Aggota Kelompok :
A. Latar Belakang
3) stabilitas.
Salah satu daerah yang memiliki pendapatan asli daerah melalui pajak
terbesar di Banten adalah kota Cilegon. Kota tersebut memiliki peluang besar
akan pariwisata dan investasi, yang mana kedua hal tersebut mendorong majunya
usaha kuliner. Terbukti dengan banyaknya rumah makan, restoran atau kafetaria
di Cilegon. Pemerintah kota Cilegon telah memiliki regulasi akan usaha kuliner
1
Diaksen pada 20 September 2018 pukul 13:24 WIB http://smail-
tcom.blogspot.com/2009/09/kebijakan-perpajakan-tax-policy (smail-tcom.blogspot.com-Tax
Community)
yakni tentang pajak restoran (Peratuan Daerah Kota Cilegon Nomor 1 Tahun 2011
tentang Pajak Restoran) sebagai salah satu pendapatan pajak asli daerah.
Selanjutnya, hal ini diperkuat oleh pernyataan pada ayat (2) yang berbunyi
“Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang dikenai pajak berdasarkan Undang-
Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, wajib melaporkan
usahanya pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi
tempat tinggal atau tempat kedudukan Pengusaha, dan tempat kegiatan usaha
dilakukan untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak.” Sehingga, sudah
seharusnya setiap usaha tempat makan mendaftarkan usahanya kepada Direktorat
Jenderal Pajak, apapun itu bentuknya dan dimana pun lokasi tempat makan
tersebut, bahkan jika berada di tempat tinggal Pengusaha itu sendiri.
Berikut ini merupakan contoh struk dari restoran yang tidak memiliki
tanggungan pajak 10% sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 1
Tahun 2011 tentang Pajak Restoran pada pasal 6:
Gambar 1.1
Contoh Struk dari Restoran yang Tidak Memiliki Tanggungan Pajak 10%
Gambar di atas merupakan salah satu contoh restoran atau tempat makan
yang tidak menerapkan pajak restoran. Padahal, tempat makan pada contoh
tersebut sudah berdiri lama dan selalu ramai akan pengunjung setiap harinya.
Sangat disayangkan apabila tempat makan tersebut luput akan tanggung jawabnya
terhadap negara yakni membayar pajak atas usaha kulinernya. Tempat makan
semacam ini bukan hanya satu di kota Cilegon, tetapi masih banyak adanya.
Bahkan, di beberapa tempat makan yang terkenal dan ramai pengunjung seperti
Sate Asmawi, Sushitah, Labbaik dan tempat makan lain yang sejenis juga tidak
memiliki tanggungan pajak restoran.
Adapun ciri restoran telah taat peraturan dengan di implementasikannya
pajak restoran, selalu menuliskan tambahan pajak 10% atau menuliskan kalimat
“harga sudah termasuk pajak/ppn” pada struk pembelian makanan. Berikut adalah
contoh struk restoran yang terdapat pajak di dalamnya
Gambar 1.2