Cara Melaksanakan Latihan Rom Range of M
Cara Melaksanakan Latihan Rom Range of M
ENZIM
Oleh :
Kelompok : 7 (Tujuh)
Kelas/Semester :C/V
BANDUNG
2017
ENZIM
Yuli Sopianti
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu tabung reaksi sebanyak 10 buah,
gelas kimia 1 buah, gelas ukur 1 buah, penjepit tabung 1 buah, rak tabung 1 buah, kaki 3
sebanyak 1 buah, spirtus 1 buah, saringan spirtus 1 buah, lumpang dan alu 1 buah, pisau 1
buah, pipet tetes 2 buah, batang pengaduk 1 buah dan lidi sebanyak 1 buah.
Adapun bahan yang digunakan yaitu: kentang secukupnya, hati sapi secukupnya,
larutan HCl secukupnya, larutan aquades secukupnya,H2O2 secukupnya,NaOH secukupnya
dan es batu secukupnya.
Bahan uji (kentang dan sapi) sebanyak 2 ml ditumbuk kemudian masukan ke tabung reaksi
a. Uji A
Bahan uji (kentang dan hati sapi) yang sudah didalam tabung reaksi tersebut
ditambahkan 10 tetes larutan H2O2 (Hidrogen peroksida), kemudian amati banyak
gelembung dan nyala bara api, dengan membakar lidi pada spirtus kemudian masukan
lidi tersebut kedalam tabung reaksi dan amati.
b. Uji B (Asam)
Bahan uji (kentang dan hati sapi) ditambahkan HCl 5 tetes dan H2O2 sebanyak 5
tetes, amati banyak gelembung dan nyala api.
c. Uji C (Basa)
Bahan uji (kentang dan hati sapi) ditambhakna larutan NaOH sebanyak 5 tetes,
kemudian amati gelembung dan nyala api.
d. Uji D (Suhu rendah)
Bahan uji didinginkan (masukan kedalam gelas kimia yang diisi es batu) tambahkan
H2O2 sebanyak 5 tetes, amati gelembung dan nyala api.
e. Uji E
Bahan uji dipanaskan (dengan pembakar spirtus) ditambahkan H2O2 sebanyak 5 tetes
amati gelembung dan nyala api.
III. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1. Uji A
Dengan hasil yang diperoleh,terdapat pada gambar sebagai berikut :
A B C D
E F
Keterangan : (A) larutan uji (kentang) sebelum ditetesi H2O2 (B) Larutan uji
(kentang) sesudah ditetesi H2O2 (banyak gelembung) (C) Larutan uji (hati sapi)
sebelum ditetesi H2O2 (D) Larutan uji (hati sapi) sesudah ditetesi H2O2 (banyak
gelembung) (E) Nyala api (terang) pada larutan uji (kentang) (F) Nyala api
(terang) pada larutan uji (hati sapi)
Pada praktikum tentang enzim, larutan uji yang kami gunakan yaitu kentang
dan hati sapi. Pada uji A, larutan uji ditambahkan masing-masing H2O2 sebanyak
10 tetes.
Enzim merupakan katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel.
Enzim mempunyai sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia tertentu.
Sebagai contoh enzim katalase yang hanya menguraikan H2O2 menjadi H2O dan
O2 dengan reaksi sebagi berikut:
2H2O 2H2O+O2
Saat hati sapi dan kentang diberi H2O2, terjadi gelembung-gelembung yang
banyak. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat didalam hati
sapi dan kentang mengubah H2O2 menjadi H2O (air), sedangkan pada saat
dimasukan lidi membara kedalamnya, timbul nyala api yang terang. Hal ini juga
membuktikan bahwa H2O2 diuraikan menjadi oksigen. Berdasarkan hasil tersebut,
membuktikan bahwa didalam hati dan kentang mengandung enzim katalase dalam
percobaan hati+H2O2 berdasarkan adanya gelembung yang banyak karena
didalam hati terdapat enzim katalase yang berguna untuk menetralkan racun.
2.Uji B (asam)
A B C D
E F
Keterangan : (A) larutan uji (kentang) sebelum ditetesi H2O2 (B) Larutan uji
(kentang) sesudah ditetesi H2O2 (gelembung sedang) (C) Larutan uji (hati sapi)
sebelum ditetesi H2O2 (D) Larutan uji (hati sapi) sesudah ditetesi H2O2 (banyak
gelembung) (E) Nyala api (tidak ada) pada larutan uji (kentang) (F) Nyala api (terang)
pada larutan uji (hati sapi)
3.Uji C (Basa)
Dengan hasil yang diperoleh,terdapat pada gambar sebagai berikut :
A B C D
E F
Keterangan : (A) larutan uji (kentang) sebelum ditetesi H2O2 (B) Larutan uji
(kentang) sesudah ditetesi H2O2 (gelembung sedang) (C) Larutan uji (hati sapi)
sebelum ditetesi H2O2 (D) Larutan uji (hati sapi) sesudah ditetesi H2O2
(gelembung sedang) (E) Nyala api (sedang) pada larutan uji (kentang) (F) Nyala api
(sangat terang) pada larutan uji (hati sapi)
A B C D
E F
Keterangan : (A) larutan uji (kentang) sebelum ditetesi H2O2 (B) Larutan uji
(kentang) sesudah ditetesi H2O2 (tidak ada gelembung) (C) Larutan uji (hati sapi)
sebelum ditetesi H2O2 (D) Larutan uji (hati sapi) sesudah ditetesi H2O2 (banyak
gelembung) (E) Nyala api (sedang) pada larutan uji (kentang) (F) Nyala api (tidak ada)
pada larutan uji (hati sapi)
Pada percobaan keempat, ekstrak hati dan kentang didinginkan terlebih dahulu,
kemudian ditambhakan H2O2, dengan hasil pada uji D hati sapi memiliki gelembung
yang sedang dan tidak ada nyala api tetapi untuk kentang tidak terdapat gelembung
dengan nyala api yang sedang. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase tidak akan
bekerja optimal pada suhu rendah.
5. Uji E
Dengan hasil yang diperoleh,terdapat pada gambar sebagai berikut :
A B C D
E F
Keterangan : (A) larutan uji (kentang) sebelum ditetesi H2O2 (B) Larutan uji (kentang)
sesudah ditetesi H2O2 (gelembung sedang) (C) Larutan uji (hati sapi) sebelum ditetesi
H2O2 (D) Larutan uji (hati sapi) sesudah ditetesi H2O2 (gelembung sedang) (E) Nyala
api (sedang) pada larutan uji (kentang) (F) Nyala api (tidak ada) pada larutan uji (hati
sapi)
Pada percobaan kelima, eksrak hati dan kentang direbus terlebih dahulu kemudian
ditambahkan H2O2, dan terjadi gelembung yang sedang pada hati sapi dan kentang. Untuk
nyala api pada kentang hanya sedikit dan pada hati sapi tidak terdapat nyala api. Hal ini
terjadi karena protein dalam enzim katalase telah rusak sehingga tidak menguraikan H2O2
menjadi H2O dan O2. Ini membuktikan bahwa enzim katalase tidak akan bekerja secara
optimal pada suhu tinggi. Karena kita ketahui bahwa enzim bekerja pada suhu optimum.
Dalam percobaan yang dilakukan, membuktikan bahwa kinerja enzim katalase yang
terdapat pada kentang dan hati sapi dapat dipengaruhi oleh suhu dan tingkat keasaman (PH).
Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat. Sebagian
besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran PH lingkungan yang sedikit sempit. Diluar
PH optimal, kenaikan atau penurunan PH menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan
cepat.
Menurut (Suhara:2009) enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah.
Hal ini disebabkan karena enzim bersifat termolabil (tidak tahan panas). Protein akan
mengental atau mengalami koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas). Peningkatan suhu
diatas optimum menyebabkan putusnya ikatan hydrogen dan ikatan lain yang merangkai
enzim, sehingga enzim mengalami denaturasi. Denaturasi adalah rusaknya bentuk tiga
dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan dengan substratnya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase yaitu :
a. Tingkat PH atau keasamaan
Enzim katalase lebih efisien pada PH netral (PH=7). Enzim menjadi nonaktif jika
diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat. Sebagian besar enzim bekerja
paling efektif pada kisaran PH lingkungan yang sedikit sempit (PH=kuranglebih 7).
Diluar PH optimal kenaikan atau penurunan PH menyebabkan penurunan aktivitas
enzim dengan cepat.
b. Suhu
Enzim katalase bekerja lebih efisien disuhu optimal (37ºC). Enzim menjadi rusak bila
suhunya terlalu tinggi atau rendah. Protein akan mengental atau mengalami koagulasi
bila suhu terlalu tinggi (panas).
c. Konsentrasi enzim,substrat dan kofaktor
Jika PH dan suhu suatu enzim dalam keadaan konstan serta jumlah substrat
berlebihan, maka laju reaksi sebanding dengan jumlah enzim yang ada. Jika PH, suhu,
dan konsentrasi enzim dalam keadaan konstan, maka reaksi awal hingga batas tertentu
sebanding dengan substrat yang ada. Jika enzim memerlukan suatu koenzim atau ion
kofaktor, maka konsentrasi substrat dapat menentukan laju reaksi.
d. Inhibitor enzim
Kerja enzim dapat dihambat, baik bersifat sementara maupun tetap oleh inhibitor
berupa zat kimia tertentu. Pada konsentrasi substrat yang rendah akan terlihat dampak
inhibitor terhadap laju reaksi (Yani:2008).
Organ penghasil enzim katalase
Enzim katalase adalah salah satu jenis enzim yang umum ditemui di dalam sel-sel
makhluk hidup. Enzim katalase berfungsi untuk merombak hydrogen peroksida yang
bersifat racun yang merupakan sisa / hasil sampingan dari proses metabolisme.
Apabila H2O2 tidak diuraikan dengan enzim ini, maka akan menyebabkan
kematian pada sel-sel. Oleh sebab itu, enzim ini bekerja dengan merombak H2O2
menjadi substansi yang tidak berbahaya, yaitu berupa air dan oksigen. Selain bekerja
secara spesifik pada substrat tertentu, enzim juga bersifat termolabil (rentan terhadap
perubahan suhu) serta merupakan suatu senyawa golongan protein. Pengaruh
temperature terlihat sangat jelas, karena dapat merusak enzim dan membuatnya
terdenaturasi seperti protein kebanyakan (Sudjadi:2007).
Enzim katalase termasuk enzim hidroperoksidase, yang melindungi tubuh
terhadap senyawa-senyawa peroksida yang berbahaya. Penumpukan senyawa
peroksida dapat menghasilkan radikal bebas, yang selanjutnya akan merusak
membrane sel dan kemungkinan menimbulkan penyakit kanker serta arterosklerosis.
Enzim Katalase memiliki kemampuan untuk inaktivasi hydrogen peroksida
(Priadi:20009).
Enzim katalase adalah salah satu jenis enzim yang umum ditemui di dalam
sel-sel makhluk hidup, salah satunya sel tumbuhan. Enzim ini diproduksi oleh sel di
bagian badan mikro, yaitu Perioksisom Bagi sel, enzim ini adalah bodyguard yang
melindungi bagian dalam sel dari kondisi oksidatif yang bagi kebanyakan orgnisme
ekuivalen dengan kerusakan. Enzim katalase adalah enzim perombak hidrogen
peroksida yang bersifat racun dan merupakan sisa/hasil sampingan dari metabolisme.
Apabila H2O2 tidak diuraikan oleh enzim ini, maka akan menyebabkan kematian pada
sel-sel tumbuhan. Oleh sebab itu, enzim ini bekerja dengan merombak H2O2 menjadi
substansi yang tidak berbahaya,yaitu berupa air dan oksigen. Selain bekerja secara
spesifik pada substrat tertentu, enzim juga bersifat termolabil (rentan terhadap
perubahan suhu) serta merupakan suatu senyawa golongan protein (Suhara:2009).
Hidrogen peroksida dengan rumus kimia bila H2O2 ditemukan oleh Louis
Jacquea Thenard pada tahuna 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia organik
yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam tubuh. Senyawa peroksida
harus segera di uraikan menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya.
Enzim katalase mempercepat reaksi penguraian peroksida (H2O2) menjadi air (H2O)
dan oksigen (O2). Penguraian peroksida (H2O) ditandai dengan timbulnya gelembung.
Bentuk reaksi kimianya adalah:
H2O2 ------> H2O + O2
Senyawa H2O2 dihasilkan oleh aktivitas enzim oksidase. H2O2 berpotensi
membentuk radikal karena membentuk OH- .
Enzim katalase merupakan hemoprotein yang mengandung 4 gugus hem.
Aktivitas enzim katalase :
a. Aktivitas peroksidase, mengoksidasi senyawa yang analog dengan substrat.
b. Aktivitas katalase, enzim ini mampu menggunakan satu molekul H2O2 sebagai
substrat atau donor electron dan molekul H2O2 yang lain sebagai oksidan atau
akseptor electron.
2 H2O2 + enzim katalase 2 H2O + O2
Enzim katalase dapat ditemukan di darah, sumsum tulang, membrane mukosa,
ginjal dan hati.
IV. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Suhu : dimana enzim tidak dapat bekerja secara optimum pada suhu terlalu tinggi atau
terlalu rendah.
2. Enzim akan bekerja pada Ph netral.
3. Konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.
4. Enzim dapat bekerja secara optimal pada suhu ruang (37ºC)
5. Pada uji A (kentang dan hati sapi) terdapat banyak gelembung dan nyala api yang terang.
6. Pada uji B kentang dan hati sapi terdapat sedikit gelembung dan nyala api hanya pada
hati sapi. Untuk kentang terdapat gelembung yang sedang, dan tidak ada nyala api.
7. Pada uji C gelembung dan nyala api sedang untuk kentang, untuk hati sapi nyala api
sangat terang dan gelembung sedang.
8. Pada uji D hati sapi memiliki gelembung yang sedang dan tidak ada nyala api tetapi
untuk kentang tidak terdapat gelembung dengan nyala api yang sedang.
9. Pada uji E gelembung pada kentang dan hati sapi hanya sedang, untuk hati sapi tidak
terdapat nyala api dan nyala api pada kentang hanya sedikit.
V.Daftar Pustaka
Cartono.2008.Biologi Umum. Bandung:Prisma Press
Heru,Santoso.2008.Protein dan Enzim. Jakarta:UI Press
Murray,RK.2003.Biokimia Herper.Jakarta:EGC
Poedjiadi,Anna.1994.Dasar-dasar Biokimia.Jakarta:UI Press
Stryer,L.1996.Biokimia Edisi IV.Jakarta:EGC
Sutresna,Nana.2007.Kimia.Bandung:Grafindo
Nurrahmi,Handayani.2011.Properties Of Immobilized Candida Antarctica Lipase
B On Highly Macroporous Copalymer.Jurnal Sains.Vol 9.No.3.Hal 965-972