Globalisasi & Perspektif Transculture
Globalisasi & Perspektif Transculture
PENDAHULUAN
peran dalam meningkatkan status kesehatan bagi kliennya. Setiap tenaga kesehatn memiliki peran
masing-masing dan memiliki tujuan yang sama yaitu untuk penyembuhan klien atau pasien. Untuk
meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan, tenaga kesehatan harus mengikuti setiap
perkembangan dan perubahan proses pelayanan kesehatan. Salah satu tenaga kesehatan yang
sangat berpengaruh dan banyak dibutuhkan adalah profesi keperawatan. Kita tahu bahwa profesi
keperawatan adalah tenaga kesehatan yang lebih banyak berinteraksi langsung dengan klien.
Selain untuk membantu penyembuhan klien, perawat juga berperan dalam memberikan asuhan
keperawatan.
Namun, beberapa hal yang harus diperhatikan oleh profesi keperawatan adalah ilmunya.
Sesuai dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sering kita dengar dengan
keperawatan yang sesungguhnya. Dalam proses globalisasi, perawat dituntut untuk mampu
meningkatkan status kesehatan bagi kliennya. Ada banyak hal yang harus dipelajari oleh seorang
perawat diantaranya pemahaman tentang konsep transcultural. Hal ini merupakan salah satu acuan
Untuk itu perlunya pendidikan tentang perkembangan dan konsep transcultural yang di
1
1.2 Rumusan Masalah
A. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada masa kini terdapat banyak faktor yang mempengaruhi dan membentuk system
memungkinkan perawat, klien, dan pelayanan kesehatan lainnya untuk berbicara dengan rekan
sepropesi di seluruh dunia mengenai masalah pelayanan kesehatan. Namun, masih terdapat daerah
Perawat harus memahami cara berkomunikasi dunia dan globalisasi pelayanan kesehatan
memiliki lebih banyak pengetahuan. Mereka telah mencari tahu dari internet mengenai masalah
kesehatan dan kondisi medisnya. Mereka juga menggunakan internet untuk memilih
pelayanan kesehatan harus membuat akses terhadap pelayananannya lebih mudah. Dengan
disepanjang negara bagian dan perbatasan. Selain itu, institusi pelayanan kesehatan di amerika
saat ini mengalami kekurangan tenaga keperawatan. Untuk mengusahakan pelayanan kesehatan
berkualitas, institutsi pelayanan kesehatan merekrut perawat dari seluruh dunia untuk bekerja di
amerika serikat. Hal ini mengharuskan rumah sakit di amerika serikat untuk memahami dan
3
bekerjasama dengan perawat dari berbagai latar budaya dan kebutuhan (Nash dan Gremillion,
2004).
kemiskinan masih menjadi masalah yang lebih utama dibandingkan penyakit dan merupakan
penyebab kematian terbanyak didunia masa kini. Negara dan komunitas miskin memiliki akses
yang terbatas terhadap vaksin, air bersih, dan pelayanan kesehatan standar. Pertumbuhan
urbanisasi juga mempengaruhi kesehatn diseluruh dunia. Dengan semakin padatnya populasi di
kota, masalahnya seperti polusi, kebisingan, kepadatan penduduk, kekurangan air, system
pembuangan yang buruk, dan bahaya lainnya menjadi semakin banyak. Anak-anak, wanita, dan
para lansia merupakan populasi rentan yang terancam denagn adanya urbanisasi. Walaupun
penyebaran penyakit menular seperti tuberculosis dan server acute respiratori syndrome (SARS)
menjadi semakin banyak. Akhirnya perubahan lingkungan global dan bencana memengaruhi
kesehatan. Perubahan iklim dan bencana alam mengancam persediaan makanan dan sering
Sebagai pemimpin dalam pelayanan kesehatan, kita harus tetap waspada tehadap
peristiwa yang terjadi dalam masyarakat, negara, dan seluruh dunia (Simpson, 2004). Focus unik
keperawatan terhadap pelayanan membantu perawat mengatasi masalah yang timbul akibat
globalisasi. Perawat dan propesi keperawatan mampu mengatasi masalah ini dengan bekerjasama
untuk meningkatkan pendidikan keperawatan seluruh dunia, merekrut individu untuk menjadi
perawat, dan dengan mendukung perubahan yang akan meningkatkan penyampaian pelayanan
kesehatan (Simpson, 2004). Kita harus bersiap untuk datangnya masalah pelayanan kesehatn masa
depan. Globalisasi telah memengaruhi banyak industry yang juga memengaruhi penyampaian
4
pelayanan kesehatan. Sebagai pemimpin, keperawatan memegang kendali dan bersikap proaktif
dalam membuat solusi sebelum diambil alih oleh pihak luar (Nash dan Gremillion, 2004).
Salah satu teori keperawatan yang berhubungan dengan pengaruh budaya diyakini
transkultural yang dipelopori oleh Madeleine Leininger dengan model Matahari Terbit.
Keperawatan transkultural adalah suatu disiplin ilmu dan kiat yang berfokus pada proses serta
perilaku sehat atau perilaku sakit secara fisik dan psikokultural sesuai dengan latar belakang
budaya klien. Antara konsep keperawatan transkultural dan proses pemberian asuhan keperawatan
transkultural saling berkaitan satu sama lain. Keberhasilan konsep dan proses keperawatanini
praktik antropologi dan keperawatan (Lipson dan Bauwens, 1988), dimana antropologi merujuk
pada studi tentang manusia termasuk asal, perilaku, interaksi sosial, karakteristik fisik dan mental,
pakaian, serta perkembangan zaman. Sedangkan, keperawatan berhubungan dengan seni dan
sains.
Dengan demikian, keperawatan transkultural adalah suatu disiplinilmu dan kiat yang
berfokus pada proses serta perilaku individu dan kelompok untuk mempertahankan maupun
meningkatkan perilaku sehat atau perilaku sakit secara fisik dan psikokultural yang disesuaikan
5
dengan latar belakang budaya klien. Sehingga dapat disimpulkan, pelayanan keperawatan yang
keperawatan transkultural adalah suatu pelayanan keperawatan yang berfokus pada analisis dan
Namun, keperawatan transkultural ini tidak hanya berfokus pada perbedaan budaya
melainkan juga persamaan antarbudaya dimana transcultural nursinglebih lanjut diartikan sebagai
suatu area/wilayah keilmuan budaya pada proses belajar dan praktik keperawatan yang berfokus
pada perbedaan serta kesamaan antarbudaya dengan tetap menghargai nilai budaya manusia,
kepercayaan maupun tindakan yang digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan sehingga
Tujuan utama dari keperawatan transkultural adalah mengembangkan sains dan pohon
pengetahuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kebudayaan yang spesifik
dan universal bagi individu, keluarga, kelompok, dan komunitas dari latar belakang yang berbeda
(Leininger, 1978). Kebudayaan yang spesifik ini merujuk pada nilai, kepercayaan, pola tingkah
laku tertentu yang menjadi keunikan suatu kelompok dan tidak memiliki kelompok lain.
Sedangkan kebudayaan yang universal merujuk pada nilai, norma, dan pola hidup yang dapat
diterima secara umum (Leininger, 1978, 1991, 1995; Leininger dan McFarland, 2002).
memilih budaya tertentu yang mendukung peningkatan status kesehatannya sehingga klien dapat
6
2.2.3 Konsep Transcultural Nursing
a) Care mengacu pada suatu fenomena yang berhubungan dengan pemberian buatan,
kondisi kehidupannya.
nilai,keyakinan norma-norma, dan gaya hidup dalam suatu kelompok tertentu yang
memberikan arahan kepada cara berfikir mereka, pengambilan keputusan, serta pola
hidup.
perawatan.
pengertian umum yang memiliki kesamaan ataupun pemahaman yang paling dominan
7
dan direfleksikan dalam pemberian bantuan, dukungan, fasilitas ataupun cara yang
g) Pandangan dunia mengacu pada cara pandang manusia dalam memelihara dunia atau
alam semesta.
h) Dimensi struktur social dan budaya mengacu pada suatu pola dinamis, gambaran
hubungan structural, dan faktor-faktor dari suatu bentuk kebudayaan serta hubungan
yang berbeda.
i) Lingkungan mengacu pada totalitas dari suatu keadaan, situasi, atau pengalaman yang
memberikan arti bagi perilaku manusia, interpretasi, dan interaksi sosial dalam
hidup manusia dalam suatu bentuk kebudayaan dalam jangka pendek maupun panjang.
tindakan untuk individu lain, kelompok maupun suatu institusi untuk memperbaiki cara
8
yang tepat untuk memperbaiki kondisi individu atau kelompok sehingga memperoleh
Selain konsep-konsep tersebut terdapat konsep lain yang terkait dengan spiritual dimana
keyakinan agama dan spiritual adalah bagian integral kebudayaan seseorang yang dapat
mempengaruhi keyakinan klien mengenai penyebab penyakit, praktik penyembuhan, dan pilihan
tabib atau pemberi perawatan kesehatan. Keyakinan spiritual dan agama ini dapat menjadi sumber
kekuatan dan kenyamanan bagi klien yang menderita penyakit kritis atau menjelang ajal.
Spiritualitas, agama, dan kepercayaan merupakan hal yang berbeda meskipun seringkali
perasaan yang dimiliki klien mengenai keyakinan mereka. Spiritualitas adalah keyakinan atau
hubungan dengan kekuatan yang lebih tinggi, kekuatan pencipta, ilahiah, atau sumber energi yang
tidak terbatas. Adapun aspek-aspek spiritualitas yang digambarkan oleh (Burkhardt, 1993),
sebagai berikut :
a) Menghadapi sesuatu yang tidak diketahui atau tidak pasti dalam kehidupan
c) Menyadari dan mampu menarik sumber dan kekuatan dari dalam diri sendiri
d) Memiliki perasaan keterkaitan dengan diri sendiri dan dengan Tuhan atau Sang
Maha Tinggi.
memandu manusia dalam berespons terhadap pertanyaan dan krisis hidup (Dossey, Keegan, dan
Guzzetta, 2000
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
harus memahami konsep – konsep yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan. Salah
masyarakat tentang kesehatan spesifik bergantung pada kelompok kebudayaannya teknologi dan
non-teknologi pelayanan kesehatan yang diterima bergantung pada budaya nilai dan kepercayaan
yang dianutnya.
Globalisasi juga akan mempengaruhi setiap kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat
sehingga proses pemberian asuhan keperawatan akan berbeda. Hal ini mendidik perawat menjadi
3.2 Saran
hendaknya perlu mengetahui dasar-dasar dalam pemberian asuhan keperawatan kepada klien
terutama yang menyangkut budaya klien itu sendiri secara mendalam. Perawat akan dihadapkan
dengan berbagai klien yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda, baik itu budaya
yang bertentangan maupun tidak bertentangan dengan kesehatan. Oleh karena itu, perawat perlu
memahami materi transcultural nursing ini sehingga masalah-masalah yang mungkin akan timbul
nantinya dapat diselesaikan dengan baik dan telah dipertimbangkan secara matang.
10