Anda di halaman 1dari 2

BAB VI

PRIMORDIALISME DAN RASISME


A. Primordialisme
Primordialisme adalah sebuah pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang
dibawa sejak kecil, baik mengenai tradisi, adat-istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu
yang ada didalam lingkungan pertamanya.

Secara etimologi, primordial atau primordialisme berasal dari kata bahasa latin, primus
yang artinya pertama dan ordiri yang artinya tenunan atau ikatan. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), Primordialisme adalah perasaan kesukuan yang berlebihan.

Ikatan seseorang pada kelompok yang pertama dengan segala nilai yang diperolehnya
melalui sosialisasi akan berperan dalam membentuk sikap primordial. Di satu sisi, sikap
primordial memiliki fungsi untuk melestarikan budaya kelompoknya. Namun, disisi lain sikap
ini dapat membuat individu atau kelompok memiliki sikap etnosentrisme, yaitu suatu sikap yang
cenderung bersifat subjektif dalam memandang budaya orang lain.

Terdapat 2 jenis etnosentrisme yaitu : 1. Etnosentris infleksibel yakni suatu sikap yang
cenderung bersifat subjektif dalam memandang budaya atau tingkah laku orang lain, 2.
Etnosentris fleksibel yakni suatu sikap yang cenderung menilai tingkah laku orang lain tidak
hanya berdasarkan sudut pandang budayanya sendiri. Tetapi juga sudut pandang budaya lain.

Primordialisme berasal dari bahasa Latin, primus yang artinya pertama. Primordial
artinya ikatan-ikatan dalam masyarakat yang bersifat asli keaslian ( seperti kesukuan,
kekerabatan, keagamaan, dan kelompok ) yang dibawa sejak lahir.

B. Rasisme
Rasisme memiliki dimensi yang luas dan tidak sekedar sesuatu yang berhubungan dengan
aspek SARA. Seperti diungkap oleh Fairchild ( 1991 ) bahwa: A recurrent feature of the social
sciences has been efforts to prove that there are inherited racial and gender differences these
efforts, although earlier debunked, become reincarnated under different guises.

Rasisme telah bermetamorfosa dalam berbagai bentuk berbeda saat ini. Tidak hanya
sebagai sentimen rasial antarsuku bangsa, rasisme bahkan terjadi dalam lingkup internal suatu
ras, suatu golongan, bahkan suatu komunitas bisnis.

Rasisme sendiri secara umum adalah pendirian yang memperlakukan orang lain secara
berbeda dengan memberikan judgment nilai berdasarkan karakteristik ras, sosial, dan kondisi
mental tertentu yang merujuk pada self.
Istilah rasisme sendiri pertama kali digunakan sekitar tahun 1930-an. Ketika istilah
tersebut diperlukan untuk menggambarkan teori-teori rasis yang dipakai orang-orang Nazi
(Fredricksen, 2005). Kendati demikian, bukan berarti jauh-jauh hari sebelum itu bentuk rasisme
tidak ada.

C. Hubungan Primordialisme dan Rasisme


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, primordialisme adalah rasa kesukuan yang
sangat kuat dan rasisme adalah pendirian yang memperlakukan orang lain secara berbeda dengan
memberikan penilaian yang tidak lebih baik dari dirinya atau kelompoknya.

Dari pengertian tersebut, dapat kita ketahui bahwa primordialisme dan rasisme saling
mempengaruhi satu sama lain. Rasa kesukuan dan rasa agung yang tinggi terhadap dirinya,
kelompoknya, budayanya, dan masyarakatnya tentu akan berdampak buruk jika terus dibiarkan.
Untuk itu perlu adanya pemecah atau setidaknya peminimalisiran dampak yang timbul akibat
primordialisme dan rasisme.

Anda mungkin juga menyukai