RESTRAIN
OLEH :
DOSEN PEMBIMBING :
Herliawati, S.Kp, M.Kes.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Keperawatan Jiwa. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Jiwa.
1. Ibu Herliawati, S.Kp, M.Kes, yang telah meluangkan banyak waktunya untuk
membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini
2. Teman-teman seperjuangan yang telah bekerja sama dalam menyelesaikan
makalah ini
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna perbaikan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
6
Adapun dari indikasi tindakan restrain adalah sebagai berikut:
a. Perilaku kekerasan yang membahayakan diri sendiri dan lingkungannya.
b. Perilaku agitasi yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan.
c. Klien yang mengalami gangguan kesadaran.
d. Klien yang membutuhkan bantuan untuk mendapatkan rasa aman dan
pengendalian diri.
e. Ancaman terhadap integritas tubuh berhubungan dengan penolakan klien
untuk istirahat, makan dan minum.
7
keluarga yang bersangkutan, mengontrol tingkat agitasi dan agresi pasien,
mengontrol perilaku pasien, serta menyediakan dukungan fisik bagi pasien.
8
dibawah tubuh pasien bagian kanan. Sudut bagian bawah dilipat dan ditarik
kearah tubuh dan diselipkan atau dikencangkan dengan pinpengaman.
5. Restraint Lengan dan Kaki
Restraint pada lengan dan kaki kadang-kadang digunakan untuk
mengimobilisasi satu atau lebih ekstremitas guna pengobatan atau prosedur,
atau untuk memfasilitasi penyembuhan. Beberapa alat restraint yang ada di
pasaran atau yang tersedia, termasuk restraint pergelangan tangan atau kaki
sekali pakai, atau dapat dibuat dari pita kasa, kain muslin, atau tali stockinette
tipis. Jika restraint jenis ini di gunakan, ukurannya harus sesuai dengan tubuh
pasien. Harus dilapisi bantalan untuk mencegah tekanan yang tidak
semestinya, konstriksi, atau cidera jaringan. Pengamatan ekstremitas harus
sering dilakukan untuk memeriksa adanya tanda-tanda iritasi dan atau
gangguan sirkulasi. Ujung restraint tidak boleh diikat ke penghalang tempat
tidur, karena jika penghalang tersebut diturunkan akan mengganggu
ekstremitas yang sering disertai sentakan tiba-tiba yang dapat menciderai
pasien.
6. Restraint siku
Adalah tindakan mencegah pasien menekuk siku atau meraih kepala atau
wajah. Kadang-kadang penting dilakukan pada pasien setelah bedah bibir
atau agar pasien tidak menggaruk pada kulit yang terganggu. Bentuk restraint
siku paling banyak digunakan, terdiri dari seutas kain muslin yang cukup
panjang untuk mengikat tepat dari bawah aksila sampai ke pergelangan
tangan dengan sejumlah kantong vertikal tempat dimasukkannya depresor
lidah. Restraint di lingkarkan di seputar lengan dan direkatkan dengan plester
atau pin.
7. Pedi-wrap
Pedi-wrap merupakan sejenis perban kain yang dilingkarkan pada leher
sampai pergelangan kaki pasien pasien untuk menstabilkan tubuh pasien serta
menahan gerakan tubuh pasien. Pedi-wrap mempunyai berbagai variasi
ukuran sesuai dengan kebutuhan. Alat bantu untuk menahan gerakan mulut
dan rahang pasien
9
2.5 Resiko Penggunaan Restraint pada Pasien
1) Dampak fisik
a. Atrofi otot
b. Hilangnya / berkurangnya densitas tulang
c. Ulkus decubitus
d. Infeksi nosocomial
e. Strangulasi
f. Penurunan fungsional tubuh
g. Stress kardiak
h. Inkontinensia
2) Dampak psikologis
a. Depresi
b. Penurunan fungsi kognitif
c. Isolasi emosional
d. Kebingungan (confusion) dan agitasi
Prinsip dari tindakan restrain ini adalah melindungi klien dari cedera fisik
dan memberikan lingkungan yang nyaman. Restrain dapat menyebabkan klien
merasa tidak dihargai hak asasinya sebagai manusia, untuk mencegah perasaan
tersebut perawat harus mengidentifikasi faktor pencetus pakah sesuai dengan
indikasi terapi, dan terapi ini hanya untuk intervensi yang paling akhir apabila
intervensi yang lain gagal mengatasi perilaku agitasi klien. Kemungkinan
10
mencederai klien dalam proses restrain sangat besar, sehingga perlu disiapkan
jumlah tenaga perawat yang cukup dan harus terlatih untuk mengendalikan
perilaku klien. Perlu juga dibuat perencanaan pendekatan dengan klien,
penggunaan restrain yang aman dan lingkungan restrain harus bebas dari benda-
benda berbahaya.
a. Beri suasana yang menghargai dengan supervisi yang adekuat, karena harga
diri klien berkurang karena pengekangan.
b. Siapkan jumlah staf yang cukup (sekitar 4 sampai 5 orang) dengan alat
pengekangan yang aman dan nyaman.
11
c. Tunjuk satu orang perawat sebagai ketua tim.
d. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya pada klien dan staf agar dimengerti
dan bukan hukuman.
e. Jelaskan perilaku yang mengindikasikan pengelepasan pada klien dan staf.
f. Jangan mengikat pada pinggir tempat tidur, ikat dengan posisi anatomis,
ikatan tidak terjangkau oleh klien.
g. Lakukan supervisi dengan tindakan terapeutik dan pemberian rasa nyaman.
h. Perawatan pada daerah pengikatan (Pantau kondisi kulit: warna, temperatur,
sensasi; Lakukan latihan gerak pada tungkai yang diikat secara bergantian
setiap 2 jam; Lakukan perubahan posisi tidur dan periksa tanda-tanda vital
setiap 2 jam)
i. Bantu pemenuhan kebutuhan nutrisi, eliminaqsi, hidrasi dan kebersihan diri.
j. Libatkan dan latih klien untuk mengontrol perilaku sebelum ikatan dibuka
secara bertahap.
k. Kurangi pengekangan secara bertahap, misalnya setelah ikatan dibuka satu
persatu secara bertahap, kemudian dilanjutkan dengan pembatasan gerak
kemudian kembali ke lingkungan semula.
l. Dokumentasikan seluruh tindakan beserta respon klien.
Teknik berikut ialah restrain yang dilakukan pada klien yang datang pertama
kali, dan setelah dilakukan pengkajian triase masuk kedalam Emergency
Psikiatrik
1. Alat dan Persiapan
a. Tali
b. Jaket/Baju Restrain (Jika yang digunakan ialah teknik restrain jaket)
c. Bantalan untuk tulang yang menonjol (Jika yang digunakan ialah teknik
restrain lengan dan siku)
2. Restrain Mumi
12
a) Lebih baik lima atau minimal empat orang harus digunakan untuk
mengikat klien. Pengikat kulit adalah jenis pengikatan yang paling aman
dan paling menjamin.
b) Jelaskan kepada pasien mengapa mereka akan diikat.
c) Seorang anggota keluarga harus selalu terlihat dan menetramkan pasien
yang diikat. Penentraman membantu menghilangkan rasa takut,
ketidakberdayaan, dan hilangnya kendali klien.
d) Klien harus diikat dengan kedua tungkai terpisah dan satu lengan diikat di
satu sisi dan lengan lain diikat diatas kepala pasien.
e) Pengikatan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga aliran darah klien
tidak tertekan/terhambat.
f) Kepala klien agak ditinggikan untuk menurunkan perasaan kerentanan dan
untuk menurunkan kemungkinan tersedak.
g) Pengikatan harus diperiksa secara berkala demi keamanan dan
kenyamanan.
h) Setelah diikat, keluarga harus menenangkan klien dengan cara
berkomunikasi.
i) Setelah klien dikendalikan, satu ikatan sekali waktu harus dilepas dengan
interval lima menit sampai klien hanya memiliki dua ikatan. Kedua ikatan
lainnya harus dilepaskan pada waktu yang bersamaan, karena tidak
dianjurkan membiarkan klien hanya dengan satu ikatan.
13
Gambar 2. Cara penyimpulan Tali restrain
3. Restrain Jaket
a. Ulangi prosedur, a, b, dan c sama dengan yang diatas.
b. Sepanjang pinggang, jaket tanpa lengan dengan penutup punggung yang
diikat dengan tali pengikat.
c. Pengikat panjang pada dasar jaket mengamankan klien dari tempat tidur,
kursi antara lain tempat tidur.
5. Restrain Siku
14
a. Ulangi prosedur, a, b, dan c sama dengan yang diatas.
b. Segi empat muslin dengan kantong vertical untuk menampng depressor
lidah untuk memberikan kekakuan vertical dan fleksibilitas horizontal;
ikatan mengencangkan alat mengitari lengan
c. Roller handuk diameter besar yang diberi bantalan
d. Wadah plastik tubuler dengan puncak dan dasar yang dibuang dan
bantalan yang sesuai untuk kenyamanan dan keamanan.
15
berbagai upaya untuk mencegah dan menangani masalah kesehatan jiwa,
menghargai dan melindungi ODGJ, serta memberdayakan ODGJ.
16
BAB III
SOP PEMASANGAN RESTRAIN
PENGERTIAN Pelayanan menggunakan alat pengikat pada pasien gelisah, agresif ataupun non
kooperatif
TUJUAN Memberikan panduan kepada dokter, dokter gigi, staf keperawatan suatu teknik
pengikatan secara mekanik pada klien yang bertujuan untuk melindungi atau menghindari
menciderai diri, orang lain dan lingkungan
ALAT a. Tali
b. Jaket/Baju Restrain (Jika yang digunakan ialah teknik restrain jaket)
c. Bantalan untuk tulang yang menonjol (Jika yang digunakan ialah teknik restrain
lengan dan siku)
PROSEDUR Preinteraksi
Orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan dan lakukan kontrak (Prosedur, tujuan, lamanya di restrain kepada klien
dan keluarga bila perlu kontrak sepihak.)
Tahap Kerja
17
pengikatan.
5. Staf yang akan melakukan pengikatan harus sudah berada di tempat
(susunan tim 5-6 orang) :
- Empat orang menahan masing-masing anggota gerak
- Satu orang mengawasi kepala
- Satu orang melakukan prosedur pengikatan
- Tiap anggota gerak 1 ikatan
- Ikatan pada posisi sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu aliran IV
- Posisi kepala lebih tinggi untuk menghindari aspirasi
Terminasi
Dokumentasi
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
Gail Wiscarz Stuart dan Sandra J. Sundeen (1998). Keperawatan Jiwa : buku saku.
Edisi 3. Jakarta : EGC
Kaplan, H.I., Sadock, B.J., dan Grebb, J.A. (2000). Synopsis of Psychiatry. New
York : Williams and Wilkins
Stuart, G.W. dan Laraia, M.T. (2001). Principles and Practice of Psychiatric
Nursing. (Ed ke-7). St. Louis: Mosby, Inc.
20