Anda di halaman 1dari 49

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEBUGARAN

JASMANI PADA PEMAIN FUTSAL DILAPANGAN FUTSAL DEWA


ANTAPANI KOTA BANDUNG

Disusun oleh :

Akim 4002130125
Dini Restiani Lestari 4002130031
Wahyu Sudana 4002130026

PROGRAM STUDI STRATA-I ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA

BANDUNG

2016
LEMBAR PENGESAHAN

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa

Sirnagalih Kecamatan Cipongkor Kabupaten Bandung Barat

Disusun oleh:

Akim Dini Restiani Lestari Wahyu Sudana

400213 4002130031 40021300

Laporan penelitian yang berjudul “Hubungan Dukungan Keluarga

dengan Pemberian ASI Eksklusif” ini telah diajukan dalam ujian Laporan

penelitian tanggal 16 februari 2016 dan telah di revisi serta mendapat

pengeseahan dari para penguji laporan penelitian.

Disetujui dan Disahkan Oleh :

Tutor

Ns. Richa Noprianty, S.Kep.,M.Kep


Program Studi Strata-1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada Bandung
2016

ABSTRAK

Akim, Dini RL, Wahyu S

Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Kebugaran Jasmani Pada Pemain


Futsal Dilapangan Futsal Dewa Antapani Kota Bandung

Latar belakang: Merokok merupakan salah satu bentuk perilaku yang


berisiko terhadap kesehatan dan kebugaran jasmani seseorang. Indonesia
sendiri masih menjadi negara ketiga dengan jumlah perokok aktif terbanyak
di dunia (61,4 juta perokok). Kebugaran jasmani merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi produktifitas maupun prestasi yang dihasilkan oleh
seorang individu.
Tujuan penelitian: Untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok dengan
kebugaran jasmani pemain futsal di Lapangan Dewa Futsal Antapani Kota
Bandung.
Metodologi: Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan
pendekatan cross sectional. Peneliti melakukan observasi kebiasaan merokok
dan pengukuran kebugaran jasmani sekarang dalam satu kali pengumpulan
data. Penelitian ini dilaksanakan dilapangan dewa futsal Antapani Bandung
tahun 2016 pada pemain futsal dengan jumlah responden 64.
Hasil : Data perokok ringan ada 25 orang (39%), sedang ada 17 orang
(26,6%), berat ada 22 0rang (34,4%) dan kebugaran jasmani yang bugar ada
17 orang (17,2%), tidak bugar ada 53 orang (82,8%), Berdasarkan hasil
analisa hubungan variable independen dan dependen. Berdasarkan uji
Spearmens didapatkan hasil signifikan 0,000 maka P value < α = 0.05 artinya
H0 ditolak dan Ha diterima.
Kesimpulan : Dari penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat hubungan
kebiasaan merokok dengan kebugaran jasmani pada pemain futsal dilapangan
dewa futsal antapani kota bandung tahun 2016 dengan p value 0.000 < α =
0.05.
Kata kunci : Kebiasaan merokok, kebugaran jasmani.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

hidayah nyalah penulis dapat menyelesaikan proposal penelitia yang berjudul

“Hubungan Kebiasaan Mrokok Dengan Kebugaran Jasmani Pada Pemain

Futsal Dilapangan Dewa Futsan Antapani Bandung”.

Dalam penulisan proposal ini penulis banyak mendapat bantuan dari

berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima

kasih kepada ibu : Richa Noprianty, S.kep., M.PH selaku dosen pembimbing yang

telah meluangkan waktu,tenaga dan pikiran untuk membimbing penulis mulai dari

awal hingga selesainya proposal ini.

Penulis yakin dalam proposal ini terdapat banyak kekurangan, untuk itu

penulis menerima kritik dan saran demi perbaikan proposal ini.

Bandung, 21 januari 2016

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ iii

DAFTAR BAGAN ....................................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 3

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 4

E. Ruang Lingkup .................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Merokok ............................................................................... 6

1. Definisi Merokok ........................................................................ 7

2. Kandungan Zat dalam Rokok...................................................... 8

3. Kategori Perokok ........................................................................ 9

4. Dampak Merokok Bagi Tubuh.................................................... 10

B. Kebugaran Jasmani .......................................................................... 11

1. Definisi Kebugaran Jasmani ……………………………………. 12

2. Fungsi Kebugaran Jasmani……………………………………….13


BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Variabel Penelitian ........................................................................... 14

B. Hipotesis Penelitian........................................................................... 15

C. Kerangka Konsep penelitian ............................................................. 16

D. Rancangan Penelitian ....................................................................... 17

1. Jenis penelitian ............................................................................. 18

2. Pendekatan waktu pengumpulan data ......................................... 19

3. Metode pengumpulan data ........................................................... 20

4. Populasi penelitian ...................................................................... 21

5. Defnisi operasional variabel dan skala pengukuran .................... 22

6. Instrumen penelitian ..................................................................... 23

7. Tehnik pengolahan dan analisa data ........................................... 24

8. Jadwal penelitian……………………………………………….. 25

E. Etika penelitian.................................................................................. 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian ................................................................................... 27

1. Karakteristik responden ................................................................28

2. hasil anivariat ................................................................................29

3. hasil bivariat ..................................................................................30

B. Pembahasan .........................................................................................31

1. Kebiasaan merokok pada pemain futsa .........................................32

2. Kebugaran jasmani pada pemain futsal .........................................33


3. Hubungan kebiasaan merokok dengan kebugaran jasmani ...........34

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .........................................................................................35

B. Saran ....................................................................................................36

Daftar pustaka ..........................................................................................37

Lampiran.................................................................................................... 38
DAFTAR TABEL

Tabel 3.2 definisi operasional

Tabel 3.3 jadwal penelitian

Tabel 4.1 distribusi karakteristik umur

Tabel 4.2 distribusi karakteristik pekerjaan

Tabel 4.3 kebiasaan merokok pada pemain futsal

Tabel 4.4 kebugaran jasmani pada pemain futsal

Tabel 4.5 distribusi kebiasaan merokok dengan kebugaran

Jasmani pada pemain futsal


DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 kerangka teori

Bagan 3.2 kerangka konseptual


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner
Lampiran 2 Data mentah
Lampiran 3 Hasil uji statistik software computer
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebugaran jasmani merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

produktifitas maupun prestasi yang dihasilkan oleh seorang individu. Salah

satu faktor yang mempengaruhi kebugaran adalah kebiasaan merokok.

Kebiasaan hidup modern pada abad 21 ini yang bergantung pada alat - alat

serba otomatik-elektronik ini akan berdampak kurang baik terhadap

perkembangan fisik karena orang akan mengesampingkan kegiatan fisik

(Satiti, 2009).

Perkembangan gerak sangat mempengaruhi perkembangan secara

keseluruhan baik fisik, sikap, mental, intelektual, social dan emosional.

Dengan kurangnya dayaguna fungsi jasmaninya, maka secara langsung

maupun tidak langsung seseorang akan mengalami pengurangan gerak.

Proses pengurangan gerak ini akan banyak menimbulkan masalah dan

menurunkan tingkat kebugaran jasmani orang tersebut. Kebugaran jasmani itu

sendiri dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal

(Nurhasan dkk;2005).

Faktor internal yang mempengaruhi adalah genetic umur dan jenis

kelamin sedangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kebugaran

jasmani adalah kebiasaan merokok, aktivitas fisik, status gizi, status

kesehatan. Untuk membina kebugaran jasmani seseorang latihan yang


dilakukan harus memberi beban kepada sistem kardiorespiratori, yaitu sistem

jantung, peredaran darah dan paru-paru (Nurhasan Dkk 2007:10).

Merokok merupakan salah satu bentuk perilaku yang berisiko terhadap

kesehatan dan kebugaran jasmani seseorang, dimana pada sekarang ini

semakin berkembang dan menjadi kebiasaan di kalangan anak muda dan

remaja. Jadi pada intinya kebiasaan merokok dapat mengakibatkan gangguan

kesehatan di kemudiaan hari dan juga dapat menurunkan aktifitas belajar

terutama pelajaran pendidikan jasmani karena terbentur masalah kebugaran

akibat terlalu banyak merokok. (Afriwandi, 2002)

Zat yang paling berbahaya sekaligus racun utama pada rokok adalah tar,

nikotin dan karbon monoksida (CO). Tar merupakan racun yang bersifat

membunuh sel dalam saluran udara dan paruparu. Racun ini dapat memicu

terjadinya kanker paru-paru.

Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi sistem syaraf dan peredaran

darah. Racun ini juga yang menyebabkan ketagihan. Karbon monoksida (CO)

adalah gas yang terdapat pada asap rokok yangmengikat hemoglobin dalam

darah sehingga darah tidak mampu mengikat oksigen yang sangat diperlukan

oleh sel-sel tubuh pada proses respirasi (pernafasan) sehingga dapat memicu

terjadinya serangan jantung mendadak yang dapat berujung pada kematian

(Satiti, 2009).

Merokok merupakan salah satu ancaman kesehatan, indonesia sendiri

masih menjadi negara ketiga dengan jumlah perokok aktif terbanyak di dunia

(61,4 juta perokok), setelah China dan India. Tingginya jumlah perokok aktif
tersebut berbanding lurus dengan jumlah non-smoker yang terpapar asap

rokok orang lain (second-hand smoke) yang semakin bertambah (97 juta

penduduk Indonesia). Sebanyak 43 juta anak-anak Indonesia terpapar asap

rokok, sejumlah 11,4 juta diantaranya berusia antra 0-4 tahun (Depkes RI,

2013).

Presentase perokok di Jawa Barat (26,75%) lebih tinggi dbandingkan

dengan presentase perokok secara nasional (23,7%). Kabupaten Cianjur dan

Kabupaten Ciamis merupakan Kabupaten/kota dengan presentase

perokoktertinggi di Jawa Barat, yaitu prevalensi perokok di Kabupaten

Cianjur adalah 37,2%. Sepertiga (32,6%) penduduk umur ≥ 10 tahun

termasuk perokok saat ini, dan menghisap rata-rata 9 batang per hari (Riset

kesehatan dasar, 2007).

Di Jawa Barat, sebagian besar merokok setiap hari pertama kali pada usia

15-19 tahun. Namun yang perlu menjadi perhatin adanya anak usia dini (5-9

tahun dan 10-14 tahun) yang sudah mulai merokok. Ironisnya pad

respondenn dengan usia dii (remaja dini) telah mulai merokok pertama kali

setiap hari pada usia 10 hingga 14 tahun artinya sebagian besar perokok

remaja dini tersebut mengenal rokok dan langsung merokok setiap hari (Riset

kesehatandasar, 2007).

Bagi pemain futsal olahraga dapat meningkatkan kebugaran jasmaninya,

tetapi disisi lain jika pemain futsal jug memiliki kebiasaan merokok

akanberdampak buruk bagi kesehatannya. Penyebab kematian terbesar pada

kebiasaan merokok adalah penyakit jantung (Sugito, 2007). Berdasarkan


Riset Kesehatan Dasar (2007), prevalensi atau jumlah kasus penyakit jantung

koroner secara nasional mencapai 7,2%. Walaupun prevalensi hany 7,2%

tetapi penyakit ini masih menjadi pembunuh nomor satu di Indonesia.

Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 22 maret 2015 dengan

mewawancarai 50 orang pemain futsal yang sedang berada di lapangan,

didapatkan data bahwa 35 orang mempunyai kebiasaan merokok dan 15

orang tidak mempunyai kebiasaan merokok. Maka yang mempunyai

kebiasaan merokok sebelum dan sesudah bermain futsal mengatakan ada

beberapa masalah yang sering terjadi diantaranya pusing, cepat merasa lelah,

nafas pendek, mata kunang-kunang, jantung berdetak lebih cepat. Keluhan-

keluhan ini dapat menjadi tanda dari tidak bugarnya jasmani seseorang.

B. Rumusan Masalah

kebiasaan merokok dapat mengakibatkan gangguan kesehatan

dikemudiaan hari dan juga dapat menurunkan aktifitas belajar terutama

pelajaran pendidikan jasmani karena terbentur masalah kebugaran akibat

terlalu banyak merokok, hal ini menarik untuk dilakukan penelitian mengenai

hubungan antara kebiasaan merokok dengan kebugaran jasmani pada pemain

futsal di lapangan dewa futsal Antapani Kota Bandung.


C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum:

Untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok dengan kebugaran jasmani

pemain futsal di Lapangan Dewa Futsal Antapani Kota Bandung.

2. Tujuan Khusus :

a. Mengidentifikasi kebiasaan merokok pada pemain futsal di Lapangan

Dewa Futsal Antapani Kota Bandung.

b. Mengidentifikasi kebugaran jasmani pada pemain futsal di Lapangan

Dewa Futsal Antapani Kota Bandung.

c. Mengidentifikasi hubungan kebiasaan merokok dengan kebugaran

jasmani pemain futsal di Lapangan Dewa Futsal Antapani Kota Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Semua para pemain futsal serta pelatih di lapangan futsal dewa

Antapani Bandung, sebagai:

a. Bahan masukan dan informasi mengenai faktor risiko yang

dapat menurunkan tingkat kesegaran jasmani pada pemain futsal

di Lapangan Dewa Futsal Antapani Kota Bandung.

b. Pengetahuan status kesehatan dalam mengkonsumsi rokok.


2. Ilmu Pengetahuan :

Memberikan kontribusi positif terhadap ilmu pengetahuan khususnya

tentang kebugaran jasmani para pemain futsal di Lapangan Dewa

Futsal Antapani Kota Bandung.

E. Ruang Lingkup

Penelitian ini akan dilaksanakan bulan Januari – Februari 2016 di

Lapangan Dewa Futsal Antapani Kota Bandung. Ruang lingkup Materi adalah

Keperawatan Komunitas.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kebiasaan Merokok

1. Definisi merokok

Merokok merupakan salah satu bentuk perilaku yang berisiko terhadap

kesehatan dan kebugaran jasmani seseorang, dimana pada sekarang ini semakin

berkembang dan menjadi kebiasaan di kalangan anak muda dan remaja. Jadi pada

intinya kebiasaan merokok dapat mengakibatkan gangguan kesehatan di

kemudiaan hari dan juga dapat menurunkan aktifitas belajar terutama pelajaran

pendidikan jasmani karena terbentur masalah kebugaran akibat terlalu banyak

merokok (Afriwandi, 2002).

2. Kandungan zat-zat dalam rokok

Zat yang paling berbahaya sekaligus racun utama pada rokok adalah tar,

nikotin dan karbon monoksida (CO). Tar merupakan racun yang bersifat

membunuh sel dalam saluran udara dan paruparu. Racun ini dapat memicu

terjadinya kanker paruparu. Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi

sistem syaraf dan peredaran darah. Racun ini juga yang menyebabkan ketagihan.

Karbon monoksida (CO) adalah gas yang terdapat pada asap rokok

yangmengikat hemoglobin dalam darah sehingga darah tidak mampu mengikat

oksigen yang sangat diperlukan oleh sel-sel tubuh pada proses respirasi

(pernafasan) sehingga dapat memicu terjadinya serangan jantung mendadak yang

dapat berujung pada kematian (Satiti, 2009).


3. Kategori perokok

Berdasarkan jumlah rokok yang dihisap menurut Mu’tadin

(Wawan,2009:24) dapat dikategorikan sebagai :

1) Rokok ringan : jika menghisap rokok 1-10 batang perhari

2) Rokok sedang : jika menghisap rokok 11-20 batang perhari

3) Rokok berat : jika menghisap rokok 21-30 batang perhari

4) Rokok sangat berat : jika lebih 30 batang perhari

5) Rokok bebas : jika merokok tetapi kemudian tidak merokok

6) Bukan peroko : jika tidak merokok sama sekali

Dalam satu batang rokok yang dibakar terdapat zat beracun yang

akan mengakibatkan penyakit pada tubuh kita dalam AKM Nazhr

(2008:24) dipaparkan bahwa sebagian zat bercun yang terkandung dalam

rokok dan berpengaruh dalam metabolism tubuh yakni : ”nikotin

(Nicotine), gas karbon monoksida Carbon monoxide),nitrogen

oksida(Nitrogen Oxides), tar, dan gas amoniak (ammonia)”

4. Dampak merokok bagi tubuh manusia

Menurut Conrad and miler(1986) dalam sitepoe (2000) seseorang

menjadi perokok melalui dorongan psikologis dan fisiologis

1). Dorongan psikologis: merokok rasanya seperti ransangan seksual,

seperti ritual, menujukan kejantanan, mengalihkan kecemasan, dan

menunjukan kedewasaan

2). Dorongan fisiologi: adanya nikotin yang dapat mengakibatkan

ketagihan (adiksi) sehingga seseorang ingin terus merokok.


Menurut Sitepoe (2000) berpendapat bahwa rokok bukanlah

sebagai penyebab suatu penyakit, namun dapat memicu suatu penyakit

yang dapat mengakibatkan kematian

Penyakit penyakit yang dapat disebabkan oeleh rokok sebagai berikut:

1. Merokok dan saluran pernafasan: meroko merupakan penyebab utama

penyakit paru paru, baik bersifat kronik dan obstruktif, misalnya

bronchitis dan emfisema, sekitar 85% dari penderita penderita ini

disebabkan rokok.

2. Merokok dan darah: karbon monoksidadan menyingkirkan

hemoglobin yang akan digunakan untuk mengangkut oksigen

kejaringan. Peningkatan oksigen oleh karbon monoksida lebih kuat

200-300 kali mengikat hemoglobin, sehingga dapat menyingkirkan

7% hemoglobin yang dapat digunakan, dengan demikian

kemampuan hemoglobin akan merosot ( Cooper,1977).

3. Merokok dan system kardiovaskuler : nikotin dari rokok itu dapat

menyebabkan denyut jantung tidak teratur. Karbon monoksida dalam

darah mengubah pembuluh darah itu agar lebih gampang dimasuki

oleh kolesterol dan lemak, sehingga pembuluh darah mengalami

penyempitan (Nainggolan,2001).

Gangguan kesehatan bagi si perokok menurut Heti Ristianti (2008:50-52)

sebagai berikut:

1. Mata katarak
Katarak adalah masalah yang serius bahkan bisa menyebabkan

kebutaan.

2. Pembuluh darah

Perokok mengalami kerusakan lapisan sel pada dinding pembuluh

darah.

3. Paru paru

Pada paru-paru perokok, ada senyawa lengket yang disebut tar.

4. Psoriasis

Perokok memiliki kemungkinan terkena psoriasis dua kali lebih besar

dibandingkan bukan perokok

5. Luka Lambung

Perokok lebih rentan terkena luka lambung.

6. Otak

Cara kerja otak perokok sangat berpengaruh, nikotin dalam rokok

adalah senyawa kimia yang sangat kuat sehingga dapat menyebabkan

kecanduan dan mempengaruhi kinerja otak.

7. Kulit

Merokok menyebabkan aliran darah kekulit menjadi berkurang

akibatnya, kulit cepat keriput.

8. Mulut

Gigi menjadi kuning bernoda, nafas menjadi bau, indra perasa di lidah

terganggu sehingga rasa makanan dilidah tidak enak lagi

9. Tenggorokan
Saat asap rokok memasuki tenggorokan senyawa kimia penyebab

kanker yang terdapat di asap terkumpulpada selaput mucous (selaput

lendir)

10. Jantung

Meroko adalah penyebab utama serangan jantung.

B. Kebugaran Jasmani

1. Definisi kebugaran jasmani

Istilah kebugaran jasmani meliputi kemampuan untuk melakukan

kegiatan atau pekerja sehari hari dan adaptasi terhadap pembebanan fisik

tampa menimbulkan kelelahan lebih dan masih mempunyai cadangan

tenagauntuk menikmati waktu senggang maupun pekerjaan yang

mendadak serta bebas dari penyakit. (permaesih D,Rosmalina Y, Moeloek

D, Herman S,2001)

Bagi kehidupan manusia sehat merupakan kebutuhan dasar yang

harus dimiliki seseorang (Individu).Tanpa kesehatan, manusia tidak dapat

melakukan aktifitas dengan efektif dan efisien. Oleh karena itu, tidak ada

obat yang bisa digunakan sekarang atau dimasa depan yang memberikan

dan mempertahankan kesehatan yang lebih baik dari pada kebiasaan yang

senantiasa berolah raga hal ini dipertegas dalam UU NO.23 Tahun 1992

(Djmanshiro,2008) bahwa, ”Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan,

jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif dan

ekonomis.” Mendapatkan hidup sehat dan bugar harus didukung oleh


beberapa faktor, salah satunya dengan pelaksanaan pendidikan jasmani

yang baik pada sekolah.

2. Fungsi kebugaran jasmani

Kebugaran jasmani mempunyai fungsi pengemban kesanggupan

kerja bagi siapapun, sehingga dapat menyelesaikan tugas pekerjaannya

dengan baik dangan tanpa mengalami kelelahan. Adapun fungsi dari

kebugaran jasmani yang dapat di golongan sebagai berikut:

1) Golongan yang dihubungkan dengan pekerjaan

a. Kebugaran jasmani bagi olahragawan dibutuhkan untuk

meningkatkan prestasi

b. Kebugaran jasmani bagi karyawan dibutuhkan untuk

meningkatkan efisien dan produktivitas kerja

Kebugaran jasmani bagi pelajar dan mahasiswa jasmani bagi anak untuk

meningkatkan prestasi dan meempertinggi kemampuan hasil belajar

2) Golongan yang dihubungkan dengan keadaan

a. Kebugaran jasmani bagi penderita cacat atau rehabilitas

b. Kebugaran jasmani bagi ibu hamil untuk perkembangan bayi

dalam kandungan persiapan diri menghadapi saat persalinan

3) Golongan yang dihubungkan dengan usia

a. Kebugaran jasmani bagi anak untuk menjamin pertumbuhan dan

perkembangan yang baik

b. Kebugaran jasmani bagi orang tua untuk mempertahankan

kondisi fisik terhadap serangan penyakit (Sumanto Y, 1993).


3. Cara mengukur TTV kebugaran jasmani:

Untuk mengetahui kondisi/status kebugaran jasmani seseorang

sekaligus untuk menentukan program latihan yang sesuai untuk

memelihara atau meningkatkan kebugaran jasmani dan untuk menentukan

perkembangan daya tahan kardiovaskuler, dapat diukur dengan

menggunakan tanda-tanda vital seperti:

1) Tekanan darah

Kerja jantung dapat dilihat melalui tekanan darah, tekanan

darah terdiri atas tekanan sistolik (pembilangan) yaitu tekanan tekanan

tertinggi pada dinding arteri dan tekanan diastolic (penyebut) yaitu

tekanan yang minimal terhadap dinding arteri setiap waktu (Potter &

Perry, 2005).

Tekanan darah normal pada setiap orang berbeda, oleh karena

itu kita perlu mengkaji tekanan darah yang normal pada orang

tertentu, Faktor-faktor yang menentukan tekanan darah antara lain

tolakan peripheral, gerakan,memompa jantung, volume darah,

kekentalan darah, faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya

tekanan darah pada orang yang sehat ialah usia, jenis kelamin,

aktivitas, dan emosi.

Menurut Potter & Perry (2005), seorang dewasa muda rata-rata

tekanan darah normalnya adalah 120/80mmHg. Jika terjadi kenaikan

atau penurunan sebesar 20-30 mmHg atau lebih perlu dikaji kembali
apakah orang tersebut mempunyai gangguan dalam sirkulasi darah,

pengukuran ini menggunakan stetoskop dan spignomanometer dan

diletakkan di lengan antara siku.

2) Denyut nadi

Denyut nadi merupakan dorongan atau ketukan yang di

akibatkan oleh mengembangnya aorta yang menghasilkan gelombang

pada dinding aorta (Potter & Perry, 2005). Ada banyak sebab

terjadinya perubahan kecepatan denyut nadi, pada laki-laki yang

beraktivitas berat mengalami peningkatan dan penurunan nadi 28

denyutan per menit, kecepatan denyut nadi bereaksi terhadap

rangsangan yang timbul oleh system saraf simpatis dan parasimpatis

(Engel, 1995). pengukuran nadi dengan cara palpasi di pergelangan

tangan dan dilihat menggunakan stopwacth untuk melihat berapa

denyutnya dalam permenit

3) Suhu tubuh

Suhu tubuh rata-rata untuk orang dewasa adalah suhu oral

37ºC, suhu rectal 37,5ºC dan untuk aksila 36,7ºC factor yang

mempengaruhi pengukuransuhu tubuh antara lain : usia, latihan fiik,

hormone dan stress. (Petter & Perry, 2005).

Pada orang latihan atau beraktivitas dapat terjadi peningkatan

dan penurunan suhu hingga 38,3-40,0 ºC karena aktivitas selain


merangsang peningkatan laju metabolisme mengakibatkan gesekan

antar komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal(Engel,

1995). pengukuran suhu dengan cara menggunakan termometer dan di

letakkan di lipatan lengan

4) Respirasi

Menurut Potter & Perry (2005), respirasi adalah mengambil

oksigen oleh tubuh (inspirasi) dan tindakan membuang

karbondioksida dari dalam tubuh (ekspirasi). Secara normal orang

dewasa seht bernafas kira-kira 16-20x per mbenit, sementara bayi 35-

50x per menit dan anak-anak 15-30x per menit bernafas cepat dari

orang dewasa.

Secara normal bernafas di lakukan secara otomatis dan tidak

mengeluarkan suara, teratur dan tanpa upaya khusus pernafasan yang

sulit disebut dyspnea yang ditandai oleh pernafasan cuping hidung,

wajah tenang dan bernafas menggunakan otot-otot tembahan,

contohnya seperti melakukan aktivitas atau olahraga yang berat

(futsal). Pengukuran dengan cara palpasi dibagian dada dan dilihat

menggunakan stopwatch untuk melihat berapa respirasi dalam

permenit.
C. Kerangka teori Penelitian

a. Kandungan zat
dalam rokok
b. Kategori rokok
Merokok
D. c. Dampak merokok
d. Penyakit karena
rokok
e. Gangguan
Kebugaran kesehatan bagi
perokok

a. Fungsi
kebugaran
b. Golongan
kebugaran
c. Cara mengukur
kebugaran :
1. Suhu
2. Nadi
3. Respirasi
4. Tekanan
darah

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Afriwandi (2002), Satiti (2009), Djmanshiro (2008), Permaesih

D,Rosmalina Y, Moeloek D, Herman S (2001).


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konseptual

Independen Dependen

Kebugaran Jasmani

Merokok 1. Nadi
2. Respirasi
3. Suhu
4. Tekanan Darah

Tabel 3.1 Kerangka Konseptual “Hubungan Kebiasaan Merokok


Dengan Kebugaran Jasmani Pada Pemain Futsal
Dilapangan Dewa Futsal Antapani Kota Bandung”

B. Hipotesis Penelitian

hipotesis penelitian adalah pernyataan awal peneliti mengenai hubungan

antar variable yang merupakan jawaban penelitin tentang kemungkinan

hasil penelitian (Dharma, 2011).

Berdasarkan penelitian yang di dapat, penulis mendapatkan hipotesa :


1. Ho :
Tidak ada hubungan kebiasaan merokok dengan kebugaran jasmani
pada pemain futsal dilapangan dewa futsal antapani kota bandung.
2. Ha :
Ada hubungan kebiasaan merokok dengan kebugaran jasmani pada
pemain futsal dilapangan dewa futsal antapani kota bandung.
C. Definisi Operasional Variabel

Table 3.2 Operasional Variabel

Definisi Skala
Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur

Independen
Kebiasaan merokok Kebiasaan Kuisioner 1). Perokok ringan : jika Ordinal
merokok adalah menghisap rokok 1-10
suatu kebiasaan batang perhari
menghisap zat zat 2). Perokok sedang :
berbahaya, seperti jika menghisap rokok
nikotin yang dapat 11-20 batang perhari
mengakibatkan 3). Perokok berat : jika
komplikasi menghisap rokok 21-30
berbagai penyakit batang perhari
4). Perokok sangat berat
: jika lebih 30 batang
perhari

Dependen
Kebugaran Jasmani Kebugaran Ordinal
jasmani adalah
suatu keadaan
dimana normalnya
semua tanda tanda
vital
Nadi Dorongan dari Stopwatch 1. Rendah : < 60x/menit Ordinal
pengembangan 2. Normal : 60-
aorta 100x/menit
3. cepat : > 100x/menit
Respirasi Pengambilan O2, Stopwatch 1. Rendah : < Ordinal
lalu melepaskan 16x/menit
CO2. 2. Normal : 16-
24x/menit
3. Cepat : >
24x/menit
Suhu Keadaan suatu Termometer 1. Rendah : < Ordinal
tubuh yang 36,5 ͦ C
dimana bisa 2. Normal : 36,5-
berubah-rubah 37,5 ͦ C
3. Tinggi : > 37,5 ͦ
C
Tekanan darah Meningkatnya Spigmanometer 1. Rendah : < Ordinal
keadaan tekanan 120/80 mmHg
darah 2. Normal :
120/80 mmHg
3. Tinggi : >
120/80 mmHg
D. Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu jenis

penelitian yang tidak hanya melihat gambaran variabel yang

diteliti tetapi juga melihat apakah ada hubungan antara dua atau

beberapa variabel (arikunto,2006). Penelitian ini melihat

“hubungan antara kebiasaan merokok dengan kebugaran jasmani

pada pemain futsal”.

2. Pendekatan Waktu Pengumpulan Data

Pendekatan waktu dalam pengumpulan data pada

penelitian ini menggunnakan pendekatan cross sectional . peneliti

melakukan observasi kebiasaan merokok dan pengukuran

kebugaran jasmani sekarang dalam satu kali pengumpulan data.

Dalam artian bahwa kebiasaan merokok dan kebugaran jasmani

responden adalah kondisi saat ini ( saryono, 2011).

3. Populasi dan Sampel Penelitian

A. Populasi penelitian

Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri dari objek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajri dan kemudian

ditarik kesimpulannya (aziz,2013). Adapun populasi pada


penelitian ini pemain futsal Antapani Kota Bandung. Jumlah

pemain futsal yang tercatat selama satu minggu adalah

sebanyak 175 orang.

B. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan

objek yang diteliti dan di anggap mewakili seluruh populasi

(Aziz,2013).

Teknik pengambilan sample pada penelitian ini

menggunakan Purvive Sampling maka besar sampel dalam

penelitian ini 64 orang. Pada penelitian ini, terdapat kriteria

inklusi atau yang diteliti yaitu :

1). Pemain minimal 1 kali bermain futsal dalam satu

minggu

2). Pemain yang berumur 19 sampai 30 tahun

3). Pemain yang bersedia dijadikan responden yang

dinyatakan secara tertulis

4. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner

untuk mengetahui kebiasaan merokok pemain futsal. Sedangkan

untuk mengukur kebugaran jasmani dilakukan dengan pengukuran


perbandingan tanda-tanda vital (nadi dan respirasi menggunakan

stopwatch, suhu tubuh menggunakan termometer, dan tekanan

darah menggunakan spignomanometer) 5 menit sebelum dan 5

menit sesudah permainan futsal.

5. Metode Pengumpulan Data

a. Persiapan Penelitian

Pada penelitian ini peneliti melakukan beberapa

persiapan penelitian diantaranya pengurusan syarat

pembuatan proposal, bimbingan proposal, seminar proposal,

perbaikan proposal, dan mengurus ijin penelitian.

b. Saat penelitian

Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan oleh peneliti

saat meneliti adalah peneliti mencari responden sesuai

dengan kriteria.

6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

a. Pengolaan data

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah

pengelolaan data. Pengelolaan data dilakukan menggunakan

komputerisasi dengan sofware statistik, tujuan pengelolaan data

adalah menyederhanakan seluruh data yang terkumpul dan

menyajikannya dalm susunan yang lebih baik dan rapi.


Pengolahan data manual ini melalui 2 tahapan (Sugiono, 2012)

yaitu:

1) Editing

Peneliti mengecek kelengkapan identitas pengisian,

kelengkapan semua lembar observasi yang telah di isi.

editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data

atau setelah data terkumpul.

2) Entry data.

Entry data adalah kegiatan memasukan data yang

telah dikumpulkan kedalam master tabel atau database

computer. Entry data dalam penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan program SPSS.

b. Analisis Data

1) Analisa Univariat

Data yang terkumpul diolah dan dianalisis

secara univariat untuk mendapatkan gambaran

distribusi frekuensi atau besarnya proporsi dari

variable yang diteliti yaitu untuk variable

independen.

2) Analisa Bivariat

Hasil dari uji dari normalitas data ini

menggunakan Kolmogorov karena responden lebih

dari 50 dan data ini tidak normal, didapatkan hasil P


value 0,000 < 0,05 artinya ada hubungan antara

kebisaan merokok dengan kebugaran jasmani, dan

data ini menggunakn spearman.

3) Jadwal Penelitian

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian

Kegiatan Januari Februari


1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Menentukan
topik
penelitian
Membuat bab
I
Membuat bab
II
Membuat bab
III
Membuat bab
IV
Membuat bab
V
Lampiran

4) Etika Penelitian

Etika Peneletian adalah norma untuk berperilaku,

memisahkan apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang

seharusnya tidak boleh dilakukan. Prinsip-prinsip utama etika riset

penelitian meliputi Beneficence yaitu tidak membahayakan

responden dan mengandung 4 dimensi yaitu bebas dari bahaya

artinya peneliti harus melindungi subyek penelitian agar terhindar


dari bahaya maupun ketidaknyamanan fisik dan mental,bebas dari

eksploitasi artinya peneliti tidak seharusnya merugikan respondens

atau memaparkan mereka pada situasi yang tidak mereka siapkan.

Non mal Eficience adalah menghormati martabat subyek

yang mencakup penetakan diri yaitu hak untuk memutuskan secara

sukarela apakah dia ingin berpartisipasi dalam suatu penelitian,

tanpa beresiko untuk dihukum atau diperlakukan tidak adil.,hak

untuk mendapatkan kejelasan lengkap tentang kemungkinan resiko

dan manfaat yang bisa terjadi,menjelaskan manfaat yang akan

didapatkan dari penelitian,serta persetujuan peneliti dalam

menjawab setiap pertanyaan yang dilakukan oleh subyek yang

berkaitan dengan prosedur penelitian,subyek dapat mengundurkan

diri kapan saja serta terjamin kerahasiaan dari informasi yang

diberikan.

Subjek penelitian juga harus mendapatkan keadilan

(Justice) perlakuan yang adil untuk mendapat keleluasaan pribadi

dan mencakup penyeleksian subyek yang adil dan tidak

diskriminasi,memberikan perlakuan yang tidak menghukum bagi

mereka yang menolak atau mengundurkan diri dari kesertaan dalam

penelitian ,memberikan penghargaan terhadap semua persetujuan

yang telah dibuat antara peneliti dan subyek serta memberikn

kebeasan kepada subyek untuk dapat mengakses penelitian setiap

saat untuk mengklarifikasi informasi.


Saat dilakukan penelitian,subyek dapat mengakses batuan

professional apabila terjadi gangguan fisik atau

psikologis,mendapatkan kejelasan yang tidak diberikan sebelumnya

oleh peniliti untuk mengklarifikasi isu yang timbul selama

penelitian,mendapatkan perlakuan yang penuh rasa hormat selama

penelitian serta memiliki hak untuk mendapatkan kelaluasan

pribadi (privasi) yaitu kepastian dari peneliti bahwa yang dilakukan

tidak menginvasi melebihih batas yang diperlukan dan privasi

subyek tetap terjaga selama penelitian.

Dalam penelitian, aspek lain yang harus diperhatikan adalah

kerahasiaan (Privacy), yaitu hak-hak dasar individu untuk

memberikan informasi yang bersifat pribadi dan tidak semua orang

bisa mengetahuinya. Dalam aplikasinya peneliti tidak oleh

menampilkan informasi mengenai identitas baik nama maupun

alamat asal subjek dalam kuisioner maupun alat ukur apapun untuk

menjaga anonimitas dan kerahasiaan identitas subjek. Peneliti dapat

menggunakan koding ( insisal atau identification number) sebagai

pengganti identitas responden.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini menggambarkan kebiasaan merokok pada

pemain futsal ,kebugaran jasmani pada pemain futsal serta hubungan

kebiasaan merokok dengan kebugaran jasmani pada pemain futsal di

lapangan dewa futsal Antapani Kota Bandung tahun 2016.

1. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini berjumlah 64 orang dengan

karakteristik umur dan pekerjaan pada pemain futsal dilapangan

dewa futsal Antpani Kota Bandung Tahun 2016.

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Umur

N Frequensi Presentase %
1 Remaja akhir (17-25) 54 84,4
2 Dewasa awal (26-35) 10 15,6
Total 64 100,0

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui umur yang paling berkontribusi


banyak presentasinya 84,4% yaitu dari rentang umur 17-25 tahun
(remaja akhir).
Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Pekerjaan

No Frequensi Presentase %
Mahasiswa 43 67,2
1
Pns 5 7,8
2
Wiraswasta 8 12,5
3
Wirausaha 8 12,5
Total 64 100,0

Berdasarkan tabel 4.2 dari 64 responden diketahui pekerjaan yang


paling berkontribusi terdapat 43 (67,2%) yaitu mahasiswa.

1. Analisis Univariat

Data yang terkumpul di analisis secara Univariat untuk melihat

frekuensi dan presentase dari variable independen distribusinya menurut

variable yang di teliti disajikan dalam bentuk table yaitu:

Tabel 4.3 Kebiasaan Merokok pada Pada Pemain Futsal


Dilapangan Dewa Futsal Antapani Kota Bandung
Tahun 2016
No Frequensi Presentase %
Ringan (1-10 batang 25
1 39,1
perhari)
Sedang (11-20 batang 17
2 26,6
perhari)
Berat (21-30 batang 22
3 34,4
perhari)
Total 64 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 kebiasaan merokok pada pemain futsal


dilapangan dewa futsal Antapani Kota Bandung tahun 2016, dapat dilihat
bahwa dari 64 reponden, terdapat 25 (39%) responden perokok ringan.
Tabel 4.4 Kebugaran Jasmani Pada Pemain Futsal Dilapangan
Dewa Futsal Antapani Kota Bandung Tahun 2016

No Frequensi Presentasi %
1 Bugar 11 17,2
2 Tidak bugar 53 82,8
Total 64 100,0

Berdasarkan tabel 4.4 kebugaran jasmani pada pemain futsal


dilapangan dewa futsal Antapani Kota Bandung tahun 2016, dapat dilihat
bahwa dari 64 reponden, terdapat 53 (82,8%) responden yang tidak bugar.

2. Analisis Bivariat

Kebugaran jasmani
Kebiasaan Jumlah
P value
Merokok Bugar Tidak Bugar
N % N % N %

Ringan 11 17,2 14 22 25 39
Sedang 0 0 17 26,6 17 26,6 0,000
Berat 0 0 22 34,4 22 34,4

Untuk menganalisa hubungan Variable Independen dan Dependen.

Berdasarkan uji Spearman didapatkan hasil signifikan 0,000 maka P value

< α = 0.05 artinya H0 ditolak dan Ha dierima sehingga ada Hubungan

Antara Kebiasaan Merokok Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Pada

Pemain Futsal Dilapangan Dewa Futsal Antapani Kota Bandung Tahun

2015.
2. Pembahasan

“Hubungan Kebiasaan Merokok Pada Pemain Futsal Dilapangan

Dewa Futsal Antapani Kota bandung”

Untuk menganalisa hubungan Variable Independen dan Dependen.

Berdasarkan uji Spearman didapatkan hasil signifikan 0,000 maka P

value < α = 0.05 artinya H0 ditolak dan Ha diterima sehingga ada

Hubungan Antara Kebiasaan Merokok dengan Tingkat Kebugaran

Jasmani pada Pemain Futsal dilapangan Dewa Futsal Antapani Kota

Bandun Tahun 2016.

Kebiasaan merokok pada pemain futsal yang dilakukan dengan

menggunakan kuesioner dan diberikan kepada 64 responden

dilapangan dewa futsal Antapani Kota Bandung secara umum

menggambarkan sebanyak 25 responden (39%) perokok ringan, 17

responden (26,6%) perokok sedang dan sebesar 22 responden (34,4%)

perokok berat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Aditya (2015) yang berjudul “Hubungan kebiasaan

merokok dengan tingkat kebugaran jasmani (studi pada sisawa kelas

XI SMA Negeri 1 Pacet Mojokerto” mengatakan bahwa sebanyak 23

siswa (76,67%) mempunyai kebiasaan merokok sedang. Terdapat

hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok dengan tingkat

kebugaran jasmani siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pacet telah terbukti

kebenaranya.
1. Kebugaran Jasmani Pada Pemain Futsal

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan kebugaran jasmani pada pemain

futsal yang dilakukan dengan pengukuran langsung tanda-tanda vital

(nadi, respirasi, suhu, dan tekanan darah) 5 menit sebelum dan 5 menit

setelah permainan futsal terhadap 64 reponden dilapangan dewa futsal

Antapani Kota Bandung secara umum menggambarkan sebanyak 53

responden (82,8%) tidak bugar. Selain itu dapat diketahui pada

penelitian ini rata-rata bugar. Selain itu dapat diketahui pada penelitian

ini rata-rata peningkatan tanda-tanda vital pada pemain futsal

dilapangan dewa futsal Antapani Kota Bandung dari 64 responden

yang mengalami peningkatan respirasi 13,17 kali/ menit peningkatan

nadi 26,16 kali/ menit, peningkatan suhu 0,23C, dan peningkatan

tekanan darah sistol 16,41mmHg, diastol 16,88 mmHg.

Dari hasil temuan fenomena yang ada dilapangan kebanyakan

umur ≥ 21 yang tidak bugar, ini dikarenakan sebelum dan setelah

bermain futsal responden memiliki kebiasaan merokok dalam jumlah

yang banyak yang dapat menyebabkan sumbatan didalam pembuluh

darah, dan suplai oksigen keseluruhan tubuh menjadi terhambat,

sehingga pada saat dilakukan pengukuran langsung tanda-tanda vital

terjadi penongkatan tanda-tanda vital yang signifikan.

2. Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Kebugaran Jasmani Pada

Pemain Futsal Dilapangan Dewa Futsal Antapani Kota Bandung


Hasil ini menunjukan bahwa apabila responden yang berolahraga

futsal dan memiliki kebiasaan merokok maka akan mempengaruhi

kebugaran jasmani responden tersebut, sehingga akan terjadi

peningkatan tanda-tanda vital (nadi, respirasi, suhu, tekanan darah).

3. Keterbatasan Peneliti

Penelitian ini hanya memiliki salah satu faktor yang

mempengaruhi kebugaran jasmani dan masih ada beberapa faktor yang

tidak diteliti oleh peneliti diantaranya istirahat dan makanan. Pada saat

melakukan pengambilan data, hanya menanyakan jumlah rokok

perbatang yang dihisap perhari tanpa melihat kedalaman menghisap

rokok, dan jenis rokok yuang dihisap perharinya. Pada saat penelitian

juga mengalami kesulitan untuk memilih responden yang akan disajikan

sebagai sampel karena berbagai alasan yang diungkapkan oleh calon

responden.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai ‘’Hubungan Kebiasaan

Merokok Dengan Kebugaran Jasmani pada pemain Futsal

Dilapangan Dewa Futsal Antapani Kota Bandung Tahun 2016’’

dapat disimpulkan bahwa :

1. kebiasaan merokok pada pemain futsal dilapangan dewa futsal

Antapani kota Bandung terdapat 25 responden (39%) merokok

ringan.

2. Kebugaran jasmani pada pemain futsal dilapangan dewa futsal

Antapani kota Bandung terdapat 2 responden (17,2%) bugar.

3. Terdapat hubungan kebiasaan merokok dengan kebugaran

jasmani pada pemain futsal dilapangan dewa futsal Antapani

kota Bandung tahun 2016 dengan P value 0.000 < α = 0.05.

B. SARAN

1. Terhadap pemain futsal

Agar dapat menghentikan kebiasaan merokok, biasakan

hidup sehat seperti menjaga pola makan, istirahat yang cukup

dan lain-lain dan bisa menjaga kebugaran jasmaninya dengan

melakukan olahraga yang teratur dan gaya hidup yang sehat.


2. Terhadap pengelolah lapangan

Diharapkan pada pemilik lapangan agar tidak menjual atau

menyediakan rokok dilapangan dan juga agar bisa memasang

peringatan dilarang rokok dilapangan.


DAFTAR PUSTAKA

Djmanshiro, 2008. Dampak Merokok bagi Kesehatan. (Cited 2008,

February)

Heti, Restianti, 2008, Awas Narkoba, Padang: Perpustakaan Propinsi

Sumatera Barat.

Ichsan,M, 1998, Pendidikan Kesehatan dan Olahraga,

Jakarta.Depdiknas

Komasari, &Helmi, AF,(2000),Faktor-faktor Penyebab Perilaku

Merokok Pada Remaja. Jurnal Psikologi Universitas Gadjah

Mada, 2. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.

Mangoen Pasedjo, A. Setiono dan Sri Nur Hidayti. 2005. Hidup

sehat tanpa rokok. Jakarta: Pradipta Publishing.


LAMPIRAN 1
KUESIONER

• Identitas Responden

Inisial :

Umur :

Pekerjaan :

• Perilaku Merokok

• Apakah anda merokok ? Ya / Tidak

• Jika Ya, berapa banyak anda merokok dalam sehari ?

• Lembar Observasi Pengukuran Kebugaran

5 Menit Sebelum Berolah Raga 5 Menit Sesudah Berolah Raga

Nadi : Nadi :

Respirasi : Respirasi :

Suhu : Suhu :

Tekanan Darah : Tekanan Darah :


LAMPIRAN 3

Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

kebugaran jasmani ,502 64 ,000 ,456 64 ,000


kategori rokok ,256 64 ,000 ,772 64 ,000

Distribusi karakteristik responden

Umur responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid remaja akhir (17-25 tahun) 55 85,9 85,9 85,9

dewasa awal (26-30 tahun) 9 14,1 14,1 100,0

Total 64 100,0 100,0

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid mahasiswa 43 67,2 67,2 67,2

pns 5 7,8 7,8 75,0

wiraswasta 8 12,5 12,5 87,5

wirausaha 8 12,5 12,5 100,0

Total 64 100,0 100,0


Distribusi Analisis Univariat

kategori rokok

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid ringan (1-10 batang perhari) 25 39,1 39,1 39,1

sedang (11-20 batang


17 26,6 26,6 65,6
perhari)

berat (21-30 batang perhari) 22 34,4 34,4 100,0

Total 64 100,0 100,0

kebugaran jasmani

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid bugar 11 17,2 17,2 17,2

tidak bugar 53 82,8 82,8 100,0

Total 64 100,0 100,0

Distribusi Analisis Bivariat

Correlations

kebugaran
kategori rokok jasmani

Spearman's rho kategori rokok Correlation Coefficient 1,000 ,512**

Sig. (2-tailed) . ,000

N 64 64
kebugaran jasmani Correlation Coefficient ,512** 1,000

Sig. (2-tailed) ,000 .

N 64 64

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

kategori rokok * kebugaran jasmani Crosstabulation


Count

kebugaran jasmani

bugar tidak bugar Total

kategori rokok ringan (1-10 batang perhari) 11 14 25


sedang (11-20 batang
0 17 17
perhari)

berat (21-30 batang perhari) 0 22 22


Total 11 53 64

Anda mungkin juga menyukai