Anda di halaman 1dari 15

Makalah : Hari : Selasa

MK. Penyuluhan dan Konsultasi Gizi Tanggal : 5 Febuari 2019

“Pengertian Teknik Komunikasi, Edukasi , Penyuluhan Dan Nasehat Gizi”

Disusun Oleh :

Kelompok 3

D3 Gizi Tk. 2B

Dona Corina (P031713411047)

Ines Rodena Ginting (P031713411053)

Nuriani Kristina Situmeang (P031713411064)

Syarifah Indah Pertiwi (P031713411076)

Wulan Puspita Ramadhani (P031713411080)

Dosen Pengajar :

Hesti Atasasih S.KM M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU

JURUSAN GIZI

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam pemahaman mata kuliah Penyuluhan dan Konsultasi Gizi.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan


tentang mata kuliah Penyuluhan dan Konsultasi Gizi tersebut. Makalah ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 5 Februari 2019

Kelompok 3
1.1 Komunikasi

Kata komunikasi berasal dari kata “to cummune” yang berarti


“menjadikan milik bersama” . Berikut adalah beberapa pengertian komunikasi
adalah sebagai berikut :

a. Kozier & Erb, 1995


Komunikasi adalah pertukaran informasi antara dua orang atau lebih, atau
dengan kata lain, pertukaran ide dan pikiran.
b. William Ablig
Komunikasi adalah proses pengoperan lambing yang memiliki arti di
antara individu.
c. Carl I. Hovland
Komunikasi adalah proses ketika seorang individu (komunikator)
mengoper perangsang (biasanya lambing bahasa) untuk mengubah tingkah
laku individu yang lain (komunikan).
d. Taylor, Lilis, Le Mone
Komunikasi adalah proses berbagi (sharing) informasi atau proses
pembangkitan dan pengoperan arti. (Direja A,H,S., 2011)

Definisi komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan,


penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri
seseorang dan atau di antara dua lebih dengan tujuan tertentu. Definisi tersebut
memberikan beberapa pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses
mengenai pembentukan, penyampaian dan pengolahan pesan. (Nurhasanah N.,
2010)

1.2 Teknik Komunikasi

Setiap komunikasi yang dilakukan oleh manusia memiliki teknik


komunikasi tersendiri termasuk pada komunikasi antara dosen dan mahasiswa.
Dalam kamus teknik adalah cara mendapatkan hasil yang diinginkankan. Teknik
adalah cara untuk menunjukkan atau menyampaikan sesuatu pada orang lain agar
dapat dipahami secara baik dan maksimal. Teknik dapat dikatakan sebagai
pendekatan secara sederhana tentang kenyataan yang ada. Teknik – teknik dalam
komunikasi merupakan suatu penggambaran dari struktur atau proses komunikasi
secara sederhana.

Setelah dikemukakan pengertian teknik dan pengertian komunikasi di atas,


maka dapat dipahami bahwa pengertian teknik komunikasi adalah cara atau
kepandaian seseorang dalam menyampaikan pesan, gagasan pemikiran, idea tau
lainnya untuk dapat lebih mudah dipahami/dimengerti oleh orang lain. Sesuai
dengan kodrat manusia bahwa komunikasi merupakan tradisi yang dikembangkan
oleh manusia. Manusia melakukan komunikasi merupakan naluri manusia untuk
memperoleh kebutuhannya dengan mudah. Melalui komunikasi segala
keperluannya akan terpenuhi, dari keperluan makan, papan, sandang, dan
kesehatan; di sinilah pentingnya teknik komunikasi. Oleh karena itu teknik
komunikasi manapun yang ada adalah selalu lebih sederhana dibandingkan
dengan kenyataan komunikasi yang dilakukannya. Teknik-teknik komunikasi
sebagaimana dipahami dalam berbagai literatur komunikasi secara umum terdapat
berbagai macam teknik. (Nasor M., 2014)

Menurut Onong Uhjana Effendy dalam Lihap Sari menjelaskan


berdasarkan keterampilan berkomunikasi yang dapat dilakukan oleh komunikator
teknik komunikasi dapat digolongkan antara lain:

a) Teknik Komunikasi Informatif.

b) Teknik Komunikasi Persuasif.

c) Teknik Komunikasi Pervasif.

d) Teknik Komunikasi Coersif.

e) Teknik Komunikasi Instruktif.

f) Teknik Hubungan Manusiawi (Human Relations) (Nasor M., 2014)

1.3 Edukasi

Para ahli educator gizi mendefinisikan pendidikan gizi sesuai dengan sudut
pandang dan pengalaman yang berbeda. Dalam arti sempit pendidikan gizi
diartikan sebagai penyebar luasan informasi tentang gizi tentang apa yang baik
untuk dikonsumsi dan apa yang tidak baik untuk dikonsumsi. Di bawah ini
beberapa pengertian tentang pendidikan gizi.

a. Contento Isobel R (2007) dalam buku Nutrition Education mengatakan bahwa


pendidikan gizi adalah pendekatan penyebarluasan informasi gizi berdasarkan
kaidahkaidah ilmu gizi. Informasi yang disampaikan sesuai dengan masalah yang
dihadapi masyarakat seperti gizi seimbang, Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium, masalah pantangan makan, masalah gizi ibu hamil dan lain sebagainya.

b. WHO (1987) dalam buku The Health Aspects of Food and Nutrition
menyatakan bahwa pendidikan gizi adalah usaha yang terencana untuk
meningkatkan status gizi melalui perubahan perilaku yang berhubungan dengan
produksi pangan, persiapan makanan, distribusi makanan dalam keluarga,
pencegahan penyakit gizi dan perawatan anak.

c. Menurut Fasli Jalal (2010) dalam sambutannya pada buku Sehat dan Bugar
Berkat Gizi Seimbang menyatakan pendidikan gizi adalah suatu proses yang
berkesinambungan untuk menambah pengetahuan tentang gizi, membentuk sikap
dan perilaku hidup sehat dengan memperhatikan pola makan sehari-hari dan
faktor lain yang mempengaruhi makanan dan membangun komitmen untuk selalu
meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi baik individu maupun kelompok
masyarakat.

d. Bapak Gizi Indonesia Poerwo Sedarmo (1995) dalam bukunya Gizi dan Saya,
mengatakan bahwa Nutrition Education merupakan tindakan penting dalam usaha
memperbaiki makanan. Tujuan pendidikan Gizi adalah membuat penduduk
nutrition minded yang artinya penduduk mengerti hubungan antara kesehatan dan
makanan sehari-hari, mengerti menyusun makanan lengkap yang sesuai dengan
kemampuannya.

e. Dengan demikian secara umum, para pakar educator gizi menyatakan bahwa
pendidikan gizi adalah suatu proses yang berdimensi luas untuk mengubah
perilaku masyarakat sehingga kebiasaan makan yang baik dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Menurut WHO, pendidikan gizi mempunyai tujuan mendorong terjadinya


perubahan perilaku yang positif yang berhubungan dengan makanan dan gizi.
Dalam undang-undang RI nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan
bahwa upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk peningkatan mutu gizi
perseorangan dan mutu gizi masyarakat.

Ada beberapa bentuk dan jenis pendidikan gizi, tergantung dari sisi mana
kita memandangnya. Sasaran pendidikan gizi adalah individu, kelompok ataupun
masyarakat. Dilihat dari tempat dimana dilakukan , pendidikan gizi dapat di
bedakan menjadi tiga yaitu:

a. Pendidikan gizi di sekolah. Pendidikan gizi sekolah adalah pendidikan gizi


yang dilakukan disekolah dengan sasarannya adalah murid. Materi yang
disampaikan pada pendidikan gizi sekolah sesuai dengan permasalahan gizi pada
anak sekolah seperti tentang gizi seimbang, sarapan pagi yang sehat, jajanan anak
sekolah yang sehat, membawa bekal ke sekolah.

b. Pendidikan gizi di Rumah Sakit. Pendidikan ini dilakukan di rumah sakit-


rumah sakit dengan sasarannya adalah pasien atau keluarga pasien. Materi yang
disampaikan sesuai keadaan penyakit pasien seperti diet untuk penyakit tertentu
dan sebagainya. Pendidikan gizi di rumah sakit bisa berupa pendidikan kelompok
misalnya pada kelompok ibu hamil yang sedang menunggu di poliklinik rumah
sakit, ataupun pendidikan individu yang sering disebut konseling pada pasien
penderita penyakit tertentu.

c. Pendidikan Gizi di tempat-tempat kerja. Pendidikan ini dilakukan di


perusahaanperusahaan. Sasaran pendidikan gizi di perusahaan adalah karyawan
atau pegawai di perusahaan atau kantor. Materi pendidikan menyangkut gizi
tenaga kerja kaitan dengan produktivitas kerja dan lain sebagainya. Misalnya gizi
seimbang untuk meningkatkan produktivitas kerja, sarapan pagi penting sebelum
memulai beraktivitas, atau masalah gizi pada tenaga kerja dan upaya untuk
mengatasinya dan lain sebagainya.

1.4 Penyuluhan

Penyuluhan gizi adalah suatu usaha untuk meningkatkan status gizi masyarakat
dengan cara mengubah perilaku masyarakat ke arah yang baik sesuai dengan
prinsip ilmu gizi, yaitu meningkatkan kesadaran gizi masyarakat melalui
peningkatan pengetahuan gizi dan makanan yang menyehatkan. Menyebarkan
konsep baru tentang informasi gizi kepada masyarakat. Membantu individu,
keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan berperilaku positif sehubungan
dengan pangan dan gizi. Mengubah perilaku konsumsi makanan yang sesuai
dengan tingkat kebutuhan gizi, sehingga pada akhirnya tercapai status gizi yang
baik. Pada penyuluhan kesehatan jika telah berhasil mengubah prilaku sasaran
menjadi prilaku sehat maka tugas penyuluhan selesai. Penyuluhan akan diulang
untuk sasaran ke tempat lain. Sasaran penyuluhan kesehatan, seperti juga sasaran
pendidikan kesehatan, meliputi masyarakat umum dengan orientasi masyarakat
pedesaan, masyarakat kelompok khusus, dan individu dengan teknik pendidikan
kesehatan individual. (Heri. 2009)

Penyuluhan merupakan terjemahan dari counseling, yang merupakan


bagian terpadu dari bimbingan. Batasan penyuluhan secara lebih luas dapat dilihat
dalam pandangan kesehatan secara umum dan pandangan penyuluhan pendidikan
kesehatan di sekolah-sekolah. Teori penyuluhan dalam sistem pendidikan untuk
peserta didik di sekolah-sekolah, berkaitan dengan pembahasan teori-teori
“Bimbingan dan Penyuluhan”, bahkan ada yang menyebut dengan istilah
“Bimbingan dan Konseling”. (Heri. 2009)

Nurihsan (2005) mengatakan bahwa bimbingan berisi penyampaian


informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan
masalah sosial yang disajikan dalam bentuk pelajaran. Informasi dalam bimbingan
dimaksudkan memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri dan orang lain,
sedangkan perubahan sikap merupakan tujuan tidak langsung. Penyuluhan
diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua rang individu (penyuluh dan
klien) untuk mencapai pengertian tentang diri sendiri dalam hubungan dengan
masalah-masalah yang dihadapi pada waktu yang akan datang.

Menurut Surya (1988), penyuluhan merupakan upaya bantuan ang


diberikan pada konseli (peserta didik) agar mereka memperoleh konsep diri dan
kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah
lakunya pada masa yang akan datang. Dalam konsepsi kesehatan secara umum,
penyuluhan kesehatan diartikan sebagai kegiatan pendidikan kesehatan yang
dilakukan dengan cara menyebarluaskan pesan dan menanamkan keyakinan.

Perencanaan penyuluhan kesehatan masyarakat secara teknis telah


dirumuskan tahun1985, yang saat itu masih bernama Pusat Penyuluhan Kesehatan
Masyarakat Departemen Kesehatan RI. Adapun prakondisi untuk mencapai
perencanaan penyuluhan kesehatan yang baik adalah sebagai berikut.

1. Para pemimpin program dan pelaksana program memiliki kesamaan


pengertian yang benar dan sikap yang positif terhadap penyuluhan.
2. Dukungan kebijakan yang positif dari para pimpinan
3. Tersedianya biaya
4. Unit-unit penyuluhan berfungsi dengan baik
Besar masyarakat yang tinggal di desa Majujaya merupakan pasangan
berusia muda. Banyak penduduknya yang telah berumah tangga pada
usia yang masihdini dan belum layak untuk membina rumah tangga,
hal ini disebabkan perilaku seksyang buruk di desa tersebut sehingga
sebagian besar remajanya harus menikah karenahamil di luar nikah.
Hal ini juga memicu tingginya prevalensi kejadian PMS di desa
Majujaya.
 Langkah-langkah Perencanaan Penyuluhan
1. Mengenal masyarakat
Jumlah penduduk yang telah berumah tangga di desa Majujaya cukup
besar terutama penduduk yang masih berusia muda. Besarnya jumlah
penduduk tersebut tidak diiringi dengan tingkat pengetahuan penduduk
yang masih sangat rendah. Tingginya kejadian seks pra nikah
menyebabkan para remaja putus sekolah karena harus membina rumah
tangga. Namun hal ini bukan merupakan masalah yang besar bagi
sebagian besar orang tua para remaja, karena mereka memiliki
pemikiran yang masih sangat sederhana, bahwa ketika putrinya telah
berkeluarga maka beban dan tanggung jawab mereka berkurang.
Factor-faktor yang dijelaskan di atas secara tidak langsung dapat
menggambarkan kondisi perekonomian penduduk desa Maju jaya yang
masih tergolong dalam tingkat ekonomi rendah.
2. Mengenal wilayah
Loklasi desa Majujaya sendiri masih jauh dari pusat keramaian, dan
masih sulitdijangkau oleh alat transportasi karena untuk mencapai desa
Majujaya kita harusmenyebrangi sungai dengan menggunakan sampan
yang tersedia. Sehingga penduduk desa Majujaya masih sangat minim
dalam pengetahuan akan informasi terbaru.
3. Menentukan Prioritas
Dalam konteks kesehatan reproduksi, masalah yang paling terlihat
jelas dampaknyaialah masalah seks pra nikah. Masalah ini telah
berdampak buruk pada penduduk, yaitu lemahnya dan rendahnya
pengetahuan serta pendidikan masyarakat hingga padadampak
perekonomian yang cukup serius dan prevalensi PMS yang cukup
tinggi.
4. Menentukan sasaran penyuluhan
Kelompok usia yang terlibat langsung dalam masalah seks pra nikah
adalah golongan remaja. Di mana sebagian besar remaja desa Maju
jaya memilih untuk berumah tangga karena hubungan seks pra nikah.
Sehingga dapat ditetapkan bahwa sasaran utama penyuluhan ini adalah
remaja-remaja yang belum berumah tangga
 Materi/pesan Penyuluhan
Materi atau pesan yang disampaikan kepada sasaran hendaknya
disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan dari individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, sehingga materi yang disampaikan dapat
dirasakan langsung manfaatnya. Materi yang disampaikan sebaiknya
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, tidak terlalu sulit untuk
dimengerti oleh sasaran, dalam penyampaian materi sebaiknya
menggunakan metode dan media untuk mempermudah pemahaman
dan untuk menarik perhatian sasaran (Effendy, 2003).

 Metode Penyuluhan
Menurut Notoatmodjo (2007), metode penyuluhan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara
optimal. Metode yang dikemukakan antara lain :
a. Metode penyuluhan perorangan (individual)
Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina
perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu
perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakan pendekatan individual
ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda
sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut.
Bentuk dari pendekatan ini antara lain :
1). Bimbingan dan penyuluhan
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap
masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu
penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan
kesadaran dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut.
2). Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali
informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik
atau belum menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku
yang sudah atau akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan
kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih
mendalam lagi.
b. Metode penyuluhan kelompok
Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus mengingat besarnya
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk
kelompok yang besar, metodenya akan berbeda dengan kelompok kecil.
Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran
penyuluhan. Metode ini mencakup :
1). Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang.
Metode yang baik untuk kelompok ini adalah ceramah dan seminar.
◾ Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah
adalah :
a). Persiapan
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi
apa yang akan diceramahkan, untuk itu penceramah harus mempersiapkan
diri. Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi
kalau disusun dalam diagram atau skema dan mempersiapkan alat-alat
bantu pengajaran.
b). Pelaksanaan
Kunci keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah dapat
menguasai sasaran Untuk dapat menguasai sasaran penceramah dapat
menunjukkan sikap dan penampilan yang meyakinkan. Tidak boleh
bersikap ragu-ragu dan gelisah. Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta. Berdiri di
depan/dipertengahan, seyogianya tidak duduk dan menggunakan alat bantu
lihat semaksimal mungkin.

◾ Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar deng pendidikan
menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian dari seseorang ahli atau
beberapa orang ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan
dianggap hangat di masyarakat.

2). Kelompok kecil, yaitu apabila peserta penyuluhan kurang dari 15


orang.
Metode yang cocok untuk kelompok ini adalah diskusi kelompok, curah
pendapat, bola salju, memainkan peranan, permainan simulasi.

c. Metode penyuluhan massa


Dalam metode ini penyampaian informasi ditujukan kepada masyarakat
yang sifatnya massa atau public. Oleh karena sasaran bersifat umum dalam
arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status
ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya, maka pesan kesehatan yang
akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
ditangkap oleh massa tersebut. Pada umumnya bentuk pendekatan masa
ini tidak langsung, biasanya menggunakan media massa. Beberapa contoh
dari metode ini adalah ceramah umum, pidato melalui media massa,
simulasi, dialog antara pasien dan petugas kesehatan, sinetron, tulisan
dimajalah atau koran, bill board yang dipasang di pinggir jalan, spanduk,
poster dan sebagainya.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyuluhan

Keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor


penyuluh, sasaran dan proses penyuluhan.
a. Faktor penyuluh, misalnya kurang persiapan, kurang menguasai materi
yang akan dijelaskan, penampilan kurang meyakinkan sasaran, bahasa
yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran, suara terlalu kecil
dan kurang dapat didengar serta penyampaian materi penyuluhan terlalu
monoton sehingga membosankan.
b. Faktor sasaran, misalnya tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga
sulit menerima pesan yang disampaikan, tingkat sosial ekonomi terlalu
rendah sehingga tidak begitu memperhatikan pesan-pesan yang
disampaikan karena lebih memikirkan kebutuhan yang lebih mendesak,
kepercayaan dan adat kebiasaan yang telah tertanam sehingga sulit untuk
mengubahnya, kondisi lingkungan tempat tinggal sasaran yang tidak
mungkin terjadi perubahan perilaku.
c. Faktor proses dalam penyuluhan, misalnya waktu penyuluhan tidak
sesuai dengan waktu yang diinginkan sasaran, tempat penyuluhan dekat
dengan keramaian sehingga menggangu proses penyuluhan yang
dilakukan, jumlah sasaran penyuluhan yang terlalu banyak, alat peraga
yang kurang, metoda yang digunakan kurang tepat sehingga membosankan
sasaran serta bahasa yang digunakan kurang dimengerti oleh sasaran.

1.5 Nasehat Gizi

Pemberian Nasehat gizi merupakan langkah penting yang dapat dilakukan


oleh ahli gizi untuk mengoptimalkan konsumsi makanan klien. Hal yang dapat
dilakukan untuk menolong pasien yaitu merubah pola makan menjadi lebih baik
adalah dengan melakukan penilaian pada diet history, menentukan tujuan yang
tepat dan dapat dilaksanakan, serta membuat perencanaan makan. Penyesuaian
kebutuhan per individu dilakukan untuk memperoleh pengaruh yang lebih besar
pada pola makan dan pada akhirnya meningkatkan kesehatan. (Amalia R., 2011)
DAFTAR PUSTAKA

Amalia R. 2011. Manajemen Nasehat Dalam Praktek Dokter Gigi. Jurnal


Kedokteran Gigi Vol.10(55-59). Universitas Gadjah Mada Yogyakarta :
Yogyakarta

Claire E orummound. Using nutrition education and cooking clasess in primary


schools to enourage healthy eating. Journal of Student Wellbeing. 2010; 4(2):43-
54.

Direja A,H,S. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Penerbit
Nuha Medika.

Khomsan, Ali. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. PT. Raja Grafindo. Jakarta.
2003.

Maulana, Heri. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Nasor M. 2014. Teknik Komunikasi Guru Dan Siswa Dalam Peningkatan Prestasi
Siswa. Jurnal Pengembangan Masyarakat, Vol.7. Lampung : Program
Pascasarjana IAIN Raden Intan.
Nurhasanah N. 2010. Ilmu Komunikasi Dalam Konteks Keperawatan. Jakarta :
Trans Info Media.

Shweta Upadhyay. Media Accessibility, Utilization and Preference for Food and
Nutritional Information by Rural Women of India. J Communication. 2011; 2(1):
33-40.

Sukriniati, dkk. 2018. Konseling Gizi. Jakarta : Bahan Ajar Gizi

Anda mungkin juga menyukai