Anda di halaman 1dari 10

Makalah

Munculnya Muluk At-Thawaif Setelah


Kehancuran Bani Umayyah II
Di susun untuk memenuhi perintah ust. Zulfahmi dalam rangka
mengisi nilai ujian

Di susun oleh :
Kelompok 5 Kelas XI-D

 Rara Syifa Qaisa


 Ridha Mutia Fidela
 Rizqia faradila
 Rosi Nisrina
 Siti Khadijah
 Siti Hajar
 Syalaisha Raihan Putri Ilmi
Munculnya Muluk At-Thawaif Setelah Kehancuran Bani
Umayyah II

I. Pendahuluan

Munculnya Muluk Ath-Thawaif (dinasti-dinasti kecil), di karenakan pada saat


terjadinya kemunduran islam di spanyol, karena pada saat itu kekuatan para khalifah
terpecah-pecah dan melemah, dengan peluang inilah para penguasa provinsi pusat
mempertahankan eksistensinya dengan cara membentuk dinasti-dinasti kecil, yang
di bantu oleh orang-orang Kristen.

Muluk Al-Thawaif di Spanyol, sebagian mencerminkan Arag asli seperti


Abbadiyah (1013-1091 M) di sevilla dan Hudiyyah (1039-1142 M) di Saragosa.
Barbar seperti Miknasa Afthasiyyah (1022-1094 M) di badajos, Hawwarah
Dzununiyah (1028-1085 M) di Toledo dan Hammudiyah (1016-1035 M) di Malaga.
Sebagian lain dari Afrika yang migrasi sekitar abad ke-10 M serperti Sanhaja Berber
Ziriyyah di Elvira, kelompok Amiriyah dan Al-Manshuriyyah (1021-1096 M) di
Valenci. Tempat-tempat tertentu di Tenggara seperti Tortosa, Denia dan
sebelumnya juga di Valencia, para militer keturunan Shaqlaby berkuasa untuk
beberapa lama di daerah-daerah tersebut.

Sebagian besar dari mereka menjalankan agresivitasnya dengan cara-cara


mengabaikan kesatuan sesame muslim, dan dengan mengorbankan tetangga-
tetangga mereka sendiri. Abbadiyah misalnya, dalam rangka mengembangkan
sayap kekuasaannya, tidak segan-segan menduklung kembali Hisyam Al-Muayyad II
khalifah yang sudah digantikan untuk memimpin kembali. Bahkan ada sebagian
kelompok meminta pertolongan kepada kerajaan Kristen, Alfonso VI untuk
menyerang kelompok muslim lainnya

II. Isi

A. Munculnya Muluk Ath-Thawaif

Munculnya Muluk Ath-Thawaif (dinasti-dinasti kecil). Secara politis telah


menjadi indikasi akan kemunduran islam di Spanyol, karena dengan terpecahnya
kekuasan khalifah menjadi dinasti-dinasti kecil, kekuatan pun terpecah-pecah dan
lemah. Keadan ini membuka peluang bagi penguasa provinsi pusat untuk
mempertahankan eksistensinya. Masing-masing dinasti menggerakkan segala daya
upaya termasuk meminta bantuan orang-orang Kristen.[1]
Melemahnya kekuasaan islam secara politis telah dibaca oleh orang-orang Kristen
dan tak disia-siakan oleh pihak musuh untuk menyerang imperium tersebut, pada
tahun 1080 M. Al-Fonso dengan tiga kerajaan Kristen ( Galacia, Leon, Castile )
berhasil menguasai Toledo dan bani Dzu An-Nur. Demikian juga, kerajaan Kristen
Aragon berhasil merebut Huesea (1096 M), Saragosa (1118 M), Tyortosa (1148 M),
dan Kenida (1149 M).

Pada tahun 1212 M, penaklukan Las Navas De Tolosa oleh koalisasi raja-raja
Kristen mengakibatkan Dinasti Al-Muhawiddin yang selama beberapa waktu telah
memulihkan keamanan Negara, stabilitas politik, dan lain-lain harus menraik diri dari
Spanyol. Sebagian besar kota penting yang dikuasai Islam satu per satu jatuh ke
pihak Kristen. Crodova jatuh tahun 1236 M, dan Seville pada tahun 1248 m.[2]

Pada pertengahan abad ke-13, satu-satunya kota penting yang masih


dikuasai Islam adalah Granada di bawah pemerintahan Gani Ahmar. Awalnya,
orang-orang Kristen membiarkan Dinasti Ahmar di Granada tetap eksis dengan
persetujuan bahwa orang muslim harus membayar pajak pada penguasa Kristen.
Akan tetapi, setelah terjadi perselisihan antara mereka dan telah bersatunya orang-
orang Kristen, proyek kekuasan Dinasti Ahmar menjadi gelap. Di pihak lain terjadi
konflik internal di tubuh Ahmar, yakni perebutan kekuasaan yang berakhir perang
saudara dan dinasti menjadi terpecah. Sejak saat itu, kekuatan islam semakin lemah
dan semakin mempercepat tamatnya riwayat umat Islam Spanyol. Pada tahun 1942,
satu-satunya wilayah Islam di Spanyol akhirnya jatuh ke tangan orang Kristen .

Setelah penaklukan Granada, orang-orang islam mengalami nasib yang


sangat menyedihkan. Pada tahun 1556, penguasa Kristen melarang pakaian Arab
dan Islam di seluruh wilayah Spanyol, bahkan pada tahun 1556, bahasa arab tidak
boleh di gunakan wilayah ini.[3]

 Macam-macam Suku dan Bangsa yang termasuk dalam Muluk ath-Thawaif

Adapun masa pemerintahan sesudah Hakam II ini dipenuhi konflik internal,


perebutan kekuasaan yang mayoritas disebabkan masih belianya pemimpin
selanjutnya. Hal ini pulalah yang menyebabkan munculnya kekuasaan baru yang
didirikan Negara-negara kecill yang identik dengan Muluk Ath-thawaif. Masa ini
bercirikan banyaknya pertentangan di mana dinasti yang kuat selalu menyerang
tetangganya yang lemah dan kepemimpinan dinasti berasal dari berbagai macam
suku bangsa dan golongan , adapun yang termasuk Muluk Ath-Thawaif antara
lain:

No Nama Golongan Lokasi Tahun memerintah

1 Bani hammud Mallaga 400-449/1010-1057

2 Bani Abbad Sevilla 414-484/1023-1091


3 Bani Ziri Granada 403-483/1012-1090

4 Bani Yahya Niebla 414-443/1023-1051

5 Bani Muzayin Algarve 419-444/1028-1053

6 Bani Razin La sahla 402-500/1011-1107

7 Bani Qosim Alpunte 420-485/1029-1092

8 Bani Jahwar Cordoba 422-461/1031-1069

9 Bani al-Aftas Badajoz 413-487/1022-1094

10 Bani Zun Nun Toledo 419-478/1028-1085

11 Bani Amir Valencia 412-489/1021-1096

12 Bani Sumadih Almeria 430-480/1039-1087

13 Bani at-Tujbi Zaragoza 410-536/1019-1142

14 Bani Mujahid Majorca 413-601/1022-1205

Namun demikian kemunduran Muluk Thawaif selain faktor internal-saling


menyerang antar suku dan pengkhianatan-juga adanya faktor eksternal yaitu
serangan dinasti Murabithun. Dengan runtuhnya Muluk Thawaif, maka
kepemimpinan berada di tangan Murabithun dan Muwahidun. [4]

 Otonomi Raja-raja Kecil (Muluk Al-thawaif) di Spanyol

Lebih kurang 50 tahun menjelang keruntuhan Dinasti Amawiyah II spanyol,


merupakan masa-masa fragmentasi politik. Sekalipun demikian kecemerlangan
cultural terus menunjukkan aktivitasnya, terbukti dengan munculnya sejumlah karya
intelektual seperti filsafat, sastra, hukum, kedokteran, seni, arsitektur, dan
sebagainya. Sejumlah dinasti lokalyang secara umum membentuk kekuatan politik
Negara-kota (metro-polish) dan sebagian yang lainnya betul-betul menunjukkan
kekuatannya.[5]

Dinasti-dinasti lokal ini terdiri dari berbagai ras yang mencerminkn


kemajemukan kelas-kelas militer, serta persaingan etnis dan kelompok-kelompok
sosial yang sebenarnya sejak awal kemunculan Amawiyah II di wilayah ini pun
sudah sering menunjukkan gejala-gejala persaingannya. Akan tetapi, karena
Amawiyah II di bawah kendali Al-Dakhil tahun 756 M sangat kuat, potensi dan
ambisi mereka bisa di padamkan. Untuk selanjutnya, menjelang akhir
kepemimpinannya yang agak misterius, dimana kekhalifahan Amawiyah II
mengalami jatuh bangun, terutama menjelang tahun 1031 M, periode perpecahan
politik ini pun mulai bermunculan kembali. Potert serupa untuk Kawasan Dunia
Timur di Bagda, ketika para khalifah mulai melemah ditunjukkan pula dengan
lahirnya sejumlah daulat-daulat kecil yang merdeka (al-duwailaat).

Muluk Al-Thawaif di Spanyol, sebagian mencerminkan Arag asli seperti


Abbadiyah (1013-1091 M) di sevilla dan Hudiyyah (1039-1142 M) di Saragosa.
Barbar seperti Miknasa Afthasiyyah (1022-1094 M) di badajos, Hawwarah
Dzununiyah (1028-1085 M) di Toledo dan Hammudiyah (1016-1035 M) di Malaga.
Sebagian lain dari Afrika yang migrasi sekitar abad ke-10 M serperti Sanhaja Berber
Ziriyyah di Elvira, kelompok Amiriyah dan Al-Manshuriyyah (1021-1096 M) di
Valenci. Tempat-tempat tertentu di Tenggara seperti Tortosa, Denia dan
sebelumnya juga di Valencia, para militer keturunan Shaqlaby berkuasa untuk
beberapa lama di daerah-daerah tersebut.[6]

Sebagian besar dari mereka menjalankan agresivitasnya dengan cara-cara


mengabaikan kesatuan sesama muslim, dan dengan mengorbankan tetangga-
tetangga mereka sendiri. Abbadiyah misalnya, dalam rangka mengembangkan
sayap kekuasaannya, tidak segan-segan menduklung kembali Hisyam Al-Muayyad II
khalifah yang sudah digantikan untuk memimpin kembali. Bahkan ada sebagian
kelompok meminta pertolongan kepada kerajaan Kristen, Alfonso VI untuk
menyerang kelompok muslim lainnya.[7]

 Beberapa Dinasti yang termasuk dalam al-Muluk al-Thawaif

Sejak Hisham II berkuasa, para pembesar istana memainkan peranan


semena-semena. Sebab khalifah masih kecil dalam memimpin kekuasaan. Tanpa di
sadari muncullah dinasti-dinasti kecil yang menyatakan kemerdekaannya dan
melepaskan diri dari kekuasaan pusat, Cordova. Saat itu salah satu orang yang
mendukung Hisham menjadi Khalifah adalah Abdul hazam ibn Jauhar. Akan tetapi,
di kemudian hari ia melawannya, karena khalifah tidak memiliki kuasa akibat
pengaruh penggawa istana yang lain. Selain itu kekuasaan yang absolut dan sakral
menjadikan istana bertanda semena-semena terhadap rakyat.[8]

Hal inilah yang mengilhami berdirinya al-Muluk al-Thawaif, termasuk


berdirinya sebuah republik. Saat itulah Abdul hazam melahirkan dinasti baru, Banu
Jahwar (1031-1070 M), sekaligus menjadi Presiden Republik Cordova (Rahman,
1999: 158-159). Sebelumnya di Malaga dan Algesiras berdiri Dinasti Banu Hammud
(1010-1057 M), sedangkan di Granada juga berdiri Dinasti Banu Dziri. Selanjutnya
berdirilah penguasa Slave Ruler di Murcia, Denia, dan Kepulauan Balear (1013-1115
M).

Kemudian Banu Hud di Saragosa (1010-1118 M). Juga terdapat dinasti baru,
Banu Dzu al-Nun (1035-1085 M) di Toledo dan Banu ‘Abbad (1023-1091 M). Di
Seville semasa Ibnu ‘Abbad, penguasa yang terkenal adalah Muhammad II, seorang
ilmuwan dalam bidang kesusastraan dan puisi.Ia lebih suka membuat puisi dan
tanggal di istana. Muhammad II mencintai istrinya yang bernama Itimat Rumakiah,
yang juga sebagai seorang budayawan. Istana Seville ia jadikan kebun ilmuan dan
budayawan. Meskipun priode ini maju, namun tentaranya kalah dalam menghadapi
serangan Kristen akhirnya, seluruh Andalusia jatuh ketangan orang asing. Meskipun
dinasti-dinasti tersebut berdiri sendiri dan mereka, akan tetapi ilmu pengetahuan
tetap berkembang dengan pesat. Dengan demikian, semakin memperlemah
kedudukan islam diandalusia. Oleh karena itu, selang beberapa waktu selang
beberapa waktu masuklah kekuatan dari afrika utara.[9]

 Beberapa Penguasa yang terkait dalam Muluk al-Thawaif

Setelah kekhalifahan Umayyah berkhir di Spanyol, muncullah negara-negera


kecil yang terus – menerus betikai dalam perang saudara, kemudian mereka
dikalahkan oleh dua dinasti Barbar dari Maroko, dan sebagian lagi negara-negara
kecil menyerah pada kekuasaan Kristen yang tengah bangkit di utara.[10]

Sebelum riwayat dinasti Umayyah hilang dari Spanyol muncullah penguasa-


penguasa baru diantaranya :

1. Bani Hamudiyyah yang memproklamirkan sebagai penguasa yang


berkuasa di Malaga dan Algeciras antara tahun 1010 – 1057. Pendirinya adalah ‘Ali
ibn Hammid tahun 1016 – 1018, yang dari namanya ia menghubungkan garis
keturunannya kepada menantu Rasulullah ( ‘Ali bin Abi Tholib ), tetapi ia sebagai
gubernur Ceuta dan Tangier sampai akhirnya ia memproklamirkan
sebagai khlaifahdi Kordoba. Ia juga menaklukan Malaga dan Algeciras. Dinasti ini
bertahan sampai delapan keturunan sampai tahun 1057. Sebelum akhirnya direbut
kembali oleh Hisyam III alias al-Mu’tamad dari dinasti Umayyah. Tapi dinasti ini tidak
bertahan lama dalam situasi yang kacau, pada akhirnya dibentuklah dewan yang
diketuai oleh Abu Hazm ibn Jahwar yang menghapus kekhalifahan Umayyah di
Spanyol.

2. Dinasti ‘Abbadiyyah, dinasti ini didirikan oleh Muhammad ibn Abbad 1023
– 1042, yang berkuasa di Seville, kemudian kekuasaannya meluas sampai ke
Toledo. Pada masa raja Mu’tamid dinasti ‘Abbadiyyah meminta bantuan kepada
penguasa Murabithun di Maroko untuk menghadapi pasukan Kristen ( pasukan Al
Fonso VI ) di Spanyol. Tapi sayang setelah pasukan Murabithun berhasil
mengalahkan pasukan AlFonso VI, tak lama kemudian malah menyerang dan
menguasai dinasti ‘Abbadiyyah, maka berakhirlahdinasti ‘Abadiyyah di tangan
sekutunya sendiri pada tahun 1091.

3. Afthasiyyah atau Banu Maslama, dinasti ini didirikan oleh Abdullah Al-
Mansyur tahun 1022 – 1045 yang berkuasa di Badajos. Pada pemerintahan yang ke
3 yaitu masa Umar Al-Mutawakkil 1068 – 1094 bersedia bekerja sama dengan orang
Kristen ( pasukan Al Fonso IV ) dengan menyerahkan daerahnya yaitu Leon dan
Castile untuk menyerang dan menaklukan kerajaan Islam lainnya yaitu Al-
Murawiyyah. Sungguh menyedihkan sesama dinasti Islam tidak bersatu malah
bekerja sama dengan Kristen untuk menguasai dinasti Islam lainnya.

4. Jahwariyyah, dinasti ini didirikan oleh Jahwar tahun 1031 – 1041 yang
berkuasa di Cordoba, dinasti ini bertahan sampai 1069 dengan penguasanya yang
terakhir Abdul Malik.

5. Dzun Nuniyyah, didirikan oleh Abdur Rahman ibn Dzin Nun dengan wilayah
kekuasaan di Toledo tahun 1028 , dinasti ini bertahan sampai tahun 1085 dengan
raja terakhir Yahya Al-Qadir 1085 setelah ditalukkan oleh pasukan AlFonso VI.

6. ‘Amiriyyah di Valencia 1021 – 1096, didirikan oleh Abdul Aziz Al-Mansyur


1021- 1061. Dinasti dipimpin sampai enam generasi sampai akhirnya ditaklukan
pada masa Al Qadhi’ Ja’far tahun 1096 oleh Al Murawiyyah.

Itulah sebagian di antara kerajaan – kerajaan kecil di Spanyol yang saling


berperang sesama kerajaan Islam yang akhirnya mereka ditumpas oleh pasukan
Kristen atau oleh pasukan lain dari luar Spanyol, seperti Murabithun yang datang ke
Spanyol atas undangan raja ‘Abadiyyah, yang akhirnya menguasai sebagian besar
wilayah Spanyol.

Berdasarkan cerita diatas, munculnya Muluk Ath-Thawaif, pada saatHisham II


berkuasa, para pembesar istana memainkan peranan semena-semena. Sebab
khalifah masih kecil dalam memimpin kekuasaan. Tanpa di sadari muncullah dinasti-
dinasti kecil yang menyatakan kemerdekaannya dan melepaskan diri dari kekuasaan
pusat, Cordova. Saat itu salah satu orang yang mendukung Hisham menjadi
Khalifah adalah Abdul hazam ibn Jauhar. Akan tetapi, di kemudian hari ia
melawannya, karena khalifah tidak memiliki kuasa akibat pengaruh penggawa istana
yang lain. Selain itu kekuasaan yang absolut dan sakral menjadikan istana bertanda
semena-semena terhadap rakyat.

Adapun beberapa dinasti dan penguasa yang termasuk dalam Muluk Al-
Thawaif di Spanyol, sebagian mencerminkan Arag asli seperti Abbadiyah (1013-
1091 M) di sevilla dan Hudiyyah (1039-1142 M) di Saragosa. Barbar seperti Miknasa
Afthasiyyah (1022-1094 M) di badajos, Hawwarah Dzununiyah (1028-1085 M) di
Toledo dan Hammudiyah (1016-1035 M) di Malaga. Sebagian lain dari Afrika yang
migrasi sekitar abad ke-10 M serperti Sanhaja Berber Ziriyyah di Elvira, kelompok
Amiriyah dan Al-Manshuriyyah (1021-1096 M) di Valenci. Tempat-tempat tertentu di
Tenggara seperti Tortosa, Denia dan sebelumnya juga di Valencia, para militer
keturunan Shaqlaby berkuasa untuk beberapa lama di daerah-daerah tersebut, dan
akhirnya dinasti-dinasti kecil tersebut di tumpas oleh orang-orang Kristen atau
pasukan lain dari luar spanyol seperti Murabhitun, yang akhirnya menguasai
spanyol.
Social Media
Social media is an online media in which the users can easily participate, share, and create the content of blog, social
networking, and the virtual world. Blog and social networking is the form of social media that mostly used by the community
around the world.

Social media, with its various features which are provided, certainly brings positive impacts for the users. On the other hand,
social media can also cause negative impacts if it is not wisely used, especially for children and teenagers. In this case, it really
needs attention from parents and teachers to monitor the children and teenagers from the negative impact of social media. For
the worst, we have to restrict them to use social media.

There are many negative impacts of social media for children and teenagers. First, children and teenagers become lazy to
communicate in real world. Their understanding of the language is disturbed. If a child is too much communicating in the virtual
world, then their knowledge about the details of communicating in real life, like body language and tone of voice, will be
declined.

Second, social networking sites will make children and teenagers more self-interested. They are not conscious of the
environment around them, because most of their time is spent on the internet. This can cause children to be less empathetic in
the real world.

Third, for children and teenagers, there is no the rules of spelling and grammar in social networking. This will make them more
difficult to distinguish between communicating on social networking sites and the real world. This clearly would affect their
writing and speaking skills at school.

Fourth, the assumption that internet is identical with pornography is not wrong. With its ability of information dissemination
owned by the internet, pornography is rampant. To anticipate it, the producers of browser complete their program with the
ability to choose a home page that can be accessed. On the internet, there are many images of pornography and violence that
can be the impulse to someone to do criminal acts.

Fifth, social networking site is fertile land for the predators to commit a crime. We will never know if someone new whom our
children just know on the internet, uses the real identity or not. Fraud is rampant in every field. The internet is not excluded from
an impostor’s attack. The best ways is not to heed or confirm any information you get from the information provider.

Last, credit card is the most used way in the internet world of the internet. The cyber criminals often commit in this field. By the
open system, the criminals are able to detect the online transaction (using a credit card) and record the code of cards that are
used. Then, they use the data they get for their business of wickedness.

In conclusion, social media has many negative impacts to children and teenagers. They have to be restricted in using social
media due to many negative impacts of it. That is not good yet for them since they cannot decide which one is good or bad.

Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media online di mana pengguna dapat dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi
blog, jejaring sosial, dan dunia maya. Blog dan jejaring sosial merupakan bentuk media sosial yang banyak digunakan oleh
masyarakat di seluruh dunia.

Sosial media, dengan berbagai fitur-fiturnya yang disediakan, tentu membawa dampak positif bagi pengguna. Di sisi lain,
media sosial juga dapat menimbulkan dampak negatif jika tidak digunakan dengan bijak, khususnya untuk anak-anak dan
remaja. Dalam kasus ini, itu benar-benar membutuhkan perhatian dari orang tua dan guru untuk memantau anak-anak dan
remaja dari dampak negatif dari media sosial. Untuk yang terburuk, kita harus membatasi mereka untuk menggunakan media
sosial.

Ada banyak dampak negatif dari media sosial untuk anak-anak dan remaja. Pertama, anak-anak dan remaja menjadi malas
untuk berkomunikasi dalam dunia nyata. Pemahaman mereka tentang bahasa terganggu. Jika anak terlalu banyak
berkomunikasi di dunia maya, maka pengetahuan mereka tentang rincian berkomunikasi dalam kehidupan nyata, seperti
bahasa tubuh dan nada suara, akan ditolak.

Kedua, situs jejaring sosial akan membuat anak-anak dan remaja lebih individualistis. Mereka tidak sadar akan lingkungan di
sekitar mereka, karena sebagian besar waktu mereka dihabiskan di internet. Hal ini dapat menyebabkan anak menjadi kurang
empati di dunia nyata.
Ketiga, untuk anak-anak dan remaja, tidak ada aturan ejaan dan tata bahasa di jejaring sosial. Ini akan membuat mereka lebih
sulit untuk membedakan antara berkomunikasi di situs jejaring sosial dan dunia nyata. Ini jelas akan mempengaruhi tulisan
mereka dan keterampilan berbicara di sekolah.
Keempat, asumsi bahwa internet identik dengan pornografi tidak salah. Dengan kemampuannya penyebaran informasi yang
dimiliki oleh internet, pornografi merajalela. Untuk mengantisipasi hal itu, produsen browser melengkapi program mereka
dengan kemampuan untuk memilih halaman rumah yang dapat diakses. Di internet, ada banyak gambar pornografi dan
kekerasan yang bisa menjadi dorongan kepada seseorang untuk melakukan tindak pidana.

Kelima, situs jejaring sosial adalah lahan subur bagi predator untuk melakukan kejahatan. Kita tidak akan pernah tahu jika
seseorang baru yang anak-anak kita hanya tahu di internet, menggunakan identitas asli atau tidak. Penipuan merajalela di
segala bidang. Internet tidak dikecualikan dari serangan penipu itu. Cara terbaik adalah tidak mengindahkan atau
mengkonfirmasi informasi yang Anda dapatkan dari penyedia informasi.

Terakhir, kartu kredit adalah cara yang paling banyak digunakan di dunia internet internet. Para penjahat cyber sering
melakukan di bidang ini. Dengan sistem terbuka, para penjahat mampu mendeteksi transaksi online (menggunakan kartu
kredit) dan mencatat kode kartu yang digunakan. Kemudian, mereka menggunakan data yang mereka peroleh untuk bisnis
kejahatan.

Social Media are Bad for Teenagers

Social media Web sites, such as Facebook, Twitter, Instagram, and many others have become nearly inescapable facets of modern life,
particularly for teenagers. Social media is becoming more than just a part of their world, it’s becoming their world. Teens are spending
more and more time online, usually on a social media platform like Facebook or Twitter. Most teens now have smart phones where they
are on social media networks all throughout the day. They are constantly texting, tweeting, and posting pictures via Snapchat and
Instagram. However, hyper-connected to social media could be bad for them.

Today teens don’t know how to disconnect. Social media has allowed them to take their life online from the time they wake up till they
back to sleep via their smart phone. One reason this “always connected” activity is harmful is because of the alarming trend of
cyberbullying. Bullying has now moved from not only being in the school and on the bus, but online. What does this mean? If a teen is
getting bullied, they cannot get away from it! The people bullying them simply continue their bullying via social media

A new study has found that teenagers who engage with social media during the night could be damaging their sleep and increasing
their risk of anxiety and depression. Teenagers spoke about the pressure they felt to make themselves available 24/7, and the resulting
anxiety if they did not respond immediately to texts or posts. Teens are so emotionally invested in social media that a fifth of secondary
school pupils will wake up at night and log on, just to make sure they don’t miss out.

Another impact social media has had on teens is teens being more comfortable online doing things that they should be more sensitive
to doing. A separate study by the National Citizen Service found that, rather than talking to their parents, girls seek comfort on social
media when they are worried. The survey also suggests that girls are likely to experience stress more often than boys – an average of
twice a week.

Social media such as Facebook, Twitter, Instagram, and many others are basically created to connect everyone around the globe so
they can interact and communicate each other. However, too much exposure of social media can also be bad especially for teenagers.
As it mentioned above, social media could become media for bullying, risk them of anxiety and depression, and risk their real-life social
interaction. Therefore, social media are dangerous for teenagers’ health both mentally and emotionally.

Medsos itu Buruk untuk Remaja

Situs-situ media sosial, seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan banyak orang lain hamper telah menjadi bagian dari kehidupan
moderan yang tak terhindarkan, khususnya untuk remaja. Media sosial menjadi lebih dari sekedar bagian dari dunia mereka, itu
menjadi dunia mereka. Remaja menghabiskan lebih banyak waktunya online, biasanya pada platform media sosial seperti Facebook
atau Twitter. Kebanyakan remaja sekarang memiliki ponsel pintar di mana mereka berada di jaringan media sosial sepanjang hari.
Mereka terus-menerus mengirim SMS, tweeting, dan posting gambar melalui snapchat dan Instagram. Namun, penggunaan media
sosial berlebihan bisa berdampak buruk bagi mereka.

Hari ini remaja tidak tahu bagaimana untuk tidak terhubung dengan meida sosial. Media sosial telah telah mengambil hidup mereka
secara online dari waktu mereka bangun sampai mereka kembali tidur melalui ponsel pintar mereka. Salah satu alasan aktivitas "selalu
terhubung" ini beigut berbahaya karena tren yang mengkhawatirkan dari cyberbullying. Bullying sekarang telah pindah dari tidak hanya
berada di sekolah dan di bus, tapi sekarang terjadi secara online. Apa artinya ini? Jika seorang remaja mendapatkan bullying, mereka
tidak bisa lepas dari itu! Orang-orang yang membully akan lanjut membully mereka melalui media social.

Sebuah studi baru menemukan bahwa remaja yang terlibat dengan media sosial pada malam hari bisa merusak tidur mereka dan
meningkatkan risiko kecemasan dan depresi. Remaja berbicara tentang depresi yang mereka rasakan ketika mereka harus ‘ada’ 24
jam seminggu, sedangkan kecemasan yang mereka rasakan jika mereka tidak segera merespon teks atau tulisan. Remaja begitu
emosional saat mereka menghabiskan waktu di media sosial dimana seperlima dari siswa sekolah menengah akan bangun di malam
hari dan membuka situs media sosila mereka hanya untuk memastikan mereka tidak kehilangan berita atau status.
Dampak lain media sosial telah di remaja adalah remaja menjadi lebih nyaman melakukan hal-hal sensitive tertentu secara online
dengan melakukannya secara langsung. Sebuah studi terpisah oleh National Citizen Service menemukan bahwa, remaja perempuan
lebih nyaman curhat pada media social ketika merka merasa khawatir daripada berbicara dengan orang tua mereka. Survei tersebut
juga menunjukkan bahwa perempuan cenderung mengalami stres lebih sering daripada anak laki-laki - rata-rata dua kali seminggu.

Media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan banyak yang lainnya pada dasarnya dibuat untuk menghubungkan semua orang
di seluruh dunia sehingga mereka dapat berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain. Namun, terlalu banyak menggunakan media
sosial juga bisa berdampak buruk terutama bagi remaja. Seperti disebutkan di atas, media sosial bisa menjadi media bullying, beresiko
membuat remaja cemas dan depresi, dan beresiko meninggalkan interaksi sosial kehidupan nyata mereka. Oleh karena itu, media
sosial berbahaya bagi kesehatan remaja secara mental dan emosional.

Anda mungkin juga menyukai