Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Edukasi
melalui teknik praktik belajar atau instruksi, dengan tujuan untuk mengingat fakta
atau kondisi nyata, dengan cara memberi dorongan terhadap pengarahan diri (self
Hirnle, 1996 dalam Suliha, 2002). Edukasi merupakan serangkaian upaya yang
2008).
masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat.
Edukasi merupakan proses belajar dari tidak tahu tentang nilai kesehatan menjadi
tahu dan dari tidak mampu mengatasi kesehatan sendiri menjadi mandiri (Suliha,
2002).
tujuan hidup sehat, serta dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
peran pasien selama sakit, serta membantu pasien dan keluarga untuk mengatasi
dan edukasi dengan memodifikasi konsep Blum dan Green seperti pada gambar
berikut ini:
Keturunan
Perilaku
Proses Perubahan
Edukasi
(Dalam Keperawatan)
Gambar 1. Hubungan Status Kesehatan, Perilaku, dan Edukasi
a. Faktor keturunan: merupakan kondisi yang ada pada manusia serta organ
masyarakat.
c. Faktor perilaku: perilaku bisa dari individu tersebut dan dapat pula
(Hinchliff, 1999). Ambulasi adalah latihan aerobik yang paling berat dimana
dikontraindikasikan oleh kondisi pasien. Hal ini harus menjadi bagian dalam
Ambulasi dini adalah tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada pasien
pasca operasi dimulai dari bangun dan duduk sampai pasien turun dari tempat
tidur dan mulai berjalan dengan bantuan alat sesuai dengan kondisi pasien (Roper,
operasi karena jika pasien membatasi pergerakannya di tempat tidur dan sama
sekali tidak melakukan ambulasi pasien akan semakin sulit untuk mulai berjalan
(Kozier, 1987).
terhadap sistem tubuh. Menurut Asmadi (2008) manfaat ambulasi adalah: (1)
kerusakan integritas kulit seperti abrasi, sirkulasi darah yang lambat yang
kerusakan jaringan, menimbulkan gangguan saraf pada bagian distal, nyeri yang
hebat (2) depresi (3) perubahan tingkah laku (4) perubahan siklus tidur (5)
ekstremitas atas.
genggaman.
4) Duduk di tempat tidur. Angkat tubuh dari tempat tidur, tahan selama
melaksanakan ambulasi. Jenis dari alat dipilih dan lamanya waktu untuk
Alat bantu yang digunakan untuk ambulasi adalah: (1) kruk; dapat
digunakan sementara ataupun permanen, terbuat dari logam dan kayu, misalnya
fraktur hip dan ekstremitas bawah (2) Canes (tongkat) adalah alat yang ringan,
mudah dipindahkan, setinggi pinggang, terbuat dari kayu atau logam, digunakan
pada pasien yang mengalami kelemahan pada satu kaki, terdiri dari dua tipe yaitu:
single straight-legged dan quad cane (3) walker adalah suatu alat yang sangat
ringan, mudah dipindahkan, setinggi pinggang, terbuat dari pipa logam, dan
mempunyai empat penyangga yang kokoh (Gartland, 1987; Potter & Perry, 2006;
Wahyuningsih, 2005).
Setiap sendi pasien dengan kondisi tirah baring harus dilatih dan
bahwa gerakan yang akan diberikan perawat selama masih dalam batas terapeutik
pasti akan tercapai (Brunner & Suddarth, 2002). Pasien dengan ketidakmampuan
ekstremitas bawah biasanya dimulai dari duduk di tempat tidur. Aktivitas ini
dilatih untuk turun dari tempat tidur dengan bantuan perawat sesuai dengan
operasi yaitu:
e. Jika pasien dapat berjalan sendiri, perawat harus berjalan dekat pasien
dengan satu tangan dan memegang lengan bawah dengan tangan yang
lain.
dokter bedah. Weight bearing adalah jumlah dari beban seorang pasien yang
dipasang pada kaki yang dibedah. Tingkatan weight bearing dibedakan menjadi
lima yaitu: (1) Non Weight Bearing (NWB): kaki tidak boleh menyentuh lantai.
Non weight bearing adalah 0 % dari beban tubuh, dilakukan selama 3 minggu
pasca operasi (2) Touch Down Weight Bearing (TDWB): berat dari kaki pada
lantai saat melangkah tidak lebih dari 5 % beban tubuh (3) Partial Weight Bearing
(PWB): berat dapat berangsur ditingkatkan dari 30-50 % beban tubuh, dilakukan
3-6 minggu pasca operasi (4) Weight Bearing as Tolerated (WBAT): tingkatannya
dari 50-100 % beban tubuh. Pasien dapat meningkatkan beban jika merasa
sanggup melakukannya (5) Full Weight Bearing (FWB): kaki dapat membawa
100 % beban tubuh setiap melangkah, dilakukan 8-9 bulan pasca operasi (Pierson,
2002).
a. Kesehatan umum
latihan fisik, dan lelah kronik menimbulkan efek yang tidak nyaman pada
b. Tingkat kesadaran
operasi.
c. Nutrisi
nitrogen negatif, dan tidak adekuat asupan vitamin C (Potter & Perry,
2006).
d. Emosi
f. Pengetahuan
operasi.