Makalah Selaput Ekstra Embrio
Makalah Selaput Ekstra Embrio
MAKALAH
Disusun oleh:
Kelompok 8
PENDAHULUAN
Pada saat proses embriogenesis itu ada lapisan selapu pada bagian luar
embrio. Selaput ini dikenal dengan nama selaput embrionik. Selaput terbentuk
selama perkembangan embrio dan bukan merupakan bagian dari tubuh embrio
dan letaknya di luar tubuh embrio. Memiliki fungsi sebagai media perantara
pertukaran zat serta perlindungan bagi embrio, pemberi nutrisi, proteksi dan
sekresi
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian selaput ekstra embrio ?
2. Apa saja jenis selaput ekstra embrio ?
3. Bagaimana keragaman jenis dan proses pembentukan selaput ekstra
embrio pada berbagai kelas pada vertebrata?
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami definisi dari selaput ekstra embrio.
2. Untuk memahami apa saja jenis selaput ekstra embrio.
3. Untuk memahami keragaman jening dan proses pembentukan dari selaput
ekstra embrio dari pelbagai kelas vertebrata.
BAB II
PEMBAHASAN
Ada empat macam selaput embrio yang umumnya terdapat pada embrio vertebrata
tingkat tinggi, yaitu sebagai berikut :
1. Amnion
Berasal dari bahasa Yunani, amnion yang berarti membran fetus. Seperti
kantung tipis yang berasal dari somaotopleura, membentuk suatu kantung
menyelubungi embrio dan berisi dengan cairan. Keberadaan selaput ini sangat
khas pada reptile, burung dan mamalia sehingga pada kelompok ini sering disebut
dengan kelompok amniota, sedangkan ikan dan amfibi tidak mempunyai amnion
dan disebut anamniota. Fungsi amnion antara lain sebagai alat pernapasan,
menyelubungi dan melindungi embrio dari tekanan fisik, dan tempat
mengambang, memungkinkan pergerakan tungkai dari tubuh embrio.
Kantung kuning telur sangat erat fungsinya dalam nutrisi pada embrio dan
kuning telur bekerja dalam waktu yang cukup singkat karena fungsi kerjanya
dalam pertumbuhan berikutnya akan dilanjutkan oleh allantois. Mencegah embrio
dari kekeringan, mengurangi resiko guncangan, dan menyerap putih telur (pada
ayam).Mengangkut bahan makanan, gas, dan sisa metabolism lain. Sebagai
kantung urin embrional dan sebagai paruparu embrional. Kuning telur dicerna
oleh enzim yang dihasilkan kantung kuning telur dan hasil cernaan itu dibawa ke
embrio melalui pembuluh darah kantung kuning telur.
Berasal dari bahasa Yunani, chorion yang berarti kulit. Karion atau serosa
adalah membran embrio yang paling luar dan berbatasan dengan cangkang atau
jaringan induk, jadi merupakan tempat pertukaran antara embrio dan lingkungan
sekitarnya. Pada hewan-hewan ovipar, korion berfungsi sebagai pertukaran gas
bagi respirasi. Pada mamalia, korion tidak hanya berperan sebagai pembungkus
dan respirasi saja tetapi juga dalam nutrisi, ekskresi, filtrasi, dan sintesis hormon.
4. Allantois
2.2 Proses Pembentukan Selaput Ekstra Embrio pada Pisces dan Amphibia
2.3 Proses Pembentukan Selaput Ekstra Embrio pada Aves dan Reptil
Selaput ekstra embriopada aves dan reptil bersifat sama dan homolog. Hal
ini dapat diartikan bahwa penyusun dan proses pembentukan selaput ekstra
embrionya sama dan hanya memiliki perbedaan waktu pembentukan yang juga
bergantung pada kondisi lingkungnan, habitat, cara penyimpanan/pengeraman
telur, serta spesifikasi khusus pada setiap spesiesnya.
Ada empat tahap pembentukan selaput ekstraembrional pada aves dan reptil, yaitu
1. Kantung kuning telur
Kantung kuning telur adalah selaput ekstra embrio yang dibentuk paling awal.
Selaput embrio ini dibangun oleh splanknopleura dengan endoderm disebelah
dalam dan mesoderm splanknik diluarnya. Mesoderm splanknik akan terdapat
pembuluh-pembuluh darah vitelin. Terbentuknya kantung kuning telur sejalan
dengan pelipatan lapisan endoderm yang menjadi atap arkenteron untuk
membentuk saluran pencernaan makanan. Mesoderm splankniknya merupakan
sumber sel-sel darah dan merupakan organ hemopoletetik paling awal (Soeminto,
2000).
2. Kantung amnion
Amnion adalah selaput embrio yang langsung membungkus embrio, berupa
kantung yang tipis berisi cairan amnion dan embrio dapat bebas bergerak
didalamnya. Lapisan penyusun amnion adalah somatopleura dengan ektoderm
dibagian dalam dan mesoderm somatik diluar. Pembentukan amnion sejalan
dengan terpisahnya bagian intra embrio dari bagian ekstraembrio. Amnion
berfungsi melindungi embrio dari dehidrasi perlekatan organ-organ tubuh yang
sedang terbentuk, memberi ruang untuk pergerakan embrio dan memberi
perlindungan terhadap goncangan mekanik.
3. Albumin
Banyak mengandung air untuk menjaga kelembaban didalam telur. Selama
perkembangan albumen mengental karena airnya semakin berkurang. Setelah
alantois tumbuh membesar, albumen akan terdorong keujung stalalantois yang
mengabsorbsi dan mentransfer melalui pembuluh darah ke dalam embrio untuk
digunakan sebagai nutrisi. Splanknopleura pembungkus albumen disebut kantung
albumen (Djuhanda, 1981).
4. Korion
Korion merupakan selaput embrio yang terluar. Terbentuk oleh lipatan kearah
luar dari amnion. Susunan lapisan ectoderm (diluar) dan mesoderm somatik
(didalam) korion berlawanan dengan amnion, oleh karena itu korion kadang-
kadang disebut amnion palsu (false amnion). Korion akan membungkus selaput–
selaput embriolainnya. Korion dibentuk dari somato pleura bersamaan dengan
pembentukan amnion. Lapisan penyusunnya dibentuk oleh adanya pelipatan yang
berlawanan dengan amnion. Ektoderm diluar dan mesoderm somatik didalam.
Korion berada dibawah selaput cangkang dan cangkang kapur telur. Fungsi
penting korion adalah menyerap ion Ca dari cangkang telur dan
mendistribusikannya untuk pembentukan rangka (tulang) embrio melalui
pembuluh darah allantois (Kosasih, 1975).
5. Allantois
Lapisan ini berasal dari pembentukan kantung luar usus bagian belakang.
Sekitar usia 23 hari embrio telah mempunyai allantois yang berkembang dengan
baik. Kemudian allantois berkembang sehingga embrio menjadi relatif lebih
pendek dan akhirnya melapisi ruang antara amnion dan serosa. Lapisan ini banyak
mengandung banyak pembuluh darah.
Alantois merupakan selaput embrio yang terbentuk paling akhir, bermula
sebagai evaginasi ventral dari usus belakang, tersusun oleh lapisan lembaga
endoderm dan mesoderm splanknik, serupa dengankantung kuning telur, pad
aayam, alantois dan korion (korioalantois) berperan dalam respirasi melalui
pembuluh- pembuluh darah alantois, terjadi juga penyerapan kalsium melalui
pembuluh- pembuluh darah tersebut sehingga cangkang kapur akan menjadi rapuh
dan halini memudahkan penetasan kelak. Bagian proximal alantois membentuk
tangkai alantois yang pangkalnya akan tetap berada dalam tubuh embrio. Bagian
distal alantois membentuk kantong yang tumbuh membesar kedalam coelum ke
strel embrio, yang hampi rmemenuhi rongga telur, selain itu alantois berada
dibawah korion (Carlson, 1999)
PENUTUP
A. Simpulan
1. Selaput ekstra embrio adalah selaput pelindung embrio yang terdiri dari
amnion, korion, allantois dan juga didukung oleh adanya kantung kuning
telur.
2. Pada pisces dan selaput ekstra embrio hanya berupa membran vitelin yang
didukung oleh kantun kuning telur saja.
B. Saran
2. Diharapkan ada umpan balik yang positif saat diskusi dari semua arah,
baik antarmahasiswa ataupun dari dosen pembimbing.
DAFTAR RUJUKAN