Anda di halaman 1dari 3

Ivan Yahya Adhiteja

Tidak semua celaka selalu menjadi duka. Hal ini dibuktikan dari kisah Ivan
Yahya Adhi Teja, seorang pemuda lulusan RMIT University di Melbourne
Australia jurusan desain produk dan seorang enterpreneur muda yang
mengembangkan bisnis kerajinan kayu dengan memasarkannya di marketplace
Tokopedia. Kisahnya berawal ketika Ivan pernah mendapati bahan baku kayu
yang sudah berjamur karena terkena air hujan. Terlihat bercak-bercak biru tua di
kayu yang akan digunakannya untuk workshop. Siapa sangka, karena kayu yang
cacat tersebut justru datang ide baru untuk desain produk yang justru
mendatangkan peminat. Ivan memang sudah lama berkecimpung di bisnis
kerajinan kayu. Setelah menyelesaikan studinya di jurusan desain produk di
Australia dan kembali ke Indonesia ia mulai memikirkan material dan ide bisnis
desain bersama teman-temannya. Ia berkesempatan mengunjungi Jawa Tengah
dan menemui sisa-sisa batang kayu berkualitas tinggi tergeletak menjadi limbah
yang jika diolah akan bisa bersaing dengan produk luar negeri. Ide inilah yang
kemudian menjadi cikal bakal IZEMU, sebuah brand yang digagas Ivan dan
teman-teman untuk produk kerajinan kayu produksinya. Baca juga : Pemain
Tahu Bulat Kini Bisa Jualan di Tokopedia IZEMU kemudian menggandeng
para pengrajin kayu dari jawa Tengah seperti di Kuningan, Solo, dan Jepara.
"Saat ini, banyak pabrik kerajinan kayu lokal yang tutup karena kalah bersaing
dengan produk luar negeri. Pengrajin di daerah pun akhirnya kehilangan mata
pencaharian. IZEMU berangkat dari tantangan tersebut. Kami ingin produk
kerajinan kayu lokal bisa lebih punya daya saing. Kesejahteraan pengrajin lokal
pun nantinya akan ikut terangkat," jelas Ivan. Pemuda kelahiran 1987 ini
menjelaskan strategi pemasaran dengan mensinergikan pemasaran offline dan
online. Awalnya, IZEMU dipasarkan dengan mengikuti berbagai bazaar atau
pameran sebelum di perluas melalui Tokopedia dengan omzet puluhan juta
perbulan. "Pembeli harus tahu kalau brand dan produk kami memang benar ada
dan memilki kualitas yang mumpuni lewat jalur offline, bazaar maupun
pameran. Di sisi lain, pemasaran online, misal lewat marketplace seperti
Tokopedia, menurut saya juga harus dilakukan untuk memperluas pasar dan
memberikan kemudahan yang lebih kepada pembeli," jelasnya seperti
dirangkum KompasTekno dari keterangan pers Tokopedia. Untuk
memperkenalkan dan memasarkan produk-produk kreasinya, ivan kemudian
aktif mengikuti berbagai event pameran produk kerajinan seperti Inacraft dan
sejenisnya. Strateginya memang tepat karena orderpun berdatangan.

“Di suatu pameran saya sampai dapat proyek kantor dan rumah. Di situlah
diseriuskan, setelah proyeknya selesai mau dijadiin apa. Teringat mimpi ingin
wirausaha, punya brand sendiri dan dijadikanlah Izemu,” kata Ivan kepada
detikFinance.

Dari order perlengkapan kantoran dan rumah itu, Ivan memperoleh sekitar Rp
100 juta. Uang itu dia putar sebagai modal membeli mesin.

“Sekitar Rp 100 jutaan, uangnya dibelikan 8 mesin, harganya bervariasi ada


yang Rp 10 juta, Rp 4 juta,” ujar Ivan.

Lewat PT Izemu Desain Inovatif (izemu .com), Ivan mengembangkan


wirausaha kerajinan tangan dengan fokus pada bahan baku utama yaitu dari
kayu pinus dan jati yang dibeli dari Perhutani.

Desain produk muncul dari kebutuhan sehari-hari rumah tangga maupun kantor.
Sedangkan kegiatan pemasaran baru berjalan akhir 2014.
“Selama kurang lebih setahun kita desain dan bikin branding. Akhirnya kita
launching Agustus 2014 mulai jualan. Sebelumnya kita jualan proyek bukan
jualan produk, nah dari situ kita ubah fokus ke retail,” terang Ivan.

Produknya dijual mulai dari Rp 50.000 – Rp 300.000, sedangkan untuk barang


berukuran besar Rp 800.000 ke atas. Paling laku menurutnya adalah barang
kecil seperti baki dan kursi kayu.

“Omzet sekarang Rp 20 juta – Rp 30 juta per bulan. Lebih banyak jualan di


pameran atau barang kita dititipkan di gerai-gerai yang ada di mal,” tutur Ivan
membuka rahasia suksesnya berwirausaha.

Anda mungkin juga menyukai