Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PBL FITOTERAPI

TEMULAWAK
(Curcuma xanthorrhiza) Untuk Mengatasi Anoreksia

Disusun oleh :
Kelompok 5

Anggota Kelompok :
Febrisantia Dewi (1808062145)
Dwi Cahyanti (1808062146)
Rabiatun Adawiah (1808062147)
Nurul Islamiah (1808062148)
Nabilah (1808062150)
Haudita Arina Haqi (1808062151)
Nova Saputri Pujar Vasanti (180802152)

Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi


Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah


Subhanallahu Wa Ta’ala karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini dengan baik tanpa halangan satu apapun.
Makalah ini yang adalah tugas akhir untuk dijadikan bahan pembelajaran bagi para
mahasiswa. Dalam penyusun makalah ini penulis banyak mendapati kesulitan-kesulitan, faktor
utamanya dikarenakan keterbatasan ilmu dan wawasan yang dimiliki penulis.
Dalam proses penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini penulis tidak lepas dari bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan ketulusan
hati dan rasa syukur, pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih. Semoga
makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Yogyakarta, 18 Januari 2019

Penulis
1. Skenario Kasus
Ibu Tuti datang ke Apotek untuk menebus resep sekaligus untuk konsultasi dengan Apoteker.
Ibu tersebut mengeluh anaknya usia 6 tahun, bila disuruh makan sulit sekali, apalagi bila
diminta makan sayur, sehingga berat badannya kurang dari ideal. Apoteker tersebut
menyarankan untuk menggunakan temulawak (Curcuma xanthorrhiza).

2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan kesulitan makan?
b. Bagaimana patofisiologi terjadinya penurunan nafsu makan?
c. Bagaimana level EBM dari tanaman yang dapat meningkatkan nafsu makan?
d. Bagaimana zat aktif, struktur dan sifat fisika kimia (polaritas, kelarutan, stabilitas)
zat aktif dalam herbal temulawak?
e. Bagaimana mekanisme aksi zat aktif temulawak?
f. Berapa dosis empiris, pra klinis dan klinis dari herbal temulawak?
g. Bagaimana indikasi, kontraindikasi, interaksi, efek samping, dan toksisitas dari herbal
temulawak?

3. Pembahasan Masalah
a. Definisi dan Istilah-Istilah
Definisi
Kesulitan makan adalah jika anak tidak mau atau menolak untuk makan atau mengalami
kesulitan mengkonsumsi makanan atau minuman dengan jenis dan jumlah sesuai usia secara
fisiologis (alamiah dan wajar), yaitu mulai dari membuka mulut tanpa paksaan, mengunyah,
menelan hingga sampai terserap dipencernaan secara baik tanpa paksaan dan tanpa pemberian
vitamin dan obat tertentu (Judarwanto, 2006).
Istilah-Istilah
BMI : Body Mass Index
Berat badan ideal = berat badan yang ideal berdasarkan BMI adalah 18-24.
b. Patofisiologi Penurunan nafsu makan

Perubahan selera makan

LHN (Lateral VMN (ventromedial


hipotalamaus nuclei) hipotalamaus nuclei)

Memicu rangsangan Rangsangan untuk


psikis menelan merasa kenyang

Pusat kenyang menghambat pusat lapar

Lesi neuronal merusak VMN

Tidak tertariknya dengan makanan

Hilangnya berat badan secara progresif


Peran berbagai sinyal hormonal yang mempengaruhi hipotalamus. Leptin dan insulin
beredar didalam darah dengan kadar yang sesuai dengan massa lemak tubuh. Keduanya
menuunan nafsu makan dengan menginhibisi neuron yang memproduksi NPY/AgRP, dan
menstimulasi neuron yang memproduksi melanocortin di bagian nucleus akuatus hipotalamus.
Aktivasi neuron menstimulasi nafsu makan dengan mengaktivasi neuron NPY/AgRP.
Sebaliknya PYY dari colon menurunan nafsu makan dengan menghambat neuron NPY/AgRP.

c. Tanaman yang berkhasiat untuk meningkatkan nafsu makan


1) Batang Brotowali (Tinospora Crispa)
Infusa batang brotowali (Tinospora Crispa) dapat meningkatkan nafsu makan pada dosis
5,12 g/kgBB dan dosis 1,28 g/kgBB selama 10 hari pertama pemberian infusa, setelah itu
berat badan tidak meningkat lagi (Wahyuningsih dan Tasmiatun, 2007).
Grade EBM = C

2) Temu hitam (Curcuma Aeruginosa Roxb)


Pemberian ekstrak temu hitam pada dosis 0,3 cc dapat meningkatkan berat badan mencit
(Pugiyanti, 2012).
Grade EBM = C
3) Temulawak (Curcuma Xanthorriza)
Pemberian termulawak pada dosis 400mg/kgBB dapat meningkatkan berat badan (Lucy et
al., 2017).
Grade EBM = A

d. Spesifikasi zat aktif temulawak (Curcuma Xanthorriza)


Zat Aktif : Kurkumin (paling utama), minyak atsiri (xanthorrhizol, germacon)
Struktur :

(Kurcumin)

Sifat Fisika Kimia :


Formula : C21H20O6
Bobot molekul : 368,36 g/mol
Kelarutan : sangat larut dalam etanol (10mg/ml) dan asam asetat, sedikit larut dalam air
panas, kelarutan dalam air 3,12 mg/L pada suhu 25oC, tidak larut dalam eter,
larut dalam asam asetat glasial.
Titik lebur : 183oC
Bobot jenis : 1,3 g/cm3
Penyimpanan : disimpan pada suhu kamar
(Anonim, 2018)

e. Mekanisme Kerja dari Zat Aktif


Mekanisme kurkumin dan minyak atsiri : meningkatkan kerja organ pencernaan
merangsang dinding empedu, mengeluarkan cairan empedu dan merangsang keluarnya getah
pankreas yang mengandung enzim amilase, lipase dan protease untuk meningkatkan
pencernaan bahan makanan karbohidrat, lemak dan protein. Efek tersebut mengakibatkan
adanya peningkatan konsumsi makanan oleh karena meningkatnya penyerapan zat-zat
makanan. Adanya peningkatkan penyerapan makanan oleh tubuh, maka kebutuhan protein,
karbohidrat dan lain sebagainya untuk perkembangan sel-sel tubuh dan pembentukan enzim
maupun hormone akan terpenuhi (Renny et al., 2010).
Mekanisme secara umum : mempercepat kerja usus halus sehingga dapat mempercepat
pengosongan lambung yang akan menimbulkan rasa lapar dan menambah nafsu makan (Lucy
et al., 2017).

f. Dosis
Dosis empiris : Temulawak segar dapat di konsumsi dengan cara melarutkan 1 sendok makan
madu temulawak dalam ½ gelas (± 125 cc) air hangat, teh, atau susu diminum setiap pagi dan
sore (Renny et al., 2010).
Dosis pra klinis : Ekstrak etanol rimpang temulawak menyatakan bahwa perubahan badan
mencit meningkatkan pada dosis 400 mg/kgBB selama 4 minggu pengamatan (Lucy et al.,
2017).
Dosis klinis :
400 mg/kgBB tikus  400 x 0,02 = 8 mg/20 g tikus
Konversi
8 x 384,6 = 3076,8 mg/70 kg manusia
= 43,95 mg/kgBB/hari manusia = 44 mg/kgBB/hari manusia

g. Indikasi, kontraindikasi, interaksi, efek samping, dan toksisitas temulawak


1) Indikasi : meningkatkan nafsu makan
2) Kontraindikasi : Ekstrak rimpang temulawak dikontraindikasikan pada pasien obstruksi
saluran empedu (Permenkes, 2016).

3) Interaksi : Kurkumin telah terbukti mengurangi terapi khasiat cyclophosphamide


(Cytoxan) pada hewan percobaan. Penggunaan bersamaan harus dihindari. Hati-hati
menggunakan temulawak bersama dengan antikoagulan (Permenkes, 2016).
4) Efek Samping : Dosis besar atau pemakaian yang berkepanjangan dapat mengakibatkan
iritasi membran mukosa lambung (Permenkes, 2016).

5) Toksisitas :
- LD50 ekstrak etanol per oral pada mencit: > 5 g/kg BB. LD50 kurkumin per oral pada
tikus dan guinea pig: > 5 g/kg BB. Uji klinik fase I dengan 28 orang sehat dengan
dosis sampai 8000 mg/hari selama 3 bulan tidak menunjukkan efek toksik. Dari lima
penelitian pada manusia dengan dosis 1125-2500 mg kurkumin per hari tidak
menunjukkan adanya toksisitas (Permenkes, 2016).
- Dengan dosis 150mg/kgBB/hari rimpang temulawak (Curcuma Xanthorrhiza) tidak
memberikan efek toksik pada karakteristik hemaologis dan sistem reproduksi mencit
jantan (Listyawati, 2006).

4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelusuran EBM, maka herbal yang digunakan untuk menambah nafsu
makan atau meningkatkan berat badan adalah temulawak. Temulawak memiliki kandungan
zat aktif kurkumin dengan mekanisme aksi dengan mempercepat kerja usus halus sehingga
dapat mempercepat pengosongan lambung yang akan menimbulkan rasa lapar dan menambah
nafsu makan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2018, National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Database;
CID 969516, https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/curcumin
Listyawati, S., 2016, Toksisitas Rimpang Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb.) dan Temu
Putih (Curcuma Zedoaria Rscoe) : Tinjauan pada Karakteristik Hematologis dan Sistem
Reproduksi Jantan Mencit (Mus Musculus L.), Jurnal Biofarmasi, 4 : 1.
Lucy, J., Lulu F., Elvina, Dina, S & Agustina, I.S. 2017, Efek Pemberian Temulawak Terhadap
Berat Badan dan Sistem Imun Mencit Balb/c, Jurnal Sains dan Teknologi, 1:1.
Permenkes, 2016, No. 6 Tahun 2016, Tentang Formularium Obat Herbal Asli Indonesia.
Purgiyanti, 2012, pengaruh ekstrak maserasi temu hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.) terhadap
kenaikan berat badan mencit jantan (Mus musculus), Jurnal ilmiah farmasi, 1:2.
Renny, F., Sufyanti, Y., dan Alit, N.K. 2010, Madu Temulawak Meningkatkan Berat Badan Anak
Usia Toddler, Jurnal Ners, 5:1.
Wahyuningsih, N dan Tasminatun, S., 2007, Efek infusa batang brotowali (Tinuspora crispa)
terhadap nafsu makan dan berat badan tikus putih (Rattus novegicus),Jurnal mutiara
medika, 7:2.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai