TEMULAWAK
(Curcuma xanthorrhiza) Untuk Mengatasi Anoreksia
Disusun oleh :
Kelompok 5
Anggota Kelompok :
Febrisantia Dewi (1808062145)
Dwi Cahyanti (1808062146)
Rabiatun Adawiah (1808062147)
Nurul Islamiah (1808062148)
Nabilah (1808062150)
Haudita Arina Haqi (1808062151)
Nova Saputri Pujar Vasanti (180802152)
Penulis
1. Skenario Kasus
Ibu Tuti datang ke Apotek untuk menebus resep sekaligus untuk konsultasi dengan Apoteker.
Ibu tersebut mengeluh anaknya usia 6 tahun, bila disuruh makan sulit sekali, apalagi bila
diminta makan sayur, sehingga berat badannya kurang dari ideal. Apoteker tersebut
menyarankan untuk menggunakan temulawak (Curcuma xanthorrhiza).
2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan kesulitan makan?
b. Bagaimana patofisiologi terjadinya penurunan nafsu makan?
c. Bagaimana level EBM dari tanaman yang dapat meningkatkan nafsu makan?
d. Bagaimana zat aktif, struktur dan sifat fisika kimia (polaritas, kelarutan, stabilitas)
zat aktif dalam herbal temulawak?
e. Bagaimana mekanisme aksi zat aktif temulawak?
f. Berapa dosis empiris, pra klinis dan klinis dari herbal temulawak?
g. Bagaimana indikasi, kontraindikasi, interaksi, efek samping, dan toksisitas dari herbal
temulawak?
3. Pembahasan Masalah
a. Definisi dan Istilah-Istilah
Definisi
Kesulitan makan adalah jika anak tidak mau atau menolak untuk makan atau mengalami
kesulitan mengkonsumsi makanan atau minuman dengan jenis dan jumlah sesuai usia secara
fisiologis (alamiah dan wajar), yaitu mulai dari membuka mulut tanpa paksaan, mengunyah,
menelan hingga sampai terserap dipencernaan secara baik tanpa paksaan dan tanpa pemberian
vitamin dan obat tertentu (Judarwanto, 2006).
Istilah-Istilah
BMI : Body Mass Index
Berat badan ideal = berat badan yang ideal berdasarkan BMI adalah 18-24.
b. Patofisiologi Penurunan nafsu makan
(Kurcumin)
f. Dosis
Dosis empiris : Temulawak segar dapat di konsumsi dengan cara melarutkan 1 sendok makan
madu temulawak dalam ½ gelas (± 125 cc) air hangat, teh, atau susu diminum setiap pagi dan
sore (Renny et al., 2010).
Dosis pra klinis : Ekstrak etanol rimpang temulawak menyatakan bahwa perubahan badan
mencit meningkatkan pada dosis 400 mg/kgBB selama 4 minggu pengamatan (Lucy et al.,
2017).
Dosis klinis :
400 mg/kgBB tikus 400 x 0,02 = 8 mg/20 g tikus
Konversi
8 x 384,6 = 3076,8 mg/70 kg manusia
= 43,95 mg/kgBB/hari manusia = 44 mg/kgBB/hari manusia
5) Toksisitas :
- LD50 ekstrak etanol per oral pada mencit: > 5 g/kg BB. LD50 kurkumin per oral pada
tikus dan guinea pig: > 5 g/kg BB. Uji klinik fase I dengan 28 orang sehat dengan
dosis sampai 8000 mg/hari selama 3 bulan tidak menunjukkan efek toksik. Dari lima
penelitian pada manusia dengan dosis 1125-2500 mg kurkumin per hari tidak
menunjukkan adanya toksisitas (Permenkes, 2016).
- Dengan dosis 150mg/kgBB/hari rimpang temulawak (Curcuma Xanthorrhiza) tidak
memberikan efek toksik pada karakteristik hemaologis dan sistem reproduksi mencit
jantan (Listyawati, 2006).
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelusuran EBM, maka herbal yang digunakan untuk menambah nafsu
makan atau meningkatkan berat badan adalah temulawak. Temulawak memiliki kandungan
zat aktif kurkumin dengan mekanisme aksi dengan mempercepat kerja usus halus sehingga
dapat mempercepat pengosongan lambung yang akan menimbulkan rasa lapar dan menambah
nafsu makan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2018, National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Database;
CID 969516, https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/curcumin
Listyawati, S., 2016, Toksisitas Rimpang Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb.) dan Temu
Putih (Curcuma Zedoaria Rscoe) : Tinjauan pada Karakteristik Hematologis dan Sistem
Reproduksi Jantan Mencit (Mus Musculus L.), Jurnal Biofarmasi, 4 : 1.
Lucy, J., Lulu F., Elvina, Dina, S & Agustina, I.S. 2017, Efek Pemberian Temulawak Terhadap
Berat Badan dan Sistem Imun Mencit Balb/c, Jurnal Sains dan Teknologi, 1:1.
Permenkes, 2016, No. 6 Tahun 2016, Tentang Formularium Obat Herbal Asli Indonesia.
Purgiyanti, 2012, pengaruh ekstrak maserasi temu hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.) terhadap
kenaikan berat badan mencit jantan (Mus musculus), Jurnal ilmiah farmasi, 1:2.
Renny, F., Sufyanti, Y., dan Alit, N.K. 2010, Madu Temulawak Meningkatkan Berat Badan Anak
Usia Toddler, Jurnal Ners, 5:1.
Wahyuningsih, N dan Tasminatun, S., 2007, Efek infusa batang brotowali (Tinuspora crispa)
terhadap nafsu makan dan berat badan tikus putih (Rattus novegicus),Jurnal mutiara
medika, 7:2.
LAMPIRAN