MUHAMMAD ALI

1720421018
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK KIMIA
KARDINA

Mukaddimah

Bahan critical review diambil dari jurnal Anas Saidi, “Relasi Pancasila, Agama dan
Kebudayaan: Sebuah Refleksi”, Jurnal Masyarakat dan Budaya, Volume 11 No. 1, 2009, pp.25-
49.

Ringkasan

Hubungan antara Pancasila dan agama dibawah sosiologis sphere menciptakan permanen
ketegangan. Sebagai sumber nilai dan simbolis sistem, kedua faktor mengadakan perebutan
untuk mendapatkan pengikut dan untuk menentukan kenyataan, terlepas dari kenyataan bahwa
keduanya benar-benar membutuhkan dan memenuhi satu sama lain. Pancasila membutuhkan
agama untuk memperkaya arti hidup, dan sebagai sumber utama untuk memberikan bangsa
dan kenegaraan etika berdasarkan sociail piousity berasal dari agama. Ini juga benar bahwa
agama dapat menjadi sumber jawaban atas masalah yang terletak diluar realitas, seperti
penjelasan kehidupan setelah kematian.

Di sisi lain, agama membutuhkan Pancasila untuk mengumpulkan nilai-nilai universal dibawah
agama yang berbeda seperti : keadilan, kesetaraan dan kemanusiaan, yang mengambil
perbedaan normatif bentuk disetiap agama. Pancasila memiliki kemampuan untuk berada di
tengah-tengah atau jembatan berbeda primordial batas berasal dari berbagai agama kosmologi,
yang bisa memicu konflik, mutualistik symbiose dapat dicapai jika kedua Pancasila dan agama
dapat menyadari posisi mereka dan keterbatasan.

Di Indonesia baru-baru ini, hubungan antara Pancasila dan agama berada dibawah ketegangan
yang paling mengkhawatirkan. Pada satu titik, aliran agama (Islam)- puritanisme dengan klaim
kebenarannya dan klaim lainnya, telah mengubah bentuk agama yang inklusif, toleran, tulus,
adaptif; ke bentuk aliran yang ekslusif, tidak bertoleransi, anti-nasionalisme, anti-demokrasi
dan anti-tradisi. Di sisi lain suara radikalisasi demokrasi yang terlalu bersemangat, kesetaraan
gender dan klaim sekularisme telah menyangkal perlunya etika (agama) memasuki ranah
publik. Untuk menambah kerumitan, hubungan antara Pancasila, agama dan budaya, harus
menghadapi gelombang globalisasi yang mengabaikan batas-batas tradisi, nasionalisme dan
otoritas agama.
MUHAMMAD ALI
1720421018
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK KIMIA
KARDINA

Kritik

Di jurnal ini dijelaskan secara lugas dari berbagai macam sumber yang diambil. Sehingga isi
dari jurnal kaya informasi dan kaya akan kosa kata. Di jurnal ini juga di jelaskan dengan padat
hubungan antara pancasila, agama dan budaya sehingga dapat menambah ilmu juga bagi para
pembaca.

Kelemahan dari jurnal ini adalah penggunaan kata-kata yang runtut dan bervariasi, sehingga
beberapa pembaca mungkin sedikit bingung dibuatnya. Dan menurut agama Islam sendiri,
Pancasila lah perwujudan dari agama Islam itu sendiri. Sehingga kurang tepat jika agama
membutuhkan Pancasila. Karena Pancasila sendiri sejalan di dalam Al-Qur’an. Kalau memang
dalam jurnal ini membahas agama secara umum mengapa hanya Agama Islam sendiri yang
paling banyak dibahas?

Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara, sebenarnya memiliki keselarasan dengan ajaran
Islam sebagai agama mayoritas penduduk bangsa Indonesia. Sikap umat Islam di Indonesia
yang menerima dan menyetujui Pancasila dapat dipertanggungjawabkan sepenuhnya dari
segala pertimbangan. Beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan keselaran Pancasila
dengan ajaran Islam adalah:

1. Pancasila bukan agama dan tidak bisa menggantikan agama,

2. Pancasila bisa menjadi wahana implementasi Syariat Islam,

3. Pancasila dirumuskan oleh tokoh bangsa yang mayoritas beragama Islam.

Kesimpulan

Secara keseluruhan jurnal ini berisi informasi yang saling melengkapi dan saling
menghubungkan antara pancasila, agama dan budaya. Saran untuk penulis, penggunaan kata-
kata jangan terlalu berat. Untuk beberapa pembaca atau pemula mungkin masih bingung pada
beberapa kata-kata. Dan isinya juga diseimbangkan, jangan berat sebelah.

Referensi

http://jenonculun.blogspot.com/2014/03/pancasila-dalam-pandangan-
islam.html?m%3D1&hl=id-ID