dalam batas-batas tertentu dapat dibentuk
dengan cara cetak-jet. Setelah dimodifikasi mesin cetak-
injeksi untuk bahan termoplastik, dapat diubah untuk
keprluan cetak jet. Nosel, yang merupakan bahan
terpenting dari mesin harus dapat dipanaskan dan
didinginkan selama siklus injeksi. Mula-mula resin
dipanaskan dalam silinder yang menglilingi penekanan,
sampai lunak namun belum terpolimerisasi. Pada waktu
penekan menekan resin melalui nosel ke dalam cetakan,
terjadi panas tambahan. Pada saat cetakan penuh, nosel
didinginkan dengan cepat dengan mengalirkan air untuk
mencegah polimerisasi bahan yang tersisa.

Mesin ulir umpan balik kini mulai digantikan dengan


mesin cetak-jet seperti tampak pada gambar di bawah ini.
Bahan masuk, (di bawah pengaruh gravitasi), sementara
didorong oleh ulir yang berputar, bahan sekaligus
dipanaskan. Pada waktu ulir berputar, bahan terplastisasi
di muka ulir, dan masih terhalang oleh plunyer sampai
terkumpul sejumlah bahan tertentu. Plunyer kemudian
turun, dan ulir memaksa bahan memasuki ruang transfer.
Bahan kemudian ditekan memasuki rongga cetakan.

Proses dengan reaction injection


5.4 Spraying
Pengerjaan plastik dengan spraying menggunakan suatu
alat penyemprot yang dikendalikan seorang operator atau
control computer. Dan hal ini merupakan paling cukup
populer sejak pertengahan abad 21. Pembuatan produk
dengan cara spraying sering digunakan sebagai
komponen pendukung untuk struktur solid dan aplikasi
lainnya. Alat penyemprot itu sendiri biasanya dilengkapi
dengan mekanisme yang dapat memotong serat fiber
menjadi helaian-helaian dan kemudian di distribusikan
sepanjang permukaan cetakan.

Kemajuan teknologi dengan cara spraying telah terbukti


lebih efisien dan merupakan sistem penyemprotan yang
lebih bersih, dengan mengurani emisi stirena, kapasitas
penyemprotan yang lebih besar dan keseragaman lebih
baik diantara pola penyemprotan. Alat penyemprot
dihasilkan dengan konfigurasi yang bemaca-macam,
masingmasing dengan kemampuan yang berbeda-beda.

Proses dengan spraying


5.5 Pengecoran
Bahan termoset yang dicor antara lain adalah phenol,
polyester, epoksi dan resinalyl. Yang terakhir ini sangat
cocok untuk lensa optik dan penggunaan lainnya
yangmemerlukan plastik yang sangat jernih. Resin ini
mudah dicor karena memiliki sifatfluiditas yang baik.
Akrilik digunakan untuk mengecor benda yang tembus
cahaya danlembaranPlastik di cor apabila jumlah tidak
seberapa. Sering kali dibuat cetakan terbukadari timah
hitam dengan menceluokan mandril baja dengan bentuk
tertentu dalam timahhitam cair yang kemudian dilepaskan
setelah membeku.Dapat digunakan inti timah hitam,
adukan semen atau karet bila diperlukan.Cetakan yang
kosong dibuat dengan cara pengecoran ‘slush-casting’
:yaitu bahan bakudituang dalam cetakan, lalu
kelebihannya dikeluarkan kembali.Benda padat dapat
dibuat dengan menggunakan cetakan dari adukan
semen,gelas,kayu, logam, atau karet sintetis
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun.2012.BAHAN KONSTRUKSI KIMIA TK
081406. Politeknik Negeri Sriwijaya.Palembang

http://www.facebook.com/pages/Poliester/111934102156768

http://www.authorstream.com/Presentation/aninditays-594658-
anindita-reggie-xii-ipa-2/

http://hadiyantokimia.guru-indonesia.net/artikel_detail-
21224.html

http://www.chem-is-try.org/kategori/materi_kimia/kimia-
polimer/klasifikasi-polimer/

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-
polimer/klasifikasi-polimer/polimer- termoplastik-dan-
termosetting/

http://www.blogger-
index.com/perbedaan%20termoset%20dan%20termoplastik.html

Anda mungkin juga menyukai