18-Article Text-65-1-10-20180629 PDF
18-Article Text-65-1-10-20180629 PDF
ABSTRAK ABSTRACT
Kebab merupakan salah satu jenis makanan Kebab is a type of processed food that uses
olahan yang menggunakan daging sebagai meat as its main ingredient. Meat is a material
bahan utamanya. Daging merupakan bahan that contains many nutrients, so it is very
yang mengandung banyak nutrisi sehingga supportive for the growth of various
sangat mendukung untuk pertumbuhan microorganisms. Consumption of meat
berbagai mikroorganisme. Mengonsumsi contaminated by bacteria such as Salmonella
daging yang terkontaminasi bakteri seperti sp. and Staphylococcus aureus due to poor
Salmonella sp. dan Staphylococcus aureus handling and processing can cause disease
akibat penanganan dan pengolahan daging (foodborne disease). This study aimed to
yang kurang baik dapat menyebabkan penyakit identify Salmonella sp. and S. aureus in kebab
(foodborne disease). Penelitian ini bertujuan meat sold at Jalan Durian Pekanbaru. This
untuk mengidentifikasi Salmonella sp. dan S. study commenced with a total plate count
aureus pada daging kebab yang dijual di Jalan (TPC) followed by isolation on MSA and SSA
Durian Pekanbaru. Penelitian ini dimulai media and identification with biochemical
dengan menentukan Angka Lempeng Total reaction test. The results showed that TPC
(ALT) dilanjutkan isolasi pada media MSA value for 5 samples of kebab meat sold at
dan SSA dan identifikasi dengan uji reaksi Jalan Durian Pekanbaru, 4 samples exceeded
biokimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa the maximum allowable microbial
nilai ALT dari 5 sampel daging kebab yang contamination limits set by SNI 7388 : 2009 (1
dijual di Jalan Durian Pekanbaru, 4 sampel x 104 CFU/g). The biochemical tests revealed
melebihi batas maksimum cemaran mikroba that all of the samples were negative for
yang diijinkan oleh SNI 7388:2009 (1 x 105). Staphylococcus aureus, and 1 sample (sample
Uji biokimia menunjukkan semua sampel A) was found to be contaminated by
negatif S. aureus, dan ditemukan 1 sampel Salmonella sp.
terkontaminasi Salmonella sp. (sampel A).
23
Jurnal Sains dan Teknologi Laboratorium Medik. ISSN: 2527-5267. Vol.2. No.1 (2017): 23-30
24
Jurnal Sains dan Teknologi Laboratorium Medik. ISSN: 2527-5267. Vol.2. No.1 (2017): 23-30
2015). Kheyri et al. (2014) menyatakan bahwa laktosa, Mannitol, maltosa, sukrosa).
S. aureus adalah salah satu bakteri pathogen
pada produk daging khususnya daging yang Prosedur Kerja
telah mengalami kontak dengan tangan secara Cuci tangan menurut WHO 2009 dan gunakan
langsung. APD (alat pelindung diri) sebelum bekerja.
Selain disebabkan oleh bakteri,
keracunan makanan juga dapat disebabkan Persiapan Sampel
oleh kapang penghasil mikotoksin seperti Sampel diambil dari pedagang, dan dibawa ke
Aspergillus flavus, Fusarium, dan Penicillium laboratorium secara aseptis.
(Hocking et al., 2006), Protozoa seperti 1. Sampel daging kebab ditimbang sebanyak
Entamoeba histolica atau virus seperti virus 25 gr secara aseptis, lalu dimasukkan
Hepatitis A dan E, gastroenteritis virus, bahkan kedalam blender.
virus polio (genus Enterovirus) (Adams dan 2. Aquadest steril ditambahkan kedalam
Moss, 2008). blender sebanyak 225 mL (pengenceran
10-1 ).
3. Sampel diblender selama ± 2 menit,
METODE PENELITIAN
Jenis dan Desain Penelitian kemudian diendapkan selama 15 menit.
Jenis dan Desain Penelitian 4. Homogenat dipipet 1 mL dan dimasukkan
Penelitian ini bersifat eksperimental kedalam tabung reaksi yang berisi aquadest
laboratory secara invitro, yaitu dengan steril sebanyak 9 mL (10-2 ).
menumbuhkan bakteri dari sampel daging 5. Pengenceran dilakukan sampai diperoleh
kebab yang dijual di Jalan Durian Pekanbaru pengenceran 10-6
pada medium kultur selektif MSA dan SSA,
kemudian dilanjutkan dengan uji reaksi Angka Lempeng Total (ALT)
biokimia untuk mengidentifikasi jenis bakteri. 1. Sampel dari masing-masing pengenceran
diambil sebanyak 1 mL kemudian
Waktu Dan Tempat Penelitian dimasukkan ke dalam cawan petri steril.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 2. Media Nutrien agar yang masih dalam
Juni sampai Agustus 2017, di Laboratorium keadaan cair pada suhu ± 45˚C dituang ke
Bakteriologi Akademi Kesehatan John Paul II dalam cawan petri yang sudah berisi larutan
Pekanbaru. sampel.
3. Cawan petri digoyang searah jarum jam
Populasi dan Sampel penelitian sehingga larutan tercampur secara merata,
Populasi yang digunakan dalam kemudian dibiarkan memadat.
penelitian ini yaitu daging kebab yang dijual di 4. Lakukan langkah kerja no 1-3 sebanyak 3
Jalan Durian Pekanbaru. Sampel yang kali pengulangan.
digunakan adalah daging kebab yang diambil 5. Semua cawan petri diinkubasi dengan suhu
dari 5 pedagang berbeda yang berjualan di 37˚C selama 2 × 24 jam
Jalan Durian Pekanbaru. 6. Jumlah koloni yang tumbuh dihitung
menggunakan colony counter.
Alat dan Bahan
-alat yang digunakan dalam penelitian ini Isolasi dan purifikasi Bakteri Pada Media
adalah alat-alat gelas, Blender, Colony Selektif
counter, Jarum Ose, Inkubator, mikropipet, 1. Sampel dari masing-masing pengenceran
mikroskop, Otoklaf, Oven, spatula, timbangan dipipet sebanyak 1 mL, lalu dituangkan
digital. Adapun bahan yang digunakan dalam kedalam cawan petri kemudian dituangkan
penelitian ini adalah Daging Kebab, garam media SSA dan MSA dan dihomogenkan
fisiologis 0,9%, 1 set pewarnaan gram, reagen 2. Semua cawan petri diinkubasi pada suhu
Kovac’s, reagen H2O2, Bromothymol blue, 37˚C selama 2 × 24 jam.
minyak imersi, Media Pertumbuhan bakteri 3. Koloni yang diduga sebagai Salmonella dan
(Nutrient Agar, Mannitol Salt Agar, S. aureus diambil dengan ose kemudian
Salmonella Shigella Agar), media reaksi diinokulasikan pada media SSA dan MSA
biokimia (Triple Sugar Iron Agar, Sulfur Indol yang baru hingga diperoleh koloni tunggal.
Motility agar, Simmon Citrate agar, buffered
peptone water), dan karbohidrat (glukosa,
25
Jurnal Sains dan Teknologi Laboratorium Medik. ISSN: 2527-5267. Vol.2. No.1 (2017): 23-30
4. Koloni tunggal digoreskan pada media NA bakteri Salmonella sp. dan S. aureus pada
steril dan disimpan sebagai kultur stok daging kebab diperoleh dengan
untuk diuji lebih lanjut. membandingkan data yang diperoleh dari
pengamatan makroskopis, mikroskopis, dan uji
Identifikasi Bakteri reaksi biokimia bakteri uji terhadap data yang
1. Koloni bakteri murni yang berasal dari terdapat di literatur.
kultur 24 jam diambil dengan ose dan
dilakukan pewarnaan Gram dan Uji katalase Analisis Data
dengan meneteskan reagen H2O2 dan Data yang diperoleh dianalisisa secara
diamati terbentuknya gelembung gas. kualitatif dan kuantitatif yaitu dengan
2. Dilakukan penanaman pada media reaksi mendeskripsikan hasil pengamatan
biokimia TSIA (ditusuk dan digores), media mikroskopis, makroskopis, serta uji biokimia.
SIM (ditusuk), media Simmon Citrate Identifikasi bakteri dilakukan mengacu pada
(digores), dan media Gula-gula buku Bergey’s Manual Determinative of
(disuspensikan). Bacteriology (Holt, et al., 2000)
3. Seluruh media uji yang sudah diinokulasi
diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam HASIL DAN PEMBAHASAN
lalu diamati ada tidanya perubahan warna
media. Hasil
4. Media SIM ditetesi dengan reagen Kovac’s Angka Lempeng Total (ALT)
untuk mendeteksi adanya indol (Leboffe Hasil penghitungan jumlah koloni bakteri dari
dan Pierce, 2011). sampel daging kebab yang dibeli dari Jalan
Durian Pekanbaru ditemukan hanya 1 sampel
Pengolahan Data yang memenuhi standar batas maksimum
Jumlah koloni yang tumbuh pada cemaran mikroba yaitu sampel A. Tabel 1
setiap cawan ALT dihitung sehingga diperoleh menunjukkan nilai Angka Lempeng Total yang
data berupa jumlah koloni bakteri per gram diperoleh dari rata-rata jumlah koloni pada
sampel (CFU/g). Penentuan ada tidaknya cawan duplo.
26
Jurnal Sains dan Teknologi Laboratorium Medik. ISSN: 2527-5267. Vol.2. No.1 (2017): 23-30
Isolasi bakteri dari sampel C tidak spesies bakteri. Penentuan genus atau spesies
ditemukan adanya pertumbuhan koloni dengan bakteri dilakukan dengan mengamati adanya
karakteristik Salmonella pada SSA, serta tidak perubahan warna, dan atau pembentukan gas
ditemukan koloni dengan karakteristik koloni pada media uji, atau reaksi yang terjadi ketika
Staphylococcus aureus pada media MSA. bakteri diberi perlakuan dengan reagen
tertentu.
Reaksi biokimia 5 isolat bakteri
Uji reaksi biokimia merupakan uji
yang digunakan untuk menentukan genus atau
Isolat SL1 yang diperoleh dari sampel A koloni. Menurut Leboffe dan Pierce (2011)
memiliki ciri koloni yang menyerupai koloni Salmonella mampu membentuk H2S sebagai
Salmonella sp. pada media SSA yaitu koloni hasil pemecahan asam amino yang
tidak berwarna dengan titik hitam ditengah mengandung unsur belerang (sulfur) seperti
27
Jurnal Sains dan Teknologi Laboratorium Medik. ISSN: 2527-5267. Vol.2. No.1 (2017): 23-30
lisin dan metionin. H2S yang dihasilkan akan karakteristik bakteri dari genus Micrococcus
bereaksi dengan ion fe2+ yang terkandung yang terdapat dalam buku Bergey’s Manual
dalam media agar sehingga membentuk Determinative Of Bacteriology.
endapan hitam.
Hasil pewarnaan gram dan uji reaksi Pembahasan
biokimia terhadap isolat SL1 menunjukkan SNI 7388 : 2009 mengenai batas
bahwa isolat tersebut merupakan bakteri gram maksimum cemaran mikroba pada pangan
negatif berbentuk batang pendek, katalase menyatakan bahwa nilai ALT untuk produk
positif, mampu memfermentasi glukosa, daging dan olahannya adalah 1 x 105
sukrosa, dan laktosa pada media TSIA, CFU/gram. Berdasarkan batas tersebut dapat
menghasilkan H2S, motil dan tidak dinyatakan bahwa hanya 1 sampel yaitu
menggunakan sitrat sebagai sumber karbon sampel A yang memenuhi syarat dan layak
tunggalnya. Hasil uji terhadap isolat SL1 untuk dikonsumsi. Empat sampel daging
memiliki persamaan dengan karakter bakteri Kebab yaitu sampel B, C, D, dan E
Salmonella yang terdapat dalam buku Bergey’s mengandung mikroba melebihi batas
Manual Determinative Of Bacteriology, maksimum cemaran yang diijinkan dan tidak
sehingga dapat dinyatakan bahwa isolat SL1 layak untuk dikonsumsi. Tingginya jumlah
adalah bakteri Salmonella sp. cemaran di dalam daging kebab menunjukkan
Empat dari 5 sampel (sampel A, B, D, bahwa pedagang kurang memperhatikan
dan E) yang diinokulasi pada media MSA sanitasi makanan yang dikelolanya dan cara
menunjukkan adanya pertumbuhan koloni memasak daging yang kurang tepat, sehingga
bakteri yang menyerupai koloni mikroorganisme yang terdapat pada daging
Staphylococcus aureus. Menurut Mahon, kebab tidak musnah secara sempurna.
Lehman, dan Manuselis (2015), Pencemaran makanan oleh
Staphylococcus aureus tumbuh membentuk mikroorganisme tidak terlepas dari alur atau
koloni yang mampu menghasilkan pigmen proses pengelolaan makanan mulai dari
kuning hingga jingga dan mampu pemilihan bahan makanan, penyimpanan
menghasilkan produk sampingan yang bersifat makanan, pengangkutan, dan penyajian
asam sehingga menurunkan pH pada media makanan itu sendiri (Agbodaze, et al., 2005).
dan menggubah warna indicator pH dari merah Menurut Depkes RI tahun 2004, keenam
menjadi kuning. Isolat ST1, ST2, ST3, dan proses tersebut dikenal dengan prinsip higiene
ST4 memiliki persamaan ciri koloni dengan S. sanitasi makanan. Kualitas bahan makanan
aureus. yang baik dapat dilihat melalui ciri-ciri fisik
Hasil pewarnaan gram menunjukkan dan mutunya seperti bentuk, warna, kesegaran,
bahwa isolat ST1, ST2, ST3, dan ST4, bau, dan lainnya. Penyimpanan bahan
merupakan bakteri berbentuk coccus gram makanan saperti daging burger atau kebab
positif dengan susunan bergerombol seperti harus disimpan pada suhu tertentu menurut
buah anggur. Menurut Holt, et al. (2000), lama penggunaan. Apabila daging tersebut
bakteri S. aureus memiliki ciri-ciri kokus gram digunakan dalam 3 hari atau kurang, maka
positif bergerombol seperti anggur dan brsifat suhu penyimpanan harus -5ºC sampai 0ºC.
non-motil. S. aureus mampu memfermentasi Menurut penelitian Ginting, et al. (2013)
gula-gula pada media TSIA (A/A), Faktor yang paling banyak tidak dipenuhi oleh
menggunakan sitrat sebagai sumber karbon, pedagang yaitu pedagang tidak langsung
dan memfermentasikan media gula-gula mencuci peralatan yang sudah dipakai, seperti
(glukosa, laktosa, Mannitol, maltosa, laktosa. alat memasak dan tempat penggorengan. Alat-
Uji reaksi biokimia terhadap 4 isolat yang alat tersebut akan dicuci ketika selesai
diduga S. aureus menunjukkan bahwa semua berjualan dengan alasan keterbatasan sumber
isolat tidak mampu memfermentasikan gula- air pada tempat berjualan. Peralatan juga tidak
gula, pada media TSIA (K/K) serta tidak dilap atau dikeringkan, hanya dibiarkan hingga
menghasilkan sulfur dan indol, tidak air mengering sendiri, dan diletakkan pada
menggunakan sitrat sebagai sumber karbon tempat yang tidak tertutup sehingga beresiko
dan tidak memfermentasikan gula-gula terjadi pencemaran.
(glukosa, laktosa, Mannitol, maltosa, dan Sarana penjualan yang baik dan lengkap
sukrosa). Hasil uji tersebut tidak sesuai dengan harus memenuhi persyaratan yaitu kontruksi
karakteristik S. aureus tetapi mirip dengan sarana penjaja mudah dibersihkan, tersedia
28
Jurnal Sains dan Teknologi Laboratorium Medik. ISSN: 2527-5267. Vol.2. No.1 (2017): 23-30
29
Jurnal Sains dan Teknologi Laboratorium Medik. ISSN: 2527-5267. Vol.2. No.1 (2017): 23-30
30