Bahan Perkuliahan
Disampaikan Pada Perkuliahan Semester Ganjil
Program Magister Sain/Manajemen
Oleh:
Prof. Dr. H. Suryana, M.Si
A. KOMPETENSI
Dengan mempelajari mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan
mampu membuat keputusan melalui pendekatan atau konsep ilmu
ekonomi mikro dan decission science guna memecahkan masalah-
masalah manajerial seoptimal mungkin.
A. DESCRIPTION
Managerial Economics mempelajari tentang penerapan
Microeconomics dan decission sciences dalam dunia bisnis guna
memecahkan masalah-masalah yang dihdapi dalam organisasi baik
bisnis maupun non-busnis.
B. CONTENT
1. Scope, definition, and objective
2. Demand, Supply, and Price Equilibrium
* Exercise
3. Consumers Behavior
4. Theory of Firm
* Exercise
5. Production and Cost
6. Mid-Test.
7. Marketing Decission and Market Structure
* Exercise
8. Finance Decission
*Examination
B. REFFERENCE
9. Caspersz, Vicent. 1996. Ekonomi Manajerial: Penerapan
Konsep-konsep Ekonomi dalam Manajemen Bisnis Total.
Gramedia.
10.Pappas.L.Jems.1998. Managerial Economics. Dryden Press.
11. Stonir, 1998. Managerial Economics. McGraw Hill Inc.
12.Salvatore, Dominick. 2001. Managerial Economics.
Fordham University. New York Harcourt Inc.
13.Samuelson William F.1999. Managerial Economics. USA:
Harcourt Brace College Publishers.
PERUSAHAAN
TUJUAN PERUSAHAAN
Optimalisasi Profit dan Liqwiditas
MANAJER
Mengambil Keputusan tentang Apa
Yang Akan Dilakukan Perusahaan
Untuk Mencapai Tujuan
= t
t
t=1 (1-i)
n
Sehingga, NPV = TRt - TCt
T=1 (1- i)t
Keterangan:
NPV = Net Present Value (Nilai sekarang dari aliran laba)
TR = Total Revenue ( Penerimaan Total)
TC = Total Cost ( Biaya Total)
i = interest (tingkat bunga)
t = time (periode waktu).
Contoh:
Suatu perusahaan dengan total cost sebesar $ 5,000 dan total
revenue sebesar $ 12,500. beroperasi selama 2 tahun, dengan
tingkat bunga yang berlaku saat itu 14,5% . Berapa expected NPV
(yang diharapkan) perusahaan tersebut.
12500-5000 7500
Maka Expected NPV = = = $ 5,721
2
(1 + 0,145) (1,311025)
MANAGEMENT DECISISION
POBLEM:
Product, Price and Output
Make or Buy
Production Technik
Inventory Level
Advertsing Media and
intensity
Labor Hiring and
MANAGERIAL ECONOMICS:
Use of economic concept and
decission Science methodology to
solve Managerial Decission
Problem
OPTIMAL SOLUTION TO
MANAGERIAL
DECISSION PROBLEM
Sumber: Papas (1989)
1.4 TUJUAN ORGANISI BISNIS
1.Meningkatkan produktivitas
2.Memperluas pangsa pasar (market share)
3.Mengurangi biaya
4.Meningkatkan keuntungan
KUALITATIF
(Berdasarkan intuisi
dan Pengalaman
MASALAH KEPUTUS
INFORMAS
BISNIS AN
I
BISNIS
EFEKTIF
KUANTITATIF
(Berdasarkan analisis
data
1.6 TUGAS UTAMA MANAJER
Membuat keputusan yang dapat meningkatkan performansi bisnis/
organisasi.
TAHAP II
Disain Produk
sesuai
Keinginan
Pasar
(Konsumen)
TAHAP I
Riset Pasar TAHAP III
Untuk Proses Produksi
Mengetahui secara efektif
Keinginan dan efisien
Pasar sesuai dengan
(Konsumen) disain produk
TAHAP IV
Pemasaaran
Produk
dengan
Pelayanan
Purna Jual
yang baik
II. DEMAND, SUPPLY AND PRICE EQUILIBRIUM
Demand Function:
Qdx = f ( Px, I, Pr, Pe, Ie, PAe, T, N, A, F, O)
sehingga :
Qdx/ Px 0
Sehingga:
Qdx/ I 0 (untuk barang normal)
Odx/ I 0 (untuk brang inferior).
Sehingga:
Qdx/Pr 0
Contoh:
Fungsi demand terhadap Televisi 20 inci adalah sebagai berikut:
Qdx = -1,4 – 15Px + 7,5Pt + 2,6I + 2,5A, harga rata-rata TV
berwarna 20 inci sebesar Rp 1,1 juta , harga rata-rata TV hitam
putih 20 inci sebesar Rp 0,9 juta. Rata-rata pendapatan konsumen
pembeli TV 20 inici adalah Rp 10 juta pertahun, Total pengeluaran
iklan untuk produk TV berwarna sebesar Rp 50 juta. Maka fungsi
demandnya adalah:
Grafik:
Price
10,42
Qdx = 156,35 – 15 Px
0 156,35 Quantity
Soal Kasus:
Supply Function:
Qsx = f (Px, Pi, Pr, T, Pe, Nf, O).
Qsx = ao + b1Px – b2Pi – b3Pr + b4T – b5Pe + b6Nf
Dimana, Qsx = quantity of supply
A= constanta
B= koefisien perubahan
Contoh:
Bila penawaran suatu barang ditentukan oleh harga barang , maka
fungsi supply Qsx = f(P)
Price ($) Quantity Price Supply
100 800 100 Qsx=100+7Px
90 730
80 660 75
70 590
60 520 50
50 450
40 380 25
30 310
20 240
0 100 200 400 590 800 Quantity
Contoh:
Demand dan supply terhadap kamar Hotel di Jakarta tampak pada
tabel berikut ini:
Kombinasi Sewa/hari Supply Demand Surplus (D/S)
(US$ perhari) (Qsx) (Qdx) (Qsx-Qdx)
A $ 130 42.500 102.500 -60.000
B $ 150 47.500 87.500 -40.000
C $ 170 52.500 72.500 -20.000
D $ 190 57.500 57.500 0
E $ 210 62.500 42.500 +20.000
F $ 230 67.500 27.500 +40.000
G $ 250 72.500 12.500 +60.000
Dari data-data pada tabel di atas, setelah digunakan alat statistik
regresi, maka diperoleh persamaan demand dan supply sebagai
berikut:
Qdx = 200.000 – 750 p
Qsx = 10.000 + 250 p (-)
Price
200
190 Market Price
Qantity
0 10.000 57.500 100.000 200.000
- 40
Latihan: Kerjakan halaman 63-64 Nomor 1 – 3
Pertemuan 2
Kasus Dua Macam Barang:
Contoh:
Fungsi demand dan Supply dua macam barang adalah sbb.:
Barang X : Qdx = 9 –3Px + 2Py , dan Qsx = -1 + 2Px
Barang Y : Qdy = 7 – Py + 2Px , dan Qsy = -5 + 3Py
Tentukan harga dan kuantitas keseimbangan baru untuk barang x
dan y.
Py = -5 + 2,5Px Py = -5 + 2,5Px
Py = 3 + 0,5Px (-) = -5 + 2,5 (4)
0 = -8 + 2px Py = 5
-2Px= -8
Px = 4
Questions:
a. How many airline’s coach seats will be sold?
b. How many additional seats will be sold for each point increase in
the income index?
c. How many seats will be sold for each $10 increase in the
aairline’s fare?
d. How many additionla seats will be sold, for each $10 increase in
the competitor’s fare?
e. How many additional seats expected on each flight, if income
increase by 5 percentage points, while both airline prices are cut
by $15? ( Remember that the total change in the demand can
expresed as Q = 3Y + Po – 2P)
f. If the regional income is expected remain at $105 and the
competitor’s fire will stay at $240, find the demand function for
that?
g. If Po is expected to be unchanged but Y is forecast to grow to
119, what will the demand ocur look like?
Aswers:
a. The number airline’s seat sold per flight is (Q) = f(P, Po , Y).
Q = 15 + 3(105) + 1(240) – 2(240) = 100 seats.
b. For ieach poin increase in the income index, 3 additional seats
wil be sold.
c. For each $10 increase in the airline’fare, 20 fewer seats will be
sold.
d. For each $10 increse in the competitor’s fare, 10 additional seats
will be sold.
e.The additional seats on each flight expected: Q = 3(5) + 1(-15) –
2(-15) = 30 seats.
f. Demand function is Q = 15 + 3(105) + 1(240) – 2P
Q = 580 – 2P
g. The new demand function is Q = 15 + 3(119) + 1(240) – 2P
Q = 622 – 2p
Remember :
The old demand Q = 580 – 2P , then P = 290 – 0,5Q
The new demand Q = 622 – 2p , then P = 311 – 0,5Q
Price
$311
$290
$240
P = 311 – 0,5Q
P = 290 – 0,5Q
Ep = +30% = - 3 |Ep| = 3
-10%
Kaidah-Kaidah:
1. Jika |%Q| 0% , dan |%P| = 0% elastisitas sempurna.
2. Jika |%Q| |%P| Ep 1 elastis
3. Jika |%Q| = |%P| Ep = 1 elastis unitary
4. Jika |%Q| |%P| Ep 1 inelastis
5. Jika |%Q| = 0%, dan |%P| 0% Ep = 0 inelastis sempurna.
Misal:
Koefisien elastisitas untuk produk x yang dijual adalah –2,5 .Apabila
harga diturunkan 8 persen, maka peningkatan permintaannya:
Ep = %Q/%P
-2,5 = %Q/-8%
%Q = (-2,5) x (-8%) = 20%
Rumusnya:
%Q Q/Q Q P
Ep = = = .
%P P/P P Q
Q/P = -3,5
Pada p =$10 Q = 245 –3,5(10) = 210
Ep = (Q/P)(P/Q) = (-3,5)(10/210) = -0,167
Rumus:
EA = (Q/Q)/(A/A) = (Q/A) . (A/Q)
Rumus:
Epxy =(Qx/Py) . (Py/Qx)
Rumus:
EI = (%Q/%I) = (Q/I) . (I/Q)
Contoh:
I(Rp Juta) Q(Ribu unit) Q (Ribu) I (Rp Juta) EI =(% Q/%I )
9,0 49,5 - - -
9,5 50,8 1,3 0,5 0,48
10,0 52,1 1,3 0,5 0,50
10,5 53,4 1,3 0,5 0,51
11,0 54,7 1,3 0,5 0,52
11,5 56,0 1.3 0,5 0,53
Contoh:
P Q TR= PxQ TR Q MR=TR Ep=Q/Q
(Rp ribu) (Ribu Unit) Rp ribu Rp ribu unit Q P/P
13 22,1 287,3 - - - - -
12 37,1 445,2 157,9 15 10,52667 -8,82 |Ep| 1
11 52,1 573,1 127,9 15 8,52667 -4,85 |Ep| 1
10 67,1 671,0 97,9 15 6,52667 -3,17 |Ep| 1
9 82,1 138,9 67,9 15 4,52667 -2,24 |Ep| 1
8 97,1 776,8 37,9 15 2,52667 -1,64 |Ep| 1
7 112,1 784,7 7,9 15 0,52667 -0,97 |Ep| 1
6 127,1 762,6 -22,1 15 -1,47333 -0,71 |Ep| 1
3. Bila Inelastis P TR
P TR
B. Hubungan Ep dengan MR
1) MR harus < P untuk setiap unit produk
yang terjual setelah unit pertama, sebab harga harus lebih
rendah agar mampu menjual lebih banyak (MR lebih rendah
daripada Qdx).
2) Bila MR positif maka TR naik sejalan
dengan Q yang terjual dan elastisitas permintaan leastis.
Sebaliknya bila MR negatif, maka TR turun, meskipun terjadi
peningkatan kuantitas produk yang terjual dan permintaannya
inelastis.
3) Bila Ep > 1 MR posotif
Ep < 1 MR negatif
Ep = 1 MR = 0
P
Ep = tidak terdefinisi
Ep>1
Ep =1
AR Ep < 1
Ep=0
0 Qdx
MR
TR
TR
0 Q
LATIHAN KASUS
1. Vincent Gaspeersz (Hal 111-112 No. 1-3)
2. William Samuelson (Hal 58-59 dan 118 No. 1-3).
Misal:
Seseorang lebih suka Mobil Kijang (Rp 150 juta) ketimbang Mobil
Panther (140 juta), karena pada Mobil kijang lebih banyak
ditemukan atribut, misalnya lebih mudah perawatan, kenyamanan
dalam mengemudi, pelayanan purna jual, model, ergonomis, rung
lebih luas, kegunaan dalam pemakaian, harga jual kembali yang
tinggi dll.
Brand Drive Handling Ride Ergono- Com- Utility Room Styling Value Fun Total
Atribut line nomic fort to drv
Ford 8 7 8 8 9 9 9 8 8 7 81
Nissan 8 8 7 7 7 8 7 8 7 8 75
Toyota 9 6 7 8 8 8 8 6 8 7 75
MUx = TUx/X
Misal : TUx = 16X – X2 , maka MUx = 16 – 2X
Contoh:
Contoh:
Seorang konsumen atau produsen mengangarkan sebesar $ 100.000
untuk membeli barang/input X dan input Y. Bila harga barang/input x
dan y masing-masing Rp 500 dan Rp 100 perunit, maka fungsi
anggaran :
M = xPx + yPy,
100.000 = 500x + 100y
Bila barang x yang dibeli 100 unit, maka banyaknya barang y yang
dibeli adalah:
Y
M = xPx + yPy M
100.000 = 100(500) + 100 y 1000 Py
100.000 = 50.000 + 100y Budget line
y = 500
500
0 100 200 M
UMPAN BALIK
UMPAN BALIK
Untuk Pengendalian Input,
Untuk Pengendalian
Proses dan Teknologi Input,
Proses dan Teknologi
1. Kapasitas:
Tingkat output maksimum dari suatu proses. Diukur dalam bentuk
perunit output perunit waktu (misal, pabrik semen memiliki
kapasitas 200 ton pertahun, hotel memiliki kapisat 140 kamar tidur
perminggu).
Informasi Manajerial:
Informasi dari contoh di atas, bahwa proses produksi secara
keseluruhan memiliki kapasitas 6000 komponen perminggu, dan
kapasitas dari semua tugas adalah seimbang. Bila kapasitas dari
semua tidak seimbang, maka kapasitas dihitung berdasarkan nilai
minimum dari semua kapasitas masing-masing.
2. Effisiensi:
Mengukur performansi aktual dari sumber daya relatif terhadap
standar yang ditetapkan.
Peningkatan efisiensi berarti penurunan biaya perunit, sehingga
produk dapat dijual dengan harga yang lebih kompetitive di pasar.
Performansi Aktual
Efisiensi =
Standar yang ditetapkan
Contoh:
Berdasarkan standar yang ditetapkan PT ABC bahwa tingkat
output adalah 200 unit pertenagakerja perjam. Seorang operator,
yaitu Budi, hanya mampu menghasilkan 150 unit perjam. Maka
tingkat efisiensi Budi = 150/200 =0,75 = 75%.
Keputusan Manajerial:
Dengan demikian, agar Budi dapat meningkatkan efisiensi tenaga
kerja, maka keterampilan Budi harus dittingkatkan.
3. Efektivitas:
Mengukur derajat pencapaian output dari sistem produksi.
Efektivitas diukur berdasarkan rasio output aktual terhadap output
yang direncanakan.
Output Aktual
Efektivitas = =…..%
Output rencana
Contoh:
Berdasarkan rencana bulan Oktober 2002 PT ABC akan
memproduksi 5000 unit output. Setelah proses produksi
berlangsung diketahui bahwa output aktual sebanyak 4000 unit.
Maka tingkat efektivitasnya = 4000/5000 x100% =0,80 = 80%.
Informasi Manajerial:
Berdasarkan contoh di atas, PT ABC dalam operasinya selama
bulan Oktober kurang efektif.
4. Fleksibilitas:
Mengukur berapa lama (waktu) perubahan proses untuk
menghasilkan output yang berbeda atau dapat mengggunakan
sekumpulan input yang berbeda.
Ada satu atau lebih input yang bersifat tetap dalam suatu periode
perencanaan (misal: satu periode perencanaan).
2. Konsep Produksi Jangka Panjang:
Konsep Produk
TP = Total Product = Q
AP = Average Product = Q/input
MP = Marginal Product = Q/ input
Q = f ( K, L,T)
APL = Q/L MPL = Q/L
APK = Q/K MPK = Q/K
APT = Q/T MPT = Q/T
dQ/dL = MPL
Contoh:
Q1 TP
Qo
I II III
0 Lo L1 L2 Labor
AP
0 Lo L1 L2 Labor
MP
Informasi Penting:
1. Output meningkat ketika product marginal meningkat (Qo-Lo),
yang berarti produk marginal tenaga kerja meningkat.
2. Setelah melewati Lo, produk total masih meningkat, tetapi
dengan laju yang berkurang sampai penggunaan tenaga kerja
L2., yang berarti sepanjang Lo-L2 marginal product menurun
yang berarti pula marginal product tenaga kerja menurun.
3. Produk tenaga kerja rata-rata (APL) maksimum pada
penggunaan tenaga kerja L1, yaitu ketika APL = MPL.
4. Jika MP > AP , maka produk rata-rata (AP) akan meningkat,
sebaliknya bila MP < AP, maka produk rata-rata (AP) akan
menurun, dan bila MO= AP maka prodauk rata-rata (AP)
maksimum.
5. Melewati penggunaan tenaga kerja L2, produk total (TP) akan
menurun dan produk marginal (MP) akan negatif, yang berarti
produktivitas marginal tenaga kerja negatif.
Fungsi Produksi Cobb-Douglas:
Q = L
Dimana :
Q/L = L-1 = () (L ) = (Q/L)
MPL
EL = =
APL
ln Q = ln + ln L atau
ln Q = + ln L, (dimana = tau = ln )
Contoh:
(lihat contoh: Coppy Vincent Gasperzs: hal 199 s.d 201) .
Q = 2,5254 L 1,0497
12.750 = 2,5254 L 1,0497
L 1,0497 = 12.750/2,5254
L 1,0497 = 5048,705156
L = (5046,705156) 1/1,0497
L = (5046,705156) 0,952653 = 3371,67
Ini menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja sebanyak
3371,67 jam mampu menghasilkan output sebanyak 12.750
ton. (Bukti: Q = 2,5254 L 1,0497 = 2,5254 (3371,67) 1,0497 =
12.750 ton ).
(Contoh: Lihat Tabel V.12 )
Berdasarkan indeks kedua fungsi Cobb-Douglas jangka pendek pada
tahun 1987, diketahui bahwa indeks efisiensi dari sistem produksi
industri Jepang adalah sebesar 7,6775, sedangkan indeks efisiensi
dari sistem prloduksi industri Amerika Serikat hanya sebesar 0,3399.
Dengan demikian rasio indeks efisiensi produksi industri Jepang
terhadap indek efisiensi Amerika Serikat adalah 7,6775/ 0,3399 =
22,5875.
KONSEP BIAYA
1. Konsep Biaya Jangka Pendek (Short-run)
TC = FC + VC ( TC= Total Cost, FC = Fixed Cost, VC =Variable Cost)
AC = TC/Q ( AC=average Cost)
AFC = FC/Q (AFC= average fixed cost)
AVC = VC/Q (AVC=averaage variable cost)
SMC = dTC/dQ (SMC = Short-run Marginal Cost)
TC
Fixed Cost (FC) : C
adalah biaya yang konstan (tetap)
meskipun output berubah (Misal
depresiasi, interest rate, sewa ta- 10 a FC
nah, sewa gedung).
0 Q1 Q2 Q3
0 Q1 Q2 Q3 Q
C2 VC
TC
a
FC
0 Q1 Q2 Q3 Q
Contoh:
Tabel Data Produksi dan Biaya
Q FC VC TC AFC AVC AC SMC
(ribu) (ribu) (ribu) (ribu) (ribu) (ribu) (ribu)
0 6.000 0 6.000 - - - -
100 6.000 4.000 10.000 60 40 100 40
200 6.000 6.000 12.000 30 30 60 20
300 6.000 9.000 15.000 20 30 50 30
400 6.000 14.000 20.000 15 35 50 50
500 6.000 22.000 28.000 12 44 56 80
600 6.000 36.000 42.000 10 60 70 140
Rp
roduktivitas Produktivitas
Input Input
Variabel variabel FC
Meningkat menurun
VC
Rp
SMC
AC
AVC
AFC
0 Q1 Q2 Q3
Bila Q = f (L, K)
Besarnya upah tenaga kerja = w, dan besarnya harga input = r,
Maka: TVC = w x L
TVC (w x L) w
AVC= = =
Q APL x L APL
TVC (w x L) w
SMC= = =
Q MPL x L MPL
Contoh:
Tebel Fungsi Produksi
APL
MPL
0 L1 L2 Labor
SMC,AVC
SMC
AVC
0 Q1 Q2 Quantity
Dari hubungan MP, SMC, AP, AVC, dan SMC, maka informasi
yang dapat diperoleh adalah:
(1) Jika MP SMC , dan jika MP SMC
IV STRUKTUR PASAR
Berdasarkan strukturnya pasar digolongkan menjadi 4 macam:
(1) Pure or Perfect Competation
(2) Monopolistic Competation
(3) Oligopoly
(4) Monopoly
Pe 500 D=P=MR=AR
0 Q 0 Q
Kurva Keseimbangan Pasar Kurva Permintaan pasar
Persaingan sempurna.
P/C
MC ATC
P1 AVC
D1 = MR1
P2 D2 = MR2
P3 D3 = MR3
0 Q1 Q2 Q3 Q
Kasus:
Suatu perusahaan memproduksi mainan dengan harga perunit $20.
Pendugaan biaya total adalah: TC = 30 + 20 Q – 3Q2 + 0,25Q3.
Bagaimana keuputusan pengendalian output yang
memaksimumkan output dan meminimumkan biaya?
Jawabnnya: Langkah-langkah:
(1) Cari harga produk rata-rata , yaitu P = 20
(2) AVC = TVC/Q = 20 – 3Q + 0,25Q2
= 20 – 6Q + 0,75Q2
(3) AVC minimum pada Qm = -C/2d = (-3/(2 x 0,25) = 6 atau
6.000 unit. Pada Q = 6.000 unit, maka AVC minimum.
Pada Q = 6000 -> AVC = 20 – 3Q + 0,25Q2
= 20 -3(6) + 0,25 (6)2 = $ 11 perunit..
Karena P= $ 20 > AVC =$ 11, maka perusahaan harus
memproduksi output pada P = MC
Contoh Kasus:
PT ABC menggunakan input tenaga kerja i, dan input tetap
(mesin) sebanayak 5 unit. Pendugaan fungsi produksi jangka
pendek adalah: Q = - 0,051846L3 + 0,53330L2 , dimana (Q =
ribu unit, dan L = ribu jam). Harga produk satuan $20 perunit,
dan upah tenaga kerja $ 16 .perjam. Bagaimana pengendalian
input agar memaksimumkan keuntungan ekonomis?
Jawab:
a. P = harga output $ 20 perunit
W = upah tenaga kerja $ 16 perjam
b. Cari ARP dan MRP dengan cara mencari:
Q = -0,051846 L3 + 0,53330 L2
APL = Q/L = -0,051846 L2 + 0,53330 L
MPL = dQ/dL = -1,0051846 L2 + 1,0666L (turunan
dari Q)
ARPL = P x APL = 20(-0,051846 L2 + 0,53330L)
= -1,03692 L2 + 10,6660L
MROL= P xMPL = 20 (-0,155538 L2 + 1,666L
= - 3,11076 L2 + 21, 3320L
c. Tentukan ARPL maksimum = P x APL maksimum.
MR = MC
(-a/b) +(2/b)Q = b + 2CQ + 3dG2
3dQ2 + (2c – 2/b)Q + (b +a/b) = 0
P/C
MC ATC
Popt.
`
AC
MR D
0 Qop Q
(2) Bila AVC opt. < P opt., < ATC opt. perusahaan harus
berprodsuksi pada Q opt., meskipun rugi.
(3) Jika P opt < AVC opt maka perusahaan harus ditutup katrena
rugi sebesar TFC.
P/C
MC ATC
P A
`
C B
MR Demand
0 Qop Q
4. Pasar Oligopoli
Bila suatu pasar didominasi oleh beberapa penjual. Tindakan salah
satu perusahaan maka akan menyebabkan perusahaan lain bereaksi.
Ciri-ciri:
(a) Saling ketergantungan (mutual independence) anatar perusahaan
dalam pasar.
(b) Sejumlah kecil perusahaan memiliki kekuatan pasar (market
power).
(c) Ada hambatan bagi perusahaan baru untuk memasuki pasar
(barrier to entry).
Jenis oligopoli:
(a) Berperilaku non-cooperaive, yaitu saling terjadi persaingan.
(b) Berperilaku cooperative, yaitu membentuk karetel melalui
penentuan poutput produksi dan penetapan harga, misalnya
OPEC.
P/C
MC
P
`
M
MR D
0 Q Q
Misal :
Elastisitas harga dari permintaan E = -3, biaya total rata-rata ATC =
Rp 10.000,- maka penetapan harga berdasarkan cost-plus pricing
adalah sbb:
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ruang Lingkup
BAB II ORGANISASI DAN MANAJEMEN
Pemilik
Karyawan
BAB IV PRODUKSI
Lokasi
Bangunan
Bahan Baku
Kapasitas
Proses Produksi
BAB V KEUANGAN
Dana yang Diperlukan
Proyeksi Keuangan
Proyeksi Laba
Proyeksi Cash Flow/Volume Usaha
Proyeksi Neraca
Contoh:
PT Elektronik ingin menambah mesin baru denga n biaya investasi
awal berupa pembelian mesin seharga $ 50.000,- dan umur
ekonomis ditaksir 5 tahun. Perkiraan cash-flow (peneriamaan-
biaya) selama lima tahun adalah:
i=0,18
Tahun Biaya Total (Ct) Penerimn Total (BT)
0 50 0
1 15 25
2 20 30
3 10 65
4 10 75
5 5 50
Jawab:
Rumus NPV(i) = (€ Bt/(1 + i))t – (Co +€ Ct/(1+1)t
Rumus NPV(0,18) = (€ Bt/(1 +0,18))t – (Co +€ Ct/(1+0,18)t
Dengan rumus di atas dapat diperhitungkan sbb:
NPV (i=0,18)
Tahun PFt CT BT PFt(Ct) PFt(Bt) NPVt
(1) (2) (3) (4) (5)=(2)x(3) (6)=(2)x(4) (6)-(5)
-----------------------------------------------------------------------------------
0 1,000 50 0 50,00 0,00 -50,00
1 0,8475 15 25 12,71 21,19 8,48
2 0,7182 20 30 14,36 21,55 7,19
3 0,6086 10 65 6,09 39,56 33,47
4 0,5158 10 75 5,16 38,69 33,53
5 0,4371 5 50 2,19 21,86 19,67
----------------------------------------------------------------------------------
90,51 142,85
NPV (i=0,18) = €NPV t = 52,34
Ingat: PFt = (1 + i) = (1 + 0,18) –t (t = 0, 1,2,3,4...n)
–t
[€{Bt /(1+I)t}]
BCR(i) =------------------
[ Co + €{Ct/(1+i)t}]
BCR adalah nilai ratio manfaat biaya pada interest rate(i)
pertahun.
BCR = 142,85/90,51 = 1,58 > 0 berati layak.
Kriteria IRR: Bila IRR > MARR , maka proyek layak secara
ekonomis.
Caranya:
(1) Dilakukan dengan cara coba-coba untuk mengetahui
secara pasti rate interest yang membuat nilai NPV = 0
(2) Pada interest rate 18% , maka NPV = 52,34 (juta Rp).
Karena NPV > 0 berarti tingkat bunga harus di atas 18%.
Misal kita gunakan (coba dengan) interest rate 24%,
maka hasilnya sbb:
NPV (i=0,24)
Tahun PFt CT BT PFt(Ct) PFt(Bt) NPVt
(1) (2) (3) (4) (5)=(2)x(3) (6)=(2)x(4) (6)-(5)
-----------------------------------------------------------------------------------
0 1,000 50 0 50,00 0,00 -50,00
1 0,8065 15 25 12,10 20,16 8,06
2 0,6504 20 30 13,01 19,51 6,50
3 0,5245 10 65 5,25 34,09 28,84
4 0,42,30 10 75 4,23 31,73 27,50
5 0,3411 5 50 1,71 17,06 15,52
----------------------------------------------------------------------------------
NPV (i=0,24) = €NPV = 36,22
Karena NPV masih lebih besar dari nol, maka dicoba lagi dengan
meningkatkan nilai interest rate , misal 36, maka
NPV (i=0,36)
Tahun PFt CT BT PFt(Ct) PFt(Bt) NPVt
(1) (2) (3) (4) (5)=(2)x(3) (6)=(2)x(4) (6)-(5)
-----------------------------------------------------------------------------------
0 1,000 50 0 50,00 0,00 -50,00
1 0,7353 15 25 11,03 18,38 7,35
2 0,5407 20 30 10,81 16,22 5,41
3 0,39,75 10 65 3,98 25,84 21,86
4 0,2923 10 75 2,92 21,92 19,00
5 0,2149 5 50 1,07 10,75 9,68
----------------------------------------------------------------------------------
NPV (i=0,36) = €NPV = 1,42
Karena NPV masih lebih besar daripada nol, coba lagi dengan interest
rate misal 45%, maka; ................... (cari sendiri)
Coba cari dengan intrest rate 48%, maka:
NPV (i=0,48)
Tahun PFt CT BT PFt(Ct) PFt(Bt) NPVt
(1) (2) (3) (4) (5)=(2)x(3) (6)=(2)x(4) (6)-(5)
-----------------------------------------------------------------------------------
0 1,000 50 0 50,00 0,00 -50,00
1 0,6757 15 25 10,14 16,89 6,75
2 0,4565 20 30 9,13 13,70 4,57
3 0,3085 10 65 3,08 20,05 16,96
4 0,2084 10 75 2,08 15,63 13,55
5 0,1408 5 50 0,07 7,04 6,34
----------------------------------------------------------------------------------
NPV (i=0,48) = €NPV = -1,83
30
10
0 18 24 36 45 48 Interest rate (%)
Probability Teory:
Peluang selalu dikembangkan dengan rasio atau dengan prosentase.
Contoh:
Kejadian Kemungkinan Muncul
Menerima 0,70 = 70%
Tdk Menerima 0,30 = 30%
Contoh: 2
Suatu perusahaan akan membuat proyek dengan dua pertimbangan
investasi. Diperkirakan kedua proyek tersebut akan memberikan
keuntungan terendah pada waktu resesi dengan data sbb.:
-------------------------------------------------------------------------------------------
----
Proyek A
Proyek B
2 4 6 8 8
Informasi:
(1) Semakin ketat/sempit distribusi probabilitas, semakin kecil risiko
dalam mengambil keputusan.
(2) Dengan demikian proyek A kurang berisiko daripada proyek B
SD =
Proyek A
--------------------------------------------------------------------------------------
Deviasi Deviasi x Probability
[ П – E(Пi)] [ Пi – E(Пi)]2 [ П – E(Пi)]2 .Pi
-------------------------------------------------------------------------------------
Proyek B
--------------------------------------------------------------------------------------
Deviasi Deviasi x Probability
[ П – E(Пi)] [ Пi – E(Пi)]2 [ П – E(Пi)]2 .Pi
-------------------------------------------------------------------------------------
SD B =
Jadi proyek B - SDA = = V14.640.000 = 3.826.23