Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RUTIN 1

PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA


Disusun untuk Memenuhi salah satu Tugas dalam Mata Kuliah Pendidikan
Pancasila
Dosen Pengampu : Sulaiman Lubis, Se, M. Hum.

Disusun oleh:
Nama : Markus Kurniady
Nim : 2173520028
Kelas : Sastra Inggris 17'A

Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris


Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan
2019

TUGAS RUTIN II (PANCASILA DALAM ARUS BANGSA INDONESIA)

1. Urgensi Pancasila dalam arus sejarah bangsa

Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia merupakan karya besar bangsa Indonesia dan merupakan
lambang ideologi bangsa Indonesia yang setingkat dengan ideologi besar di dunia lainnya. Bangsa
Indonesia menggunakan Pancasila sebagai pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Pancasila juga dijadikan pedoman dalam pelaksaan pemerintahan. Pengertian
Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan bahwa Pancasila merupakan produk otentik
pendiri negara Indonesia (The Founding fathers). Kedua, nilai-nilai Pancasila bersumber dan digali dari
nilai agama, kebudayaan, dan adat istiadat. Ketiga, Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan
dasar filsafat kenegaraan.
Pentingnya Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan bahwa Betapapun lemahnya
pemerintahan suatu rezim, tetapi Pancasila tetap bertahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kedua, Betapapun ada upaya untuk mengganti Pancasila sebagai ideologi bangsa, tetapi terbukti
Pancasila merupakan pilihan yang terbaik bagi bangsa Indonesia. Ketiga, Pancasila merupakan pilihan
terbaik bagi bangsa Indonesia karena bersumber dan digali dari nilai-nilai agama, kebudayaan, dan adat
istiadat yang hidup dan berkembang di bumi Indonesia.

2. Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa

Pancasila dapat memberikan arah tentang hukum harus menciptakan keadaan negara yang
lebih baik dengan berlandaskan pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan. Dengan Pancasila, perpecahan bangsa Indonesia akan mudah dihindari karena pandangan
Pancasila bertumpu pada pola hidup yang berdasarkan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian
sehingga perbedaan apapun ang ada dapat dibina menjadi suatu pola kehidupan yang dinamis, penuh
dengan keanekaragaman yang berada dalam satu keseragaman yang kokoh (Muzayin, 1992: 16).

Hasil Survei yang dilakukan KOMPAS yang dirilis pada 1 Juni 2008 menunjukkan bahwa pengetahuan
masyarakat tentang Pancasila merosot secara tajam, yaitu 48,4% responden berusia 17 sampai 29 tahun
tidak mampu menyebutkan silai-sila Pancasila secara benar dan lengkap. 42,7% salah menyebut sila-sila
Pancasila, lebih parah lagi, 60% responden berusia 46 tahun ke atas salah menyebutkan sila-sila
Pancasila. Fenomena tersebut sangat memprihatinkan karena menunjukkan bahwa pengetahuan
tentang Pancasila yang ada dalam masyarakat tidak sebanding dengan semangat penerimaan
masyarakat terhadap Pancasila (Ali, 2009: 2).

3. Sumber historis, sosiologis, politis tentang Pancasila dalam kajian sejarah bangsa

a. Sumber Historis Pancasila

Pancasila melalui proses yang panjang dalam pembuatannya. Nilai-nilai yang terkandung dalam setiap
sila Pancasila sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara Indonesia secara obyektif historis
telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Sehingga asal nilai-nilai Pancasila tersebut tidak lain adalah
dari bangsa Indonesia sendiri, atau bangsa Indonesia sebagai kausa materialis Pancasila.

Secara historis, sejak zaman kerajaan unsur Pancasila sudah muncul dalam kehidupan bangsa kita. Agar
nilai-nilai Pancasila selalu melekat dalam kehidupan bangsa Indonesia, maka . nilai-nilai yang terkandung
dalam setiap Pancasila tersebut kemudian dirumuskan dan disahkan menjadi dasar Negara. Sebagai
sebuah dasar Negara, Pancasila harus selalu dijadikan acuan dalam bertingkah laku dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Semua peraturan perundang-undangan yang ada juga tidak
boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.

b. Sumber Sosiologis Pancasila

Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-sila Pancasila bukan hanya hasil
konseptual seseorang saja, melainkan juga hasil karya besar bangsa Indonesia sendiri, yang diangkat dari
nilai-nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri melalui proses refleksi filosofis para pendiri
negara (Kaelan, 2000: 13). Bung Karno menegaskan bahwa nilai-nilai Pancasila digali dari bumi pertiwi
Indonesia. Dengan kata lain, nilai-nilai Pancasila berasal dari kehidupan sosiologis masyarakat Indonesia.
c. Sumber Politis Pancasila

Pancasila dalam tataran tertentu merupakan ideologi politik, yaitu mengandung nilai-nilai yang menjadi
kaidah penuntun dalam mewujudkan tata tertib sosial politik yang ideal. Hal tersebut sejalan dengan
pendapat Budiardjo (1998:32) sebagai berikut: “Ideologi politik adalah himpunan nilai-nilai, idée, norma-
norma, kepercayaan dan keyakinan, suatu “Weltanschauung”, yang dimiliki seseorang atau sekelompok
orang, atas dasar mana dia menentukan sikapnya terhadap kejadian dan problema politik yang
dihadapinya dan yang menentukan tingkah laku politiknya.”

Dengan memahami pancasila, diharapkan mampu termotivasi berpartisipasi memberikan masukan


konstruktif, baik kepada infrastruktur politik maupun suprastruktur politik. Nilai-nilai Pancasila mutlak
harus dimiliki oleh setiap penguasa yang berkuasa mengatur pemerintahan, agar tidak menyebabkan
berbagai penyimpangan seperti yang sering terjadi dewasa ini.

4. Dinamika dan tantangan Pancasila dalam kajian sejarah bangsa

Bisa dikatakan bahwa generasi wajib bela negara jatuh pada zaman orde baru Tekad pemerintahan yang
dibawah kendali Presiden Suharto adalah melaksanakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
secara murni dan konsekuen . Pada era Orde Baru, salah satu upaya konkrit Pemerintah dalam rangka
penanaman nilai-nilai Pancasila, adalah melalui penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (P4). Tujuannya antara lain adalah membentuk pemahaman yang sama mengenai demokrasi
Pancasila sehingga dengan pemahaman yang sama diharapkan persatuan dan kesatuan nasional akan
terbentuk dan terpelihara.

Orde Lama, dimana konsep Nasionalis, Agama, dan Komunis (NASAKOM) menempatkan ideologi
komunis menjadi dominan, sehingga nilai-nilai Pancasila justru menjadi kabur. Sisi baiknya adalah
dengan adanya penanaman nilai-nilai pancasila maka telah menciptakan keteraturan dan keseragaman.
Semua organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, organisasi keagamaan dan organisasi
kemahasiswaan berasaskan pancasila.

Tetapi pada sisi yang lain, keteraturan, ketenangan dan kedamaian oleh sebagian kalangan dianggap
sebagai gejala yang nampak dipermukaan saja, sebagai bentuk ketakutan atas politik represif rezim Orde
Baru. Pancasila dipahami secara tektual saja, tetapi tidak dipahami secara kontekstual. Redaksi Pancasila
beserta butir-butirnya dihafal tetapi tidak dipraktekkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Maka dari itu sangat penting menyamakan persepsi hidup bernegara. Masuk pada masa reformasi,
Pancasila dijadikan sebagai hegemoni politik oleh penguasa. Yang membuat warga wajib mematuhi
setiap kebijakan yang dikeluarkan penguasa, dan dianggap bertentangan dengan Pancasila bila warga
menolaknya.

Salah satu tantangan terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah meletakkan
nilai-nilai Pancasila tidak dalam posisi sebenarnya sehingga nilai-nilai Pancasila menyimpang dari
kenyataan hidup berbangsa dan bernegara. Indonesia saat ini menghadapi tantangan di era globalisasi.
Proses globalisasi yang terjadi telah menggerogoti Pancasila melalui teknologi dan gaya hidup sehingga
memengaruhi dinamika kehidupan masyarakat Indonesia. Adanya proses liberalisasi yang telah masuk
ke Indonesia membuat banyak nilai yang tidak sesuai dengan pancasila lagi.
Sistem politik yang berkembang saat ini sangat gandrung dengan faham liberalisme dan semakin
menjauh dari sistem politik berdasarkan Pancasila yang seharusnya dibangun dan diwujudkan rakyat
dan bangsaIndonesia.Terlihat jelas betapa demokrasi diartikan sebagai kebebasantanpa batas. Hak asasi
manusia diartikan dengan keliru dan diterjemahkan dengan boleh berbuat semaunya dan tak peduli
apakah merugikan atau mengganggu hak orang lain. Dalam kondisi seperti itu Pancasila sebagai
pandangan hidup dan dasar negara memegang peranan penting. Pancasila akan menilai nilai-nilai mana
saja yang bisa diserap untuk disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Dengan begitu, nilai-nilai
baru berkembang nantinya akan tetap berada diatas kepribadian bangsa Indonesia.

5. Pancasila sebagai falsafah negara

Pancasila sebagai falsafah adalah Pancasila berperan sebagai pandangan, nilai, dan isi pembentukan
ideologi Indonesia. Pancasila sebagai filsafat mempunyai fungsi pengendalian dan pegangan dalam
sikap, tingkah laku serta perbuatan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pancasila mengandung nilai-nilai serta norma yang diyakini paling benar, adil, dan bijaksana. Pancasila
merupakan sarana yang sangat ampuh untuk mempersatukan bangsa Indonesia.

6. Dinamika Pancasila awal kemerdekaan

Setelah bangsa Indonesia berhasil merebut kedaulatan dan berhasil mendirikann Negara merdeka,
perjuangan belum selesai. Perjuangan malah baru bisa dikatakan bahwa perjuangan baru mulai, yaitu
upaya menciptakan masyarakat yang sejahtera lahir bathin, sebagaimana yang telah diamanatkan dalam
Undang-Undang Dasar 1945. Para pendiri Negara (the founding father) telah sepakat bahwa
kemerdekaan bangsa Indonesia akan diisi nilai-nilai yang telah ada dalam budaya bangsa, kemudian
yang disebut dengan nilai-nilai pancasila.

Pancasila mulai dibicarakan sebagai dasar Negara mulai tanggal 1 juni 1945 dalam siding BPPK oleh Ir.
Soekarno dan pada tanggal 18 agustus 1945 pancasila resmi dan sah menurut hukum menjadi dasar
Negara Republik Indonesia. Kemudian mulai dekrit presiden 5 juni 1959 dan ketetapan MPRS No XX
/MPRS/1996 berhubungan dengan ketetapan No I /MPR/1988 No I/MPR/1993, pancasila tetap menjadi
dasar falsafah Negara Indonesia hingga sekarang.

Akibat hukum dari disahkannya pancasila sebagai dasar Negara, maka seluruh kehidupan bernegara dan
bermasyarakat haruslah didasari oleh pancasila. Landasan hukum pancasila sebagai dasar Negara
memberi akibat hukum dan filosofis, yaitu kehidupan Negara dari bangsa ini haruslah berpedoman pada
kepada pancasila. Bagaimana sebetulnya implementasi pancasila dalam sejarah Indonesia selama ini dan
pentingnya upaya untuk mengimplementasikan nilai-nilai pancasila yang setelah reformasi mulai
ditinggalkan demi tegaknya persatuan dan kesatuan NKRI.

Penetapan pancasila sebagai dasar Negara dapat dikatakan mulai pada masa prde lama, tanggal 18
Agustus 1945 sehari setelah Indonesia memproklamirkan diri kemerdekaannya. Apalagi Soekarno
akhirnya menjadi presiden yang pertama Republik Indonesia.

Walaupun baru ditetapkan pada tahun 1945, sesungguhnya nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila
disarikan dan digali dari nilai-nilai budaya yang telah ada dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Pencetus dan penggali pancasila yang pertama ialah Soekarno sendiri. Sebagai tokoh nasional yang
paling berpengaruh pada saat itu, memilih sila-sila berjumlah 5 yang kemudian yang dinamakan
pancasila dengan pertimbangan utama demi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dari sabang
sampai merauke.

7. Dinamika Pancasila pada masa orde lama

Pada masa orde lama yaitu pada masa kekuasaan presiden Soekarno, Pancasila mengalami
ideologisasi. Pada masa ini Pancasila berusaha untuk dibangun, dijadikan sebagai keyakinan, kepribadian
bangsa Indonesia. Presiden Soekarno, pada masa itu menyampaikan ideologi Pancasila berangkat dari
mitologi atau mitos, yang belum jelas bahwa pancasila dapat mengantarkan bangsa Indonesia ke arah
kesejahteraan. Tetapi Soekarno tetap berani membawa konsep Pancasila ini untuk dijadikan ideologi
bangsa Indonesia.
Pada masa ini, Pancasila dipahami berdasarkan paradigma yang berkembang pada situasi dunia
yang ketika itu diliputi oleh kekacauan dan kondisi sosial-budaya berada di dalam suasana transisional dari
masyarakat terjajah menjadi masyarakat merdeka. Masa ini adalah masa pencarian bentuk implementasi
Pancasila terutama dalam sistem kenegaraan. Pancasila diimplementasikan dalam bentuk yang berbeda-
beda pada masa orde lama.
1. Periode 1945-1950
Pada masa ini, dasar yang digunakan adalah Pancasila dan UUD 1945 yang presidensil, namun
dalam prakteknya system ini tidak dapat terwujudkan setelah penjajah dapat diusir. Persatuan rakyat
Indonesia mulai mendapatkan tantangan, dan muncul upaya-upaya untuk mengganti Pancasila sebagai
dasar Negara dengan faham komunis oleh PKI melalui pemberontakan di Madiun pada tahun 1948 dan
olen DI/TII yang ingin mendirikan Negara dengan agam Islam.
2. Periode 1950-1959
Pada periode ini, penerapan pancasila diarahkan sebagai ideologi liberal yang pada nyatanya tidak
dapat menjamin stabilitas pemerintahan. Walaupun dasar Negara tetap Pancasila, tetapi rumusan sila
keempat tidak berjiwakan musyawarah mufakat, melainkan suara terbanyak. Dalam bidang politik,
demokrasi berjalan lebih baik dengan terlaksananya pemilu 1955 yang dianggap paling demokratis.
3. Periode 1956-1965
Periode ini dikenal sebagai demokrasi terpimpin, akan tetapi demokrasi justru tidak berada
kekuasaan rakyat sehingga yang memimpin adalah nilai-nilai pancasila tetapi kepemimpinana berada
pada kekuasaaan pribadi presiden Soekarno. Maka terjadilah berbagai penyimpangan penafsiran
terhadap Pancasila dalam konstitusi.akibatnya presiden Soekarno menjado otoriter, diangkat menjadi
presiden seumur hidup, politik konfrontasi, dan menggabungkan Nasionalis, Agama, dan Komunis,
yang ternyata tidak cocok dengan kehidupan Negara Indonesia. Terbukti dengan adanya kemerosotan
moral di sebagian masyarakat yang tidak lagi hidup bersendikan nilai-nilai pancasila, dan berusaha untuk
menggantikan Pancasila dengan ideologi lain.

Dalam mengimplementasikan pancasila, presiden Soekarno melaksanakan pemahaman pancasila


dengan paradigma yang disebut dengan USDEK. Untuk mengarahkan perjalanan bangsa, beliau
menekankan pentingnya memegang teguh UUD 1945, sosialisme ala Indonesia, demokrasi terpimpin,
ekonomi terpimpin dan kepribadian nasional. Akan tetapi hasilnya terjadilah kudeta PKI dan kondisi
ekonomi yang memprihatinkan.

8. Dinamika Pancasila pada masa orde baru

Pada masa orde baru, pemerintah berkehendak ingin melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara
murni dan konsekuen sebagai kritik terhadap orde lama yang menyimpang dari pancasila melalui program
P4 (Pedoman Pengahayatan dan Pengamalan Pancasila) atau Ekaprasetia Pancakarsa.
Orde baru berhasil mempertahankan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara sekaligus berhasil
mengatasi paham komunis di Indonesia. Akan tetapi implementasi dan aplikasinya sangat
mengecewakan. Beberapa tahun kemudian kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan ternyata tidak sesuai
dengan jiwa Pancasila. Pancasila ditafsirkan sesuai kepentingan kekuasaan pemerintah dan tertutup bagi
tafsiran lain.
Pancasila justru dijadikan sebagai indoktrinasi. Presiden Soeharto menggunakan Pancasia sebagai
alat untuk melanggengkan kekuasaannya. Ada beberapa metode yang digunakan dalam indoktrinasi
Pancasila, yaitu pertama, melalui ajaran P4 yang dilakukan di sekolah-sekolah melalui pembekalan atau
seminar. Kedua, asa tunggal, yaitu presiden Soeharto membolehkan rakyat untuk membentuk organisasi-
organisasi dengan syarat harus berasaskan Pancasila. Ketiga, stabilisasi yaitu presiden Soeharto melarang
adanya kritikan-kritikan yang dapat menjatuhkan pemerintah. Karena presiden Soeharto beranggapan
bahwa kritikan terhadap pemerintah menyebabkan ketidakstabilan di dalam negara. Dan untuk
menstabilkannya presiden Soeharto menggunakan kekuatan militer sehingga tak ada yang berani untuk
mengkritik pemerintah.
Dalam pemerintahannya presiden Soeharto melakukan beberapa penyelewengan dalam
penerapan Pancasila, yaitu diterapkannya demokrasi sentralistik, demokrasi yang berpusat pada
pemerintah . selain itu presiden juga memegang kendali terhadap lembaga legislative, eksekutif dan
yudikatif sehingga peraturan yang di buat harus sesuai dengan persetujuannya. Presiden juga
melemahkan aspek-aspek demokrasi terutama pers karena dinilai dapat membahayakan kekuasaannya.
Maka, presiden Soeharto membentuk Departemen Penerangan atau lembaga sensor secara besar-
besaran agar setiap berita yang dimuat di media tidak menjatuhan pemerintahan. Penyelewengan yang
lain adalah pelanggengan korupsi, kolusi, dan nepotisme sehingga pada masa ini banyak pejabat negara
yang melakukan korupsi. Tak hanya itu, pada masa ini negara Indonesia juga mengalami krisis moneter
yang di sebabkan oleh keuangan negara yang tidak stabil dan banyaknya hutang kepada pihak negara
asing. Demokratisasi akhirnya tidak berjalan, dan pelanggaran HAM terjadi dimana-
mana yang dilakukan oleh aparat pemerintah atau negara.

9. Dinamika Pancasila pada era reformasi

Eksistensi pancasila masih banyak dimaknai sebagai konsepsi politik yang substansinya belum
mampu diwujudkan secara riil. Reformasi belum berlangsung dengan baik karena Pancasila belum
difungsikan secara maksimal sebagaimana mestinya. Banyak masyarakat yang hafal butir-butir Pancasila
tetapi belum memahami makna sesungguhnya.
Pada masa reformasi, Pancasila sebagai re-interprestasi.Yaitu Pancasila harus selalu di
interprestasikan kembali sesuai dengan perkembangan zaman, berarti dalam menginterprestasikannya
harus relevan dan kontekstual dan harus sinkron atau sesuai dengan kenyataan pada zaman saat itu.
.Berbagai perubahan dilakukan untuk memperbaiki sendi-sendi kehidupan berbangsa dan
bernegara di bawah payung ideologi Pancasila. Namun, faktanya masih banyak masalah sosial-ekonomi
yang belum terjawab. Eksistensi dan peranan Pancasila dalam reformasi pun dipertanyakan. Pancasila di
masa reformasi tidak jauh berbeda dengan Pancasila di masa orde lama dan orde baru. Karena saat ini
debat tentang masih relevan atau tidaknya Pancasila dijadikan ideologi masih kerap terjadi. Pancasila
seakan tidak memiliki kekuatan mempengaruhi dan menuntun masyarakat. Pancasila tidak lagi populer
seperti pada masa lalu.Pancasila banyak diselewengkan dianggap sebagai bagian dari pengalaman buruk
di masa lalu dan bahkan ikut disalahkan dan menjadi sebab kehancuran.
Pancasila pada masa reformasi tidaklah jauh berbeda dengan Pancasila pada masa orde baru dan
orde lama, yaitu tetap ada tantangan yang harus di hadapi. Tantangan itu adalah KKN yang merupakan
masalah yang sangat besar dan sulit untuk di tuntaskan. Pada masa ini korupsi benar-benar merajalela.
Para pejabat negara yang melakukan korupsi sudah tidak malu lagi. Mereka justru merasa bangga,
ditunjukkan saat pejabat itu keluar dari gedung KPK dengan melambaikan tangan serta tersenyum seperti
artis yang baru terkenal. Selain KKN, globalisasi menjadi racun bagi bangsa Indonesia Karen semakin lama
ideologI Pancasila tergerus oleh ideologI liberal dan kapitalis. Apalagi tantangan pada masa ini bersifat
terbuka, lebih bebas, dan nyata.

10. Esensi dan Urgensi Pancasila dalam kajian sejarah bangsa

Sebagai sebuah filsafat, di dalam Pancasila terkandung sebuah pandangan, nilai-nilai serta suatu
pemikiran yang menjadikannya inti utama dari sebuah ideologi. Pancasila sebagai sebuah filsafat
merupakan cerminan sebuah pemikiran yang kristis dan rasoinal tentang kedudukan Pancasila sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa secara mendasar dan menyeluruh. Filsafat Pancasila
ditujukan untuk semua orang dan bukan hanya untuk bangsa Indonesia saja, sebab didalamnya
terkandung konsep kehidupan secara luas dan tidak terbatas.

Dalam aspek ontologi, “keberadaan” Pancasila merupakan sesuatu hal yang nyata dan realistis. Sebab
didalam Pancasila menjelaskan tentang keberadaan Tuhan serta kehidupan masyarakat Indonesia yang
majemuk adalah sesuatu yang nyata (real). Seperti yang tertera pada sila pertama, “Ketuhanan yang
Maha Esa”. Bahwa Pancasila secara ontologi mengakui keberadaan Tuhan yang memiliki kuasa dan
sebagai pencipta alam semesta. Maka dari segi epistemologi Pancasila merupakan sebuah ilmu
pengetahuan yang dapat dibuktikan dan memiliki dasar-dasar yang memiliki kekuatan hukum.
Sebagaimana yang tercantum dalan
UUD 1945.

Dilihat dari segi aksiologi, Pancasila memiliki nilai-nilai yang mendasari terciptanya sebuah hak dan
kewajiban warga negara didalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang majemuk.
Nilai-nilai tersebut merupakan cerminan dari kehidupan bangsa yang memiliki semboyan Bhinneka
Tunggal Ika. Pancasila sebagai dasar negara berperan sebagai pedoman bagi bangsa Indonesia
yangmenuntun kita dalam bersikap.

Anda mungkin juga menyukai