Anda di halaman 1dari 51

Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

MANAJEMEN KEUANGAN 2

Bahasan Manajemen Keuangan 2 :


1. Time Value of Money ( Konsep Nilai Waktu Uang )
2. Capital Budgeting ( Teknik Penganggaran Modal )
3. Cost of Capital ( Biaya Modal )
4. Capital Struktur ( Teori-Teori Struktur Modal )
5. Risiko Investasi dan Teori Portofolio
6. Kebijakan Dividen
7. Leasing ( Sewa Guna )
8. Penggabungan Usaha ( Merger dan Akuisisi )
9. Financial Distress ( Reorganisasi dan Restrukturisasi )

I. Time Value of Money (Konsep Nilai Waktu Uang)

A. Pengantar
 Konsep time value of money atau nilai waktu dari uang merupakan
pemikiran yang atas perhitungan bahwa nilai uang waktu mendatang tidak
sama dengan nilai uang saat ini (sekarang). Perhitungan nilai sekarang
menunjukkan berapa besar nilai yang akan diterima pada tahun yang akan
datang jika dinilai saat ini.
 Discounting (digunakan untuk menghitung nilai saat ini) berhubungan
terbalik dengan Compounding (digunakan untuk menghitung nilai waktu
mendatang) atau present value perhitungannya menggunakan discounting
(pengurangan) dan future value perhitungan menggunakan compounding
(bunga berganda).

Page 1
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

B. Present Value ( PV )
 Konsep ini didasarkan pada keyakinan bahwa niali uang dipengaruhi oleh
kapan uang tersebut diterima. Nilai Rp 1.000 tahun depan akan lebih
rendah dari Rp 1.000 bila diterima sekarang.
 Nilai uang selain dipengaruuhi oleh waktu juga dipengaruhi oleh tinggi
rendahnya tingkat bunga (interest).
Formula PV : Po = F atau Po = F . 1

( 1+r )n ( 1+r )n

Dimana : Po = Nilai sekarang (Present)


F = Future / Cash flow yang akan diterima
r = Tingkat bunga / rate
n = Lama waktu
Contoh soal :
1. Hitung nilai uang Budi pada akhir tahun 1 dari nilai uang Rp 10.000 bila
tingkat bunga 10%
2. Hitung pula nilai uang Budi akhir tahun ke- 2, 3, 4 dengan tingkat bunga
10%
3. Hitung bila tingkat bunga 8% dan 12%

C. Present value of Anuity ( PVA )


 Anuity atau anuitas adalah jumlah pembayaran/pengeluaran dan

penerimaan yang nilainya tetap selama beberapa waktu/periode.

Formula PVA : F. 1 _ 1 atau

r r ( 1+r )n

: F + F + F + F +
( 1+r )1 ( 1+r )2 ( 1+r )3 ( 1+r )4

Page 2
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

Contoh soal :
1. Ali akan menerima uang per tahun Rp 2.000.000 yang akan diterima
setiap akhir tahun, rencananya akan diterima selama 5 tahun. Ternyata ia
membutuhkan uang itu saat ini. Tingkat bunga yang berlaku 8,5%.
Tentukan berapa jumlah uang yang akan diterima oleh Ali saat ini ?
2. Tentukan nilai sekarang dari jumlah anuitas selama 5 tahun pertama Rp
7.000.000, setelah itu hingga tahun ke-10 jumlahnya Rp 9.000.000 .
Tingkat bunga yang berlaku 9% / tahun.

D. Future value ( FV )
Future value sering disebut juga compound value yang menggunakan
compound interest dalam perhitunannya.

Formula FV : P ( 1+r )n

Contoh soal :
1. Heny mempunyai uang Rp 6.000.000, Tingkat bunga yang berlaku 12%
per tahun. Berapa jumlah uang Heny pada akhir tahun ke-1 ?
2. Berapa jumlah uang Heny pada akhir tahun ke-2, 3, 4 atau ke-10 ?

Compounding dalam 1 tahun dapat dibagi menjadi :


- Tengah tahunan (Semianual ompounding)
- Kuartalan (Quarterly ompounding)
- Bulanan (Monthly ompounding)
- Harian (Daily ompounding)

Formula : F = P ( 1 + i/m )m,n

Dimana : m = Frekuensi pembayaran dalam 1 tahun.


n = Periode waktu.

Page 3
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

Contoh soal :
1. Perusahaan menyimpan dana dari Bank sebesar Rp 220.000.000 .
Uang/dana tersebut akan diinvestasikan selama 3 tahun. Tentukan nilai
uang perusahaan pada akhir tahun ke-3. pembayaran dalam tengah
tahunan.
2. Bila pembayaran dalam kuartalan, bulanan, dan harian, tentukan nilainya

E. Future Value of Anuity ( FVA )

Formula : P . 1 . ( 1+r )n – 1 A= ( 1+r )n – 1


r i

Contoh soal :
1. Bila setiap tahun Lily akan menerima uang sebesar Rp 15.000.000, tingkat
bunga yang berlaku 11%. Berapa jumlah uang yang akan Lily terima pada
akhir tahun ke-1, 2, 3, 4 . . . . 10 ?
2. Buat pola penerimaan uangnya !

Page 4
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

II.Capital Budgeting (Konsep Penganggaran Modal)

A. Pengertian
 Capital Budgeting adalah keseluruhan proses perencanaan uang/dana
dimana hasil pengembaliannya diharapkan terjadi dalam jangka waktu
lebih dari 1 tahun.

 Capital Budgeting adalah keseluruhan proses perencanaan dan


pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana yang melebihi jangka
waktu 1 tahun.

∴ Setiap perusahaan yang melakukan kembali investasi baru dalam aktiva


tetap selalu dengan harapan bahwa perusahaan akan memperoleh
kembali dana yang tertanam dalam investasi tersebut dalam jangka waktu
tertentu yang telah diantisipasikan.

B. Pentingnya Capital Budgeting


Keputusan manajemen untuk memilih kesempatan investasi jangka
panjang di fixed asset yang layak dibiayai dari berbagai alternatif yang ada
merupakan salah satu keputusan kritis bagi manajemen, karena :
1. Menyangkut jumlah dana yang relatif besar.
2. Jangka waktu yang terikat panjang.
3. Hanya mempunyai sedikit kesempatan untuk memperbaiki akibat-akibat
yang tidak diharapkan yang ditimbulkan karena adanya kesalahan dalam
pengambilan keputusan.
Oleh karena itu keputusan investasi jangka panjang akan berdampak baik
atau buruk bagi profitabilitas perusahaan secara terus menerus dalam jangka
waktu panjang.

Page 5
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

C. Usulan Investasi yang Menyangkut Capital Budgeting


1. Penggantian (replacement ).
2. Investasi untuk perluasan (expansion investment ).
3. Memperluas usaha baru guna memproduksi jenis yang baru (new product
activities).
4. Untuk pertumbuhan usaha (growth).

D. Metode Penilaian Investasi


Secara garis besar dapat digambarkan sbb :

Metode Penilaian
Investasi
Berdasarkan Berdasarkan pendekatan
Pendekatan cash flow keuntungan akuntansi

Tidak memperhatikan time Memperhatikan time value ARR


value of money of money

Payback period
method NPV IRR PI

 Payback Period Method (PBP)


PBP adalah jumlah tahun yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi
semula.
PBP adalah menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
mengembalikan investasi seperti semula.
PBP = Capital outlays = Initial investment = Incremental outlays
Net cash proceeds Proceeds Proceeds

Page 6
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

 Net Present Value (NPV)


NPV adalah menilai seluruh aliran kas bersih di present value kan atas
dasar faktor diskonto (discount factor), hasilnya dibandingkan
(dikurangkan) dengan initial investment.
- NPV dinyatakan layak bila :
NPV bernilai + atau = 0
- NPV dinyatakan tidak layak bila :
NPV bernilai –
- Jika proyek bersifat mutually exlusive, yang diterima/layak adalah :
NPV + yang besar

NPV = ( NCF x dF ) + TCF x dF ) - Initial investment

 Internal Rate of Return (IRR)


IRR adalah hasl bunga yang diharapkan sesungguhnya dijanjikan oleh
suatu usulan proyek investasi selama umurnya.
IRR adalah tingkat bunga yang menyamakan present value penerimaan
atau/dan present value pengeluaran.
IRR adalah pada tingkat bunga berapa NPV = 0.

IRR = r1 + NPV1 . △r
NPV1 – NPV2

 Profitability Index (PI)


PI adalah rasio yang membandingkan antara penerimaan investasi yan
di present value kan dengan initial investment.
PI dikatakan enak bila nilainya > 1.

PI = PV of Proceeds = PV of NCF
Initial outlays Io
 Average Rate of Return (ARR)

Page 7
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

ARR = Rata-rata EAT


Capital outlays

Contoh soal :
1. Suatu perusahaan sedang mempertimbangkan suatu usulan proyek
investasi senilai Rp 500 juta. Umur ekonomis 5 tahun dan nilai sisa Rp 50
juta. NCF diperkirakan sbb :
Tahun NCF
1 Rp 100 juta
2 Rp 150 juta
3 Rp 200 juta
4 Rp 200 juta
5 Rp 150 juta

- Dengan r = 15%
- Hitunglah : a. PBP
b. NPV + IRR
c. PI
d. ARR
2. Suatu perusahaan sedang mempertimbangkan suatu usulan proyek
investasi senilai Rp 125 juta. Umur ekonomis 5 tahun dan nilai sisa Rp 15
juta. NCF per tahun sbb :
Tahun NCF
1 Rp 45 juta
2 Rp 35 juta
3 Rp 30 juta
4 Rp 25 juta
5 Rp 20 juta

- Dengan tingkat bunga 12%, hitunglah NPV dan IRR nya ?

Page 8
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

- Manajemen meminta return 15%, apakah diterima usulan proyek ?

E. Menentukan Investasi Awal / Initial Investment


 Investasi di fixed asset memerlukan pengeluaran awal dalam jumlah yang
relative besar sebelum manfaat yang akan diterima dapat direalisasikan.
(1) Investasi awal untuk investasi fixed asset baru
Menghitung investasi awal untuk fixed baru didasarkan atas prinsip
harga perolehan ( historical cost ), yaitu sebesar seluruh pengeluaran
dalam rangka perolehan fixed asset tersebut sampai siap dioperasikan.
Modal kerja yang diperlukan untuk membantu operasi perusahaan
selama umur proyek juga termasuk sebagai bagian dari initial
investment.

Contoh soal :
Suatu perusahaan memerlukan tambahan mesin baru dalam rangka
meningkatkan kapasitas produksi. Harga mesin tersebut Rp 150 juta,
ongkos angkut dan asuransi Rp 2,5 juta, biaya pemasangan dan
percobaan Rp 1 juta, biaya pelatihan operator mesin Rp 0,5 juta,
tambahan modal kerja untuk meningkatkan kapasitas produksi Rp 10
juta. Hitunglah nilai investasi awal untuk mesin tersebut ?

(2) Investasi awal untuk penggantian fixed asset


Menghitung nilai investasi awal untuk investasi penggantian fixed
asset lama dengan baru ( replacement investment ) didasarkan atas
dana tambahan yang dikeluarkan untuk melaksanakan investasi
penggantian tersebut yang disebut incremental oulays. Besarnya
incremental outlays tergantung atas keuntungan atau kerugian atas
penjualan fixed asset lama serta pajak yang dibayarkan atau dihemat
atas keuntungan atau kerugian tersebut.
Incremental outlays adalah selisih antara nilai perolehan fixed asset
baru dengan hasil penjualan fixed asset lama ditambah atau dikurangi

Page 9
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

pajak yang dibayar atau dihemat atas keuntungan atau kerugian fixed
asset lama.

Contoh soal :
Tanggal 5 Januari ’00 PT. XYZ membeli mesin merek A. Harga beli
Rp 65 juta. Umur ekonomis 10 tahun, nilai sisa Rp 5 juta. Tanggal 10
maret ’05 mesin tersebut diganti dengan mesin merek B dan harga
perolehan Rp 90 juta, umur ekonomis 12 tahun dan nilai sisa Rp 7 juta.
Asumsi metode penyusutan kedua mesin tersebut adalah sama yaitu
garis lurus dan tingkat pajak 15%.
Hitunglah berapa besarnya incremental outlays bila :
a. Mesin lama laku terjual Rp 40 juta.
b. Mesin lama laku terjual Rp 34 juta.
c. Mesin lama laku terjual Rp 30 juta.

F. Menentukan Cash Flow


Dalam mempertimbangkan investasi jangka panjang di fixed asset,
manajemen harus mempertimbangkan 3 arus kas ( cash flow ) sbb :
1. Arus kas keluar awal ( initial cash out flow )
Pengeluaran-pengeluaran awal yang dilakukan sehubungan dengan
pembiayaan suatu proyek investasi.

2. Arus kas operasional ( operational cash flow )


Penerimaan-penerimaan kas yang diperoleh setelah suatu proyek
investasi beroperasi.

3. Terminasi arus kas ( termina cash flow )


Penerimaan-penerimaan kas yang diperoleh dari nilai sisa ( salvage
value ) atau pengembalian modal kerja ( working capital ).
G. Menentukan Net Cash Flow

Page 10
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

Bila cash in flow > cash out flow maka terdapat arus kas bersih ( NCF ).
Model perhitungan NCF :
1. Model NCF untuk fixed asset baru, dimana pembiayaannya tanpa modal
asing ( hutang ).
- pertama : NCF = EAT + D
- kedua : NCF = EBIT ( 1-T ) + D
- ketiga : NCF = EBDIT ( 1-T ) + T ( D )

2. Model NCF untuk fixed asset baru, dimana pembiayaan menggunakan


model asing ( hutang ).
- pertama : NCF = EAT ( 1-T ) + D - APP
- kedua : NCF = EBIT ( 1-T ) + D - APP

3. Model NCF untuk investasi penggantian fixed asset baru, dimana


pembiayaannya tanpa menggunakan modal asing ( hutang ).
- pertama : INCF = ( EATB + DB ) – ( EATL + DL )
- kedua : INCF = ( EBITB ( 1-T ) + DB ) – ( EBITL ( 1-T ) + DL )
- ketiga : INCF = (EBDITB ( 1-T ) + T . DB) - (EBDITL ( 1-T ) + T . DL)

4. Model NCF untuk investasi penggantian fixed asset, dimana


pembiayaannya menggunakan modal asing ( hutang ).
- pertama :
INCF = (EATB +I ( 1-T ) + DB - APPB) – (EATL + I ( 1-T ) + DL – APPL)
- kedua :
INCF = (EBITB ( 1-T ) + DB - APPB) – (EBITL ( 1-T ) + DL – APPL)

Contoh soal :
1. - Untuk fixed asset baru

Page 11
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

Dik : Sales Rp 50 juta


Operational expenses 50%
Depresiasi ( asumsi Rp 10 juta )
Interest ( asumsi Rp 3,5 juta )
Tax 10%
APP ( asumsi Rp 0,75 juta )

Dit: Hitunglah NCF tanpa modal asing dan sebagai menggunakan


modal asing ?

- Untuk fixed asset baru


Dik : Sales baru Rp 62,5 juta >>> UE 5 tahun
Sales lama Rp 50 juta >>> UE 5 tahun
Operational expense baru 48%
Operational expense lama 50%
Debt Rp 35 juta, interest 10% ( lama )
Debt Rp 45 juta, interest 10% ( baru )
Tax 10%
APP baru Rp 1.000.000
APP baru Rp 750.000

Dit : Hitunglah INCF untuk pengantian fixed asset baru

2. Perusahaan ”Laba-Labi” mempunyai mesin lama dibeli tanggal 5


september ’00 dengan harga perolehan Rp 60 juta, umur ekonomis 10
tahun. Penyusutan straight line method. Tanggal 7 April ’05 mesin lama
diganti dengan yang baru dengan harga perolehan Rp 130 juta, umur
ekonomis 10 tahun, salvage value Rp 10 juta, penyusutan straight line.
Biaya operasional tunai mesin baru dari Rp 130 juta dapat di hemat
menjadi Rp 80 juta per tahun. Mesin lama dijual dengan harga Rp 30 juta,
tax rate 15%.

Page 12
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

Hitunglah : a. Incremental outlays


b. Incremental Net Cash Flow

III. Cost of Capital (Biaya Modal)

Page 13
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

A. Pengertian
1. Cost of capital merupakan cost atau biaya yang harus dibayar oleh
perusahaan untuk mendapatkan modal baik yang berasal dari hutang,
saham preferen, saham biasa ataupun laba ditahan untuk membiayai
investasi perusahaan.

2. Cost of capital dimaksudkan untuk menghitung ongkos riil yang harus


dikeluarkan untuk menggunakan dana dari alternative sumber-sumber
yang ada.

3. Cost of capital adalah bagian yang harus dikeluarkan perusahaan atas


investasi-investasinya untuk memberi kepuasan kepada para investornya,
sebagai tingkat hasil minimum mereka.

B. Fungsi Cost of Capital


1. Cost of capital digunakan untuk menentukan, menolak atau menerima
suatu usulan proyek investasi yang berfungsi sebagai hurdle rate yaitu
tingkat pembatasan (tingkat hasil minimum).

2. Cost of capital digunakan sebagai discount rate (dr) yang


memperhitungkan nilai sekarang (present value) bila menggunakan
kriteria Net Present value (NPV) dan Profitability Index (PI).

C. Perhitungan Cost of Capital


1. Cost of Debt ( biaya hutang ) >>> Obligasi/bond (Cod)
- Bagian/suku rate yang harus diterima dari suatu investasi agar tingkat
hasil minimum para kreditor terpenuhi.
- Tingkat keuntungan yng diminta ( required rate of return ) oleh
investor/pemilik dana.

Page 14
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

Cost of Debt >>> Cod before tax basis

I + N – Nb
Cod = n
Nb + N
2

I = Coupon yang dibayar tiap tahun ( bunga ).


N = Nilai obligasi
Nb = Net proceed obligasi dari penjualan
n = term of bond ( umur obligasi )

Cost of Debt >>> Cod after tax basis

I + N – Nb
Cod = n . ( 1-T )
Nb + N
2

T = Tax rate

Untuk menghitung nilai pasar obligasi


n
Nb = I . Σ 1 + N . 1
i=1 ( 1+Cod )n ( 1+Cod ) n

2. Cost of Prefered Stock / Biaya Saham Preferen ( CoP )


Formula :
Cop = D bila dividen ada tingkat pertumbuhannya.
Po

Page 15
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

Dn = Dn – 1 ( 1+ g )

Cop = D
Po - b
Harga saham : Po = Do ( 1+ g )
CoP – g
Dimana :
D = Dividen
Po = Harga saham
g = Growth
b = Broker cost

3. Cost of Common Stock / Cost of Equity / Biaya Saham Biasa ( Coe )


Formula :
Coe = Do ( 1+g ) + g
Po
= D1 + g
Po

Po = D1 = Do ( 1+g )
Coe – g Coe - g

Formula bila menerbitkan saham baru ( emisi saham baru )


Coeb = Do ( 1+g ) + g
Po ( 1-f )

Coeb = D1 +g
Po ( 1-f )

Page 16
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

4. Cost of Retained Earning / Biaya Laba Ditahan ( Cor )


Formula : Cor = Coe ( 1-t ) ( 1-b )
D. Weighted Average Cost of Capital ( WACC )
Untuk menghitung biaya rata-rata tertimbang, ditentukan dari proporsi
masing-masing modal yang digunakan kemudian dikalikan dengan masing-
masing biaya modal setelah pajak.

Contoh soal:
 Tentang obligasi
1. PT. Rose menjual obligasi dengan harga Rp 2.100 per lembar ( nominal ).
Bunga per tahun 10%, jangka waktu 20 tahun. Harga pasar obligasi Rp
1850, tax rate 35%.
Tentukan Cost of debtnya ?
2. PT. Hans Jaya menerbitkan obligasi dengan nilai nominal S1.000, jangka
waktu tahun. Coupon dibayar per tahun 14%. Tingkat hasil yang
diharapkan 20%.
Berapa nilai pasar obligasi tersebut ?

 Tentang preferred stock


3. Alfa n Co menjual preferred stock dengan dividen 5% yang dijual dengan
harga Rp 950 / share. Broker cost Rp 30 / share.
Berapa Cop nya?

4. Tingkat pertumbuhan saham PT. Harum 4%, dividen yang diberikan


sebesar Rp 55 / share. Bila biaya untuk menerbitkan prefered stock ini
sebesar 11%.
Berapa harga dari prefered stock ini ?

 Tentang common stock

Page 17
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

5. Common stock PT. Maju dijual dengan harga Rp 640 / share ( nominal ).
Dividen dibayar pada akhir tahun ke-1 Rp 30 / share. Tingkat
pertumbuhan dividen selama 6 bulan rata-rata 4%.
Tentukan Cost of common stock nya ?
6. Emisi saham baru (soal sama dengan poin 5 ), tambahannya :
Harga yang laku terjual ternyata Rp 625 / share, underwriting cost ( biaya
pertanggungan Rp 10.
Tentukan cost of common stock dengan emisi saham baru ?

 Tentang retained earning


7. Tambahan dari soal no. 4 :
Pajak dikenakan atas dividen 25%, brokerage cost 3%.
Tentukan besarnya cost of retained earning ?

 Tentang WACC
8. Bila diketahui sbb :
- Cost of debt 3,29%
- Cost of preferred stock 5,20%
- Cost of common stock 8,99%
- Cost of retained earning 6,15%

Jumlah pendanaan :
- Cost of debt Rp 450 juta
- Cost of preferred stock Rp 300 juta
- Cost of common stock Rp 450 juta
- Cost of retained earning Rp 300 juta

Tentukan WACC nya ?

Page 18
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

IV. Capital Structure ( Teori-Teori Struktur Modal )

A. Pengantar Struktur Modal


 Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan
struktur modal terhadap nilai perusahaan, kalau keputusan investasi dan
kebijakan dividen dipegang konstan. Dengan kata lain, seandainya
perusahaan mengganti sebagian modal sendiri dengan hutang ( atau
sebaliknya ) apakah harga saham akan berubah, apabila perusahaan tidak
merubah keputusan-keputusan keuangan lainnya. Artinya kalau
perubahan struktur modal tidak merubah nilai perusahaan berarti tidak
ada struktur modal yang terbaik. Bila ada perubahan struktur modal yang
ternyata nilai perusahaan berubah, maka akan diperoleh struktur modal
yang terbaik. Struktur modal yang dapat memaksimumkan nilai
perusahaan atau harga saham adalah struktur modal yang terbaik.

 Modal yang digunakan perusahaan selalu mempunyai cost ( biaya ). Biaya


tersebut bisa bersifat explisit dan juga bisa bersifat implisit. Seperti
pnggunaan modal jika menggunakan hutang atau modal sendiri.

 Struktur modal merupakan masalah yang penting dalam pengambilam


keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan karena secara langsung
berpengaruh terhadap biaya modal, keputusan tentang capital budgeting
dan harga pasar.

 Struktur modal ditentukan oleh perbandingan antara hutang jangka


panjang dan modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan.

B. Jenis-Jenis Modal Perusahaan


1. Hutang ( debt ) yaitu short term debt dan long term debt.

Page 19
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

2. Modal sendiri ( equity ), yang terkait dengan struktur modal yaitu long
term debt

Gambarnya :
Balance Sheet
Assets Short tem debt modal asing
. Long term debt
. struktur
. Common stock modal
. Preferred stock modal sendiri
. Retained earning

C. Perbedaan Debt dan Equity


Jenis modal
Karakteristik
Debt Equity
1. Hak suara dalam Tidak ada Ada
perusahaan
2. Klaim terhadap Lebih diprioritaskan Prioritas setelah debt
income dan assets daripada equity
3. Batas waktu Ada Relatif tidak terbatas
4. Risiko Tidak menanggung risiko Menanggung risiko rugi
rugi

D. Risiko dari struktur modal


1. Struktur modal harus konsisten dengan risio bisnis ( business risk )
2. Struktur modal menghasilkan tingkat risiko finansial tertentu ( financial
risk )

Pembicaraan struktur modal tidak lepas dari kebutuhan dana bagi perusahaan
yang bersumber dari pinjaman yang dibutuhkan karena :

Page 20
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

1. Kebutuhan dana yang tidak selalu dapat dipenuhi dari pertumbuhan


retained earning, sehingga tidak mampu membentuk cadangan yang
diperlukan.
2. Beban tetap harus ditanggung dalam bentuk tingkat bunga atas pinjaman
yang belum tentu menguntungkan kepentingan modal sendiri.
3. Penjualan saham yang tidak selamanya menguntungkan yang disebabkan
oleh persepsi masyarakat atau investasi terhadap saham kurang menarik.

Risiko yang dihadapi dapat diketahui dengan menghitung :


1. Earning per share yang diharapkan oleh perusahaan.
2. Standard deviasi dari earning per share.
3. Coefisien variasi dari earning per share.

Contoh soal :
Aka corporation mempersiapkan penyusunan struktur modal untuk tahun yang
akan datang berdasarkan estimasi penjualan dan EBIT pada tingkat probabilitas
0,25 ; 0,50 ; dan 0,25 sebagai berikut :

Sales dan EBIT


Alfa corporation
Probabilitas penjualan 0,25 0,50 0,25
Sales Rp 800.000 Rp 1.200.000 Rp 1.600.000
Fixed cost Rp 400.000 Rp 400.000 Rp 400.000
Variable cost ( 50% ) Rp 400.000 Rp 600.000 Rp 800.000
EBIT - Rp 200.000 Rp 400.000

Struktur modal saat ini diketahui semuanya terdiri dari common stock sebanyak
20.000 lembar @ Rp 50. Untuk tahun yang akan datang perusahaan
mempertimbangkan untuk menambah struktur modal tersebut dengan 5
alternatif perbandingan ( debt-equity ) 20%, 30%, 50%, 60%, 75%.

Page 21
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

Seandainya jumlah modal sama dengan tahun lalu, maka tentukan :


1. Jumlah saham yang beredar
2. Besarnya bunga yang harus dibayar pada berbagai level struktur modal
dengan anggapan tingkat bunga meningkatkan sejalan dengan meningkatkan
struktur modal, yaitu :
Tingkat bunga Struktur modal
9% 20%
10% 30%
12,5% 50%
14% 60%
16% 75%

3. EPS yang diharapkan dari debt-equity ratio. Tax yang dikenakan 40%.
4. EPS yang diharapkan, standar deviasi dan coefisien variasi EPS pada setiap
level struktur modal.
5. Grafik yang menunjukkan hubungan antara EPS dengan debt-equity dan
coefisien EPS dengan debt-equity.
6. Keputusan yang seharusnya diambil oleh Alfa corporation.

Catatan :
- Debt-equity ratio = debt
Equity
- Debt atau modal asing = jumlah modal X
1+X
Dimana : X = debt-equity ratio
Jumlah modal = debt + equity
- Jumlah lembar saham = equity
Harga saham per lembar
- Jumlah yang harus dibayar = debt x interest rate
- Earning per share ( EPS ) = EAT
Jumlah saham

Page 22
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

- EPS yang diharapkan ( Ē ) = Σ ( prob x EPS )


- Standar deviasi EPS (σEPS ) = n
Σ ( E1 – Ē ) . Pi
i=1

- Coefisien variasi EPS ( CV EPS ) = σEPS


Ē

V. Risiko Investasi dan Teori Portofolio

Page 23
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

A. Pengantar Risiko Investasi


Hampir semua unsur investasi mengandung unsur ketidakpastian/risiko.
Pemodal tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari hasil
investasi yang dilakukan. Yang bisa dilakukan adalah memperkirakan berapa
keuntungan yang diharapkan dari investasinya, dan seberapa jauh
kemunginan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang
diharapkan.

Karena pemodal menghadapi kesempatan investasi yang berisiko, pilihan


investasi tidak hanya mengandalkan pada keuntungan yang diharapkan.
Apabila pemodal mengharapkan untuk memperoleh tingkat keuntungan yang
diharapkan tinggi, maka ia harus bersedia menanggung tingkat risiko yang
tinggi pula. Salah satu karakteristik investasi pada sekuritas adalah
kemudahan untuk membentuk portofolio investasi. Artinya, pemodal dapat
dengan mudah menyebar ( melakukan diversifikasi ) investasinya pada
berbagai kesempatan investasi. Karena itu perlu dipahami proses investasi
dalam sekuritasnya, yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, seberapa banyak
investasi tersebut dan kapan akaan dilakukan, yang memerlukan langkah-
langkah :
1. Menentukan kebijakan investasi
2. Analisis sekuritas mis priced
wajar
3. Pembentukan portofolio
4. Melakukan revisi portofolio
5. Evaluasi kinerja portofolio
B. Risiko dan Waktu
 Tipe proyek jangka panjang melibatkan pengeluaran awal ( initial capital
expenditure ) yang diikuti oleh serial cash flow selama masa usia proyek
tersebut. Pada dasarnya hampir semua capital expenditure menimbulkan
risiko.

Page 24
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

Contoh :
- Investasi dalam obligasi pemerintah tidak mengandung risiko karena
pendapatan yang diharapkan sama dengan investasi yang akan diterima
yaitu sebesar bunga obligasi.
- Investasi dalam bentuk saham perusahaan, tingkat dividen yang akan
diterima tidak sama tergantung dari keuntungan yang diperoleh.
Karena cash flow dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti : situasi
ekonomi pada umumnya, permintaan pasar.
 Waktu juga merupakan pertimbangan penting dalam mengevaluasi risiko
yang dihadapi dalam merencanakan proyek jangka panjang waktu
sekarang dan yang akan datang. Semakin lama usia proywk maka semakin
berisiko. Sering pula disebut bahwa risiko merupakan fungsi dari waktu.
 Harus pula diperhatikan bahwa tingkat risiko proyek berkaitan dengan
persepsi manajer tentang berapa perubahan cash flow yang mungkin
terjadi selama usia proyek dan harapan terhadap hasil yang akan
diperoleh.

Gambarnya :
Return
+σ( standar deviasi
( Rp )
)

Ē ( nilai yang
diharapkan )

-σ ( standar deviasi )

probabilitas

1 10 15 20 waktu ( tahun )

Keterangan :

Page 25
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

Dari gambar terlihat bahwa semakin lama usia investasi, semakin besar
kemungkinan terjadi penyimpangan atas return yang diharapkan (σ) dari
return rata-rata ( Ē ). Ini berarti variabilitas hasil dan risiko yang berhubungan
dengan investasi/proyek bertambah sejalan dengan perjalanan waktu.

C. Konsep Dasar Risiko


Konsep dasar risiko ditunjukkan untuk :
1. Menilai risiko dari asset sebagai individual ( risk of single asset ).
2. Menilai risiko dari asset sebagai suatu kelompok ( risk of portfolio asset ).

Pada dasarnya risiko dari single asset maupun portfolio diukur dengan cara
yang relatif sama, tetapi masih dibedakan untuk mengetahui risiko dari asset
secara individual maupun kelompok.

D. Menentukan Risiko
1. Analisa sensitifitas
Pendekatan yang paling sederhana untuk menentukan besarnya risiko
dengan menggunakan tipe analisis sensitifitas ( sensitivitas analysis ).
Pendekatan ini digunakan untuk mengevaluasi suatu proyek ( asset )
dengan cara menyusun estimasi dari cash in flow dalam berbagai variasi
hasil yaitu :
a. Mengestimasikan hasil estimasi secara optimistik ( optimisti ).
b. Mengestimasikan hasil estimasi secara wajar yaitu harapan yang
mungkin paling disukai ( most likely ).
c. Mengestimasikan hasil estimasi secara pesimistis ( pesimistic ).

Contoh soal :

Page 26
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

Diketahui rate of return asset A dan asset B dengan investasi masing-


masing sejumlah Rp 30 juta.
Mana yang dipilih ?
Keterangan Asset A Asset B
Investasi Rp 30 juta Rp 30 juta
Estimasi rate of return
- Pesimistis 12% 6%
- Paling mungkin 14% 14%
- Optimistis 16% 22%
Range

2. Analisis distribusi probabilitas


Tingkat risiko dapat pula diketahui dengan memperkirakan beberapa
tingkat probabilitas dalam hubungannya dengan penerimaan yang
diperoleh.
Contoh soal :
Keterangan Probabilitas Rate of return Nilai tertimbang
Asset A
- Pesimistis 0,25 12%
- Wajar 0,50 14%
- Optimistis 0,25 16%
Rate of return yang diharapkan :
Asset B
- Pesimistis 0,25 6%
- Wajar 0,50 14%
- Optimistis 0,25 22%
Rate of return yang diharapkan :

Mana yang dipilih ?


3. Analisis statistik

Page 27
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

Menggunakan standar deviasi (σ) dan koefisien variasi ( coef var )


- Standar deviasi (σ)
n
σ = Σ ( E1 – Ē )2 . Pi
i=1

atau

n
σ = Σ ( E1 – Ē )2
i=1 n

CV = Standar deviasi = σ
Hasil yang diharapkan Ē

Contoh soal :
Suatu perusahaan mempertimbangkan menerima 2 proyek.
Mana yang dipilih ?
Proyek 1 Proyek 1
Keadaan
Prob Cash in flow Prob Cash in flow
0,30 Rp 10 juta Pesimistis 0,30 Rp 10 juta

0,50 Rp 20 juta Wajar 0,50 Rp 20 juta

0,20 Rp 40 juta Optimistis 0,20 Rp 60 juta

E. Pengantar Portofolio
 Portofolio didefinisikan sebagai sekumpulan investasi baik berupa asset riil
( real assets ) atau asset keuangan ( financial assets ).

 Portofolio adalah kesempatan investasi.


Tingkat keuntungan yang diharapkan atas suatu portofolio adalah
merupakan rata-rata tertimbang tingkat keuntungan dari berbagai asset
portofolio tersebut.

Page 28
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

Risiko portofolio ditunjukkan oleh besar kecilnya penyimpangan tingkat


keuntungan yang diharapkan. Dalam hal ini pemodal melakukan
diversifikasi dalam investasi mereka.

F. Menentukan Risiko Portofolio


Menentukan besarnya risiko asset sebagai suatu kelompok ( portfolio of
asset ) sangat penting, karena asset individual tidak dapat dipandang sebagai
independen dengan asset lainnya dalam suatu proyek. Keberhasilan
penggolongan asset dalam suatu kelompok yang tepat akan mengakibatkan
risiko portofolio yang lebih rendah daripada risiko asset secara individual,
karena menghasilkan tingkat efisiensi yang lebih tinggi. Dengan demikian
dapat memaksimumkan hasil pada berbagai tingkat risiko atau
meminimumkan risiko pada berbagai level hasil. Korelasi dapat positif atau
negatif.

Contoh :
(1) Cash Proyek A
in flow
Ē

Waktu
(2) Cash Proyek B
in flow
Ē

Waktu
(3) Cash Proyek C
in flow
Ē

Waktu

Page 29
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

VI. Kebijakan Dividen

A. Pengantar Kebijakan Dividen


Kebijakan dividen menyangkut tentang masalah penggunaan laba yang
menjadi hak para pemegang saham. Pada dasarnya laba tersebut bisa dibagi
sebagai dividen atau ditahan untuk diinvestasikan kembali. Dengan demikian,
kapan laba akan dibagikan atau kapan akan ditahan, dengan tetap
memperhatikan tujuan perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan.

Permasalahan kadang menjadi nampak rumit karena alternatif pendanaan


dari luar. Dengan demikian dimungkinkan membagi laba sebagai dividen dan
pada saat yang sama diterbitkan saham baru, atau tidak membagikan
dividen, apakah saham baru tidak diterbitkan. Masalah lain adalah bahwa
perusahaan bisa membagikan dividen bukan dalam bentuk uang tunai tetapi
dalam bentuk saham ( stock dividend ). Dapat juga perusahaan membagikan
dana kepemegang saham dengan cara membeli kembali ( sebagian ) saham (
repurchase of stock ).

B. Pendapat-Pendapat tentang Dividen


Ada 3 pendapat-pendapat tentang dividen ( kontroversi dividen ) :
1. Pendapat yang menginginkan laba yang dibagi ( dividen ) sebesar-
besarnya.
2. Pendapat yang menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak relevan.
3. Pendapat yang menyatakan bahwa dividen yang dibagikan seharusnya
sekecil mungkin.

 Dividen yang dibagikan sebesar-besarnya


Harga saham dipengaruhi oleh dividen yang dibayar, dimana
n=∽ Po = harga saham
Po = Σ Dt Dt = Dividen
t=1 ( 1+Ceo )t Coe = Cost of equity

Page 30
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

Bila Dt ditingkatkan, harga saham menjadi lebih tinggi ?


Masalah argumen ini : peningkatan pembayaran dividen harga
dimungkinkan apabila laba yang diperoleh perusahaan juga meningkat.
Perusahaan tidak bisa membagikan dividen yang makin besar apabila laba
yang diperoleh tidak meningkat. Memang benar kalau perusahaan mampu
meningkatkan pembayaran dividen karena peningkatan laba, harga saham
akan naik. Meskipun demikian kenaikan harga saham tersebut disebabkan
karena kenaikan laba dan bukan kenaikan dividen.

Juga tidak benar kalau perusahaan harus membagikan semua laba


sebagai dividen hanya karena perusahaan harus membagikan dividen
sebesar-besarnya. Laba dibenarkan untuk ditahan, kalau dana tersebut
bisa diinvestasikan dan menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih besar
dari biaya modalnya, sehingga harga sahamnya adalah :
n=∽
Po = Σ Dt
t=1 ( 1+r )t

Bila dividen saham tidak dibagikan pada tahun ke-1 dan


menginvestasikan dividen tersebut selama 1 tahun, dan membagi-
bagikannya bersama-sama dividn pada tahun ke-2. Pada tahun ke-1
penginvestasian keuntunan dividen tersebut menghasilkan tingkat
keuntungan sebesar R. Sehingga harga untuk saham baru ( P1 ) maka △P
yaitu P1 – Po adalah :
△P = D1 (R–r)
( 1 + r )2

Bila △P diinginkan positif maka R harus lebih besar dari r

Dimana : R = tingkat keuntungan yang diharapkan ; r = biaya modal

Penjelasan diatas menunjukkan bahwa keputusan investasi yang akan


membuat harga saham menjadi lebih besar atau lebih kecil. Keputusan

Page 31
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

untuk menahan laba dan menginvestasikan dana tersebut, merupakan


keputusan investasi.

 Dividen tidak relevan


Perusahaan bisa saja membagikan dividen yang banyak ataupun
sedikit, asalkan dimungkinkan menutup kekurangan dana dari sumber
ekstern. Jadi yang penting adalah apakah investasi yang tersedia
diharapkan akan memberikan NPV yang positif, tidak peduli apakah dan
yang dipergunakan untuk membiayai berasal dari dalam perusahaan ( laba
ditahan ) taukah dari luar perusahaan ( menerbitkan aham baru ).
Dampak pilihan tersebut sama saja bagi kekayaan pemodal atau
keputusan dividen tidak relevan.

 Dividen dibagikan sekecil-kecilnya


Pendapat bahwa dividen tidak relevan mendasarkan diri atas pemikiran
bahwa membagikan dividen dan menggantikannya dengan menerbitkan
saham baru mempunyai dampak yang sama terhadap kekayaan
pemegang saham ( lama ). Analisis iini mengabaikan adanya biaya emisi (
flootation cost ). Bila menerbitkan saham baru, perusahaan akan
menanggung biaya emisi seperti : fee untuk underwriter, biaya notaris,
akuntan, konsultan hukum, pendaftaran saham.

Dengan demikian, dividen seharusnya dibagikan sekecil mungkin,


sejauh dana tersebut bisa digunakan untuk menguntungkan. Sebagian
kekayaan diberikan kepada berbagai pihak sebagai flootation cost.

C. Dana yang bisa dibagikan sebagai Dividen

Page 32
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

Dalam praktek, pembagian dividen dikaitkan dengan laba yang diperoleh


perusahaan dan tersedia bagi pemegang saham, yang terlihat dalam EAT (
Earning After Tax ) + Depresiasi.

Dividen = EAT + Penyusutan – Investasi pada AT – Penambahan MK

Persamaan ini menunjukan bahwa dana yang bisa dibagikan sebagai


dividen merupakan kelebihan dana yang diperoleh dari operasi perusahaan. (
EAT + Penyusutan ) diatas keperluan investasi untuk menghasikan laba
dimasa yang akan datang ( Investasi pada AT dan MK ), investasi pada AT
sering diambil dari dana penyusutan dan MK dianggap tidak berubah.

Dalam pratek EAT digunakan sebagai ukuran jumlah maksimum dana


yang dibagikan sebagai dividen. Bila dividen yang dibagikan hanya 40% dari
EAT, maka ini berarti bahwa yang 60% digunakan untuk menambah dari
penyusutan untuk investasi pada AT dan penambahan MK ( sebagai laba
ditahan ).

D. Stabilitas Dividen dan Residual Decision of Dividend


Besarnya dividen yang akan dibagikan dipengaruhi oleh adanya investasi
yang menguntungkan sejauh terdapat investasi yang menguntungkan ( NPV
+ ), maka dana yang diperoleh dari operasi perusahaan akan digunakan
untuk mengambil investasi tersebut. Kalau terdapat sisa barulah dibagikan
sebagai dividen. Ini yang disebut residual decision of dividend

Dalam praktek, nampaknya perusahaan tidak menerapkan keputusan


dividen sebagai residual decision, hal ini terlihat adanya kecenderungan
perusahaan membayar dividen relatif stabil. Peningkatan atau penurunan
pembayaran dividen sering ditaksirkan sebagai keyakinan manajemen akan
prospek perusahaan. Bila perusahaan meningkatkan pembayaran dividen, hal
ini mungkin ditafsirkan sebagai harapan manajemen akan membaiknya

Page 33
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

kinerja perusahaan dimasa yang akan datang, demikian pula bila sebaliknya.
Dengan demikian manajemen akan enggan untuk mengurangi pembagian
dividen, kalau hal ini ditafsirkan memburuknya kondisi perusahaan dimasa
yang akan datang ( sehingga akan menurunkan harga saham ).

Yang terpenting adalah apakah pembagian dividen tersebut ditangkap


sebagai signal oleh para pemodal tentang prospek dan risiko perusahaan
dimasa yang akan datang.

E. Menentukan Kebijakan Dividen


Faktor-faktor yang diperlukan untuk menentukn kebijakan dividen :
1. Tidak benar bahwa perusahaan seharusnya membagikan dividen yang
sebesar-besarnya. Apabila dana yan diperoleh dari operasi perusahaan
bisa dipergunakan dengan menguntungkan, dividen tidak perlu dibagikan
terlalu besar.
2. Karena adanya keengganan untuk menurunkan pembayaran dividen
perlembar saham, ada baiknya kalau perusahaan menentukan dividen
dalam jumlah ( rasio payout ) yang tidak terlalu besar. Dengan demikian
memudahkan perusahaan untuk meningkatkan pembayaran dividen kalau
laba perusahaan meningkat begitu pula bila keadaan sebaliknya.
3. Apabila perusahaan menghadapi kesempatan investasi yang
menguntungkan, lebih baik perusahaan mengurangi pembayaran dividen
daripaa menerbitkan saham baru. Penurunan pembayaran dividen
mungkin akan diikuti oleh penurunan harga saham, tetapi apabila pasar
modal efisien harga akan menyesuaikan kembali dengan informasi yang
sebenarnya.
4. Dalam keadaan tidak tedapat biaya transaksi, tambahan kekayaan karena
kenaikan harga saham sama menariknya dengan tambahan kekayaan
karena pembayaran dividen.
5. Pemodal juga membayar pajak penghasilan, maka bagi pemodal yang
sudah berada dalam tax bracket yang tinggi ( di Indonesia 35% ) mungkin

Page 34
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

akan menyukai tidak mendapatkan dividen ( karena harus membayar


pajak ).

F. Pemecahan Dividen dalam bentuk Saham, Pemecahan Saham, dan


Pembelian kembali Saham
Kadang-kadang perusahaan memutuskan untuk membagikan dividen
dalam bentuk saham ( stock dividen )
Apakah cara ini akan meningkatkan kekayaan pemegang saham ?

Bila stock dividen 20%


Sebelum stock dividen keadaan PT X adalah :
- EAT Rp 3.000 juta
- Σ Saham 2.000.000 lembar
- EPS Rp 1.500
- Harga saham Rp 30.000
- PER 20x

Sebelum stock dividen keadaan PT X adalah :


- EAT Rp 3.000 juta
- Σ Saham 2.400.000 lembar
- EPS Rp 1.250
- Harga saham @ Rp 25.000

- PER 20x

Apa artinya ?
Bila setelah membagikan stock dividen PER ternyata tidak berubah, ini
berarti para pemodal berbpendapat bahwa prospek dan risk perusahaan tidak
berubah.
Misalnya :

Page 35
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

- Bila pemodal memiliki 100 lembar saham seharga Rp 30.000 maka


kekayaannya Rp 3 juta.
- Bila setelah menerima stock dividen 20%, maka jumlah lembar saham 120
lembar, tetapi harganya Rp 25.000, kekayaan tetap Rp 3 juta.

Kadang-kadang perusahaan melakukan pemecahan saham ( stock split ),


sehingga jumlah lembar saham yang beredar menjadi lebih besar. Tujuan
utama dari pemecahan saham ini adalah untu membuat saham ini lebih likuid
dalam perdagangan. Ketidak likuidan saham sering disebabkan oleh harga
saham terlalu mahal dan jumlah saham yang beredar terlalu sediit.

Pemisahan juga bisa mendistribusikan dana yang tidak diperlukan bukan


dalam bentuk pembayaran dividen tetapi dalam bentuk membeli kembali (
sebagian ) saham ( repurchase of stock ).

Contoh soal :
1. Perusahaan mempunyai dana sebesar Rp 1.200 juta yang akan dibagikan
lepada pemegang saham.
Bila EPS Rp 1.500, Σ Saham lembar saham 2.000.000 lembar, dan harga
saham @ Rp 18.000. berapa PER nya ?
Bila perusahaan tersebut membagikan dan tersebut sebagai dividen, maka :
Berapa DPS dan harga saham baru ?

2. Bila perusahaan merencanakan untuk membeli kembali sebagian saham


sesuai dengan harga pasa. Dengan dana Rp 1.200 juta dan harga saham saat
ini @ Rp 18.600. Apa yang terjadi ?

VII. Leasing ( Sewa Guna Usaha )

Page 36
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

1. Pengertian
a. Leasing ( menurut KMK No. 1169 / KMK.01 / 199 , tanggal 21 Nov 1991 )
adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal, baik
secara sewa guna dengan hak opsi ( finance lease ) maupun sewa guna
usaha tanpa hak opsi ( operatin lease ) untuk dipergunakan oleh lessee
selama jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran secara berkala.

b. Leasing adalah suatu kontrak antara pemilik aktiva ( lessor ) dengan pihak
lain yang memanfaatkan aktiva tersebut ( lessee ) untuk jangka waktu
tertentu.

c. Leasing adalah suatu cara untuk menggunakan suatu aktiva tanpa harus
membeli aktiva tersebut untuk jangka waktu tertentu dalam bentuk
penyewaaan.
Beda antara Membeli dan Menyewa
Misalnya PT. Lily and Co.
 Membeli
PT. Lily membeli aktiva tertentu dari pabrik aktiva melalui kas atau hutang
PT. Lily and Co. mengatur
pembiayaan dan membeli aktiva
Pabrik sewa PT. Lily and Co.

 Menyewa
PT. Lily and Co. menyewa aktiva dari lessor. Lessor membeli aktiva.

Pabrik aktiva

Lessor mengatur pembiayaan


dan membeli aktiva

Lessor Lessee
1. Memiliki aktiva PT. Lily and Co.
Tidak
Jadi2.ada menggunakan
3 pihak PT. Lily and Co.
yang berkepentingan dalam mekanismemenggunakan
leasing yaitu aktiva
:
menyewa aktiva
1. Lessor dari lessor

Page 37
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

Pihak yang memberikan jasa pembiayaan kepada lessee dalam bentuk


barang modal dan ia yang memiliki aktiva tersebut.
2. Lessee
Pihak yang menggunakan aktiva dan menyewanya dari lessor.
3. Pabrik aktiva / Supplier
Pihak yang menyediakan barang modal untuk dijual kepada lessee dengan
pembayaran tunai oleh lessor.

2. Jenis-Jenis Leasing
1. Operating Leases ( service leases / direct leases )
Lessor menyediakan pendanaan sekaligus biaya perawatan yang
keseluruhnnya tercakup dalam pembayaran leasing. Contoh : IBM adalah
salah satu perusahaan yang memulai menyewa langsung aktiva (
komputer ) yang diperlukan kepada perusahaan leasing.

Cirri utama leasing ini adalah harga perolehan aktiva sebagai obyek
leasing tidak diamortisasikan secara penuh ( not fully amortized ), atau
dengan kata lain pembayaran yang disyaratkan tidak cukup untuk
menutup keseluruhan harga perolehan dan biaya perawatan aktiva.
Namun demikian, jangka waktu operating leases biasanya lebih pendek
dari pada usia ekonomis yang diharapkan. Sehingga pihak lessor berharap
dapat menyewakan kembali kepada pihak lain atau menjual aktiva
tersebut untuk menutup harga perolehan, biaya perawatan dari tingkat
keuntungan yang disyaratkan. Dan memungkinkan ada klausa
pembatalan.

2. Financial leases / capital leases


Lessor tidak menanggung biaya perawatan, tidak dapat dibatalkan dan
diamortisasikan secara penuh. Dengan demikian lessor menerima
pembayaran sebesar harga perolehan aktiva plus tingkat keuntungan yang

Page 38
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

disyaratkan. Lessee juga harus membayar pajak dan asuransi aktiva objek
leasing itu.
Ada 3 bentuk financial lease yaitu :
a. Tax Oriented Leases
Suatu penyewaan dimana lessor yang merupakan pemilik aktiva
yang disewakan untuk tujuan pajak yang disebut ”Penyewaan dengan
Orientasi Pajak”. Penyewaan yang demikian disebut penyewaan pajak
atau penyewaan yang sebenarnya.
Penyewaan berorientasi pajak membuat banyak pemikiran bila
lessee tidak dalam posisi menggunakan kredit pajak secara efisien atau
pemotongan penyusutan karena kepemilikan aktiva.
Lessee dapat bermanfaat karena lessor mungkin mengembalikan
sebagian dari manfaat pajak kepada lessee dalam bentuk pembayaran
sewa yang lebih rendah.

b. Laverage Lease
Dalam leverage leases, adanya keterlibatan kreditor jangka panjang
dalam suatu objek sewa guna yang memiliki porsi sebesar yaitu 60-
80% dalam pembiayaan leasing sedang sisanya 20-40% dibiayai oleh
pihak lessor. Kreditor jangka panjang ini dapat berupa Bank atau
lembaga keuangan lainnya dan statusnya dalam leasing ini hanya
sebagai penyedia dana kepada pihak lessor. Jaminan antara kreditor
dengan lessor adalah objek leasing. Dalam hal ini pihak lesoor
bertanggung jawab terhadap kreditor sebesar dan sesuai jumlah
pembiayaannya.

c. Sale and Leaseback Agreement


Dalam sale and leaseback agreement, perusahaan yang memiliki aktiva
seperti tanah, bangunan, dan pealatan pabrik menjual aktiva tersebut
kepada perusahaan lain dan sekaligus menyewa aktiva tersebut untuk

Page 39
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

periode tertentu. Pembelian aktiva ini dapat Bank, perusahaan


asuransi, perusahaan leasing, pegadaian atau investor individu.
Manfaat sale and leaseback ini adalah penjual atau lease
menerima pembayaran segera sebagai tambahan dana yang dapat
diinvestasikan ke investasi lain dan bersamaan dengan itu lessee masih
menggunakan aktiva yang jualnya selama jangka waktu perjanjian
leasing.

Bentuk leasing lainnya :


1. Syndicated lease.
2. Cross border lease / International lease.
3. Vendor program.

3. Kelebihan Leasing
1. Full Payout
Pembiayaan penuh, dengan leasing pembiayaan dapat diberikan
sampai 100% tanpa down payment ( uang muka ).
2. Flexible
Pihak lessee dalam perjanjian leasing ini lebih fleksibel yang dengan
mudah menyesuaikan keadaan keuangannya untuk pembayaran leasing
secara berkala.
3. Sumber pembiayaan alternatif
4. Of balance sheet
5. Luwes >>> adanya keluwesan pembayaran dan tanpa down payment
6. Proteksi atas inflasi >>> tingkat bunga tetap
7. Perlindungan atas kemajuan teknologi
8. Sumber pelunasan kewajiban >>> dalam leasing pembayaran sewanya
hampir selalu berasal dari asset yang dileasing.
9. Pembiayaan proyek skala besar

Page 40
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

4. Perhitungan biaya Leasing


1. Sewa dibayar dimuka
Contoh untuk menghitung biaya leasing dimana biaya dibayar dimuka
setiap bulan adalah :

n-1 .
BL = ( HP – NS ) ( 1 + I ) i
( 1 + i ) n -1

Bila diketahui :
- Harga barang modal Rp 300 juta
- Nilai sisa Rp 30 juta
- Tingkat bunga 2% per bulan
- Jangka waktu leaing 1 Januari ’07 – 31 Desember ’09

Berapa biaya leasing per bulan ?

2. Sewa dibayar dibelakang


Contoh untuk menghitung biaya leasing dimana biaya tersebut dibayar
dibelakang setiap bulan.

n
BL = ( HP – NS ) ( 1 + I ) .i
( 1 + i ) n -1

Berapa biaya leasing per bulan ?

5. Keputusan Menyewa atau Membeli


Apabila perusahaan ingin memutuskan apakah kebutuhan barang modal,
misalnya mesin/peralatan diperoleh dengan cara leasing atau dibeli dengan
pinjaman Bank. Maka pihak manjemen haru membandingkan PV cash out
flow dari leasing dan PV cash out flow dari pinjaman.

Page 41
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

Contoh soal :
 Harga mesin Rp 200 juta, nilai sisa Rp 25 juta dan umur ekonomis 5
tahun. Tingkat bunga 18% / tahun, biaya pemeliharaan mesin dengan
leasing Rp 6 juta / tahun. Tax rate 10%, return 20%.
 Bila diperoleh dengan cara tunai, dengan fasilitas pinjaman Bank, tingkat
bunga 15% / tahun dan biaya pemeliharaan Rp 7,5 juta / tahun.
Penyusutan secara garis lurus, tax rate 10%, return 20%.

Mana cara yang dipilih ?

Page 42
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

VIII. Merger dan Akuisisi

A.Pengertian Merger dan Akuisisi


 Merger
Penggabungan atau peleburan atau kombinasi dua perusahaan atau lebih
dengan skala yang berbeda yang muncul hanya satu nama perusahaan (
yang muncul hanya 1 dan yang lain hilang ).
 Akuisisi
Pembelian perusahaan lain ( pencaplokan badan usaha yang sudah ada ).
 Konsolidasi
Penggabungan dua perusahaan atau lebih dengan skala yang hampir
sama dan muncul nama perusahaan baru.

B. Alasan Merger
1. Economies of sale.
2. Manajemen menjadi lebih baik.
3. Penghematan pajak.
4. Diversifikasi usaha.

C. Jenis-Jenis Merger
1. Merger horizontal
Merger dapat terjadi bila perusahaan menggabungkan diri dengan
perusahaan lain dalam jenis bisnis yang sama ( menghasilkan produk atau
jasa yang sama ).
2. Merger vertikal
Merger ini dapat terjadi bila perusahaan mempunyai keterkaitan antara
input, output maupun pemasarannya.
3. Merger konjinerik

Page 43
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

Penggabungan dua perusahaan yang sejenis dalam industri yang sama,


tetapi tidak memproduksi produk yang sama maupun tidak ada
keterkaitan supplier.

4. Merger konglomerat
Penggabunan dua perusahaan dari industri yang berbeda.

D.Prosedur Merger dan Akuisisi


1. Friendly Merger
Merger yang dilakukan secara bersahabat, artinya hal ini akan
dilakukan dengan cara manajemen kedua belah pihak berunding bersama,
dan hasil perundingan itu ( menyangkut harga yang wajar, pembayaran
akuisisi, dll ) akan diusulkan kepada pemilik perusahaan.

2. Hostile take offer


Artinya bila manajemen perusahaan yang akan diakuisisi tidak akan
bekerja sama. Dengan cara ini manajemen perusahaan yang tidak diajak
berunding, tetapi perusahaan akan diakuisisi langsung menawarkan
pemegang saham yang akan dibeli ( equired company ) dengan
persyaratan yang cukup menarik.

Contoh soal :
Perusahaan Global Resources Ltd mengakuisisi Regional Enterprice. Posisi
keuangan kedua perusahaan adalah sebagai berikut :

Page 44
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

Keterangan Global R Regional E


Laba per lembar saham $1 $1
Harga per lembar saham $ 25 $ 10
PER 25 25
Jumlah saham 100 100
Total laba $ 100 $ 100
Total nilai $ 2.500 $ 1.000

Diminta : hitunglah nilai-nilai diatas sesudah Global R mengakuisisi Regional E ?

Page 45
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

IX. Financial Distress

A. Pengertian
Financial distress adalah keadaan atau situasi dimana suatu perusahaan
tidak memiliki atau mempunyai dana yang cukup untuk membiayai atau
membayar kewajiban-kewajibannya ( hutang + bunga + biaya operasional
lainnya ), dan untuk itu perusahaan perlu melakukan tindakan koreksi atau
perbaikan.

Financial distress ditandai oleh :


1. Dividen reduction
2. Plant closing
3. Losses
4. Lay offs
5. CEO resignation
6. Plumming stock price

Financial distress sering disebut insolvency, yaitu kegagalan perusahaan


untu memenuhi kewajibannya ketika jatuh tempo. Analisa mengenai ketidak
solvabelan di konsentrasikan dan sturktur modal perusahaan.
Gambarnya :
a. Stock bases insolvency

Solvent firm insolvent firm

A A
S DEBT S D
S S E
S S B
E E T
T EQUITY T

EQUITY Negative
Equity

Page 46
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

b. Flow based insolvency

Cash flow
Short fall
Constructural
obligations

Firm Cash Flow


Insolvency

 Langkah-langkah perusahaan menghadapi financial distress ada beberapa


cara :
i. Selling major assets
ii. Merging with another firm
iii. Reducing capital spending, research and development
iv. Issuing new securities
v. Negotiating with Bank and other creditors
vi. Exchanging debt for equity
vii. Filling the bankcrupty

 Perusahaan mungkin berkembang menjadi korporasi, yaitu perusahaan


yang mmpunyai banyak unit kegiatan. Unit kegiatan iini mungkin saja
merupakan suatu divisi yang relatiif independen, tetapi mungkin juga
merupakan suatu bagian yang hanya sebagai pelaksana keputusan-
keputusan kantor pusat. Kesulitan mungkin timbul karena berkaitan
dengan jenis usaha yang sangat beraneka ragam, dapat juga karena
masalah trede-off antara kecepatan pengambilan keputusan dan
pengendalian. Masalah-masalah ini mungkin menyebabkan korporasi
melakukan restrukturisasi.

 Kadang-kadang dalam kegiatan operasinya, perusahaan tidak selalu


mampu berkembang dengan baik, dapat saja perusahaan teerpaksa
melakukan pembubaran diri atau memperkecil diri agar mampu bertahan,

Page 47
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

karena menderita kerugian yang diderita perusahaan secara terus


menerus.

B. Restrukturisasi, Reorganisasi, dan Likuidasi


1. Restrukturisasi
 Kegiatan untuk merubah struktur perusahaan.

 Restrukturisasi dapat diartikan sebenarnya perusahaan makin


membesar atau makin mengecil ( ramping ). Dalam hal perampingan
usaha, restrukturisasi dapat dilakukan dengan melakukan penjualan
unit-unit kegiatan ( sell off ) atau pemisahan unit-unit kegiatan
korporasi ( spin off ).

2. Reorganisasi
 Penyusunan kembali struktur modal perusahaan agar menjadi lebih
baik.

 Reorganisasi dapat ditempuh misalnya dengan menjual sebagian


saham perusahaan sehingga perusahaan memperoleh tambahan dana
dari pemegang saham. Dengan tambahan dana tersebut, maka
diharapkan tingkat profitabilitas perusahaan dapat ditingkatkan.

 Reorganisasi dipandang masih lebih baik karena menguntungkan


pihak-pihak yang berkepentingan dari pada likuidasi, cara yang
ditempuh dalam reorganisasi :
a. Menentukan nilai perusahaan setelah reorganisasi.
b. Menentukan struktur modal yang baru.
c. Menetukan nilai surat-surat berharga lama yang akan diganti
dengan yang baru.

Page 48
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

 Dalam reorganisasi financial sering dibarengi dengan konsolidasi, yaitu


membuat perusahaan menjadi lebih ramping secara operasional.
Reorganisasi dapat dilakukan dengan cara :
a. melakukan penghematan biaya
Pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu ditunda atau dibatalkan.
b. Menjual aktiva-aktiva yang tidak diperlukan.
c. Divisi ( unit bisnis ) yang tidak menguntungkan dihilangkan atau
digabung.
d. Menunda rencana ekspansi sampai dinilai telah menguntungkan.
e. Memanfaatkan kas yang ada, tidak menambah hutang dan menjaga
likuiditas. Dalam jangka pendek mungkin saja probabilitas
dikorbankan.

3. Likuidasi
 Kegiatan melakukan pembubaran usaha.

 Likuidasi ditempuh apabila kreditur berpendapat bahwa prospek


perusahaan tidak lagi menguntungkan. Kalaupun ditambah modal atau
mrubah kredit menjadi penyertaan, tidak terlihat membaiknya kondisi
perusahaan.
Dalam keadaan seperti ini para kreditur mungkin lebih menyukai untuk
meminta perusahaan dilikuidasi.

 Likuidasi umumnya dilakukan dengan prioritas :


1. Dipenuhi dulu kewajiban terhadap karyawan.
2. Dipenuhi kewajiban terhadap pemerintah.
3. Asset-asset dijual.

Page 49
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

Contoh soal :

PT. Mawar Lily dalam 5 tahun terakhir tenderita kerugian. Rugi komulatif
sampai tahun lalu mencapai Rp 10 milyar. Pimpinan perusahaan menganggap
perlu untuk mengadakan reorganisai financial terhadap perusahaannya.

Pada akhir tahun ’08 perusahaan memiliki rasio AL : AT 100%. Current


ratio 150%. Hiutang perusahaan seluruhnya HL yaitu sebesar Rp 50 milyar.
Modal sendiri seluruhnya terdiri dari saham biasa sebanyak 11 juta lembar @
Rp 10.000.

Dalam RUPS disepakati beberapa hal antara lain : AL turun 20%, AT turun
15%, kerugian sepenuhnya dibebankan kepada pemegang saham. Setelah
reorganisasi ditetapkan 35% sebagai cadangan nilai saham baru.

Tentukan :
a. Neraca dalam keadaan rugi
b. Neraca setelah dilakukan penilaian
c. Neraca setelah reorganisasi

Page 50
Manajemen Keuangan 2 - FEB-UMJ 2017

Page 51

Anda mungkin juga menyukai