Anda di halaman 1dari 8

≡MENU

Home » Jurnalistik Radio » Komunikasi Radio » Pengertian & Karakteristik Jurnalistik Radio

Pengertian & Karakteristik Jurnalistik Radio

Pengertian, Definisi, Karakteristik, Prinsip, dan Teknik Menulis Naskah Jurnalistik Radio.

Jurnalistik Radio (radio journalism, broadcast journalism) adalah proses produksi berita dan
penyebarluasannya melalui media radio. Jurnalistik radio adalah generasi kedua setelah jurnalistik cetak
(printed journalism).

Jurnalistik Radio muncul setelah ditemukannya media radio. Semula, media radio digunakan sebagai
media hiburan, seperti mendengarkan lagu, drama, atau sandiwara radio. Pada perkembangannya, radio
juga dimanfaatkan untuk menyebarluaskan informasi sehingga memunculkan jenis jurnalistik baru:
jurnalistik radio.

Berbeda dengan jurnalistik media cetak yang menggunakan bahasa tulisan, jurnalistik radio adalah
“bercerita” (storytelling), yakni menceritakan atau menuturkan sebuah peristiwa atau masalah, dengan
gaya percakapan (conversational), dengan menggunakan bahasa lisan atau bahasa tutur (spoken
languange).

Karakteristik Jurnalistik Radio

Karakteristik Jurnalistik Radio, menurut Asep Syamsul M. Romli dalam buku Broadcast Journalism
(Nuansa Bandung, 2009), adalah sebagai berikut:

Auditif. untuk didengarkan, untuk telinga, untuk dibacakan atau disuarakan.


Spoken Language. Menggunakan bahasa tutur atau kata-kata yang biasa diucapkan dalam obrolan
sehari-hari (spoken words). Kata-kata yang dipilih mesti sama dengan kosakata pendengar biar langsung
dimengerti.

Sekilas. Tidak bisa diulang. Karenanya harus jelas, sederhana, dan sekali ucap langsung dimengerti.

Global. Tidak detail, tidak rumit. Angka-angka dibulatkan, fakta-fakta diringkaskan.

Prinsip Penulisan Jurnalistik Radio

ELF - Easy Listening Formula. Susunan kalimat yang jika diucapkan enak didengar dan mudah dimengerti
pada pendengaran pertama.

KISS - Keep It Simple and Short. Hemat kata, tidak mengumbar kata. Menggunakan kalimat-kalimat
pendek dan tidak rumit. Gunakan sesedikit mungkin kata sifat dan anak kalimat (adjectives).

WTYT - Write The Way You Talk. Tuliskan sebagaimana diucapkan. Menulis untuk “disuarakan”, bukan
untuk dibaca.

Satu Kalimat Satu Napas. Upayakan tidak ada anak kalimat. Sedapat mungkin tiap kalimat bisa
disampaikan dalam satu napas.

Proses Pemberitaan Jurnalistik Radio

News Gathering – pengumpulan bahan berita atau peliputan. Teknik reportase: wawancara, studi
literatur, pengamatan langsung.

News Production – penyusunan naskah, penentuan “kutipan wawancara” (sound bite), backsound, efek
suara, dll.

News Presentation – penyajian berita.

News Order – urutan berita.

Teknis Penulisan Jurnalistik Radio

Spoken Words. Pilih kata-kata yang biasa diucapkan sehari-hari (spoken words), e.g. jam empat sore
(16.00 WIB), 15-ribu rupiah (Rp 15.000), dll.
Attribution. Sebutkan jabatan, gelar, atau keterangan sebelum nama orang. Atribusi/predikat selalu
mendahului nama, e.g. Ketua DPR –Agung Laksono— mengatakan…

Stay away from quotes. Jangan gunakan kutipan langsung. Ubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak
langsung, e.g. Ia mengatakan siap memimpin demo (”Saya siap memimpin demo,” katanya).

Avoid abbreviation. Hindari singkatan atau akronim, tanpa menjelaskan kepanjangannya lebih dulu, e.g.
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Negeri –BEM UIN—Bandung menggelar… (Ketua BEM UIN
Bandung –Fulan—mengatakan…).

Subtle repetition. Ulangi secara halus fakta-fakta penting seperti pelaku atau nama untuk memudahkan
pendengar memahami dan mengikuti alur cerita, e.g. Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono
mengatakan… Menurut Presiden…. Kepala Negara juga menegaskan….

Present Tense. Gunakan perspektif hari ini. Untuk unsur waktu gunakan kata-kata “kemarin”, “hari ini”,
“besok”, “lusa”, bukan nama-nama hari (Senin s.d. Minggu). Mahasiswa UIN Bandung melakukan aksi
demo hari ini… Besok mereka akan melanjutkan aksi protesnya…

Angka. Satu angka (1-9) ditulis pengucapannya. Angka 1 ditulis “satu” dst. Lebih dari satu angka, ditulis
angkanya. Angka 25 atau 345 jangan ditulis: duapuluh lima, tigaratus empatpuluh lima. Angka ratusan,
ribuan, jutaan, dan milyaran, sebaiknya jangan gunakan nol, tapi ditulis: lima ratus, depalan ribu, 15-juta,
145-milyar.

Mata uang. Ditulis pengucapannya di belakang angka, e.g. 600-ribu rupiah (Rp 600.000), 500-ribu dolar
Amerika Serikat (US$ 50.000)

Sign-Posting: Tanda Baca Khusus

Naskah jurnalistik radio menggunakan tanda baca khusus untuk memudahkan penyaji atau penyiar
berita dalam menyampaikan berita kepada pendengar:

Dash. tanda garis pisah (–) untuk sebelum nama atau kata penting atau butuh penekanan.
Punctuation. Tanda Sengkang, yaitu tanda-tanda pemenggalan (-) untuk memudahkan pengucapan
singkatan kata yang dieja. M-U-I, B-A-P, W-H-O, P-U-I, dsb

Garis Miring. Jika perlu, gunakan garis miring satu (/) sebagai pengganti koma atau sebagai tanda jeda
untuk ambil nafas, garis miring dua (//) untuk ganti titik, dan garis miring tiga (///) untuk akhir naskah.

Produk Junalistik Radio

Copy – Naskah berita pendek, durasi 15-20 detik. Biasanya berita penting, harus cepat diberitakan,
disampaikan di sela-sela siaran (breaking news) atau program reguler insert berita (news insert) tiap
menit 00 tiap jam misalnya. Berupa Straight News.

Voicer – Laporan Reporter. Terdiri dari pengantar (cue) penyiar di studio dan laporan reporter di tempat
kejadian, termasuk sound bite dan/atau live interview.

Paket. Panjangnya 2-8 menit. Isinya paduan naskah berita, petikan wawancara (soundbite).

Feature. Durasi 10-30 menit. Paduan antara berita, wawancara, ulasan redaksi, musik pendukung, dan
rekaman suasana (wildtracking). Membahas tema tertentu yang mengandung unsur human interest. Bisa
pula berupa dokumenter (documentary).

Vox Pop. Singkatan dari vox populi (suara rakyat). Berisi rekaman suara opini masyarakat awam tentang
suatu masalah atau peristiwa.

Program Jurnalistik Radio (News Program)

Produk jurnalistik radio di atas disiarkan dalam beragam bentuk program siaran berita:

Buletin (Paket berita) – Berisi rangkaian berita-berita terkini (copy, straight news) –bidang ekonomi,
politik, sosial, olahraga, dan sebagainya; lokal, regional, nasional, ataupun internasional. Durasi 30 menit
atau lebih.Durasi bisa lebih lama jika diselingi lagu dan “basa-basi” siaran seperti biasa.

News Insert – insert berita.Berisi info aktual berupa Straight News atau Voicer. Durasi 2-5 menit
bergantung panjang-pendek dan banyak-tidaknya berita yang disajikan. Biasanya disajikan setiap jam
tertentu. Bisa berupa breaking news, disampaikan penyiar secara khusus di sela-sela siaran non-berita.

Majalah Udara — Berisi straight news, wawancara, dialog interaktif, feature pendek, dokumenter, dan
sebagainya.

Talkshow – Dialog interaktif atau wawancara langsung (live interview) di studio dengan narasumber, atau
melalui telepon.
Jurnalistik Radio semakin mendapatkan tempat di kalangan radio karena pendengar semakin
membutuhkan berita atau informasi terkini. Kalangan penyiar harus memahami jurnalistik secara umum
dan jurnalistik radio secara khusus karena siaran berita berbeda dengan siaran

≡MENU

Home » Jurnalistik Radio » Komunikasi Jurnalistik » Komunikasi Radio » Jurnalistik Radio: Pengertian dan
Sejarah

Jurnalistik Radio: Pengertian dan Sejarah

Jurnalistik Radio: Pengertian dan Sejarah.


JURNALISTIK itu ilmu terapan (applied science) yang fleksibel, luwes. Ia bisa masuk ke media komunikasi
apa saja.

Jurnalistik dapat diterapkan di media sosial. Jadilah ia jurnalisme media sosial.

Ketika masuk ke atau diterapkan di media radio, jadilah ia jurnalistik radio (radio journalism).

Sejak kehadiran jurnalisti di program radio, J.B. Wahyudi pun membagi produk media radio menjadi dua
bagian, yakni karya artistik dan karya jurnalistik

Karya Artistik yaitu program radio berupa hiburan, seperti musik, atau menambahkan usur dramatisasi,
seperti sandiwara radio.

Karya Jurnalistik diproduksi dengan pendekatan jurnalistik, diikat oleh kaidah, standar, hukum, dan kode
etik jurnalistik, bertitik tolak dari fakta, termasuk berita, dokumenter, dan feature.

Senada dengan pembagian tersebut, kita juga bisa membagi program siaran radi menjadi dua bagian,
hakikatnya sama dengan pembagian di atas, yakni:

Music Program, yaitu acara musik, seperti pemutaran lagu-lagu yang menjadi ciri khas sekaligus
"program tradisional" radio --ingat, radio identik dengan musik!

News Program, yaitu program berita, yakni program siaran berita atau informasi aktual.

Pengertian Jurnalistik Radio

Jurnalistik Radio adalah proses dan aktivitas jurnalistik melalui media radio.

Karena radio itu suara (auditif), maka produk jurnalistik radio, seperti berita, pun berupa suara (audio)
atau disuarakan, bukan berbentuk naskah, teks, tulisan, ataupun gambar.

Pemberitaan atau penyampaian informasi melalui radio harus berupa suara, tidak bisa yang lain. Maka,
naskah berita yang dibuat wartawan pun "disuarakan" atau disampaikan oleh penyaji berita (news
presenter).
Reporter radio juga menyampaikan beritanya melalui suara. Jika "setor berita" ke redaksi, bisa berupa
naskah berita radio yang nantinya disuarakan di ruang siaran.

Karenanya, karakteristik atau ciri utama jurnalistik radio adalah auditory atau auditif, yakni disampaikan
kepada publik melalui suara.

Baca Juga: Karakteristik Jurnalistik Radio

Sejarah Jurnalistik Radio

Perang Dunia II disebut-sebut sebagai awal kejayaan radio sebagai media jurnalisme. Menurut John
Vivian, November 1916 merupakan titik tolak Jurnalisme Radio ketika radio-radio di Amerika Serikat
menyiarkan hasil pemilu.

Berikut ini momentum sejarah Jurnalistik Radio seperti dikemukakan Jessica Addario dalam Radio
Journalism.

1922-1938 – Terjadi "percekcokan" antara Radio dan Suratkabar. Radio menyampaikan berita yang
dimuat di suratkabar.

1938-1946 – Ekspansi cepat jurnalistik radio yang didorong oleh Perang Dunia II.

1946-1960 – Transisi jurnalistik radio dengan kehadiran jurnalistik televisi.

1960-1980 – Jurnalistik Radio dipengaruhi penggunan FM yang mendorong berita radio.

1980-sekarang – Jurnalistik Radio menjadi menu wajib dalam program radio untuk meraih pendengar
lebih banyak dan beragam.

Di tahun 1930-an radio juga menjadi media kampanye efektif ketika Frankin D. Roosevelt, tahun 1933,
siaran selama 40 kali dan berbicara dengan lebih dari 30% warga (pendengar) di Amerika.

Saat ini diperkirakan 93% penduduk dunia masih memilih radio untuk mendapatkan informasi, selain
mencari berita di media lain.
Menurut The Pew Research Center for the People & the Press, saat ini masih banyak orang
mendengarkan radio untuk mendapatkan berita, meski jumlah pendengar radio terus berkurang karena
tergerus media internet, terutama media sosial.

Jurnalistik Radio: Primadona di Kendaraan

Jurnalistik Radio menjadi primadona di jalan raya. Laporan berbagai peristiwa aktual, termasuk laporan
lalu-lintas, menjadi favorit pengendara mobil, selain lagu-lagu pengusir penat dan kantuk di jalanan.

Radio berita menjadi rujukan utama saat arus mudik lebaran. Informasi lalu lintas di titik mana pun bisa
mudah didapat, karena warga masyarakat juga bisa berpartisipasi menginformasikan keadaan jalan raya
via SMS ataupun media sosial --Twitter dan Facebook.

Bagi Anda yang meminati profesi prenter televisi, radio adalah sarana terbaik untuk mengasah
pengetahuan dan keterampilan membawa acara (host). Sudah bukan rahasia, banyak presenter televisi
berawal dari penyiar radio, bahkan sudah jadi TV presenter pun masih siaran di radio.

Anda mungkin juga menyukai