Pelajaran Tauhid
Pelajaran Tauhid
PELAJARAN AQIDAH
I. ILMU TAUHID
Oleh
Ustadz Herman Abdullah ( Alm )
Disusun oleh : Toil Ansori
Tahun 2011
Kumpulan Materi Pengajian Rutin
PELAJARAN
ILMU TAUHID
Oleh
Ustadz Herman Abdullah ( Alm )
Disusun oleh : Toil Ansori
Tahun 2011
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan
kepada kita semua dengan jumlah yang sangat banyak sampai tak terhitung lagi.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang selalu menyerukan beribadah kepada Allah SWT secara tulus dan ikhlas karena-
Nya. Juga kepada keluarga, sahabat dan pengikut petunjuk Beliau hingga akhir masa.
Alhamdulillah atas Qudrat dan Irodah Allah SWT saya telah selesai menyusun buku ini.
Sebelum tersusun menjadi buku, materi ini berasal dari catatan-catatan pengajian rutin
yang disampaikan oleh Ustadz Herman Abdullah, yang waktu itu sebagai pengasuh
Pondok Pesantren Nurul Hidayah Pekon Sukapura, Kecamatan Sumberjaya.
Penjelasan tentang aqidah ini, guru kami banyak merujuk pada kitab yang berjudul “
JAUHARUT TAUHID, KOMI’UTTUGHYAN, AL ITISOM dan kitab kitab lain yang merujuk
kepada 2 Ulama besar yaitu Abu Hasan Al Ash’ari dan Abu Mansyur Al Mathuridi, Yang
disebut Aliran As’ariah dan Aliran Al Mathuridiyah yang dikenal dalam istilah Ulamanya
“AHLI SUNNAH” .
Sewaktu saya menyusun catatan-catatan tentang pelajaran Aqidah ini guru kami
dipanggil oleh Allah SWT, karena itu buku ini tentu ada kesalahan dan banyak
kekurangannya, apalagi penyusun tidak bisa membaca kitab aslinya.
Untuk itu saya mohon kritik, saran dan masukannya demi perbaikan buku ini. Atau
kalau pembaca ada yang mau tahu lebih jelas bisa membaca kitab rujukan Guru Kami.
Saya berharap buku ini bisa bermanfaat bagi kita semua, Amin
Selanjutnya saya memohon Ampun kepada Allah SWT atas semua kesalahan yang saya
perbuat khususnya dalam penulisan buku ini dan selalu memohon taufik dan hidayah-
Nya semoga usaha ini senantiasa dalam keridhoan-Nya, Amin.
Toil Ansori
PELAJARAN ILMU TAUHID
Kumpulan Materi Pengajian Rutin , oleh Ustadz Abdullah
Pengasuh Ponpes Nurul Hidayah
BAB I PENDAHULUAN
Seruan beriman atau bertauhid semenjak dari Nabi Adam AS sampai dengan sekarang.
Bertauhid ini merupakan perintah Allah yang paling pokok.
Bertauhid artinya meng-Esakan Allah atau berkeyakinan bahwa Allah Maha Esa, Allah yang
dimaksud adalah Asma / Nama Allah.
Nama Allah istilahnya Asma Taukipiyah yang artinya Tuhan Pencipta Alam diberi nama
Allah, bukan karangan para Rasul apalagi karangan para Ulama melainkan langsung dari
Allah yang berbentuk wahyu.
Asma Allah terbagi 3 nama yaitu :
1. Asma’ul Jalalah.
2. Asma’ul ‘Adhom.
3. Asma’ul Husna.
Tingkatan Iman :
1. Iman Taklid artinya : keyakinan hanya sebatas ikut –ikutan, maksudnya keimanan tidak
dibarengi dengan dalil Al Qur’an atau Hadits.
Tinjauan hukumnya terbagi 2 yaitu :
a. Sah hukumnya bagi orang – orang yang tidak mampu belajar atau daya nalarnya
sangat lemah.
b. Tidak sah imannya seandainya orang tersebut banyak kesempatan untuk belajar tetapi
tidak mau belajar.
2. Iman Ilmu artinya : Iman yang dibarengi dengan tahu dasarnya ( ilmunya ).
Tinjauan hukum dari Iman Taklid ke Iman Ilmu Wajib diusahakan dengan cara sering-
sering belajar Ilmu Tauhid.
3. Iman Ayan artinya: keimanan yang berada dalam jiwa sehingga muncul kedalam rasa,
punya perasaan selalu dipantau oleh Allah (istilah lain adalah Iman
Muroqobah).
Tinjauan hukum dari Iman Ilmu ke Iman Ayan sunat diusahakan dengan cara sering-sering
bertafakur.
4. Iman Hak,yang dikenal dengan Maqam Musahadah artinya : selalu merasa melihat Allah.
5. Iman Hakekat ,yang dikenal dengan Maqam Fana artinya : sikap orang tersebut seperti
orang mabok kalau berhubungan dengan urusan keyakinan.
Tinjauan hukum untuk Iman Hak dan Iman Hakekat haram diusahakan.
Sifat-sifat Allah :
Aqaidul Iman terbagi 3 :
I. Aqidah Uluhiyat artinya : cara keyakinan terhadap Allah.
II. Aqidah Nabawiyat artinya cara keyakinan terhadap para Rasul Allah.
III.Aqidah Sam’iyat /Mumkinat artinya yang wajib diyakini yang berhubungan dengan
ciptaan Allah.
Berjumlah 50 sifat :
- 20 sifat yang wajib ada di Allah.
- 20 sifat yang mustahil ada di Allah
- 1 Sifat kebebasan untuk Allah.
- 4 sifat yang wajib berada di para Rosul Allah.
- 4 sifat yang mustahil berada di para Rosul Allah.
- 1 sifat yang wenang di para Rosul Allah.
Catatan : Didalam Iman / Aqidah akal berlaku sebagai imbangan.
Arti Salabiyah yaitu : menghilangkan pertanyaan yang berhubungan dari 5 sifat tersebut
yang langsung kepada Allah, maksudnya kalau seseorang yang
beriman masih mempunyai pertanyaan yang berhubungan dengan
lima sifat tersebut, orang tersebut belum beriman.
Pertanyaan yang dimaksud adalah :
1. Kam artinya berapa.
2. Aena artinya dimana.
3. Mata artinya kapan.
4. Kaefa artinya bagaimana.
Keempat tersebut diatas disebut makulat.
Makulat terbagi 2 yaitu : 1. Makulat Jauhar.
2. Makulat ‘Arod.
Arti dari makulat adalah bahasa atau ucapan yang tidak boleh diperuntukkan atau
ditunjukkan kepada Allah. Kalau dibarengi dengan aqidah akan menjadi sirik.
Dari jauhar dan ‘Arod isinya ada 10 :
1. Makulat Kam yaitu bahasa yang berhubungan dengan hitungan ( seperti berapa ).
2. Makulat Kaefa yaitu bahasa yang berhubungan dengan bentuk.
Seperti : bagaimana, seperti apa, seberapa dll.
3. Makulat Aena yaitu bentuk sesuatu abstrak atau kongkrit yang menempel.
Seperti : dimana.
4. Makulat Mata yaitu bentuk yang kongkrit yang berada pada satu tempat atau
dalam situasi masa dan jaman. Secara harfiah bentuk bentuk pertanyaan kapan.
5. Makulat Malakat yaitu yang berhubungan dengan jiwa, mental atau psikhis.
Seperti : Allah disebut pintar atau pandai.
6. Makulat Idofi yaitu yang berhubungan keberadaannya disandarkan kepada yang
lain. Seperti : Adanya anak disandarkan ke Bapak ( ada bapak karena punya anak
atau sebaliknya ).
7. Makulat Wadho yaitu yang berhubungan dengan perilaku atau cara.
Seperti : Duduk,tidak seperti duduknya makhluk.
Allah besemayam di Ars, kalau dimaknakan secara saklek akan
menyalahi 2 makulat yaitu makulat Mata dan Wadho.
8. Makulat Milku yaitu yang berhubungan dengan sesuatu cara memiliki.
Seperti selendang, pakaian dll.
9. Makiulat Fi’lu yaitu yang berhubungan dengan pekerjaan .
Seperti cara kerja-Nya Allah, yang benar adalah cara Allah Mencipta.
Untuk manusia –penemu, sedangkan yang menciptakan adalah
Allah.
10. Makulat Inti’al yaitu yang berhubungan dengan hasil dari pekerjaan.
Seperti Langit yang begitu luas dan lebar itu hasil kerjaan Allah.
Arti Ma’ani adalah: sifat yang betul-betul berada pada Dzat Allah , maksudnya
seandainya Allah membukakan yang menghalangi penglihatan
manusia pasti terlihat dengan jelas bentuknya sifat Ma’ani.
Keyakinan Ahli Sunnah, Allah memiliki sifat. Tetapi keyakinan
kaum Mu’tazilah sifat Allah katanya hanya sekedar nama.
Akhwal; artinya sifat yang berjumlah tujuh kesemuanya memiliki hubungan ( ta’aluk ).
Hubungannya :
1. Ada yang berhubungan dengan makhluk saja atau dengan sesuatu yang mungkinul
wujud.
2. Berhubungan dengan Allah saja atau wajibul wujud.
3. Berhubungan kesemua makhluk ke Allah dan kesesuatu yang mustahil adanya.
Istilah bahasa Tauhid hubungan sifat ma’ani ada 3 istilah atau sasaran :
1. Ta’aluk Ifadah artinya kegunaan ( hubungan dengan kegunaan ).
2. Ta’aluk Ta’diyah artinya sasaran ( hubungan yang terkait oleh objeknya ).
3. Ta’aluk Marotib artinya susunan.
Yang artinya : “ Allah yang menciptakan langit dan bumi dan seluruh isinya “
Penjelasan :
1. Yang dimaksud wajib isinya ada 2:
a. Adanya sifat wujud di Allah wajib menurut akal maksudnya bisa menerima
akal kita kalau Allah itu ada.
b. Wajibnya Allah memiliki sifat wujud ditinjau dari perintah Allah dan Rosul,
maksudnya semua manusia yang berakal sehat dan baligh wajib tahu bahwa
Allah itu ada. Resikonya kalau tahu dapat pahala kalau tidak tahu akan
berdosa.
Selain daripada manusia wajib tahu juga wajib meyakinkan sebulat-bulat keyakinan
bahwa Allah itu ada . Resikonya kalau sudah yakin sah imannya, kalau belum
yakin imannya belum sah.
2. Sifat wujud yang ada di Allah hak Allah artinya wujudnya Allah tidak menunggu
diyakinkan oleh seluruh makhluknya.
3. Allah yang mempunyai sifat wujud dan yang wajib adanya yaitu yang mempunyai
sifat Ta’ala artinya Allah yang Maha Luhur. Maksud dari Ta’ala untuk
membedakan Allah yang sebenarnya dengan Tuhan/ Allah yang diyakini oleh
orang-orang Yahudi dan Nasrani.
4. Bagi seluruh manusia yang baligh dan berakal wajib meyakinkan bahwa Allah
mustahil tidak ada. Yang dimaksud mustahil, akal tidak mengerti, artinya kalau
memang Allah tidak ada, akal tidak bisa menerima.
5. Yang dimaksud dalil didalam bertauhid yaitu Al ‘Alamah artinya tanda bukan
berarti hilang tanda ikut hilangnya yang diberi tanda, tetapi melengkapi syarat
ma’rifat.
Wujud terbagi 3 yaitu ( menurut bahasa ):
a. Wujud ‘Aridi artinya adanya sesuatu ada awalnya.
b. Wujud Idofi artinya adanya sesuatu disandarkan kepada adanya yang lain
Contohnya : adanya anak karena ada bapaknya atau sebaliknya.
c. Wujud hakiki yaitu wujudnya Allah Ta’ala
Ketemunya sesuatu yang wujud terbagi 2 :
1. Sesuatu yang wujud bisa diketemukan oleh panca indra.
2. Sesuatu yang wujud bisa diketemukan oleh akal yaitu Allah.
Artinya : “ Allah itu yang awal tidak ada awalnya, yang akhir tidak ada akhirnya
(abadi) yang dhohir tanda kekuasaan-Nya dan yang bathin Dzat-Nya “
Wajibnya disifat Qidam:
a. Adanya sifat Qidam di Allah wajib menurut akal maksudnya bisa
menerima akal kita kalau Allah mempunyai sifat Qidam.
b. Wajibnya Allah memiliki sifat Qidam ditinjau dari perintah Allah dan
Rosul, maksudnya semua manusia yang berakal sehat dan baligh wajib tahu
bahwa Allah Qidam.
c. Resikonya kalau tahu dapat pahala kalau tidak tahu akan berdosa. Selain
daripada manusia wajib tahu juga wajib meyakinkan sebulat-bulat keyakinan
bahwa Allah itu Qidam. Resikonya kalau sudah yakin sah imannnya , kalau belum
yakin imannya belum sah.
Makulat yang harus dihilangkan dari sifat Qidam adalah makulat mata.
Ma’dumatnya : kalau masih ada pertanyaan tersebut berarti belum iman.
Dalil tapsili sifat Qidam ada 3 pemikiran ( aqli ):
1. Seandainya Allah tidak Qidam pasti Allah itu makhluk/ciptaan, seandainya Allah
makhluk pasti adanya Allah dari tidak ada . Setiap yang ada berasal dari tidak ada
pasti membutuhkan Tuhan yang menciptakan.
2. Tuhan/Allah yang menciptakan Allah seumpama dimungkinkan Allah tidak Qidam
pasti Allah yang menciptakan Allah adanya diawali dari tidak ada, yang pasti
membutuhkan Allah lagi.
3. Allah yang menciptakan Allah yang kedua pasti membutuhkan Allah yang ketiga
dan seterusnya.
Kesimpulan seumpama terjadi hal demikian pasti terjadi 2 permasalahan yaitu :
a. Terjadi Tasalsul ( berantai saling menciptakan yang tidak berujung )
b. Daur artinya saling membutuhkan/system ekosistem, sedangkan Tasalsul dan
daur mustahil adanya di Allah.
2.3. Sifat salabiyah, wajib di Allah sifat Al Mukholafatu lilhawadisi artinya Allah
berbeda dengan semua makhluknya mustahil Al mumatsalatu artinya Allah sama
dengan makhluk.
Dalil akal : “ Seandainya antara Allah dan Makhluknya ada persamaan pasti adanya
Allah ada awalnya tetapi itu mustahil. “
Dalil Al Qur’an S. Al Ikhlas
2.4. Wajib di Allah mempunyai sifat Al Qiyamu Binafsihi artinya Allah berdiri sendiri
mustahil Al ikhtiyaju artinya Allah membutuhkan.
Dalil akal global : “ Seandainya Allah merasa butuh pasti adanya Allah ada yang
menciptakan tetapi itu mustahil.”
Dalil Al Qur’an
Kelompok manusia yang meyakinkan bahwa Allah bersemayam di Ars ialah kelompok
Khowarij Karomiyah yang disponsori oleh seseorang yang bernama Ibnul Karom.
Dari sifat Salabiyah, wajib di Allah sifat Wahdaniyat artinya Allah Maha Esa ada Dzat-
Nya, Sifat-Nya dan Ciptaan-Nya, Mustahil Allah banyak Dzat-Nya, banyak sifatnya
dan banyak ciptaan-Nya.
Dalil akal : “ Seandainya Dzat Allah banyak, sifat-Nya banyak dan ciptaan-Nya
banyak pasti tidak ada semua makhluk namum itu mustahil.”
Dalil Al Qur’an SA. Al Ikhlas ayat I :
4. Kafir Mutawasilah yaitu setiap punya keyakinan bahwa yang dijadikan tawasul/
perantara bisa memberikan manfaat.
Tawasul yaitu hanya sebatas perantara, permintaan tetap kepada Allah.
5. Kafir ahli bid’ah hindi yaitu punya keyakinan yang sama dengan keyakinan orang-
orang Hindu.
6. Musrikin ahli saharoh yaitu punya keyakinan bahwa sihir bisa menciptakan/
memberi manfaat/mudharat.
7. Mu’min Jahil yaitu punya keyakinan setiap penyebab membuktikan/membuahkan
akibat secara pasti.
3. Sifat Ma’ani
Dari Aqidah Uluhiyat yaitu sifat ma’ani yang berjumlah 7 sifat ( kesemuanya ada
hubungannya ) sifat yang betul-betul ada pada Allah, artinya kalau dibuka semua
penghalang kita akan melihat wujudnya bukan sekedar nama.
3.1. Sifat Qudrat artinya Allah Maha Kuasa mustahil Allah Maha Lemah ( ada
kelemahan )
Sifat Qudrat di Allah yaitu sifat yang tidak ada awalnya dan tidak ada akhirnya.
Dalil akal yaitu : “ Seandainya Qudrat Allah ada awalnya atau ada akhirnya pasti
tidak bakal sempurna segala ciptaan-Nya tetapi itu mustahil.”
Dalil Al Qur’an:
Yang artinya : “ Allah itu yang Maha Kuasa atas segala sesuatunya.”
Ta’aluk sifat Qudrat atau tingkatan gunanya sifat Qudrat Allah ada tiga :
1. Ta’aluk Ifadah artinya hubungan kegunaan sifat Qudrat ialah untuk mengadakan
sesuatu dan menghilangkan sesuatu ( makhluk )
2. Ta’aluk Ta’diyah artinya sambungan hubungan Qudrat Allah sasarannya adalah
semua mungkinul wujud ( makhluk tidak bersambung dengan wajibul wujud dan
mustahilul wujud.
3. Ta’aluk Marotib artinya susunan hubungan sifat Qudrat Allah jumlahnya ada 8 :
a. Suluhiqodim artinya kontaknya qudrat Allah waktu makhluknya belum
diciptakan
b. Qobdoh awal artinya kontaknya qudrat Allah pada waktu alamnya belum ada
tetapi Allah sudah menciptakan Lauhil Mahfudz dan qolam / penanya pada
waktu itu Allah memberi perintah ke pena mendaftar seluruh makhluk dan
seluruh kejadiannya.
c. Tanjiji Hadits Pertama artinya nyambungnya Qudrat Allah dari tidak ada
sesuatu ke adanya sesuatu dan pada waktu kejadian dari tidak ada ke ada
atau dari ada ke tidak ada. Seperti kita punya anak pembuahan sampai
dengan lahir.
d. Qobdoh Kedua artinya sambungan Qudrat Allah pada waktu menetapkan
sesuatu dalam keadaan tidak ada .
e. Tanjiji hadits Kedua artinya pada waktu tidak adanya sesuatu kembalinya ke
tidak ada. Seperti proses kematian.
f. Qobdoh Ketiga artinya Qudrat Allah yang berhubungan dengan menetapkan
manusia di Alam Barzah setelah keluar dari dunia.
g. Tanjiji Hadits Ketiga artinya sambungan Qudrat Allah pada waktu
menghidupkan kembali setelah melewati kematian yang disebut bangkit dari
alam kubur.
h. Qobdoh Keempat artinya hubungan Qudrat Allah pada waktu mengabadikan
makhluknya setelah bangkit dari alam kubur baik yang berada dialam neraka
atau dialam Surga.
Catatan Umum :
Dari mulai sifat Qudrat sampai Sifat Kalam itu sifat Ma’ani, adapun data-data sifat
Ma’ani sebagai berikut :
1. Sifat wujudiyah artinya sifat yang betul-betul ada pada Dzat Allah.
2. Sifat Ma’ani berada pada Dzat yang Qodim sama dengan Dzat-Nya oleh karenanya
Allah tidak diawali dengan sifat lemah.
3. Sifat Ma’ani tetap pada Dzat Allah oleh karenanya Dzat Allah tidak bakal kosong
dari Qudrat-Nya.
4. Sifat Qudrat termasuk sifat iptoqor artinya seluruh makhluk butuh terhadap itu
sifat.
5. Sifat Qudrat termasuk sifat Jalal artinya tanda-tanda kekuasaan Allah segala-
galanya.
Dalil Al Qur’an :
Penjelasan :
1. Sifat Ilmu di Allah/ sifat Ilmunya Allah sifat yang qodim dan sifat yang Koimah
artinya sifat ilmunya Allah tidak ada awalnya, tidak ada akhirnya dan tidak pernah
terputus walupun hanya sedetik.
2. Sifat Ilmu di Allah termasuk sifat Ma’ani oleh karena itu sifat Ilmu di Allah jelas
sifat yang berada pada Dzat Allah.
3. Hubungan sifat Ilmunya Allah :
a. Ta’aluk Ta’diyah atau hubungan kegunaan sifat Ilmunya Allah ialah
mengetahui terhadap segala sesuatu :
1. Yang wajib adanya secara mutlak yaitu Dzat dan Sifat Allah.
2. Wajibul Wujud Muqoyyad seperti adanya surga dan neraka.
3. Sesuatu yang mungkin adanya dalam keadaan ada.
4. Yang mungkin adanya tetapi bakal ada.
5. Yang mustahil adanya diketahui oleh Allah dengan ilmunya Allah
bahwa mustahil adanya.
b. Ta’aluk Ifadah artinya kegunaan sifat Ilmunya Allah yaitu Al Intisaf artinya
terbuka maksudnya :
1. Kemahatahuan Allah tidak ada tahapan.
2. Kemahatahuan Allah tidak dibatasi dan tidak ada batasnya
Hadits yang artinya : “Allah menciptakan batu yang hitam didalam
lautan yang hitam dan Allah menciptakan belatung didalam batu
maka Allah melihat belatung sebagaimana dipermukaan”.
c. Ta’aluk Tanjiji Qodim, artinya kontan nyambungnya Kemahatauan Allah
terhadap segala sesuatu dari jaman ajalinya.
Dalil Akal : “ Seandainya Allah mati pasti tidak berkuasa, tidak jadi penentu dan
tidak tahu tetapi itu mustahil adanya di Allah.”
Dalil Al Qur’an :
Yang artinya: “ Bertawakallah kamu kepada Allah yang Maha Hidup tidak akan
mati“
Dalil Tapsili untuk Sifat Qudrat, Irodah, Ilmu dan Hayat ( sebagi penjelasan
diambil sifat Hayat):
1. Yang dimaksud wajib ialah adanya sifat Hayat di Allah wajibnya menurut akal
artinya bisa menerima kalau Allahnya Hidup dan tidak bisa menerima kalau Allah
tidak hidup. Dan pandangan hukum syara’ wajib bagi seluruh mausia yang baligh
dan berakal harus yakin bahwa Allah itu hidup.
2. Sifat Hayat yang ada di Allah itu hak prerogatif Allah artinya tidak menunggu
diyakini oleh semua makhluk yang berakal.
3. Allah yang wajib hidupnya dan wajib diyakini hidupnya adalah Allah yang Ta’ala
untuk membedakan Allah yang diyakini orang-orang Nasrani, Yahudi dan
Musrikin.
4. Ta’aluk Ifadah sifat Hayat di Allah namanya Ta’aluk Tashih artinya dengan adanya
sifat-sifat yang lain ada di Allah ( sifat Qudrat, Irodat dan Ilmu ) Sifat Irodat dan
sifat Hayat termasuk sifat iptoqor artinya sifat yang dibutuhkan oleh semua
makhluk dan termasuk juga sifat Jalalnya Allah artinya menandakan bahwa Allah
segala-galanya Maha.
5. Jalannya dalil memakai metodik logika artinya memakai Qiyas, Mantik lewat
Qiyas Kholafiyah yaitu diceritakan yang berlawanan untuk dihilangkan supaya
pasti yang diberi dalil yaitu Hayatnya Allah.
6. Susunan dalil yakni Qiyas Istinai Kholafiyah sebagai berikut :
Seandainya Allah itu mati pasti tidak berkuasa, tidak punya penentu dan tidak
Maha Tahu. Sedangkan kalau Allah tidak kuasa itu sangat mustahil karena tanda
kekuasaannya nyata, kita saksikan yaitu adanya alam.
Jadi jelas mustahil Allah mati wajib Allah Maha Hidup, inilah yang dimaksud
dengan dalil.
7. Pandangan orang-orang ‘Arifin dan tinjauan aqidah : Iman fidalil Al Wasil artinya
Iman kepada Allah memakai dalil masih terhalang tapi yang yakin kepada Allah
tanpa ada dalil itu orang-orang yang sudah sampai ke Makom Tajali, tapi ini
penjelasan Arifin haram digunakan oleh orang-orang yang belum mencapai tahapan
Arifin.
3.5 dan 3. 6. Dari Sifat Ma’ani yaitu wajib di Allah sifat Sama dan Sifat Basor artinya
Allah mendengar dan melihat, mustahil Assomma dan Ama artinya Tuli dan
Buta.
Tidak diperlukan dalil akal lagi cukup dalil Al Qur’an saja yaitu :
Yang artinya : “ Allah Dzat yang Maha Mendengar dan Maha Melihat”.
Penjelasan :
1. Penjelasan mengenahi wajibnya Allah memiliki Sifat Sama dan Basor baik ditinjau
dari segi pandangan akal atau pandangan hukum syara’ dan penjelasan yang
dimaksud hak itu sama seperti yang sudah dijelaskan ( Sifat Irodat ).
2. Melihat dan mendengarnya Allah wajib diyakini, dibarengi dengan ma’rifat dan
sebaliknya maksudnya Mu’minin wajib yakin 100% bahwa tidak ada titik
persamaan antara mendengar dan melihatnya Allah dengan sejumlah makhluknya.
Tingkatan Mu’minin mengenahi keyakinan terhadap sifat Sama dan Basornya Allah
terbagi 3 tingkatan :
1. Mu’minin Ma’rifat= yakin 100% terhadap sifat Sama dan Basornya Allah
tetapi tidak punya perasaan dilihat dan didengar Allah, ini namanya mu’minin
ghofilin ( Mu’minin lalai atau mu’min makjub artinya mu’minin lupa
terhadap pemantauan Allah karena terhalang oleh penglihatan dan
pendengaran antar sesama makhluk).
2. Mukminin yakin terhadap sama dan Basornya Allah dan memiliki rasa
didengar dan dilihat Allah tidak terhalang oleh sesuatu yang berhubungan
dengan sejumlah makhluk namanya Maqom Muroqobah imannya tingkatan
Ilmul yakin, kelasnya yaitu kelas Arifin ( Tinjauan tauhid bukan tinjauan
tasawuf ).
“Yang bisa diusahakan hanya kita berusaha untuk selalu
diawasi oleh Allah melalui renungan “
3. Iman Hakikatul Hakikat yang tidak bisa diukur dekatnya ma’rifat terhadap
Allah yaitu keimanan para Nabi dan Rosul.
4. Sihir Yamani dengan cara melalui bentuk/patung hewan lantas salah satu
bagian dari anggota badannya disakiti sesuai dengan tujuan cara menyakiti
orang yang dimaksud, seperti : Yang ia bentuk kambing, tujuannya
menyakiti matanya yang sakit mata orang yang dimaksud.
Lubed : membuat boneka kemudian direndam supaya orang yang dituju
sesak napas dan Rosulullah pernah terkena jenis sihir ini.
5. Sihir Tilasmad atau Tolasin
Dengan cara membentuk garis kotak-kotak yang diisi coretan-coretan bisa
dari bahasa Arab atau bahasa bukan Arab tetapi maksudnya tidak bisa
dipahami .
Contohnya : Isim atau rajah.
6. Sihir Roki
Dengan cara membaca mantra ( jampe ) bukan berbentuk do’a.
7. Menggunakan khasiat benda atau tulisan tilasmad yang dipakai kekuatan
jiwa untuk menghasilkan sesuatu yang luar bisa .
Contohnya : Rompi/Tasbih Brajah.
8. Sihir Istihdamah
Dengan cara nyambat roh jahat atau memanggil Jin termasuk praktek
hipnotis.
9. Sihir Khowasil Makhluk
Dengan cara menggunakan benda digunakan untuk mendatangkan sesuatu.
Contoh : Menggunakan kayu kaboa untuk mendatangkan sesuatu.
Dari khowasil makhluk kalau cara penggunaan ada persambungan terus
terjadi keluarbiasaan itu namanya hukum adat dan tinjauan agama boleh
digunakan dan hukumnya halal.
10.Sihir Wifik/anfak
Dengan cara membuat garis kotak-kotak segi 4 atau segi 3 yang setiap
kotak disisi dengan angka atau huruf ( arab ) ini hukumnya khilafiah
maksudnya seandainya orang soleh tujuannya baik, huruf/angka dari
Asma’ul mubarokah hukumnya boleh dan halal, tetapi kalau salah satu
persyaratan tersebut tidak terpenuhi hukumnya tetap haram.
3.7. Dari Sifat Ma’ani Allah wajib pada Haknya Allah mempunyai sifat Kalam yang
artinya : Allah berfirman, mustahil Allah Ab Kama dan Khorsu artinya tidak
bicara dan tidak punya rencana.
Dalil akal tidak diperlukan karena akal manusia langsung bisa menerima karena
Allahnya hidup.
Dalil Al Qiur’an yang berbunyi :
Artinya : “Allah telah berfirman kepada Nabi Musa, firman yang sempurna “.
Untuk penjelasan wajibnya sifat kalam sama seperti disifat hayat ( ket. 1 s/d 3 ).
Penjelasan Tambahan :
1. Kalam Allah terbagi 2 bagian yaitu :
a. Kalam Dal
Yang dimaksud Kalam Dal yaitu diawali dari Lauhil Mahfudz dilimpahkan ke
Malaikat Jibril dan diberikan ke Nabi Muhammad SAW jadilah Al Qur’an.
Kalam Dal ini ada awalnya dan ada akhirnya, ada suara dan ada
aksara/hurufnya.
b. Kalam Madlul
Yang dimaksud Kalam Madlul yaitu Firman Allah yang ada pada Dzat Allah,
tidak ada awal dan tidak ada akhir, tidak ada suara dan tidan ada huruf.
Ada pendapat disebut Kalam Qodim dan Kalam Hadist itu tidak
benar .
2. Cara Allah memindahkan Kalam Madlul jadi Kalam Dal yaitu Allah memberi
perintah kepada Qolam supaya menuliskan/ mencatat, dicatatan Lauhil Mahfudz
sebagai Kalam Madlul.
Tetapi tidak boleh diartikan Kalam Dal sebagai mantuk, kalam Madlul sebagai
maphum.
Kalau seandainya diartikan demikian semuanya termasuk makhluk.
Tapi Kalam Dal itu musawil artinya sama dengan Kalam Madlulnya.
3. Kalam Allah adanya pada Dzat Allah tidak ada awal, tidak ada akhir artinya tidak
pernah terputus atau berhenti, adapun kalimat Iqro yang jadi awalnya turun Al
Qur’an itu menunjukkan Kalam Allah yang ada di Lauhil Mahfudz, bukan awalnya
Kalam Allah yang ada di Allah begitupun ayat Al Qur’an yang terakhir bukan
akhirnya firman Allah tetapi akhirnya yang ada di Lauhil Mahfudz.
Dalil Al Qur’an yang menunjukkan bahwa Kalamullah tidak ada awal dan tidak
ada akhir :
Yang artinya : “ Melainkan Al Qur’an itu Qur’an yang agung yang berada di
Lauhil Mahfudz”
Al Qur’an diturunkan dari Lauhil Mahfudz diturunkan oleh Malaikat Jibril ke
Baitul Ijjah sekaligus yang berada di langit ke 4 pada Malam Lailatul Qodar
sebagaimana Firman Allah Q.S.Al Qodar :
Yang artinya : “ Aku turunkan Al Qur’an secara keseluruhan pada malam Lailatul
Qodar “.
6. Dari Baitul Ijjah disusun memakai surat dan ayat serta disusun waktu turunnya
secara berangsur dalam kurun waktu 23 tahun disesuaikan dengan kejadian sengaja
melalui Takdir Allah yang dikenal Asbannujul.
7. Yang pertama diturunkan ialah Q.S.Al ‘Alak dan secara berurutan Qur’an
diturunkan oleh Malaikat Jibril sesuai dengan keperluan yang ditentukan Allah
melalui Tanjiji Hadits Qudrat Allah supaya dijadikan cerminan dan tauladan
pegangan dan pedoman ummat sampai dengan Hari Kiamat.
8. Dari Malaikat Jibril diterima oleh Nabi Muhammad SAW, oleh Nabi dibacakan
dihadapan para Sahabatnya, oleh para Sahabatnya ditulis secara bersurat dan
berayat maka jadilah Kitab Al Qur’an.
9. Isi Al Qur’an yaitu 2000 ayat menjelaskan tentang janji dan ancaman Allah, 1000
ayat menerangkan siksaan neraka dan ganjaran syurga, 1000 ayat menerangkan
larangan Allah, 1000 ayat menerangkan kisah yang terjadi dijaman para Rosul,
1000 ayat menerangkan imbangan Tauhid dan sesuatu yang wajib diteladani, 500
menerangkan halal dan haram, 100 ayat menerangkan nasah dan mansuh, 66 ayat
menerangkan do’a dan dzikir, Jumlah Total 6666 ayat.
10.Dalil Sifat Kalam yang dimaksud didalam Al Qur’an Surat Toha ayat 14 :
Yang artinya : “ Sesungguhnya Aku adalah Allah tidak ada Tuhan kecuali Aku
berbaktilah kamu kepada –Ku dan bangunlah Shalat untuk
mengingat-Ku “
Kesimpulan :
1. Imam As’ari mencukupkan untuk Aqidah keimanan sampai disifat Kalam ( Sifat
Ma’ani )
Alasannya : antara Ma’ani dan Ma’nawiyah Talajjumbillajim artinya langsung dan
pasti.
2. Iman Al Maturidi beliau mengatakan wajib disebut dan dihitung secara jelas
sampai ke ujung sifat Ma’nawiyah sehingga Aqoidul Iman berjumlah 20 sifat yang
wajib.
Alasannya : Mengingat dan menimbang untuk membantu kepada Mu’minin yang
masih awam.
3. Sifat Ma’ani yaitu sifat yang betul-betul nyata dan ada Dzat Allah, seandainya
Allah membuka hijab yang menghalangi pasti terlihat sifat Ma’ani di Allah secara
kongkrit, sedangkan sifat Ma’nawiyah adalah sifat yang menunjukkan bahwa sifat
Ma’ani betul-betul ada pada Dzat Allah.
Dalil akal mengenahi kebebasan Allah menciptakan seluruh makhluk atau tidak
menciptakan ialah kalau diwajibkan Allah menciptakan atau tidak, pasti bakal terjadi
sesuatu yang merupakan kebebasan jadi kewajiban. Sedangkan terbaliknya sesuatu yang
mungkin adanya jadi sesuatu yang wajib adanya itu mustahil sebab sudah sama-sama
dapat kita saksikan tanda-tanda bahwa makhluk itu mungkin adanya yaitu senantiasa
berubah.
Dari perubahan tersebut itu menandakan adanya makhluk dari asal tidak ada sedangkan
setiap yang adanya dari asal tidak ada itu jelas menunjukkan adanya secara mungkin.
Sesuatu yang mungkin adanya yang sudah dijelaskan oleh Allah didalam Firman-Nya ada
awalnya tetapi tidak bakal ada akhirnya/ tidak bakal rusak/hancur, jumlahnya ada 8 :
1. Kalam yang menulisi Lauhil Mahfudz.
2. Lauhil Mahfudz
3. ‘Ars adanya diatas langit ke –7.
4. Kursi, tidak boleh disebut singgahsana Allah, karena ayat mutasabihat jadi
sebaiknya tidak diartikan.
5. Ruh manusia.
6. Tulang yang berada diujung pantat manusia, dalam Hadits disebutkan besarnya
sebiji sawi.
7. Syurga.
8. Neraka.
Ciptaan Allah yang wajib diyakinkan pasti adanya sehingga seandainya tidak percaya
jadilah manusia itu kafir didalam Aqidah, disebut Aqidah Sam’iat/ Mumkinat:
1. Alam barzah atau alam kubur tempatnya antara kehidupan dunia dan akhirat.
2. Siksaan dialam barzah ( bagi orang yang tidak mendapat keridhoan Allah).
3. Nikmat dialam Barzah, orang-orang yang mendapat keridhoan Allah.
4. Hidup kembali dialam akhirat yang disebut bangkit dari alam kubur.
5. Padang Makhsar/ proses kedua setelah bangun dari kubur.
6. Maukil, tempat timbangan amal.
1. Wajib
dihaknya Para Rosul bahwa Para Rosul bersifat Siddiq artinya benar Para
Rosul mustahil Al Qidib artinya bohong Para Rosul.
Dalil Akal: “ Kalau Para Rosul bohong pasti Firman Allah juga bohong tetapi itu
mustahil “.
Dalil AlQur’an S. Al Ahzab ayat 22 :
Yang artinya : “ setelah Mukminin melihat pasukan Para Malaikat bantuan langsung
dari Allah maka mereka berbicara inilah sesauatu yang telah dijanjikan
Allah dan Rosulnya untuk kita semua “.
Penjelasan tambahan :
1. Wajib terhadap para Rosul berbeda dengan wajib terhadap Allah sebab sifat yang
wajib di Allah berada pada Dzat yang wajib adanya secara mutlak, sedangkan
wajibnya dipara Rosul sifat yang berada pada Dzat yang keberadaannya secara
mungkin, jadi sifat yang wajib di para Rosul selama Rosulnya masih hidup yang
disebut muqoyyad.
2. Isi dari kalimat wajib ialah wajib berdasarkan akal bahwa para Rosul bersifat Siddiq
sehingga akal menerima kalau para Rosul Siddiq dan tidak menerima kalau para Rosul
tidak bersifat Siddiq.
3. Allah dan Rosul memerintahkan kepada seluruh manusia yang baligh dan berakal
harus tahu dan yakin bahwa Para Rosul itu bersifat Siddiq.
4. Penjelasan yang dimaksud hak pada kalimat sifat siddiq hak para Rosul maksudnya
ialah sifat Siddiq hak para Rosul walaupun tidak seorangpun manusia mengakuinya
tetap para Rosul dijamin kebenarannya, sedangkan mengakui terhadap kebenaran para
Rosul itu merupakan kewajiban manusia yang baligh dan berakal.
5. Yang dimaksud Siddiq ialah benar dan akurat semua yang beliau ucapkan yang beliau
kerjakan yang beliau yakinkan.
2. Sifat yang wajib dipara Rosul ialah Sifat Amanah, artinya terpercaya Para Rosul
mustahil Al Khiyanah artinya tidak bisa dipercaya.
Dalil akal sifat Amanah para Rosul, seandainya para Rosul berkhianat pasti seluruh
umatnya diperintahkan mengerjakan perbuatan yang haram atau mengerjakan perbuatan
yang makruh tetapi itu sangat mustahil, sedangkan tidak sah umatnya diperintah
mengerjakan perbuatan yang haram atau yang makruh, sebab Allah telah menegaskan
didalam Al Qur’an yang artinya :
“ Katakanlah sesungguhnya Allah tidak akan memerintahkan mengerjakan mungkar,
fahsya, keji dan mengerjakan mungkar termasuk dialamnya makruh dan khilaful
aula.”
Tambahan penjelasan :
1. Masalah wajibnya sama dengan sifat siddiq.
Aqidah Nabawiyat no 2 wajib dan hak para Rosul bahwa Para Rosul memiliki sifat
Amanah di para Rosul hukum akal yang mewajibkan.
a. Berdasarkan akal yang artinya wajibnya sifat amanah di para Rosul hukum akal
yang mewajibkan.
b. Tinjauan hukum syara’ Allah memerintahkan terhadap para Rosul-Nya bahwa
para Rosul diwajibkan berjiwa amanah sehingga seandainya Rosul tidak
amanah Allah pasti menyiksanya. Adapun amanahnya para Rosul merupakan
perintah Allah.
2. Hukum Syara’ ( Allah dan Rosul ) memerintahkan kepada semua mukalaf harus
memiliki dan melaksanakan amanah sebab didalam Al Qur’an Allah berfirman yang
artinya :
“ Besar sekali murkanya Allah terhadap orang-orang yang hanya bisa ngomong
tetapi tidak mau mengerjakan “
3. Makna amanah ada 3 :
a. Amanah tinjauan Tauhid ialah ucapan keyakinan dan pengamalan tidak
melawan aturan Allah dan aturan Rosul.
b. Amanah tinjauan fiqih yaitu merasa tanggungjawab terhadap beban yang
dilimpahkan kepada pribadinya.
c. Amanah secara harfiah yaitu asal mendapat kepercayaan.
3. Sifat yang wajib di Para Rosul yaitu Sifat Tabligh artinya menyampaikan sesuatu
yang diperintahkan Allah kepada makhluk ( Manusia dan Jin ) , mustahil Al
Qitman artinya menyembunyikan atau tidak menyampaikan.
Dalil akal : “ Wajibnya para Rosul Tabligh ialah seandainya para Rosul tidak
menyampaikan dari salah satu diantara perintaah Allah pasti umat-Nya
diperintah menyembunyikan ilmu sedangkan hal seperti ini tidak dibenarkan
karena didalam Al Qur’an S. Al Baqoroh : 159” yang artinya :
“ Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan sesuatu yang telah
Allah turunkan yang berhubungan dengan penjelasan penjelasan dari
petunjuk setelah Aku jelaskan untuk manusiayang ada didalam Al Kitab ( Injil
dan Taurat ), maka orang-orang tersebut mendapatkan la’nat Allah dan
orang-orang bakal melaknat terhadap mereka “.
Dalil akal yang berkaitan dengan dalil Al Qur’an jadi sekaligus Dalil Al Qur’an.
Tambahan Penjelasan :
1. Yang dimaksud wajib isinya ada 2 :
a. Wajib menurut hukum akal artinya adanya sifat Tabligh di para Rosul yang
mewajibkan adalah akal.
b. Wajib syara’ artinya bagi umat manusia wajib tahu dan wajib yakin bahwa para
Rosul bersifat Tabligh.
2. Sifat Tabligh yang berada di para Rosul artinya : diyakini atau tidak oleh para
umatnya sifat yang ada di para Rosul tidak mengalami perubahan.
3. Hukum Syara’ (Allah dan Rosul) mewajibkan kepada seluruh manusia baligh dan
berakal harus melaksanakan tabligh artinya diberi pahala karena tablighnya berdosa
karena tidak tablighnya.
4. Yang dimaksud dengan tabligh adalah para Rosul Allah diperintahkan Allah
menyampaikan hukum-hukum Allah kepada seluruh umatnya secara detail yang
dimaksud hukum ialah yang diperintahkan Allah untuk disampaikan.
4. Sifat yang wajib diPara Rosul adalah Sifat Fathonah artinya pintar para Rosul
mustahil Al Biladah artinya bodoh/idiot.
Dalil akal : “ Seandainya para Rosul tidak pintar pasti tidak bisa dan tidak mampu
menghujat orang-orang kafir tetapi itu mustahil karena Al Qur’an sudah
menegaskan bahwa para Rosul bisa dan mampu melawan musuh-
musuhnya”.
Penjelasan Tambahan :
1. Yang dimaksud wajibnya sifat Fathonah berada di para Rosul itu berdasarkan akal
Ghoriji manusia yang artinya akal menerima kalau para Rosul itu Fathonah tetapi
akal tidak menerima kalau Rosul tidak Fathonah.
2. Bagi orang yang mukalaf wajib tahu wajib percaya dan yakin bahwa para Rosul itu
memiliki sifat Fathonah.
3. Sifat Fathonah yang berada di para Rosul tidak menunggu diyakini/ diyakinkan oleh
sejumlah umatnya.
4. Makna Fathonah di para Rosul ada 4 :
a. Cerdas.
b. Pintar.
c. Bisa.
d. Memiliki kemampuan.
Bukan hanya salah satu dari 4 tetapi kesemuanya ada di Para Rosul.
5. Fathonahnya para Rosul bukan hasil belajar, bukan meniru dan tidak ada yang
menggurui tetapi langsung bimbingan Allah yang disebut istilah amrun kittironiun
sebagai mana firman Allah yang artinya :
“ Fathonah yang ada di para Rosul itu merupakan hujjah dari
–Ku ( Allah ) Aku berikan hujjah tersebut kepada Nabi
Ibrahim”.
6. Fathonah yang ada di Nabi Muhammad SAW cukup dan secara menyeluruh dari
mulai zaman beliau hidup sampai Hari Kiamat.
7. Diwajibkan atau diperintah oleh Allah dan oleh Rosulnya bahwa setiap manusia harus
berusaha supaya diberi sifat ke fathonahan tapi fathonahnya tidak diwajibkan.
5. Sifat yang Jaiz/wenang dipara Rosul yaitu Sifat ‘Arodul Bashariyah artinya : Sifat
bangsa manusia.
Penjelasan tambahan :
1. Yang dimaksud dengan ‘Arodul Basariyah ialah bebas adanya dan bebas tidak
adanya sifat manusia biasa barada di para Rosul, seperti : makan, minum, tidur ,
sakit dll.
2. Sifat manusia biasa yang berada di para Rosul tidak mengurangi terhadap derajat
dan martabat kemulyaan dan kehormatan sebagai Rosul Allah.
3. Hukum syara’ mewajibkan kepada seluruh manusia yang baligh dan berakal
meyakinkan dengan ma’rifat bahwa para Rosul Allah adalah adanya dari jenis
manusia dan memiliki sifat-sifat kemanusiaan.
4. Sifat kemanusiabiasaan yang ada di para Rosul terbagi 2 jenis :
a. Yang bersifat Jabaliun artinya watak atau karakter seperti menangis.
b. Yang bersifat Taqorrub artinya perilaku manusia biasa tapi jadi pendekatan
terhadap Allah, seperti : makan, minum.
5. Kesimpulan : Yang bersifat a) tidak ada hubungannya dengan tugas dari Allah
sedangkan yang bersifat b) ada hubungannya dengan tugas dari Allah .
Kesimpulan dari urut-uratan tentang Aqoidul Iman ( Aqidah ) yaitu terbagi 4 bagian :
1. Aqidah Uluhiyat yaitu cara beriman kepada Allah.
2. Aqidah Nabawiyat yaitu cara beriman terhadap para Rosul Allah.
3. Aqidah Sam’iat yaitu cara beriman kepada ciptaan Allah yang keberadaannya wajib
dengan dasar dijelaskan didalam Firman-Nya yaitu Kurang lebih 21 jenis dari mulai
Ars sampai Syurga dan Neraka.
4. Aqidah Mumkinat yaitu sesuatu yang mungkin keberadaannya yang tidak
dicantumkan dalam Firman Allah atau Sabda Rosul yang wajib diyakinkan bisa ada
bisa juga tidak ada.
A. Aqidah Sam’iyat
Yang dimaksud dengan aqidah sam’iyat ialah sesuatu yang diciptakan oleh Allah yang wajib
diyakinkan adanya oleh semua manusia, yang berdasarkan Firman Allah dan Sabda
Rosulullah yang berjumlah 21, kalau saja manusia tidak percaya /tidak yakin maka orang
tersebut hukumnya kafir.
B. Aqidah Mumkinat
Yang dimaksud dengan aqidah mumkinat ialah sesuatu ciptaan Allah yang wajib diyakini
oleh semua manusia tapi tidak ada penjelasan dalam Al Qur’an dan Al Hadits.
Seandainya manusia tidak yakin orang tersebut tidak kufur tapi orang tersebut fasik
hukumnya
1. Wajib tahu dan wajib yakin tentang silsilah keturunan Nabi Muhammad dari pihak
ayah dan ibunya
a. Silsilah dari pihak Ayah
Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutholib bin Hasim bin Abdi Manap bin
Kusoy bin Kilab bin Su’ay bin Ka’ab bin Pihir bin Malik bin Mudor bin
Kinanah bin Huzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin mudor bin Nizar bin Ma’ad
bin Adnan, dari Adnan sampai Nabi Adam tidak ada jalan yang soheh untuk
diketahui.
b. Silsilah dari pihak Ibu
Muhammad binti Aminah binti Wahab bin Abdi Manap bin Juhroh bin Kilab
bin, dari Kilab keatas silsilahnya sama.
2. Wajib tahu dan yakin bahwa diakhirat, Nabi Muhammad memiliki Danau yang berada
diluar Alam Syurga.
Sifat danau tersebut :
a. Adanya dihari makhsar yakni setelah bangkit dari alam kubur.
b. Panjang dan lebarnya danau tersebut kurang lebih 100 Km menurut ukuran
dunia yang disebut dalam Hadits Imata.
c. Dipinggir danau/disekitar danau banyak alat untuk mengambil air yang
berwarna- warni dan indah sebanyak hitungan bintang yang ada dilangit
sekarang.
d. Rasanya air danau tersebut sama dengan buah-buahan yang ada didalam syurga.
e. Danau yang dimaksud bukan danau kausal karena adanya danau kausal didalam
syurga tetapi danau yang ini dipadang Makhsar setelah bangkit dari alam kubur
dan sebelum melintasi jembatan Sirothol Mustaqim.
3. Wajib yakin bahwa Nabi Muhammad termasuk generasi paling utama terus generasi
Para Sahabat Nabi dan generasi Ulama Tabi’in.
4. Wajib tahu dan wajib yakin bahwa putra-putri Rosulullah SAW berjumlah ada tujuh
menurut kaol yang paling shahih, yakni :
a. Sayid Qosim
b. Siti Zaenab
c. Siti Rukoyah
d. Siti Fatimah
e. Siti Ummu Kulsum
f. Sayid Abdullah alias Toyib alias Tohir
g. Sayid Ibrahim
Yang enam lahir dari Siti Khodijah, yang satu yakni Ibrahim lahir dari Siti Mariyah.
Dari jumlah yang tujuh hanya satu yang memiliki keturunan yaitu Siti Fattimah yang
bersuamikan Sayidina Ali Bin Abi Tholib
Diantara Aqidah Mumkinat ialah wajib bagi seluruh umat manusia yang baligh dan berakal
mengetahui dan meyakini terhadap para Rosul Allah yang dijelaskan didalam Al Qur’an
secara terperinci.
1. Yang dimaksud wajib adalah secara syara’ artinya seandainya tahu dan yakin dapat
pahala dan lepas dari kepasikan akan tetapi kalau tidak tahu tidak yakin atau
sebaliknya maka orang tersebut berdosa dan termasuk orang-orang fasik.
2. Yang wajib diketahui jumlahnya Para Rosul saja ada 3 pendapat : a. 313, b. 314, c. 315
Namun yang wajib diketahui secara terperinci termasuk nama-namanya satu persatu
ialah 25 Para Rosul :
1. Nabi Ibrahim 14. Nabi Ilyas
2. Nabi Ishak. 15 Nabi Ismail
3. Nabi Ya’kub. 16. Nabi Yassha
4. Nabi Nuh 17. Nabi Yunus.
5. Nabu Daud 18. Nabi Luth
6. Nabi Sulaiman 19. Nabi Idris
7. Nabi Ayub 20. Nabi Hud
8. Nabi Yusuf 21. Nabi Su’aib
9. Nabi Musa 22. Nabi Soleh
10.Nabi Harun 23. Nabi Zulkifli
11.Nabi Zakaria 24. Nabi Adam
12.Nabi Yahya 25. Nabi Muhammad SAW
13.Nabi Isa
Termasuk dalam aqidah Sam’iyat wajib bagi seluruh umat manusia tahu dan yakin bahwa
Nabi Muhammad SAW generasi paling unggul.
Tambahan penjelasan :
1. Wajib yang dimaksud sama dengan wajib yang diatas.
2. Yang dimaksud unggul ialah ditinjau dari sudut pandang agama, yakni segi aqidah dan
peribadahan.
3. Wajib tahu dan yakin generasi unggulan tahap kedua adalah generasi Para Sahabat
Nabi, Generasi ketiga generasi Tabi’in, Generasi keempat generasi At Baa’utabiin.
Keterangan :
1. Yang dimakasud Sahabat adalah orang yang hidup dijaman Nabi Muhammad SAW
dan beriman walaupun tidak pernah bertemu Nabi atau hidup bersama –sama Nabi
tapi orang itu buta.
2. Yang dimaksud Tabi’in adalah Ulama yang mengalami hidup bersama-sama dengan
Sahabat walaupun sahabat tersebut hanya satu orang. Ulama Madzhab yang
generasi Tabi’in adalah Imam Maliki dan Hanafi.
3. Generasi Sahabat ukurannya 100 tahun dari lahirnya Nabi Muhammad, 100 tahun
tahapan kedua adalah generasi Tabi’in, 100 tahun tahap ketiga adalah generasi At
Ba’uttabi’in.
Makulat terbagi 2 yaitu : 1. Makulat Jauhar.
2. Makulat ‘Arod.
Arti dari makulat adalah bahasa atau ucapan yang tidak boleh diperuntukkan atau
ditunjukkan kepada Allah. Kalau dibarengi dengan aqidah akan menjadi sirik.
Dari jauhar dan ‘Arod isinya ada 10 :
1. Makulat Kam yaitu bahasa yang berhubungan dengan hitungan ( seperti berapa ).
2. Makulat Kaefa yaitu bahasa yang berhubungan dengan bentuk.
Seperti : bagaimana, seperti apa, seberapa dll.
3. Makulat Aena yaitu bentuk sesuatu abstrak atau kongkrit yang menempel.
Seperti : dimana.
4. Makulat Mata yaitu bentuk yang kongkrit yang berada pada satu tempat atau
dalam situasi masa dan jaman. Secara harfiah bentuk bentuk pertanyaan kapan.
5. Makulat Malakat yaitu yang berhubungan dengan jiwa, mental atau psikhis.
Seperti : Allah disebut pintar atau pandai.
6. Makulat Idofi yaitu yang berhubungan keberadaannya disandarkan kepada yang
lain. Seperti : Adanya anak disandarkan ke Bapak ( ada bapak karena punya anak
atau sebaliknya ).
7. Makulat Wadho yaitu yang berhubungan dengan perilaku atau cara.
Seperti : Duduk,tidak seperti duduknya makhluk.
Allah besemayam di Ars, kalau dimaknakan secara saklek akan
menyalahi 2 makulat yaitu makulat Mata dan Wadho.
8. Makulat Milku yaitu yang berhubungan dengan sesuatu cara memiliki.
Seperti selendang, pakaian dll.
9. Makiulat Fi’lu yaitu yang berhubungan dengan pekerjaan .
Seperti cara kerja-Nya Allah, yang benar adalah cara Allah Mencipta.
Untuk manusia –penemu, sedangkan yang menciptakan adalah
Allah.
10. Makulat Inti’al yaitu yang berhubungan dengan hasil dari pekerjaan.
Seperti Langit yang begitu luas dan lebar itu hasil kerjaan Allah.