Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL
RSUD RA KARTINI JEPARA
Disusun oleh :
Nafiatul Aliah
30101407262
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
2019
REFLEKSI KASUS
TUMOR CANALIS ACUSTICUS EKSTERNA DEXTRA
Oleh :
Nafiatul Aliah
30101407262
Mengetahui,
Pembimbing
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Anatomi saluran telinga luar dan bentuk tumor yang hampir mirip satu
sama lain yang menyebabkan diagnosis klinis tumor jinak CAE menjadi sulit,
diperlukan tindakan biopsi, dan pemeriksaan patologi anatomi untuk mengetahui
jenis tumor.
Tindakan operasi merupakan pilihan utama yang dapat dilakukan sebagai
pilihan terapi, utamanya jika tumor telah membesar, bahkan menyebabkan
gangguan seperti tidak dapat mendengar, maupun nyeri karena telah menekan
organ dan saraf sekitar.
2. Tujuan
Laporan kasus ini bertujuan untuk membahas dasar diagnosis dari tumor jinak
3. Manfaat
diagnosis dari tumor jinak CAE, patofisiologi, dan penatalaksanaan dari tumor
jinak CAE
BAB II
DASAR TEORI
A. ANATOMI TELINGA
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran
timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga
terbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar,
sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya
kira-kira 2 ½ - 3 cm.
Daun telinga dari telinga eksternal memiliki bentuk yang simetris bilateral
yang membantu dalam fokus dan lokalisasi suara . Setiap pinna adalah menempel
pada tempurung kepala oleh kulit , tulang rawan , otot otot auricular , dan ligamen
Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar
serumen (kelenjar keringat) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh
kulit liang telinga. Pada dua pertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar
serumen. Kanal auditori eksternal hangat, gelap dan rentan untuk menjadi lembab,
sehingga sangat baik untuk bakteri dan jamur bertumbuh. Kanal mudah trauma.
Kehadiran dari rambut, terutama rambut lebih tebal umum pada geriatri.
B. DEFINISI
Tumor adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan adanya
pertumbuhan massa (solid/padat) atau jaringan abnormal dalam tubuh, tumor di
telinga dapat terjadi di daun telinga, saluran telinga luar ( meatus akustikus
externus ), telinga tengah dan telinga dalam. Tumor di daerah yang berbeda dari
telinga berperilaku berbeda juga. Jadi, perlu untuk menggambarkan tumor
berdasarkan kejadian, gejala dan pengobatannya
Tumor dibedakan menjadi tumor jinak dan ganas, tumor jinak umumnya
tidak akan menimbulkan gejala, sifat pertumbuhannya lambat, tidak mudah
berdarah, tidak nyeri, tumor akan menimbulkan gejala jika ukurannya membesar
hingga dapat menekan organ, dan saraf sekitarnya.
TUMOR TELINGA
TUMOR CAE
BAGIAN LUAR
a. Skin Tag
Skin tag adalah tumor jinak kulit yang berasal dari jaringan ikat. Banyak
didapat pada usia pertengahan dan orangtua, umumya pada wanita. Faktor
penyebab yang pasti dari kelainan ini belum diketahui. Faktor predisposisi antara
lain obesitas dan kehamilan. Kelainan ini sering pada daerah intertriginosa (aksila,
lipat paha) tetapi pada umumnya di daerah leher
Sinominmnya antara lain Acrochordon, Cutaneous papilloma (1), Soft
warts (2), Fibroma durum (3), Fibroma molle (5), Cutis pendula (6),
Fibroepityhelial polyps (7), Fibroma pendularis (8), Soft fibroma (9). Pada
gambaran klinis didapatkan bentuk lesi bulat/oval, bertangkai, biasanya melekat
pada dasar kulit, lunak tidak elastis dengan ukuran < 1,0 mm sampai > l0 mm.
berwarna kuning kecoklatan atau merah daging. Gambaran histologi ditemukan
epidermis tipis, lapisan sel basal rata dan kadang mengalami hiperpigmentasi.
Fenoil likuefaktum
- Bedah beku :
c. Granuloma
Menurut definisi, granuloma adalah lesi inflamasi nodular. Granuloma
terutama terdiri dari fagosit mononuklear. Granuloma merupakan massa yang
terdiri dari jaringan fibrosa atau pembuluh darah yang tubuh terbentuk sebagai
respon dari infeksi kronis atau proses penyembuhan. Granuloma dapat timbul
sebagai manifestasi dari OMSK (Otitis Media Supuratif Kronis). Granuloma juga
dapat terjadi karena adanya benda asing di dalam telinga yang dapat menimbulkan
reaksi inflamasi.
1. Granuloma benda asing umumnya terjadi karena terdapat benda asing yang
relatif inert. Biasanya, granuloma benda asing terbentuk ketika jahitan, atau
serat lainnya yang cukup besar untuk menghalangi fagositosis oleh makrofag
tunggal dan tidak menimbulkan respon inflamasi atau imun spesifik. Sel epitel
dan terbentuk dan meliputi seluruh permukaan benda asing. Oleh karena itu,
pada granuloma tipe ini benda asing yang dimaksud dapat diidentifikasi di
tengah granuloma.
2. Granuloma imun umumnya disebabkan oleh partikel tidak larut (biasanya
mikroba), yang kemudian merangsang respon kekebalan yang dimediasi sel.
Respon imun tidak selalu menghasilkan granuloma, umumnya granuloma
terjadi jika terdapat partikel atau zat yang tidak dapat didegradasi. Dalam
tanggapan ini, makrofag memfagositosis benda asing dan memproses serta
menyajikan antigen yang tepat kepada limfosit T, menyebabkan limfosit
menjadi aktif. Sel-sel T teraktivasi kemudian menghasilkan sitokin, seperti IL-
2, yang mengaktifkan sel-sel lain T, dan IFN-γ, yang penting dalam
mengaktifkan makrofag dan mentransformasikannya ke dalam sel epiteloid
dan sel raksasa multinuklear.
Granuloma kecil dapat hilang secara tiba-tiba. Lesi yang lebih besar
diperlakukan dengan operasi, elektrokauter, pembekuan, atau laser. Bila tidak
ditangani maka lesi granuloma cenderung menetap.3 Pada granuloma yang kecil
dan superfisial dapat terjadi regresi spontan. Penanganan granuloma meliputi
bedah eksisi, kauterisasi dan kuretase, laser.
BAB III
LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : SSW
Umur : 42 tahun
Agama : Islam
No. CM : 0003682xxx
2. ANAMNESIS
Autonamanesa pasien pada tanggal 23 Januari 2019 di Poli THT dan 24 Januari 2019 di
a. Keluhan Utama
menggunakan BPJS
3. PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pemeriksaan pada tanggal tanggal 23 Januari 2019 di Poli THT dan 24 Januari
a. Status Generalis
Berat badan : 57 kg
13
b. Tanda vital
Suhu : 36 C
Kepala : Normocephal
d. Status Lokalis
i. Pemeriksaan Telinga
Telinga luar
Dextra Sinistra
14
Udem (-) Udem (-)
keabu-abuan, permukaan
berbenjol-benjol, tidak
berdarah.
Membran Timpani
Dextra Sinistra
15
ii. Pemeriksaan Tenggorok
batas normal
kiri.
Ukuran T1 T1
dan arkus
palatofaringeal
16
iii. Pemeriksaan Hidung
Mukosa konka inferior Livid (-), edem (-) Livid (-), edem (-)
17
iv. Pemeriksaan Leher
Dextra Sinistra
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
HBsAg - -
18
5. RESUME
Seorang pasien datang ke Poliklinik THT RSUD R.A. Kartini Jepara dengan
keluhan telinga sebelah kanan tidak dapat mendengar. Lima tahun sebelumnya pasien
merasa telinganya terasa ada yang mengganjal saat membersihkan telinga, tetapi pasien
tidak memeriksakan keluhannya ke dokter karena dirasa tidak mengganggu dan mengira
akan hilang sendiri, benjolan dirasakan semakin membesar 1 tahun yang lalu, dan mulai
tidak dapat mendengar seminggu yang lalu, pasien mengaku benjolan tidak nyeri, tidak
pernah berdarah, dan tidak pernah keluar cairan atau nanah pada telinga kanan,
sebelumnya pasien mengobati telinga kanan dengan obat tetes telinga tetapi tidak
membaik.
Telinga :
Dextra Sinistra
19
Udem (-) Udem (-)
keabu-abuan, permukaan
berbenjol-benjol
Tenggorok : dbn.
Hidung : dbn.
Leher : pembesaran kelenjar limfe tidak ada.
Pemeriksaan penunjang
Diagnosis
Tumor canalis acusticus eksterna dextra
Diagnosis Banding
Granuloma
Skin tag
Veruka vulgaris
20
6. Penatalaksanaan
1) Medikamentosa:
Klinmas 3x150mg
Patral 3xI
Otopain ED 4xIII
2) Operatif :
7. PROGNOSIS
21
8. FOLLOW UP
dinilai
22
O: Tumor CAE dextra (-) perdarahan
Klinmas 3x150 mg
Patral 3xI
23
BAB IV
PEMBAHASAN
Seorang pasien wanita datang ke Poliklinik THT RSUD R.A. Kartini Jepara
semakin membesar 1 tahun yang lalu, dan mulai tidak dapat mendengar seminggu yang
lalu, pasien mengaku benjolan tidak nyeri, tidak pernah berdarah, dan tidak pernah
keluar cairan atau nanah pada telinga kanan, luka pa liang telinga luar dan penurunan
berat badan disangkal oleh pasien sebelumnya pasien mengobati telinga kanan dengan
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, TTV dbn. Pemeriksaan
kepala pada wajah didapatkan dalam batas normal. Pada pemeriksaan telinga, didapatkan
massa di CAE dextra, jumlah 1 permukaan berbenjol-benjol, tidak nyeri, berwarna putih
keabu-abuan, tidak berdarah, dan tidak ada nanah, membran timpani tidak dapat dinilai
Massa tersebut dicurigai sebagai skin tag karena pada anamnesis pasien
menyangkal adanya trauma pada CAE sebelumnya, massa memiliki warna yang mirip
dengan kulit, tidak terasa nyeri, tidak mudah berdarah, memiliki bentuk filiform.
dilakukan pemeriksaan patologi anatomi untuk memastikan jenis tumor yang diderita
pasien.
24
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
1. Adams GL, Boies LR, Higher PA. 1997. BOIES Buku Ajar Ilmu Penyakit THT. Edisi ke-6.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2. DeSouza, Menesez CO, Desouza RA, Ogale SB, Morris MM, Desai AP. 1989. Profile of
Congenital Cholesteatomas of Petrous Apex. J POstgard Med (serial online)
4. Nuty W, Endang Mangunkusumo. 2006. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Hidung dan Telinga.
Editor: Eliaty AS, Nurbaiti, edisi ke 5.
5. Soepardi MA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. 2008. Buku Ajar THT KL, Edisi Ke 6.
Jakarta: Balai Penerbit FK UI
6. Viswanatha, DO, MBBS.PhD. 2015. Granulomatous Disease of Middle Ear. India: Journal
of Medscape.
25