Makalah Patofisiologi Huntington
Makalah Patofisiologi Huntington
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam tubuh manusia terdapat suatu sistem yang digunakan sebagai alat
komunikasi dalam tubuh manusia yang disebut sebgai sistem saraf. Seperti yang
dikemukakan oleh Robbins (2004) bahwa sistem saraf adalah jaringan komunikasi utama
di dalam tubuh. Oleh karena itu, gangguan pada sistem saraf dapat mengaanggu kegiatan
dalam tubuh.
Gangguan pada sistem saraf dianggap lebih rumit dibandingkan dengan gangguan
yang menyerang sistem organ lainnya. Gangguan yang terjadi pada sistem saraf dapat
bersifat menurun ataupun gangguan yang didapat akibat trauma yang terjadi pada sitem
saraf. Namun, ada juga penayakit yang menyerang sistem saraf seiring bertambahnya
usia seseorang atau sering disebut sengan penyakit degeneratif. Menurut Robbins dalam
bukunya Robbins Basic Pathology 7th, penyakit degeneratif pada SSP (Sistem Saraf
neuron spontan progresif di regio atau sistem tertentu di otak, medulla spinalis, atau
keduanya. Seuatu penyakit degenerati juga bisa bersifat menurun. Salah satu contoh
mereka. Padahal penyakit huntington adalah salah satu penyakit yang meyerang sistem
saraf pusat yang sangat kompleks dan dapat berpengaruh pada kinerja tubuh. Oleh
karena itu, penulis merasa perlu untuk mengkaji mengenai penyakit huntington dengan
tujuan untuk memberi wawasan dan pengetahuan pada pembaca perihal penyakit
huntington yang meyerang sistem saraf pusat dan menulisnya dalam makalah yang
C. TUJUAN
4. Dapat mengetahui dan memahami bagaimana gejala klinis dari Penyakit Huntington.
Hontington.
Huntington Disease 2
BAB II
PEMBAHASAN
Sususnan sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, dan
urat-urat saraf atau saraf –cabang yang tumbuh dari otak dan sumsum tulang
belakang yang disebut urat saraf periferi (urat saraf tepi) (Evelyn:2000).
Sistem saraf pusat terdiri atas otak (besar), batang otak, otak kecil, dan
sumsum tulang belakang serta diliputi oleh selaput otak (menings) yang terdiri atas
Menurut Evelyn (2000), Sebuah sel saraf berikt axonnya (serabut saraf) dan
prosessus lainnya membentyk sebuah neuron. Pada saat pembentukan batang saraf
Menurut I Made (2010), sistem saraf pusat terdiri dari 2 unsur, yaitu neuron
(sel saraf) dan neuroglia (jaringan penyongkong). Kesatuan saraf yang fungsional
dan terdiri dari badan sel dan serabut sarf (cabang-cabangnya) disebut dengan
neuron. Neuroglia adalah jaringan penyongkong sistem saraf dan terdiri atas astrosit,
oligodendroglia, sel ependim dan mikroglia dan semuanya berasal dari ektoderm,
2. MENINGIA
Huntington Disease 3
Otak dan sumsum tulang belakang diselimuti oleh meningia yang dilinduni
struktur saraf yang halus yang embawa pembuluh darah dan dengan sekresi sejenis
cairan yaitu cairan serebrospinal yang dapat memperkecil benturan atau goncangan.
Menurut (I Made:2010), meningia terdiri dari tiga lapis yaitu bagian luar disebut
merupakan selaput tebal dan keras. Bagian dalam disebut leptomenings (leptos =
halus), terdiri atas arakhnoid dan piamater dan merupakan selaput-selaput yang
a. Pia Mater, merupakan lapisan yang menyelipkan dirinya ke dalam celah yang
ada pada otak dan sumsum tulang belakang, dan sebagian akibat dari kontak yang
sangat erat tadi dengan demikian menyediakan darah untuk struktur-struktur ini.
b. Arakhnoid, merupakan selaput halus yang memisahkan pia mater dan dura
mater.
c. Dura Mater, merupakan lapisan yang padat dan keras terdiri dari dua lapisan.
Lapisan luar melapisi tengkorak dan lapisan dalam yang bersatu dengan lapisan luar,
kecuali pada bagian tertentu, dimana sinus-venus terbentuk, dan dimana dura mater
hemisfer otak. Tepi atas falx serebri membentuki sinus longitudinalis inferior tau
3. BAGIAN-BAGIAN OTAK
Otak manusia pada pria normal 1400 gram, pada wanita 1250 gram. Menurut
Evelyn (2000), otak terletak di dalam rongga kranium tengkorak. Otak berkembang
dari sebuah tabung yang mulanya memperlihatkan tiga pembesaran, otak awal, yang
Huntington Disease 4
Otak depan, menjadi belahan otak (hemispheium cerebri), korpus stiatum dan
Otak belakang, terdiri dari pons Varolii, medula oblongata, dan serebelum. Ketiga
Menurut Evelyn (2000), ada dua belas pasang saraf kranial. Beberapa
daripadanya dalah serabut campuran, yaitu saraf motorik dan saraf sensorik,
sementara lainnya adalah atau hanya saraf motorik, ataupun hanya saraf sensorik,
Huntington Disease 5
a. Nervus olfaktoroikus (sensorik), urat saraf penghidu.
otot iris. Secara klinis, kerusakan pada saraf ini akan mengakibatkan ptosis,
obliqus externa.
trigeminus merupakan urat saraf sensorik yang melayani sebagian besar kulit
kepala dan wajah; juga melayani selaput lendir mulut, hidung, sinus
paranasalis serta gigi, dan dengan perantaraan sebuah cabang motorik kecil,
senbilitas dari berbagi daerah wajah, mulut ,gigi, dan sebagian tengkorak.
f. Saraf Abdusens (motorik), menuju satu otot mata, yaitu rektus lsteralis.
g. Saraf fasialis. Saraf ini terutma motorik untuk otot-otot mimik (pada wajah)
dan kulit kepala. Saraf fasialis juga merupakan saraf sensorik yang
Saraf ini terdiri atas dua bagian yaitu nervus kokhelaris, saraf yang
Huntington Disease 6
i. Nervus glosso-faringeics mengandung serbut motorik dan sensorik. Serbut
menuju kelenjar parotis, dan saraf sensorik menuju posterior ketiga pada
j. Nervus Vagus terdiri dari serabut motorik dan sensorik yang fungsi-
fungsinya.
k. Nervus aksesorius. Saraf ini terbelah menjadi dua bagian: yang pertama
menyertai vagus menuju larinx dan farinx, yang kedua adalah saraf motorik
trapezius.
5. MEDULA SPINALIS
vetebralis dan dihubungkan dengan saraf spinalis, berbentuk panjang dan ramping
dengan panjang 45cm dan memiliki garis tengah 2cm. medula spinalis atau
sumsum tulang belakang yang keluar dari sebuah lubang besar di dasar tengkorak
dilindungi oleh columna vetebralis. Dari medula spinalis atau sumsum tulang
Huntington Disease 7
belakang keluar saraf-saraf spinalis berpasangan melalui ruang-ruang yang dibentuk
spinalis diberi nama sesuai dengan daerah columna vertebralis tempatnya keluar.
Fungsi utama dari medula spinalis atau sumsum tulang belakang adalah
sebagai penghubung saraf otak dan system saraf perifer, semua komunikasi yang
terjadi Terletak di jaras-jaras ( traktus ) asendens dan desendens yang berbatas tegas
dan independen pada subtansia alba medula spinalis atau sumsum tulang belakang.
Dan merupakan pusat integrasi untuk reflek spinal serta reflek-reflek yang berkaitan
Subtansia grisea pada medula spinalis atau sumsum tulang belakang memiliki
perbedaan bentuk dengan yang berada pada otak, pada medula spinalis atau
sumsum tulang belakang membentuk daerah seperti kupu-kupu dibagian dalam dan
dikelilingi oleh subtansia alba disebelah luar. Subtansia alba tersusun menjadi
traktus( jaras ) yaitu berkas serat-serat saraf ( akson-akson dari antar neuron yang
otot-otot rangka. Dan serat-serat saraf otonom yang mempersarafi otot jantung dan
otot polos serta kelenjar eksokrin berasal dari badan-badan sel yang terletak di
tanduk lateralis.
Huntington Disease 8
B. PENGERTIAN PENYAKIT HUNTINGTON
Penyakit huntington (HD) adalah suatu gangguan herediter, progesif, fatal, dan
(korea) dan demansia. Penyakit diwariskan sebagai sifat dominan autosomonal dengan
biasanya tidak selalu terlihat secara klinis sampai dekadenkelima dalam hidupnya,
sewaktu timbul perubahan personaliti dan depresi yang diikuti dengan gerak kore, gerak
sampai masa dewasa, sering setelah pasien memiliki anak, meskipun juga terdapat kasus
onset juvenilis. Umumnya, kasus yang muncul dini, lebih besar kemungkiannya
berkaitan dengan pewarisan mutasi dari ayah daripada dari ibu (Robbins:2003).
dan juga penurunan fungsi mental. Gerakan-gerakan khas yang dijumpai pada pasin
penyakit Huntington antara lain adalah gerakan menyentak involunter yang mencolok
huntington dapat terjadi di seluruh tubuh dan menyebabkan kelelahan fisik. Individu
menyebabkan demansia. Demansia adalah gangguan daya ingat dan defisist kognitif lain
semntara tingkat kesadaran tetap dipertahankan, muncul sebagai salah satu masalah
Huntington Disease 9
C. PENYEBAB PENYAKIT HUNTINGTON
gangguan dominan autosom, yang tampak disebabkan oleh ekspansi kodon berulang
yang terletak di kromosom 4. Awitan penyakit biasanya taejadi pada dekade keempat
Robbins (2003) juga berpendapat, Gen penyebab (yang mengkode suatu protein
yang disebut huntingtin) diketahui terletak di lengan pendek kromosom 4. Penyakit ini
residu glutamin dalam jumlah abnormal. Gen huntingtin normal mengandung antara 6
contoh biasnaya memiliki pengulangan CAG lebih dari 70. Pasien dapat diidentifikasi
sebelum gejala timbul dengan membuktikan adanya pengulanagn triplet CAG yang
berlebih pada gen bersangkutan. Identifikasi orang pada pada fase prasimtomatik
penyakit ini jelas memiliki beban etis yang sangat besar dan jangan dilakukan tampa
penyakit huntington terletak pada kromosom 4, yang dapat digunaka sebagai alat yang
efektif untuk diagnosis preklinis dan antenatal. Kelainan genetik berupa jumlah
berlebihan dari sekuen nukleotid CAG yang berulang. Jumlah dari pengulangan meliputi
umur dari timbulnya, makin berulang, makin awal timbulnya. Secara histologis, kuadate
nukleus dan putamen menunjukkan hilangnya neuron kecil, yang disertai dengan reaktif
Huntington Disease 10
gliosis fibriler. Korteks serebral pada kelainan ini juga memperlihatkan hilangnya neuron
dalam berbagai tingkatan. Kelainan neurokimiawi dapat diidentifikasi pada gagguan ini,
misalnya berkurangnya kadar kolin asetiltransferase dan gamma aminoburitik asid dalam
Adapun morfologi dari penyakit Huntington menurut Robbins (2003) yaitu, otak
pada HD biasanya kecil, sering memiliki berat kurang dari 1100 g. Gambaran paling
khas pada penyakit ini dalah atrofi nukleus kuadatus utama, putamen, dan pada kasus
tahap lanjut, glubus palidus yang mencolok dengan kuadatus sering berkurang hingga
hanya membentuk suatu pita tipis di samping ventrikel lateral. Ventrikel mengalami
substansia nigra dan nukleus subtalamikus) dan korteks serebri, meskipun tidak
semencolok atrofi di nukleus kuadatus dan putamen. Secara mikroskopis, penyakit ini
ditandai dengan pengurangan neuron yang parah di dalam nukleus kuadatus dan
putamen, disertai oleh gliolisis fibrolar di daerah ini. Neuron kecil di korpus striatum,
terutama yang berproyeksi ke segmen lateral globus palidu, umumnya terkena, tetapi
neuron yang lebih besar juga sering terkena. Neuron di korteks sering lenyap dan
Huntington Disease 11
D. GEJALA KLINIS PENYAKIT HUNTINGTON
Gejala klinis pada penyakit Huntington yaitu onset klinis HD biasanya pada dekade
keempat hingga kelima, meskipun beberapa kasus muncul sejak masa kecil. Seperti
mutasi pengulangan trinuklotida lainnya, ekspansi CAG yang mengenai gen huntingtin
sehingga HD cenderung muncul semakin dini pada generasi selanjutnya, suatu fenomena
yang dikenal dengan antisipasi. Manifestasi awal pada sebagian besar pasien adalah
serakan meggeliat involuntar yang dikenal sebagai gerakan koreiform, suatu pola yang
dengan onset dini, kejang dan rigiditas mungkin menonjol, suatu gambaran yang dikenal
dan gangguan kognitif, biasanya muncul setelah onset kelainan motorik, tetapi gejala ini
Menurut Elizabeth (2008), gejala klinis yang akan terjadi pada penderita penyakit
diagnosis sifat ini saat pranatal atau sebelum awitan gejala pada individu dewasa. Serta
MRI digunakan untuk menggambarkan otak. Atrofi tampak pada akhir penyakit. PET
Huntington Disease 12
Elizabeth (2003) juga memaparkan penatalaksanaan dalam penyakit Huntington,
tidak ada pengobatan untuk penyakit Huntington. Karena dapat dilakukan identifikasi
genetik pada individu asimtomatik yang mungkin mengalain penyakit ini, konseling
sangat penting dilakukan bagi mereka yang memilih untuk mengetahui status mereka dan
mereka yang memilih untuk tidak megetahuinya. Menurrut Robbins (2003), Penyebab
umum kematian adalah bunuh diri dan infeksi. Risiko bunuh diri, secara khusus,
penyakit prasimtomatik.
Huntington Disease 13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sususnan sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, dan urat-
urat saraf atau saraf –cabang yang tumbuh dari otak dan sumsum tulang belakang
Otak ilapisi oleh selaput tipis yang terdiri dari tiga lapis, lapisan tersebut adalah pia
mater (paling dalam), arakhnoid (antar pia mater dan dura mater), dan dura mater
(paling luar). Otak dibagi menjadi tiga bagian yaitu otak depan, otak tengah, dan
otak belakang. Otak depan terdiri dari belahan otak (hemispheium cerebri), korpus
stiatum dan talami (talamus dan hipotalamus), otak tengah (diensefalon), dan otak
belakang, terdiri dari pons Varolii, medula oblongata, dan serebelum. Ketiga bagian
ini membentuk batang otak. Kepala memiliki dua belas pasang saraf kranial yaitu:
obliqus externa.
f. Saraf Abdusens (motorik), menuju satu otot mata, yaitu rektus lsteralis.
g. Saraf fasialis. Saraf ini terutma motorik untuk otot-otot mimik (pada wajah)
Huntington Disease 14
i. Nervus glosso-faringeics mengandung serbut motorik dan sensorik. Serbut
menuju kelenjar parotis, dan saraf sensorik menuju posterior ketiga pada
j. Nervus Vagus terdiri dari serabut motorik dan sensorik yang fungsi-
fungsinya.
k. Nervus aksesorius. Saraf ini terbelah menjadi dua bagian: yang pertama
menyertai vagus menuju larinx dan farinx, yang kedua adalah saraf motorik
trapezius.
Medula Spinalis Medula spinalis atau sumsum tulang belakang berjalan melalui
kanalis vetebralis dan dihubungkan dengan saraf spinalis, berbentuk panjang dan
ramping dengan panjang 45cm dan memiliki garis tengah 2cm. Fungsi utama dari
medula spinalis atau sumsum tulang belakang adalah sebagai penghubung saraf otak
Penyakit huntington (HD) atau sering dikenal sengan korea adalah penyakit
degeneratif ganglia basalis dan korteks serebri yang jarang dijumpai. Penyakit
autosom, yang tampak disebabkan oleh ekspansi kodon berulang yang terletak di
Huntington Disease 15
huntingtin yang mengandung residu glutamin dalam jumlah abnormal. Gen
CAG.
Gejala klinis pada penyakit Huntington yaitu onset klinis HD biasanya pada
dekade keempat hingga kelima, meskipun beberapa kasus muncul sejak masa kecil.
Seperti mutasi pengulangan trinuklotida lainnya, ekspansi CAG yang mengenai gen
huntingtin bersifat dinamik. Gejala klinis yang akan terjadi pada penderita penyakit
ini, konseling sangat penting dilakukan bagi mereka yang memilih untuk
mengetahui status mereka dan mereka yang memilih untuk tidak megetahuinya.
gen penyebab penyakit Huntington memungkinkan diagnosis sifat ini saat pranatal
atau sebelum awitan gejala pada individu dewasa. Serta MRI digunakan untuk
menggambarkan otak. Atrofi tampak pada akhir penyakit. PET scan dapat digunakan
Huntington Disease 16
B. SARAN
menyajikan contoh gambar yang terbatas dikarenkan sumber yang terbatas. Untuk itu,
makalah ini.
Huntington Disease 17
DAFTAR PUSTAKA
J.C.E , Underwood. 1994. Patologi Umum dan Sistematik. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Nasar, I Made. 2010. Buku Ajar Patologi ii (Khusus). Jakarta: Sagung Seto.
Pearce ,Evelyn. 2000. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Robbins. 2003. Buku Ajar Patologi Ed 7 Vol 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Huntington Disease 18