Anda di halaman 1dari 5

Identitas Buku

Judul Novel : Totto-chan Gadis Cilik di Jendela


Pengarang : Tetsuko Kuroyanagi
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 272 hlm
Cetakan : Keempat, April 2009
Ukuran Buku : 20 Cm
Sinopsis
Apa ada yang mengira seorang anak kecil yang semua orang
mengira dirinya hiperaktif, nakal, berisik, dan mengganggu itu
akan menjadi seorang penulis sukses? Tentu tidak. Orang akan
mengira masa depannya akan suram dan hidupnya tak bahagia.
Itu tak berlaku untuk Tetsuko Kuroyanagi. Seorang penulis sukses
di Jepang yang bukunya diterjemahkan lebih dari 5 bahasa dan
menjadi best seller di beberapa negara. Bahkan bukunya
dijadikan serial dan panutan pendidikan! Cerita ini berlatar
belakang pada Perang Dunia ke 2.

Tetsuko Kuroyanagi (Totto-chan) seorang anak yang selalu ingin


tahu. Ia melakukan sesuatu yang menurutnya mengasikan dan
membuat orang lain terganggu. Seperti memanggil pengamen
jalanan ke jendela kelasnya, memainkan meja dan bicara pada
burung walet. Karna hal itu, Bu Guru selalu dibuat terganggu oleh
Totto-chan. Totto-chan pun dikeluarkan dari sekolah.

Mama tidak bilang kalau Totto-chan dikeluarkan dari sekolah,


Mama hanya bilang ia akan memasukkan Totto-chan ke sekolah
yang lebih bagus. Gerbang sekolah itu hanya dari 2 batang kayu
dan tertera nama sekolah ‘TOMOE KAGUEN’, ruang kelasnya
terdiri dari 6 gerbong kereta yang tak terpakai. Ketika Totto-chan
dan Mamanya masuk sekolah ini, mereka disambut oleh kepala
sekolah yang sudah agak tua.

Untuk menjadi murid sekolah itu, Totto-chan harus menceritakan


sesuatu yang ingin ia ingin ceritakan. Ia pun bercerita tentang
kereta yang ia tumpangi, cita-citanya menjadi mata-mata,
mengumpulkan karcis kereta, menceritakan tentang anjingnya
Rocky yang berwarna coklat tua, gaunnya yang selalu robek
terkena kawat sampai ia kehabisan cerita. Kepala sekolah
mendengarkan ceritanya selama 6 jam tanpa menguap
sekalipun.
Totto-chan merasa ia benar-benar bahagia bersekolah disini. Ia
mendapatkan seseorang yang menurutnya asik untuk diajak
bicara. Ia adalah Sosaku Kobayashi, kepala seolahnya yang mau
mendengarkan ceritanya selama berjam-jam. Ia beruntung
bertemu dengannya.

Belajar di Tomoe Gakuen sangatlah berbeda. Di sekolah itu ia


bisa memilih pelajaran yang disukainya, duduk dimana saja
tanpa diatur dan belajar apa saja. Ia juga bisa berkonsultasi
dengan guru tentang apa saja. Saat jam makan, setiap anak
membawa makanan ‘sesuatu dari laut dan sesuatu dari
pegunungan’ yang maksudnya adalah dari laut seperti ikan dan
dari pegunungan seperti sayuran. Mama terkesan akan cara
menyusun menu makan siang yang sederhana tapi tetap
memerhatikan gizi. Di Tomoe ada kebiasaan yang berbeda lagi,
orang memulai makan dengan berbicara Itadakimasu. Tetapi, di
Tomoe Gakuen berbeda. Mereka akan bernyanyi sebelum
makan, lalu baru mengucapkan Itadakimasu.

Setelah makan siang mereka jalan-jalan ke kuil. Sambil berjalan


mereka bercerita sesuatu. Sesekali para guru menjelaskan
sesuatu yang mereka lewati. Setiap hari, di sekolah selalu ada
kejutan. Totto-chan selalu menceritakan hal itu pada Mama,
Papa dan Rocky.

Suatu hari, sekolah kedatangan gerbong baru. Totto-chan dan


beberapa temannya ingin menginap di sekolah untung melihat
gerbong datang. Pada malam hari mereka pergi ke kuil. Ada
beberapa anak yang disuruh oleh guru untuk menjadi hantu dan
menakuti murid yang lewat ke kuil. Para murid yang menjadi
hantu pun menunggu di jalan setapak ke kuil yang sepi dan
gelap sambil menunggu teman-temannya lewat. Tapi, para
‘hantu’ itu malah ketakutan saat menunggu teman-temannya
datang. Pak Kepala Sekolah pun menasihati, kalau hantu pun
bisa takut maka kita tak perlu takut pada hantu.
Totto-chan mempunyai teman bernama Yasuaki yang terkena
penyakit polio. Totto-chan pernah berjanji kepada Yasuaki untuk
menaiki pohonnya. Totto-chan pun berusaha untuk menepati
janjinya itu dengan menggendong Yasuaki sampai ke dahan
pohonnya. Beberapa bulan kemudian Yasuaki meninggal dunia.
Totto-chan tidak pernah melupakan saat-saat ia dan Yasuaki
memanjat pohon itu.

Suatu malam, Rocky dan Totto-chan bermain dan tanpa


sengaja Rocky menggigit telinga Totto-chan hingga hampir putus.
Mama dan Papa yang panik segera membawa Totto-chan ke
rumah sakit. Sementara Totto-chan tidak peduli soal telinganya itu
ia malah sibuk memohon kepada Mama dan Papa agar tetap
memelihara Rocky. Mama dan Papa pun mengizinkan.
Sesampainya di rumah Rocky menjilat telinga Totto-chan yang
diperban itu. Mereka pun bermin lagi. Namun, suatu hari sepulang
sekolah Totto-chan mencari Rocky. Rocky tak kunjung ditemukan
dan hilang.

Tak lama Tomoe terbakar. Kejadiannya pada malam hari.


Banyak bom yang dijatuhkan pesawat pembom B29 menimpa
gerbong-gerbong kereta api. Sekolah yang merupakan impian
itu sudah musnah. Ditengah semua itu, kepala sekolah berdiri
sambil memandang Tomoe terbakar. Totto-chan berbaring di
kereta pengungsi yang penuh sesak. Kereta itu berjalan kearah
timur laut. Ketika memandang ke luar jendela, dia ingat kata-
kata perpisahan yang Pak Kobayashi ucapkan “Kita akan
bertemu lagi!”. Sambil merasa yakin kalau ia akan bertemu lagi
dengan Mr. Kobayashi, Totto-chan akhirnya tertidur. Kereta yang
merayap dalam gelap itu pun membawa orang-orang yang
diliputi kecemasan ketempat yang lebih aman untuk ditinggali.

Sekarang Totto-chan sudah berkeliling dunia menemui anak-


anak yang bersekolah seperti dia dulu. Diakhir buku ini ia
menuliskan rindu sekali kepada Pak Sosaku Kobayashi, orang
yang membuatnya nyaman, aman dan hangat.

Anda mungkin juga menyukai