Anda di halaman 1dari 5

ASMA BRONKIAL

No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/4

UPT PUSKESMAS
Rahman Sangaji, AMK
RAWAT INAP Nip.197306051997031008
PAYAHE

1. Pengertian Asma bronkial adalah gangguan inflamasikronik saluran napas yang


melibatkan banyak sel inflamasi dan mediator.
1) Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan napas
terhadap bermacam-macam stimulus dan penyempitan jalan napas yang
menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada
terasa berat dan batuk-batuk terutama pada malam dan atau dini hari.
2) Derajat penyempitan bervariasi yang dapat membaik secara spontan
dengan pengobatan.

Sebagai pedoman pengobatan Asma Bronkial di UPT Puskesmas Rawat Inap


2. Tujuan
Payahe

3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap Payahe Nomor :


tentang Penyusunan Rencana Layanan Medis di UPT Puskesmas Rawat Inap
Payahe

Panduan Praktik Klinis bagi dokter di Pelayanan Primer Tahun 2014


4. Referensi

5. Prosedur 1) Petugas melakukan anamnesis yang akan didapatkan keluhan :sesak nafas yang
episodik, batuk berdahak yang memburuk pada malam dan pagi hari menjelang
subuh, batuk biasanya kronik, sesak nafas berbunyi
Pada anamnesis harus memperhatikan faktor resiko berupa faktor penjamu dan faktor
lingkungan
Faktor Penjamu : ada riwayat atopi pada penderita atau keluarganya
hipersensitif saluran napas, jenis kelamin, ras atau etnik.
Faktor Lingkungan:
a) Bahan-bahan di dalam ruangan: tungau,deburumah,binatang,
kecoa.
b) Bahan-bahan diluar ruangan: tepung sari bunga, jamur
c) Makanan tertentu : bahan pengawet, penyedap dan pewarna
makanan
d) Obat-obatan tertentu
e) Iritan : parfum, bau-bauan yang merangsang
f) Ekspresi emosi yang berlebihan
g) Asap rokok
h) Polusi udara dalam dan luar ruangan
i) Infeksi saluran napas
j) Aktivitas fisik tertentu
k) Perubahan cuaca
2) Petugas melakukan pemeriksaan tanda tanda vital dan melakukan pemeriksaan fisik
pada seluruh bagian tubuh, biasanya didapatkan tanda patognomis:
Sesak nafas, Mengi pada auskultasi, Pada serangan berat digunakan otot bantu nafas
(retraksi supraklavikula, interkostal dan epigastrium)
3) Petugas mencatat segala yang di dpaatkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik
pada blangko rekam medik
4) Petugas menuliskan diagnosis yang dapat ditegakkan dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik, dengan diagnosis banding obstruksi jalan nafas, bronkitis kronik,
dan bronkiektasis.
Diagnosis klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,dan
pemeriksaan penunjang, yaitu terdapat kenaikan ≥15% rasio APE
sebelum dan sesudah pemberian inhalasi salbutamol.
Klasifikasi
Catatan: bila spirometri tersedia digunakan penilaianVEP1
5) Petugas memberikan terapi pada pasien berupa pengendalian faktor resiko
pencetusnya dan pengobatan pada serangan akut.
Semua tahapan bila tercapai asma terkontrol, pertahankan terapi paling tidak 3 bulan,
kemudian diturunkan bertahap sampai mencapai terapi seminimal mungkin dengan
kondisi asma tetap terkontrol
6) Petugas memberikan edukasi pada pasien dan keluarga pasienn mengenaiseluk
beluk penyakit, sifatpenyakit, perubahan penyakit (apakah membaik
atau memburuk), jenis dan mekanisme kerja obat-obatan dan
mengetahui kapan harus meminta pertolongan dokter, kontrol secara
teratur antara lain untuk menilaidan monitor berat asma secara berkala
(asthmacontroltest/ACT), polahidupsehat. Dan menjelaskan pentingnya
melakukan pencegahan denganm enghindari setiap pencetus.dan
menggunakan bronkodilator/steroid inhalasi sebelum melakukan
exerciseuntuk mencegah exerciseinducedasthma
7) Petugas dapat merujuk pasien dengan kriteria rujukan apabila: sering terjadi
eksaserbasi , serangan asma akut sedang atau berat, dan asma dengan komplikasi
Persiapan rujukan berupa: oksigen, pemberian steroid sistemik injeksi atau inhalasi
disamping pemberian bronkodilator kerja cepat inhalasi, dan pasien harus didampingi
tenaga kesehatan terlatih/dokter selama pejalanan menunju ke RS.

6. Diagram Alir
Petugas melakukan Petugas mencatat hasil
Petugas melakukan pemeriksaan TTV dan anamnesis dan
anamnesis pemeriksaan fisik pemeriksaan fisik pada
rekam medik

Petugas memberi Petugas mendiagnosis


edukasi kepada berdasarkan hasil
pasien Petugas memberikan anamnesis dan
resep kepada pasien
pemeriksaan fisik

Pasien dirujuk ke
fasilitas yang lebih
tinggi bila ada
komplikasi
Rekam Medik
7. Dokumen Terkait
1) Loket Pendaftaran
8. Unit Terkait
2) Pemeriksaan Umum

9. Rekaman No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai diberlakukan


Historis .
Perubahan

ASMA BRONKIAL

No. Dokumen :

DAFTAR No. Revisi :


TILIK Tanggal Terbit :
Halaman :1

UPT PUSKESMAS
Rahman Sangaji, AMK
RAWAT INAP Nip.197306051997031008
PAYAHE

Unit : ……………………..…………………………….........……………
Nama Petugas : ……………………………………….........………..………………
Tanggal Pelaksanaan : …………………………………….........……………..……………

NO KEGIATAN YA TIDAK TB
1 Apakah Petugas melakukan anamnesis menanyakan keluhan kepada
pasien?
2 Apakah Petugas melakukan pemeriksaan tanda- tanda vital dan
melakukan pemeriksaan fisik?

3 Apakah Petugas mencatat segala yang didpaatkan dari anamnesis dan


pemeriksaan fisik pada blangko rekam medik?
4 Apakah Petugas menuliskan diagnosis yang dapat ditegakkan dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik?
5 Apakah Petugas memberikan pengobatan yang sesuai?

6 Apakah Petugas memberikan edukasi kepada pasien?

7 Apakah Pasien dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi apabila


terjadi komplikasi?

Compliance rate (CR) : ...........%


Pelaksana / Auditor

……………………………..............

Anda mungkin juga menyukai