Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN AWAL TEAM BASED NUSANTARA SEHAT

PUSKESMAS SALISSINGAN
KABUPATEN MAMUJU
PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2016

OLEH:

TIM NUSANTARA SEHAT PKM SALISSINGAN


KETUA : Erikson Kaku, S. Farm
ANGGOTA : 1. dr. Hidanti Karlina
2. Susanti, Amd.Kep
3. Ardianti Zai, Amd.Keb
4. Rima Trisnawati, Amd.Gz
5. Elviza Rahmadona, SKM
6. Muh. Saleh Fitrah, AMAK

PUSKESMAS SALISSINGAN
KABUPATEN MAMUJU
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2016

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penyusunan Laporan Awal Team based Nusantara Sehat Puskemas
Salissingan, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Penyusunan laporan Awal Team based Nusantara Sehat ini bertujuan untuk
mengetahui keadaan awal situasi penempatan di Puskesmas Salissingan, keadaan geografis-
demografis Kecamatan Balabalakang, keadaan pembangunan kesehatan di Puskesmas
Salissingan, keadaan derajat kesehatan masyarakat dan kegiatan Tim Nusantara Sehat di
Puskesmas Salissingan. Penyusunan laporan awal ini juga nantinya digunakan untuk
pembuatan rencana kegiatan (POA) tahun 2017 team based Nusantara Sehat di Puskesmas
Salissingan. Penyusunan laporan awal ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan
dari berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Untuk itu penyusun
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Yusuf Effendi, SE selaku pembimbing Tim Nusantara Sehat dari Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia
2. Bapak dr. Achmad Azis, M.Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat
3. Ibu dr. Hj. Hajrah As’ad, M.Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju.
4. Bapak Bintiner, AMK selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Salissingan yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini.
5. Staf dan pegawai Puskesmas Salissingan, Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju, serta
Dinas Kesehatan provinsi yang telah memberikan dukungan untuk melaksanakan
program ini.
Penyusun menyadari bahwa penulisan Laporan Awal Team based Nusantara Sehat
Puskesmas Salissingan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan laporan awal ini.
Penyusun berharap semoga laporan awal ini bermanfaat bagi Puskesmas Salissingan maupun
pihak-pihak lain yang memerlukan.

Salissingan, Desember 2016

Tim Nusantara Sehat Salissingan

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Tujuan............................................................................................................................ 2
1.3 Manfaat.......................................................................................................................... 3

BAB II ANALISA SITUASI


2.1 Letak Geografis ............................................................................................................. 4
2.2 Letak dan Wilayah Kerja Puskesmas Salissingan ......................................................... 4
2.3 Sejarah Singkat Puskesmas Salissingan ........................................................................ 5
2.4 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Puskesmas Salissingan ............................................... 5
2.5 Gambaran Pembangunan Kesehatan Puskesmas Salissingan ....................................... 5
2.6 Managemen Dasar Puskesmas Salissingan ................................................................... 8
2.7 Situasi Derajat Kesehatan Masyarakat Salissingan ....................................................... 9
2.7.1 Mortalitas ...................................................................................................................
2.7.2 Morbiditas ..................................................................................................................

BAB III NUSANTARA SEHAT


3.1 Tujuan............................................................................................................................ 12
3.1.1 Tujuan Umum ............................................................................................................ 12
3.1.2 Tujuan Khusus............................................................................................................ 12
3.2 Sekilas Program............................................................................................................. 12
3.3 Pendekatan .................................................................................................................... 13

BAB IV LAPORAN TIM NUSANTARA SEHAT ......................................................... 14

BAB V PENUTUP ............................................................................................................. 40

LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1 Data Puskesmas Salissingan 6
Tabel 2 Data Tenaga Kesehatan Puskesmas Salissingan 8
Tabel 3 Angka kesakitan Puskesmas Salissingan 10
bulan Oktober-November 2016 di Poli Umum

Tabel 4 Nama-nama pulau di wilayah kerja Puskesmas Salissingan 18


Tabel 5 Kegiatan dan Data Sebelum dan Sesudah Kedatangan Tim 23
Nusantara Sehat
Tabel 6 Daftar peralatan medis di ruang UGD 27
Tabel 7 Daftar peralatan non medis di ruang UGD 27

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1 Letak geografis Kecamatan Balabalakang 4
Gambar 2 Denah PKM Salissingan sebelum dan sesudah ada Tim NS 7
Gambar 3 Jumlah Kematian Neonatal Di Puskesmas Salissingan Tahun 9
2015
Gambar 4 Angka Kematian Ibu Di Puskesmas Salissingan Tahun 2015 10
Gambar 5 Penyambutan Tim Nusantara Sehat oleh Bapak Bupati 13
Mamuju, Bapak Wakil Bupati Mamuju, Ibu Kepala Dinas
Kesehatan Mamuju, Bapak Kepala Puskesmas Salissingan
serta jajarannya pada tanggal 18 Oktober 2016
Gambar 6 Keadaan Poli Umum Puskesmas Salissingan saat Tim 14
Nusantara Sehat pertama kali datang (23 Oktober 2016)
Gambar 7 Keadaan Poli Umum setelah ada Tim Nusantara Sehat 15
Gambar 8 Jam pelayanan Puskesmas Salissingan 15
Gambar 9 Alur pelayanan Puskesmas Salissingan 16
Gambar 10 Tempat pendaftaran dan tempat pemeriksaan tanda-tanda vital 16
Gambar 11 Contoh kartu berobat dan rekam medis pasien 16
Gambar 12 Kegiatan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi 19
badan balita (Pemantauan Status Gizi balita) di Pulau
Salissingan dengan sistem jemput bola.
Gambar 13 Kegiatan Posyandu di Puskesmas Pembantu (PUSTU) Pulau 19
Ambo dan pemeriksaan kesehatan masyarakat serta
penyuluhan tentang penyakit Kaki Gajah dari dokter Danti
serta pemberian obat program kaki gajah kepada warga
bersama petugas kesehatan Puskesmas Salissingan.
Gambar 14 Kegiatan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi 20
badan balita (Pemantauan Status Gizi balita) di Pulau
Seloang dengan sitem jemput bola dan pemeriksaan
kesehatan masyarakatmasyarakat serta pemberian obat
program kaki gajah kepada warga bersama petugas kesehatan
Puskesmas Salissingan.
Gambar 15 Kegiatan Penimbangan berat badan dan pengukuran 20
tinggi/panjang badan balita (Pemantauan Status Gizi) serta
pemeriksaan kesehatan masyarakat dan pemberian makanan
tambahan ASI kepada balita di Pulau Lamudaan.
Gambar 16 Kegiatan Penimbangan berat badan dan pengukuran 20
tinggi/panjang badan balita (Pemantauan Status Gizi) serta
pemeriksaan kesehatan masyarakat di pulau Saboeang.
Gambar 17 Kegiatan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi 21
badan balita (Pemantauan Status Gizi balita) di Pulau
Sabakatang dengan sitem jemput bola bersama petugas
kesehatan lainnya.
Gambar 18 Kegiatan Penimbangan berat badan dan pengukuran 21
panjang/tinggi badan (Pemantauan Status Gizi) di Pulau
Samataha dan pemeriksaan kesehatan masyarakat serta
penyuluhan tentang penyakit Kaki Gajah dari Bapak Jupri
serta pemberian obat program kaki gajah kepada warga

v
bersama petugas kesehatan Puskesmas Salissinggan.
Gambar 19 Kegiatan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi 21
badan balita (Pemantauan Status Gizi balita)serta
pemeriksaan kesehatan masyarakat di Pulau Popoongan
dengan sitem jemput bola bersama petugas kesehatan lainnya.
Gambar 20 Piramida Makanan 22
Gambar 21 Poster 4 Prinsip Gizi Seimbang 22
Gambar 22 Kegiatan Tim Nusantara Sehat saat promosi kesehatan 23
danacara sesi foto bersama dengan pihak sekolah di Pulau
Ambo
Gambar 23 Penyuluhan CTPS dan Pemberian Obat Filariasis di SMPN 2 26
Balabalakang, Pulau Salissingan
Gambar 24 Ketersediaan alat-alat di ruangan IGD setelah ada Tim 28
Nusantara Sehat
Gambar 25 Kondisi di dalam ruangan IGD 28
Gambar 26 Kegiatan Imunisasi di sekolah dasar 29
Gambar 27 Kegiatan cross incision pada pasien yang tertusuk kait 29
pancing
Gambar 28 Kegiatan penjahitan luka robek karena tergigit belut laut 29
Gambar 29 Kondisi ruangan farmasi saat Tim NS pertama kali datang 30
Gambar 30 Kegiatan pelayanan farmasi pada hari pertama tugas di 31
puskesmas
Gambar 31 Pelayanan farmasi pada kegiatan Puskesmas Keliling 31
Gambar 32 Kondisi ruangan farmasi setelah ada Tim NS 32
Gambar 33 Kondisi gudang farmasi serta kartu stok 32
Gambar 34 Perbedaan blanko resep dokter sebelum dan sesudah ada Tim 33
NS
Gambar 35 Perbedaan register farmasi sebelum dan sesudah ada Tim NS 33
Gambar 36 Kunjungan dan pemeriksaan ibu hamil di puskesmas 34
Gambar 37 Kondisi ruangan dan alat-alat Lab saat Tim NS pertama kali 36
datang
Gambar 38 Kondisi ruangan Lab dan ruang pewarnaan setelah ada Tim 38
NS

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan adalah hak setiap orang. Sebagai mana yang ditegaskan dalam Undang
Undang Dasar RI tahun 1945 pasal 28H dan pasal 34. Hal serupa juga di tegaskan dalam
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, yang menegaskan bahwa
“Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu dan terjangkau.”Untuk menjamin warga Negara Indonesia memperoleh
haknya di bidang kesehatan, Kementerian Kesehatan menyusun rencana strategis
(Renstra) tahun 2015-2019. Dilandasi dengan semangat Nawa Cita agenda ke-lima yaitu
meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, yang di wujudkan melalui Program
Indonesia Sehat.
Tiga strategi untuk mendukung Indonesia sehat adalah pembangunan paradigma
sehat, penguatan layanan kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sasaran dari
program tersebut yaitu meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat
melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan
perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Sasaran pokok Rencana
Pembangunan Jangka Menegah Nasional (RPJMN) 2015-2019 adalah: (1) meningkatnya
status kesehatan dan gizi ibu dan anak; (2) meningkatnya pengendalian penyakit; (3)
meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah
terpencil, tertinggal dan perbatasan; (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan
universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan
vaksin; serta (6) meningkatkan responsivitas sistem kesehatan. (KMK No.
HK.02.02/Menkes/52/2015).
Arah kebijakan Kementerian Kesehatan periode 2015-2019 adalah “Peningkatan
akses dan kualitas kesehatan yang diarahkan pada kelompok miskin dan daerah
tertinggal”, mengingat hampir 50% Puskesmas di Indonesia berada di wilayah dengan
kategori Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK). Sehingga telah
ditetapkan delapan fokus prioritas kesehatan dan tujuh reformasi kesehatan untuk
mendorong percepatan pencapaian derajat kesehatan yang diharapkan. Salah satu dari
reformasi kesehatan adalah pelayanan kesehatan DTPK yang didukung empat reformasi
lainnya yaitu Biaya Operasional Puskesmas (BOK), program Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN), penanggulangan daerah bermasalah kesehatan (PDBK), serta
ketersediaan obat.
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan sehat
adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan
perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggitingginya.

1
Indikator kecamatan sehat adalah lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan
kesehatan yang bermutu, serta derajat kesehatan penduduk kecamatan. Hal tersebut sesuai
dengan Pelaksanaan Sistem Kesehatan Nasional yang ditekankan pada peningkatan
perilaku dan kemandirian masyarakat, profesionalisme sumber daya manusia kesehatan,
serta upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan
rehabilitatif. (Perpres No.72 Tahun 2012).
Tetapi pada kenyataanya, banyak Puskesmas di Indonesia belum menjalankan
fungsinya sesuai dengan amanah yang diberikan, terutama Puskemas yang terletak di
daerah terpencil dan sangat terpencil. Puskesmas dengan kategori terpencil dan sangat
terpencil sesuai dengan kriteria yang tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan
nomor 949 dan 1239 tahun 2007 tentang Kriteria Sarana Pelayanan Kesehatan Terpencil
dan Sangat Terpencil, merupakan Puskesmas yang memiliki kesulitan dalam
melaksanakan pelayanan sesuai tugas yang diamanahkan. Hal ini disebabkan kondisi
geografi, iklim, terbatasnya tenaga, dan tersebarnya penduduk yang relatif sedikit.
Padahal kesehatan merupakan salah satu hak asasi, sehingga masyarakat yang tinggal di
daerah terpencil dan sangat terpencil tetap berhak memperoleh pelayanan kesehatan
sesuai kebutuhan. Puskesmas Salissingan yang terletak di Kecamatan Balabalakang
Kabupaten Mamuju termasuk dalam kategori karakteristik wilayah 3 yaitu Sangat
Terpencil (ST). Kondisi geografis yang sulit dijangkau, terbatasnya transportasi dan tidak
tersedianya sarana komunikasi serta terbatasnya jumlah tenaga kesehatan menyebabkan
pelayanan yang diberikan Puskesmas Salissingan kurang optimal. Kementerian Kesehatan
melalui Peraturan Menteri Kesehatan tahun 2014 menyaratkan puskesmas harus memiliki
tenaga kesehatan lengkap dari berbagai profesi. Hal ini juga yang menyebabkan beban
ganda pada tenaga kesehatan di daerah sangat terpencil untuk dapat melakukan program
puskesmas secara baik, disamping sarana dan prasarana yang masih belum mendukung.
Laporan awal ini akan mampu menggambarkan sejauh mana pelayanan kesehatan yang
telah berjalan di Puskesmas Salissingan untuk dapat menjadi acuan dalam menentukan
arah penyelenggaraan program kesehatan yang semestinya di Puskesmas Salissingan.

1.2 Tujuan
Tujan Umum
Untuk mengetahui gambaran keadaan pembangunan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Salissingan.

Tujuan Khusus
1. Memberikan gambaran mengenai keadaan geografis dan demografi di wilayah kerja
Puskesmas Salissingan.
2. Memberikan gambaran mengenai sarana dan prasarana kesehatan Puskesmas
Salissingan.
3. Memberikan gambaran mengenai tenaga kesehatan Puskesmas Salissingan.
4. Memberikan gambaran mengenai situasi derajat kesehatan masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Salissingan.

2
5. Memberikan gambaran mengenai progam kesehatan dasar dan pengembangan di
Puskesmas Salissingan.
6. Memberikan gambaran kegiatan Tim Nusantara Sehat Puskesmas Salissingan.

1.3 Manfaat
1. Manfaat bagi Kementerian Kesehatan
Sebagai informasi mengenai pelayanan kesehatan dasar di Daerah Sangat Tepencil dan
kepulauan, khususnya wilayah kerja Puskesmas Salissingan.

2. Manfaat bagi Puskesmas Salissingan


Sebagai informasi dasar mengenai pelayanan yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
Salissingan, serta sebagai bahan evaluasi kepada Puskesmas Salissingan.

3. Manfaat bagi Tim Nusantara Sehat Salissingan


Sebagai acuan dalam menyusun dan menjalankan program-program usulan yang akan
dilaksanakan bersama seluruh elemen puskesmas.

3
BAB II
ANALISA SITUASI

2.1 Letak Geografis


Puskesmas Salissingan terletak antara 2˚45’97” Lintang Utara dan 117˚37’65”
Bujur Timur. Puskesmas Salissingan terletak di Pulau Salissingan, Desa Balabalakang,
Kecamatan Balabalakang, dengan luas wilayah 21,9 km2. Secara lengkap batas
administrasi wilayah Puskesmas Salissingan adalah sebagai berikut :
 Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Kalimantan Timur
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Simboro
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Makassar
 Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Kalimantan Selatan

PETA KECAMATAN BALA-BALAKANG


 DESA BALA-BALAKANG DESA BALA-BALAKANG TIMUR
 P. SABAKATANG
U GS.KR SAU

 P. TAPILAGAAN
 GS. DURIAN

 P. LABIA  P. AMBO

 P. SABOYANG

 P. KAMARIANG BESAR
 P. SUMANGA
 P. SALISSINGAN
 P. SELOANG

 P. KAMARIANG KECIL

 P. MALAMBER

 P. POPOONGAN

 P. MALAMBER KECIL

 P. LAMUDAAN
 P. SAMATAHA

Gambar 1. Letak geografis Kecamatan Balabalakang

2.2 Letak Puskesmas dan Wilayah Kerja Puskesmas Salissingan


Puskesmas Salissingan adalah puskesmas non rawat inap terjauh dari Kabupaten
Mamuju dengan jarak ± 202 km. Waktu yang ditempuh dari Kota Mamuju untuk
mencapai Puskesmas Salissingan ± 13 jam perjalanan dengan menggunakan kapal sewa.
Cakupan wilayah Puskesmas Salissingan terdiri atas 2 desa, yaitu Desa Balabalakang dan
Desa Balabalakang Timur dengan jumlah penduduk sebanyak 2.574 jiwa dan jumlah
4
Kepala Keluarga (KK) sebanyak 412 KK. Puskesmas Salissingan memiliki rata-rata
kepadatan penduduk sebesar 117,53 jiwa/km2. Penduduk Kecamatan Balabalakang terdiri
atas 1.339 jiwa (52,02%) penduduk perempuan dan 1.235 jiwa (47,98 %) penduduk laki-
laki, yang tersebar di 10 Pulau, diantaranya;
1. Pulau Ambo
2. Pulau Seloang
3. Pulau Labia
4. Pulau Lamudaan
5. Pulau Malamber
6. Pulau Saboyang
7. Pulau Popoongan
8. Pulau Samataha
9. Pulau Sabakkatang
10. Pulau Salissingan

2.3 Sejarah Singkat Puskesmas Salissingan


Puskesmas Salissingan berdiri pada tahun 2009 sebagai puskesmas rawat jalan.
Sebelumnya dari tahun 2006-2009 Puskesmas Salissingan merupakan Pustu Puskesmas
Rangas. Lokasi Puskesmas Salissingan sendiri berada di Kecamatan Balabalakang,
tepatnya di Pulau Salissingan. Sepanjang berdiri hanya dari tahun 2012-2013, ada tenaga
dokter umum di puskesmas ini. Di tahun berikutnya untuk memenuhi kebutuhan tenaga
medis di Puskesmas Salissingan, per-triwulan diadakan kegiatan mobile health.

2.4 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Puskesmas Salissingan


Puskesmas Salissingan merupakan Puskesmas Pemerintah Kabupaten Mamuju
tingkat 1 Provinsi Sulawesi Barat yang memilliki prinsip penyelenggraan tugas, fungsi
dan wewenang sebagaimana yang telah tercantum dalam Permenkes No.75 Tahun 2014.

2.5 Gambaran Pembangunan Kesehatan Masyarakat Salissingan, Sarana dan


Prasarana Kesehatan Puskesmas

Data Puskesmas
1 Provinsi Sulawesi Barat
2 Kabupaten/Kota Kabupaten Mamuju
3 Nama Puskesmas Puskesmas Salissingan
4 Kode Puskesmas -
5 Alamat Puskesmas Desa Balabalakang, Kec. Balabalakang, Kab. Mamuju
6 Nama Kepala Puskesmas Bintiner, AMK
Nomor telepon 082251081984
7 Jenis Puskesmas Puskesmas non rawat inap
8 Letak Puskesmas Kecamatan Balabalakang
9 Topografi Wilayah
10 Wilayah Kerja Puskesmas
a. Luas wilayah kerja 21,9 km2
puskesmas
5
b. Jumlah desa 2 (Desa Balabalakang dan Desa Balabalakang Timur)
11 Demografi Puskesmas
a. Jumlah penduduk 2574 jiwa
b. Jumlah KK 412 KK
12 Jejaring Puskesmas
a. Posyandu 10, tetapi sudah lama tidak aktif
b. Posyandu Lansia Tidak ada
c. Posyandu Purnama Tidak ada
d. Posyandu Mandiri Tidak ada
e. Kader Kesehatan Tidak ada
f. Bidan Desa Tidak ada
g. Jumlah Pusling 2 (perahu, 1 rusak berat, 1 tidak ada dana untuk bahan
bakar)
13 Transportasi
a. Roda 2 Tidak ada
b. Roda 4 Tidak ada
c. Perahu 2, 1 rusak berat, 1 tidak memiliki bahan bakar
d. Angkutan umum Tidak ada
14 Rumah Dinas
a. Rumah dinas dokter 1 (rusak berat)
b. Rumah dinas 1 (rusak berat)
paramedis
15 Ketersediaan air Tadah hujan
16 Ketersediaan listrik Tenaga surya, hanya mampu untuk nyala lampu selama
6-10 jam
Tabel 1. Data Puskesmas Salissingan

Kondisi Fisik Puskesmas


Kondisi gedung Puskesmas Salissingan sangat baik, karena baru direnovasi tahun
2015, namun perlengkapan puskesmas tidak memadai. Saat Tim Nusantara Sehat pertama kali
datang, isi puskesmas hanya terdiri atas 1 brangkar, 1 tensimeter, 1 stetoskop, 2 timbangan, 1
alat pengukur panjang badan, 2 kursi dan 2 meja. Sehingga, masih banyak ruangan yang
belum dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Ruang puskesmas saat Tim Nusantara
Sehat hanya terdiri atas :
1. Poli Umum
2. Ruang KIA
3. Apotek
4. Dapur
5. Toilet
6. 2 Gudang
7. 5 Ruang kosong

6
Denah Puskesmas Salissingan saat Tim Nusantara Sehat pertama kali datang

Denah Puskesmas Salissingan setelah Tim Nusantara Sehat datang

Gambar 2. Denah PKM Salissingan sebelum dan sesudah ada Tim NS

7
Tenaga Kesehatan Puskesmas
Data Tenaga Kesehatan Puskesmas Salissingan per-Oktober 2016
Status
No Nama Pegawai JK Pendidikan Lokasi Penempatan
Kepegawaian
1 Bintiner, AMK L D III Keperawatan PNS PKM Salissingan
Muh. Musawwir MS.
2 L D IV Keperawatan PNS PKM Salissingan
A.Md.Kep
3 Maya Damayanti, A.Md.Keb P D III Kebidanan PTT Pusat PKM Salissingan
4 Salbia, A.Md.Keb P D III Kebidanan PTT Pusat Pulau Labia
5 Usman, A.Md.Kep L D III Keperawatan PTT Daerah PKM Salissingan
6 Rudi Balata, A.Md.Kep L D III Keperawatan PTT Daerah Pulau Popoongan
7 Asmayanti A.Md.Kep P D III Keperawatan PTT Daerah Pulau Sabakkatang
8 Sri Wahyuni A.Md.Kep P D III Keperawatan PTT Daerah PKM Salissingan
9 Sofyan A.Md.Kep L D III Keperawatan PTT Daerah PKM Salissingan
10 Fatmawati, A.Md.Keb P D III Kebidanan PTT Daerah PKM Salissingan
11 Eriksson Kaku, S.Farm L S1 Farmasi Tim NS PKM Salissingan
12 dr. Hidanti Karlina P Dokter Umum Tim NS PKM Salissingan
13 Susanti, A.Md.Kep P D III Keperawatan Tim NS PKM Salissingan
14 Ardianti Zai, A.Md.Keb P D III Kebidanan Tim NS PKM Salissingan
15 Rima Trisnawati, A.Md.Gz P D III Gizi Tim NS PKM Salissingan
S1 Kesehatan
16 Elviza Rahmadona, SKM P Tim NS PKM Salissingan
Masyarakat
D III Analis
17 Muh. Saleh Fitrah, AMAK L Tim NS PKM Salissingan
Laboratorium
18 Muh. Jufri, AMK L D III Keperawatan TKS PKM Salissingan
S1 Profesi
19 Fitriani S.Kep.Ners P TKS Pulau Ambo
Keperawatan
20 Hasmiah, A.Md.Kep P D III Keperawatan TKS PKM Salissingan
21 Hapid, A.Md.Kep L D III Keperawatan TKS Pulau Saboeang
22 Muhammad Alif A.Md.Kep L D III Keperawatan TKS PKM Salissingan
23 Masfah, A.Md.Kep P D III Keperawatan TKS Pulau Sabakkatang
24 Nuryani Basaring, A.Md.Keb P D III Kebidanan TKS Pulau Ambo
25 Rosita A.Md.Keb P D III Kebidanan TKS PKM Salissingan
26 Nurhayani, A.Md.Keb P D III Kebidanan TKS Pulau Popoongan
27 Abd. Wahab A.Md.Kep L D III Keperawatan TKS PKM Salissingan
28 Ardianti A.Md.Keb P D III Kebidanan TKS Pulau Saboeang
29 Abdul Halim A.Md.Kep L D III Keperawatan TKS Pulau Labia
Tabel 2. Data Tenaga Kesehatan Puskesmas Salissingan

2.6 Manajemen Dasar Puskesmas Salissingan

1. Visi dan Misi Puskesmas Salissingan


Visi : Tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya indonesia sehat. Indikator
kecamatan sehat :
 Lingkungan sehat
 Perilaku sehat
 Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
 Derajat kesehatan masyarakat

8
Misi :
 Menggerakkan pembangunan berwawasan di wilayah kerja puskesmas
 Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerja
puskesmas
 Memilihara dan meningkatkan mutu pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan
 Memilihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya

2. Filosofi
Puskesmas Salissingan adalah sarana penyelenggara pelayanan kesehatan yang
berlandaskan perikemanusiaan, adil dan merata yang dijiwai oleh keimanan dan ketakwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

3. Lokakarya Mini Bulanan dan Triwulan


Kerangka manajemen puskesmas terdiri dari P1 (perencanaan), P2 (Penggerakan-
Pelaksanaan) dan P3 (Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian). Lokakarya mini
merupakan pedoman untuk P2 dimana tujuannya adalah untuk meningkatkan kerja sama
dan adanya koordinasi diantara seluruh pemegang program dan pegawai lainnya. Walaupun
begitu, Puskesmas Salissingan belum melaksanakan lokakarya mini bulanan dikarenakan
sulit berkumpulnya para pegawai puskesmas. Sedangkan untuk lokakarya mini lintas sektor
pun kurang berjalan optimal, karena pegawai kecamatan yang jarang ada di tempat.

2.7 Situasi Derajat Kesehatan Masyarakat


2.7.1 Mortalitas

45

40

35

30

25 Jumlah bayi

20 Angka kematian bayi

15

10

0
Gambar 3. Jumlah Kematian Neonatal Di Puskesmas Salissingan Tahun 2015

9
90

80

70

60

50 Jumlah ibu

40 Jumlah kematian ibu

30

20

10

0
Gambar 4. Angka Kematian Ibu Di Puskesmas Salissingan Tahun 2015

2.7.2 Morbiditas

No Nama Penyakit Jumlah


1 Penyakit sistem otot dan jaringan pengikat 44
2 Gastritis 31
3 ISPA 29
4 Hipertensi 25
5 Cephalgia 23
6 Penyakit lain pada saluran pernapasan bagian atas 17
7 Penyakit kulit infeksi 9
8 Pneumonia 8
9 Diare 7
10 Disentri 6
11 Anemia 5
12 Asma 4
13 Caries dentist 4
14 Penyakit pada saluran kencing 4
15 Faringitis 4
16 Febris 4
17 Penyakit kulit alergi 3
18 Penyakit kelamin lainnya 3
19 Insomnia 3
20 Bronchitis 3
21 DM 2
22 Vulnus punctum 2
23 Penyakit kulit akibat jamur 1
24 Susp. TB 1
25 Chest pain 1

10
26 Penyakit lain dari saluran pernapasan bagian atas 1
Total 244
Tabel 3. Angka kesakitan Puskesmas Salissingan
bulan Oktober-November 2016 di Poli Umum

Program Puskesmas yang Sedang Berjalan


Program dan kegiatan yang dilakukan Puskesmas Salissingan pada tahun 2016 antara lain :
Kegiatan di dalam gedung :
1. Pelayanan Rawat Jalan
2. Pelayanan Gawat Darurat
3. Pelayanan Rujukan
4. Pelayanan KIA & KB

Kegiatan di luar gedung dengan upaya kesehatan wajib sesuai dengan standar minimal :
1. Upaya promosi kesehatan
2. Upaya kesehatan lingkungan
3. Upaya KIA
4. Upaya kegiatan gizi masyarakat
5. Upaya pengobatan
6. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

11
BAB III
NUSANTARA SEHAT

Program Nusantara Sehat merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dicanangkan
oleh Kemenkes dalam upaya mewujudkan fokus kebijakan tersebut. Program ini dirancang
untuk mendukung pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Kartu
Indonesia Sehat (KIS) yang diutamakan oleh Pemerintah guna menciptakan masyarakat sehat
yang mandiri dan berkeadilan. Penguatan yankes primer adalah garda terdepan dalam
pelayanan kesehatan masyarakat yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan dan
melakukan upaya preventif melalui pendidikan kesehatan, konseling serta skrining
(penapisan).

3.1 Tujuan
Tujuan dari program Nusantara sehat ini selain untuk meningkatkan akses dan
kualitas pelayanan kesehatan dasar di DTPK dan DBK juga mempunyai tujuan menjaga
keberlangsungan pelayanan kesehatan, menggerakan pemberdayaan masyarakat serta
dapat memberikan pelayanan kesehatan yang terintegrasi serta meningkatkan retensi
tenaga kesehatan yang bertugas di DTPK. Program Nusantara Sehat bertujuan untuk
menguatkan layanan kesehatan primer melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan
kesehatan dasar di DTPK dan DBK juga mempunyai tujuan menjaga keberlangsungan
pelayanan kesehatan, menggerakan pemberdayaan masyarakat serta dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang terintegrasi serta meningkatkan retensi tenaga kesehatan yang
bertugas di DTPK. Program ini merupakan program lintas Kemenkes yang fokus tidak
hanya pada kegiatan kuratif tetapi juga promotif dan preventif untuk mengamankan
kesehatan masyarakat (public health) dari daerah yang paling membutuhkan sesuai
dengan Nawa Cita.

3.1.1 Tujuan Umum


Meningkatnya penyelenggaraan tugas dan fungsi Puskesmas dalam rangka
upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat di Daerah
tertinggal, Perbatasan, Kepulauan dan Daerah Bermasalah Kesehatan.

3.1.2 Tujuan Khusus


1. Meningkatnya capaian target program puskesmas
2. Meningkatnya akses pelayanan kesehatan puskesmas
3. Meningkatnya penanganan permasalahan kesehatan lokal daerah
4. Tercapainya pemenuhan tenaga kesehatan sesuai dengan standar
5. Meningkatnya retensi tenaga kesehatan yang bertugas di puskesmas
6. Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang terintegrasi

3.2 Sekilas Program


Program Nusantara Sehat melalui penempatan tenaga kesehatan berbasis tim,
dilakukan berdasarkan hasil kajian terhadap distribusi tenaga kesehatan yang
dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2012. Salah satu rekomendasi
kajian menunjukkan bahwa penempatan tenaga kesehatan untuk daerah tertentu lebih baik
jika dilakukan berbasis tim. Kajian tersebut ditindaklanjuti dengan uji coba penempatan
tenaga kesehatan berbasis tim pada tahun 2014 di 4 Puskesmas pada 4 kabupaten di 4
Provinsi (Prov. Sumatra Utara, Kalimantan Barat, Maluku dan Papua) dan berhasil
meningkatkan kunjungan Puskesmas serta Upaya Kesehatan Masyarakat. Dari segi tenaga
kesehatan mereka merasa lebih nyaman karena ditempatkan dan bekerja dalam satu tim.
12
Sebelumnya Kantor Urusan Khusus Presiden RI untuk Millennium Development Goals
(KUKP-RI MDGs) juga telah membuat program Pencerah Nusantara yang pola
penempatan tenaga kesehatannya juga berbasis tim.

3.3 Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan program Nusantara Sehat bersifat komprehensif dengan
melibatkan anggota tim dengan berbagai jenis tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter
umum, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan,
tenaga ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi, dan tenaga kefarmasian.
Sasaran akhir program penugasan khusus tenaga kesehatan berbasis tim (team
based) Dalam Mendukung Program Nusantara Sehat yaitu : Terpenuhinya jumlah dan
jenis tenaga kesehatan sesuai dengan standar di puskesmas DTPK dan DBK.
Tim Nusantara Sehat Puskesmas Salissingan terdiri dari 7 profesi yakni dokter
umum, tenaga gizi, tenaga farmasi, analis laboratorium, bidan, perawat dan tenaga
kesehatan masyarakat. Tim Nusantara Sehat akan bertugas selama 2 tahun di Puskesmas
Salissingan. Kehadiran Tim Nusantara Sehat di Kabupaten Mamuju disambut hangat oleh
Bapak Bupati Mamuju, Bapak Wakil Bupati Mamuju, Bapak Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Barat dan Ibu Kepala Dinas Kesehatan Mamuju.

Gambar 5. Penyambutan Tim Nusantara Sehat oleh Bapak Bupati Mamuju, Bapak Wakil
Bupati Mamuju, Ibu Kepala Dinas Kesehatan Mamuju, Bapak Kepala Puskesmas
Salissingan serta jajarannya pada tanggal 18 Oktober 2016

13
BAB IV
LAPORAN TIM NUSANTARA SEHAT

Berikut adalah laporan kegiatan masing-masing profesi dari Tim Nusantara Sehat Puskesmas
Salissingan selama bertugas mulai tanggal 22 Oktober 2016 sampai bulan November 2016.

Laporan Poli Umum Puskesmas Salissingan


Oleh dr. Hidanti Karlina

Keadaan Awal Poli Umum


Saat Tim Nusantara Sehat pertama kali datang, masyarakat langsung berbondong-
bondong datang ke Puskesmas untuk berobat. Hal ini dikarenakan sudah  3 bulan puskesmas
tidak melakukan pelayanan karena tidak ada pegawai. Dengan berbekal peralatan pribadi
dokter (tensimeter dan stetoskop diberikan kepada Poli KIA), Tim Nusantara Sehat melayani
pasien. Pelayanan saat pertama kali dirasa kurang optimal, karena anamnesis dilakukan
dengan posisi pasien yang berdiri. Selain itu, tidak semua pasien dilakukan pemeriksaan fisik
thoraks dan abdomen dalam posisi berbaring. Hal ini dikarenakan tidak adanya tempat tidur
pemeriksaan umum di dalam poli. Pada pasien yang harus dilakukan pemeriksaan fisik
sembari berbaring, pemeriksaan dilakukan di dalam Poli KIA. Namun, apabila Poli KIA
sedang penuh, pasien diperiksa dengan kondisi berbaring di lantai.

Gambar 6. Keadaan Poli Umum Puskesmas Salissingan saat Tim Nusantara Sehat pertama
kali datang (23 Oktober 2016)

Selain itu, Puskesmas Salissingan juga belum memiliki alur pelayanan yang jelas.
Terbukti ketika ingin berobat, masyarakat langsung masuk ke Poli Umum. Banyak pula
masyarakat yang tidak membawa kartu saat ingin berobat. Setiap pasien juga tidak memiliki
rekam medis. Hal ini membuat pasien dengan penyakit-penyakit kronis tidak terkontrol
dengan baik.

14
Kondisi Poli Umum Setelah Ada Tim Nusantara Sehat
28 November 2016, tempat tidur untuk pemeriksaan dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Mamuju sampai di Puskesmas. Namun, tempat tidur tersebut merupakan tempat tidur
pemeriksaan obstetri dan ginekologi, sehingga dilakukan pertukaran tempat tidur dengan Poli
KIA.

Gambar 7. Keadaan Poli Umum setelah ada Tim Nusantara Sehat


29 November 2016, jam pelayanan mulai ditentukan. Alur pelayanan pun dibuat. Saat
ini pasien yang akan berobat langsung menuju ke ruang pendaftaran. Setelah mendaftar,
pasien akan mendapat kartu berobat dan rekam medis. Setelah itu, pasien akan dicek tanda-
tanda vitalnya oleh perawat. Dari situ pasien akan menuju Poli Umum untuk dilakukan
pemeriksaan.

Gambar 8. Jam pelayanan Puskesmas Salissingan

15
Gambar 9. Alur pelayanan Puskesmas Salissingan

Gambar 10. Tempat pendaftaran dan tempat pemeriksaan tanda-tanda vital

Gambar 11. Contoh kartu berobat dan rekam medis pasien

Kegiatan Puskesmas Keliling

16
25-29 Oktober 2016, Puskesmas Salissingan bersama Tim Nusantara Sehat
melaksanakan puskesmas keliling (pusling). Ada sembilan pulau yang dikunjungi dari
sepuluh pulau yang berpenghuni. Satu pulau tidak dikunjungi (Pulau Malamber) karena pulau
tersebut hanya dihuni oleh satu keluarga dan keluarga tersebut sedang tidak ada di tempat.
Pulau pertama yang dikunjungi adalah Pulau Ambo. Pulau Ambo memiliki  500-an
warga. Di Pulau Ambo kami melaksanakan kegiatan pengobatan, pemeriksaan ibu hamil,
penimbangan dan pengukuran tinggi atau panjang badan pada bayi dan balita, imunisasi,
penyuluhan cuci tangan dan gizi seimbang untuk siswa SD dan SMP, serta pemberian tablet
Fe untuk wanita usia subur (WUS).
Selain itu, Tim Nusantara Sehat juga mengajak anak-anak sekolah untuk melakukan
pemungutan sampah disekeliling pulau yang dilanjutkan dengan senam Maumere bersama di
dermaga Pulau Ambo.
Selama pusling berlangsung dilakukan juga Bulan Eliminasi Kaki Gajah (BELKAGA)
dengan pemberian obat filariasis secara gratis.
Pulau kedua yang dikunjungi adalah Pulau Seloang, setelah itu Pulau Labia,
dilanjutkan dengan Pulau Lamudaan, Pulau Popoongan, Pulau Samataha, Pulau Saboeang dan
Pulau Sabakattang. Kegiatan yang dilakukan kurang lebih sama dengan yang dilakukan di
Pulau Ambo, seperti pengobatan sampai dengan BELKAGA. Namun, pada pulau-pulau
tersebut di atas memang tidak dilakukan kegiatan penyuluhan ke sekolah-sekolah,
dikarenakan wilayahnya yang memang tidak memiliki sekolah.

17
Laporan Gizi Puskesmas Salissingan
Oleh Rima Trisnawati, Amd.GZ

Kegiatan Posyandu Balita


Wilayah kerja Puskesmas Salissingan terdiri dari dua desa, yaitu desa Balabalakang
dan desa Balabalakang Timur. Dari dua desa tersebut ada 10 pulau yang menjadi wilayah
kerja Puskesmas Salissingan. Biasanya penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi
badan balita di wilayah kerja Puskesmas Salissingan dilakukan di setiap posyandu, namun
posyandu tersebut tidak berjalan dengan baik dan akhirnya tidak diberdayakan (vacum),
begitu juga dengan semua wilayah kerja Puskesmas tidak memiliki kader, sehingga
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan balita saat ini dilakukan apabila
keluarga berkunjung ke Puskesmas untuk mengobati anaknya. Bagi keluarga yang tidak
membawa balita ke Puskesmas, terkadang status gizinya tidak diketahui, karena tidak adanya
penimbangan berat badan da pengukuran tinggi badan, sementara itu sistem jemput bola juga
tidak diterapkan disini bagi balita yang belum menimbang dan mengukur tinggi badan. Begitu
juga di Pulau-Pulau yang lain penimbangan dan pengukuran tinggi badan balita dilakukan
disetiap kegiatan Puskesmas Keliling (PUSLING). Namun ada satu pulau yang warganya
hanya memiliki 3 KK, yaitu Pulau Malember dan tidak memilki balita sama sekali, dan
penghuni tidak menetap di Pulau, sehingga tidak dilakukan penimbangan. Berikut nama-nama
pulau di wilayah kerja Puskesmas Salissingan lihat di tabel 2.

No NAMA KELURAHAN Nama Posyandu


Posyandu Salisingan
Posyandu Popoongan
1 Balabalakang Barat Posyandu Samataha
Posyandu Saboeang
Posyandu Sabakatang
Posyandu Seloang
Posyandu Lamudaan
2 Balabalakang Timur Posyandu Labia
Posyandu Ambo
Posyandu Malember
Tabel 4. Nama-nama pulau di wilayah kerja Puskesmas Salissingan

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah salah satu bentuk Upaya Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan oleh untuk dan bersama dalam
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Kegiatan
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan balita dilakukan dirumah warga dan
sistem jemput bola ke rumah warga yang memilki balita. Kegiatan penimbangan balita dan
pengukuran tinggi badan balita dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

18
Gambar 12. Kegiatan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan balita
(Pemantauan Status Gizi balita) di Pulau Salissingan dengan sistem jemput bola.

Gambar 13. Kegiatan Posyandu di Puskesmas Pembantu (PUSTU) Pulau Ambo dan
pemeriksaan kesehatan masyarakat serta penyuluhan tentang penyakit Kaki Gajah dari dokter
Danti serta pemberian obat program kaki gajah kepada warga bersama petugas kesehatan
Puskesmas Salissingan.

19
Gambar 14. Kegiatan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan balita
(Pemantauan Status Gizi balita) di Pulau Seloang dengan sitem jemput bola dan pemeriksaan
kesehatan masyarakatmasyarakat serta pemberian obat program kaki gajah kepada warga
bersama petugas kesehatan Puskesmas Salissingan.

.
Gambar 15. Kegiatan Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi/panjang badan balita
(Pemantauan Status Gizi) serta pemeriksaan kesehatan masyarakat dan pemberian makanan
tambahan ASI kepada balita di Pulau Lamudaan.

Gambar 16. Kegiatan Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi/panjang badan balita
(Pemantauan Status Gizi) serta pemeriksaan kesehatan masyarakat di pulau Saboeang.

20
Gambar 17. Kegiatan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan balita
(Pemantauan Status Gizi balita) di Pulau Sabakatang dengan sitem jemput bola bersama
petugas kesehatan lainnya.

Gambar 18. Kegiatan Penimbangan berat badan dan pengukuran panjang/tinggi badan
(Pemantauan Status Gizi) di Pulau Samataha dan pemeriksaan kesehatan masyarakat serta
penyuluhan tentang penyakit Kaki Gajah dari Bapak Jupri serta pemberian obat program kaki
gajah kepada warga bersama petugas kesehatan Puskesmas Salissinggan.

21
Gambar 19. Kegiatan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan balita
(Pemantauan Status Gizi balita)serta pemeriksaan kesehatan masyarakat di Pulau Popoongan
dengan sitem jemput bola bersama petugas kesehatan lainnya.
Kegiatan Penyuluhan Perihal Gizi Seimbang
Gizi merupakan salah satu unsur penting yang harus di cukupi bagi tubuh. Gizi ini
memiliki peranan penting bagi pertumbuhan anak dan perkembangan otak. Pedoman Gizi
Seimbang (PGS) adalah pedoman pola makan dan pola hidup sehat untuk mencapai
kehidupan yang sehat. Pedoman Gizi Seimbang untuk anak umur sekolah (5- 12 tahun) antara
lain :
1. Pedoman Gizi seimbang mendekati pedoman untuk orang dewasa. Pada kelompok ini
perlu ditekankan pada pemilihan bervariasi bahan makanan sehingga dapat memulai
membiasakan pola makan yang sehat.
2. Secara umum anjuran porsi perhari untuk kelompok umur ini adalah bahan makanan
sumber energi seperti nasi, roti, mie, jagung, singkong dan umbi-umbian.
3. Menggunakan bahan makanan yang menambah selera makan, tetapi tidak
menyebabkan kegemukan dengan cara:
a. Pilih daging tanpa lemak atau produk susu rendah lemak.
b. Baca tabel gizi pada kemasan makanan yang bertujuan untuk mengetahui
komposisi jumlah dan jenis kandungan lemaknya.
c. Batasi makanan berkadar gula tinggi dan hindari konsumsi gula tambahan dalam
makanan.
Gizi seimbang dan kebutuhan energi dan zat gizi untuk anak sekolah bertujuan untuk
memenuhimkebutuhan dan zat gizi untuk pertumbuhan anak yang normal serta untuk belajar
dan bermain. Anjuran makanan untuk anak sekolah dapat dilihat dari piramida makanan pada
gambar di bawah ini.

Gambar 20. Piramida Makanan

Selain itu dalam memenuhi gizi seimbang tidak


hanya mengkonsumsi makanan beraneka ragam saja, namun
prinsip lainya pola hidup bersih, pola hidup aktif dan
berolahraga dan yang terakhir pantau berat badan yang
dapat dilihat dari gambar di samping ini.

Gambar 21. Poster 4 Prinsip Gizi Seimbang


22
Kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan Tim Nusantara Sehat dengan penyuluhan
Gizi Seimbang di sekolah dasar dan Sekolah Menengah Pertama di Pulau Ambo dapat dilihat
pada gambar-gambar berikut ini.

Gambar 22. Kegiatan Tim Nusantara Sehat saat promosi kesehatan danacara sesi foto
bersama dengan pihak sekolah di Pulau Ambo

Kegiatan Sebelum dan Sesudah Kedatangan Tim Nusantara Sehat


Dari semua kegiatan yang dilaksanakan Tim Nusantara Sehat dapat dilihat bahwa
kedatangan Tim Nusantara Sehat di wilayah Kecamatan Balabalakang ini disambut baik oleh
semua pihak dan warga. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan diwilayah kerja
Puskesmas, Tim Nusantara Sehat khususnya saya dibidang gizi melakukan penilaian terhadap
Puskesmas Salissingan, baik dari sarana prasarananya, dari pencatatan dan pelaporannya,
serta kegiatan apa saja yang telah dilakukan sebelum dan sesudah kedatangan Tim Nusantara
Sehat di wilayah kerja Puskesmas Salissingan. Kegiatan tersebut dapat dilihat di tabel 3.

23
Sebelum Kedatangan Tim Nusantara Sehat Sesudah Kedatangan Tim Nusantara Sehat
Rendahnya Penimbangan balita di wilayah kerja Meningkatnya Penimbangan berat badan
Puskesmas Salisingan (D/S), sehingga status gizi balita serta pengukuran tinggi badan balita di
balita tidak semua terpantau. wilayah kerja puskesmas Salisingan (D/S),
karena dilakukan dengan sitem jemput bola.
Sebelumnya tidak adanya penyuluhan gizi dan Adanya Penyuluhan Gizi di sekolah SD
pengaplikasian penyuluhan Gizi kepada siswa maupun SMP serta pengaplikasiannya dengan
dan siwi sekolah SD maupun SMP di kecamatan baik.
Balabalakang
Sebelumnya pencatatan dan pelaporan dibidang Tim Nusantara sehat, khususnya dalam
gizi kurang terlaksana dengan baik ke Dinkes bidang gizi melakukan sweeping balita di
Kab. Mamuju, sehingga cakupan masalah gizi wilayah kerja Puskesmas, khususnya masih di
sebelumnya tidak diketahui. pulau Salissingan untuk mendapatkan jumlah
balita beserta data- data balita yang akurat
dalam memudahkan pemantauan status gizi
balita tersebut, sedangkan dipulau yang lain
belum terlaksana karena tidak ada akses ke
pulau-pulau tersebut.
Sebelumnya penggunaan alat antropometri tidak Semua alat antropometri digunakan dalam
digunakan sebaiknya. Alat antropometri di pengaplikasian penimbangan.
Puskesmas Salissingan hanya ada 1 microtoa, 1
baby scale,1 infatometer,2 timbagan berat
badan. Alat antropometri ini digunakan bersama
diruang yang berbeda, sehingga jika ada
posyandu diterapkan alat antropometri dibawa
dari Puskesmas.
Sebelumnya Posyandu di wilayah kerja Perencanaan Tim Nusantara Sehat, khususnya
Puskesmas ada, namun saat ini vacum. Jadi bagian promkes dan ahli gizi akan melakukan
Penimbangan Balita dilakukan di Puskesmas pembentukan posyandu dan pelatihan kader
saja. kembali.
Sebelumnya semua data- data penimbangan Tim Nusantara sehat, khususnya ahli gizi
balita kurang beraturan dan rapi. menata ulang kembali data apa saja yang
diperlukan dan melakukan sweeping balita.
Belum ada Ruangan Gizi Dibentuknya Ruangan Gizi
Belum adanya SOP Gizi Rencana akan di bentuk SOP gizi.
Belum ada sarana prasarana seperti meja dan Belum ada sarana prasarana seperti meja dan
kursi diruang gizi serta alat peraga lainya kursi diruang gizi serta alat peraga lainya
Tabel 5. Kegiatan dan Data Sebelum dan Sesudah Kedatangan Tim Nusantara Sehat

24
Laporan Promosi Kesehatan Puskesmas Salissingan
Oleh: Elviza Rahmadona, SKM

Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)


Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan salah satu indikator PHBS (Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat) yang telah terbukti dapat mengurangi dan mencegah penularan
penyakit melalui tangan yang telah dikaji secara ilmiah yaitu Infeksi Saluran Pernapasan Atas
(ISPA), cacingan, diare, serta penyakit menular lainnya. Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun
ini sudah banyak diperkenalkan oleh berbagai kalangan sebagai upaya dalam mencegah
penyakit karena mudah dilakukan dan sederhana, terutama untuk anak-anak.
Meskipun demikian, perilaku cuci tangan pakai sabun belum terlalu populer
dikalangan masyarakat umum. Data dari survey Baseline yang dilakukan oleh Environmental
Services Program (ESP-USAID) tahun 2006 menunjukan bahwa perilaku CTPS pada waktu-
waktu kritis sangat rendah yaitu sebelum makan 14,3%, sesudah buang air besar 11,7%,
setelah menceboki bayi 8,9%, sebelum menyuapi anak 7,4% dan seblum menyiapkan
makanan 6%. Sedangkan jalur utama penularan penyakit adalah melalui tangan yang
terkontaminasi bakteri, virus atau telur cacing yang menyebabkan diare dan berbagai penyakit
maupun cacingan.
Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang mudah menerima perubahan yang
berada di lingkungannya termasuk pendidikan kesehatan. Selain itu, anak-anak adalah
generasi penerus dan perubahan bagi sebuah bangsa. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan
perlu diberikan kepada anak sebagai upaya dini dalam mencegah berbagai penyakit.
Rendahnya perilaku cuci tangan pakai sabun dan tingginya efektifitas perilaku cuci tangan
pakai sabun dalam mencegah penularan penyakit, maka penting sekali untuk melakukan
upaya peningkatan cuci tangan pakai sabun termasuk perilaku cuci tangan pada anak sekolah
di lingkungan sekolah.
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan Nasional, Menteri
Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor: I/U/SKB/2003, Nomor
1067/Menkes/SKB/VII/2003, Nomor MA/230A/2003, Nomor 26 tahun 2003 tanggal 23 juli
2003 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), disebutkan
ada 3 kegiatan utama di UKS yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan
pembinaan lingkungan sekolah sehat. Salah satu kegiatan dalam pembinaan lingkungan
sekolah sehat adalah penyediaan sarana CTPS. Oleh karena itu, edukasi mengenai cuci tangan
pakai sabun di sekolah adalah salah satu cara sederhana dalam memutus rantai penyakit
menular.
Adapun waktu-waktu kritis untuk mencuci tangan pakai sabun dalam Buku Saku
Kemenkes RI adalah:
1. Sebelum makan
2. Sebelum menghidangkan makanan
3. Sebelum member makan bayi/balita
4. Sesudah buang air besar/buang air kecil
5. Sesudah memegang hewan
6. Setelah bermain di lumpur
7. Setelah bersin
8. Setelah mengucek mata
9. Setelah membuang ingus
10. Setelah memegang kapur tulis
11. Setelah bekerja di kebun
12. Setelah berolahraga

25
Adapun lima prinsip dasar CTPS adalah:
1. Mencuci tangan dengan air saja tidak cukup
2. Mencuci tangan pakai sabun bisa mencegah penyakit yang menyababkan kematian
ratusan ribu anak-anak di Indonesia setiap tahunnya.
3. Waktu-waktu penting CTPS adalah setelah ke WC dan sebelum menyentuh makanan
(mempersiapkan, memasak, menyajikan, menyuapi makanan, dan makan)
4. CTPS adalah satu-satunya intervensi kesehatan yang paling mural (cost effective)
dibandingkan hasil yang didapatkan
5. Untuk meningkatkan perilaku CTPS memerlukan pendekatan pemasaran social yang
terfokus pada si pencuci tangan dan motivasi yang mendorongnya.

Tujuan dari kegiatan tersebut adalah:


1. Memberikan pengetahuan dan menumbuhkan rasa peduli pada diri sendiri, keluarga
dan masyarakat terhadap kegiatan cuci tangan pakai sabun
2. Cuci tangan pakai sabun dapat membentuk perilaku sehat dan pelayanan jasa sanitasi
yang menjadi penyebab penurunan tajam angka kematian dari penyakit
3. Anak sekolah dapat memahami betapa pentingnya cuci tangan pakai sabun yang
dikarenakan kurangnya sosialisasi, penyuluhan, pendidikan dan fasilitas yang
memadai.

Gambar 23. Penyuluhan CTPS dan Pemberian Obat Filariasis di SMPN 2 Balabalakang,
Pulau Salissingan

26
Laporan Ruangan IGD
Oleh Susanti, Amd. Kep

Sebelum adanya TIM NS ruangan UGD belum ada, dimana ruangan sering digunakan
untuk tindakan UGD adalah ruangan KIA. Setelah adanya Nusantara sehat Ruang UGD
dipisahkan dengan ruang KIA dan di buat ruangan UGD yang baru. Dengan keterangan alat
yang ada di bawah ini.

Daftar Ketersediaan Alat – Alat Medis ruang UGD

NO ALAT JUMLAH SATUAN


1 Tensi air raksa 1 Buah
2 LUP (kaca 1 buah
pembersar)
3 Benang Hecting 1 box
Catgut
4 Benang Hecting 1 box
silk
5 Spekulum 2 buah
6 Spatel 2 buah
7 Bengkok 1 buah
8 Gunting lurus 1 buah
9 Gunting verban 1 buah
10 Sirugis 1 buah
11 Anatomis 1 buah
12 Gunting benang 1 buah
13 Scapel 1 buah
14 Nelpuder 1 buah
15 Arteri klamp lurus 1 buah
16 Termometer raksa 1 buah
17 Manset anak 4 buah
18 Korentang 1 buah
19 Bak instrumen 2 buah
20 Torniquet 1 buah
21 Hipafix 1 Box
Tabel 6. Daftar peralatan medis di ruang UGD

Peralatan Non Medis Di Ruang UGD

No. Nama Barang Jumlah


1. Kursi 1
2. Tempat Sampah 1
3. Timbangan 1
4. Bed Pemeriksaan 1
Pasien
5. Safety box 1
Tabel 7. Daftar peralatan non medis di ruang UGD

27
Alat-alat medis di ruang ruang UGD dapat dikatakan tidak memiliki ketersediaan alat
yang cukup memadai, karena beberapa alat belum tersedia sehingga ada sebagian alat pribadi
tim Nusantara Sehat yang digunakan. Alat-alat medis di Puskesmas Salissingan tidak terawat
dari segi kebersihan, beberapa alat ditemukan dalam kondisi yang rusak atau berkarat. Salah
satu penyebab rusaknya alat dan penyebab berkaratnya alat di latar belakangi oleh kurangnya
kesadaran pegawai puskesmas untuk merawat atau menyimpang alat medis dengan baik dan
benar setelah digunakan. Penyebab lainnya dari kerusakan tersebut adalah sumber air bersih
dan air tawar sangat terbatas bahkan sulit didapatkan. Terdapat air tawar jika hujan turun, jika
tidak maka air asin yang digunakan untuk kegiatan sehari-hari. Peralatan non medis belum
cukup memadai belum terdapat lemari alkes, meja dan peralatan lainnya.

Gambar 24. Ketersediaan alat-alat di ruangan IGD setelah ada Tim Nusantara Sehat

Gambar 25. Kondisi di dalam ruangan IGD

Adapun kegiatan yang dilakukan di yaitu imunisasi BIAS di pulau saboyang pada saat
kegiatan Puskesmas Keliling.

28
Gambar 26. Kegiatan Imunisasi di sekolah dasar

Kegiatan lainnya di ruang UGD yaitu insisi abses, membersihkan luka, mengganti
verban, dan cross incision pada pasien Vulnus Punctum.

Gambar 27. Kegiatan cross incision pada pasien yang tertusuk kait pancing

Gambar 28. Kegiatan penjahitan luka robek karena tergigit belut laut

29
LAPORAN FARMASI
Oleh : Erikson Kaku, S. Farm

Keadaan Awal Ruangan Farmasi Puskesmas Salissingan


Puskesmas Salissingan di renovasi pada tahun 2015. Di bagunan puskesmas yang
baru ini ada 1 ruangan kecil yang difungsikan sebagai ruagan farmasi. Awal kedatangan tim
NS ke Puskesmas Salissingan, terlihat ruangan farmasi dengan ukuran  1,5 x 3 m ini hanya
berisikan 1 buah etalasi kaca berisi obat-obatan, 2 unit mortir-stamper (lumpang untuk gerus
obat) dan 1 unit rak kecil (tempat simpan klip plastic dan kertas perkamen).
Obat-obatan tidak disimpan dengan baik dan benar, hanya berserakan baik di dalam
etalase maupun di lantai ruangan farmasi, sebagian lagi di tumpuk di dalam kardus di ruangan
lain (gudang puskesmas). Penyimpanan obat berdasarkan system alphabetis tidak
dilaksanakan, begitu juga dengan pencatatan stok obat. Hal ini di karenakan tidak adanya
tenaga farmasi di puskesmas Salissingan dan juga karena tidak berjalannya kegiatan
pelayanan rutin di puskesmas. Penanggung jawab ruangan farmasi di pegang oleh salah satu
tenaga perawat. Obat-obatan lebih banyak difungsikan saat kegiatan puskesmas keliling
kepulau-pulau lain setiap 3 bulanan. Itulah alasan mengapa ada sebagian obat-obatan yang di
tumpuk dalam kardus di gudang puskesmas.

Gambar 29. Kondisi ruangan farmasi saat Tim NS pertama kali datang

30
Kegiatan Awal Farmasi PKM Salissingan Saat Ada Tim NS
Tim NS PKM Salissingan berangkat dari ibu kota kabupaten Mamuju tanggal 22
Oktober 2016 pukul 07.00 dan tiba di PKM Salisingan pukul 19.00. Minggu, 23 Oktober
2016, puskesmas langsung di banjiri warga pulau salissingan untuk berobat. Jumlah
kunjungan pasien mencapai 65 pasien. Mekanisme pelayanan di hari pertama sangat
sederhana. Pasien yang datang langsung ke ruangan dokter, setelah diperiksa oleh dokter,
pasien akan menuju ke ruangan farmasi dengan membawa resep dokter (resep ditulis di
secarik kertas putih) dan menyerahkannya ke petugas farmasi tim NS. Selanjutnya petugas
farmasi akan menyiapkan obat sesuai dengan yang diminta di dalam resep. Setelah siap maka
dilakukan penyerahan obat kepada pasien disertai penjelasan singkat tentang aturan pakai dan
efek samping obat. Kondisi ruangan farmasi yang memang masih minim fasilitas dan belum
tertata rapih dimana obat-obatan berserakan, ketiadaan kursi dan meja pelayanan serta alat
tulis sangat menyulitkan pelayanan farmasi.
Dua hari melakukan pelayanan di puskesmas, tim NS langsung diminta bergabung
dalam program puskesmas keliling ke pulau-pulau sekitar. Obat-obatan serta perlalatan
secukupnya disiapkan guna kepentingan puskesmas keliling. Agenda utama puskesmas
keliling adalah pengobatan gratis serta pembagian obat filariasis.

Gambar 30. Kegiatan pelayanan farmasi pada hari pertama tugas di puskesmas

Gambar 31. Pelayanan farmasi pada kegiatan Puskesmas Keliling


Kondisi Ruangan Farmasi Puskesmas Salissingan Setelah Ada Tim NS
Melihat kondisi awal ruangan farmasi puskesmas salissingan yang sangat terbatas
maka dilakukan beberapa langkah perbaikan mulai dari pembenahan alur kedatangan pasien
31
hingga penyerahan resep obat ke petugas farmasi, pembenahan tata letak obat-obatan dan
alkes di dalam ruangan farmasi, pembuatan kartu stok obat dan alkes, pembuatan blanko resep
dokter yang baru, pengadaan kursi dan meja pelayanan farmasi serta 1 unit lemari kaca.
Secara singkat perubahan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan nomor antrian pasien saat kunjungan
2. Pendaftaran pasien (rekam medis) serta pemeriksaan tekanan darah di loket
3. Pembuatan blanko resep dokter
4. Penyimpanan obat-obatan dilakukan berdasarkan bentuk sediaan (sediaan sirup disimpan
terpisah dari sediaan tablet/kapsul; injeksi dan infusan juga disimpan terpisah dari sediaan
lainnya) dan masing-masing disusun secara alphabetis; begitu pula dengan alkes
(handscoon, jarum suntik, benang jahit dll)
5. Pengadaan kursi dan meja pelayanan serta 1 buah lemari kaca untuk penyimpanan
sediaan sirup dan injeksi.
6. Pembuatan kartu stok obat dan alkes.
7. Pendokumentasian resep dilakukan per hari (register farmasi).

Gambar 32. Kondisi ruangan farmasi setelah ada Tim NS

Gambar 33. Kondisi gudang farmasi serta kartu stok

32
Gambar 34. Perbedaan blanko resep dokter sebelum dan sesudah ada Tim NS

Gambar 35. Perbedaan register farmasi sebelum dan sesudah ada Tim NS

Kegiatan lainnya adalah melakukan pengadaan obat-obatan dan alkes. Permintaan


obat selama ini juga dilakukan oleh salah satu tenaga perawat di PKM Salissingan.
Permintaan obat ke Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju dilakukan dengan LPLPO. Obat-
obatan yang saat ini ada di puskesmas merupakan stok dari permintaan bulan oktober.
Terhitung bulan januari 2017 nanti, pengadaan obat dan alkes di PKM Salissingan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab petugas farmasi tim NS.
Hingga dua bulan keberadaan TIM NS di PKM Salisingan, pelayanan semakin baik
dari hari ke hari. Meskipun demikian masih banyak kendala yang kami temui khususnya di
bagian farmasi antara lain :
1. Daya listrik terbatas (sumber listrik tenaga surya) sehingga tidak memungkinkan
penggunaan kulkas/lemari pendingin. Hal ini menyebabkan obat-obat dengan suhu
penyimpanan khusus tidak bisa di stock di puskesmas (mis: vaskin, sediaan supositoria dll).
2. Akses transportasi ke ibukota kabupaten tidak ada (bergantung pada tujuan perahu nelayan
yang ada) sehingga pengadaan obat-obatan dan pengiriman laporan ke dinas kesehatan
kabupaten terlambat.

33
Laporan Kebidanan Puskesmas Salissingan
Oleh Ardianti Zai, Amd. Keb

Ketersediaan Peralatan Medis Poli KIA Saat Tim Nusantara Sehat Pertama Kali
Datang
Alat-alat medis di Puskesmas Salissingan tidak memiliki ketersediaan, beberapa
alat ditemukan dalam kondisi rusak atau berkarat. Salah satu penyebab rusaknya alat dan
berkarat dilatarbelakangi oleh kurangnya kesadaran pegawai puskesmas untuk membersihkan
alat medis dengan baik dan benar setelah dipakai. Selain itu, kelembaban udara yang relatif
asam membuat benda bermaterial logam menjadi lebih mudah berkarat. Penyebab lainnya
dari kerusakan tersebut adalah sumber air bersih yang sangat terbatas dan bahkan sulit untuk
didapatkan.

Ketersediaan Peralatan Non Medis Poli KIA


Alat-alat non medis di Puskesmas Salissingan dapat dikatakan tidak memiliki
ketersediaan yang memadai. Alat-alat non medis yang masih tersisa dan layak untuk dipakai
hanya meja biro 1 buah, kursi 1 buah, bed pemeriksaan 1 buah.

Ketersediaan vaksin di Puskesmas Salissingan


Ketersediaan vaksin di Puskesmas Salissingan saat Nusantara sehat pertama kali
datang juga tidak ada, penyebabnya adalah tempat penyimpanan vaksin yang belum ada di
Puskesmas Salissingan, serta tidak tersedianya tenaga listrik. Biasanya petugas Puskesmas
melakukan posyandu sekaligus imunisasi hanya saat puskel.

Ketersediaan alat kontrasepsi


Ketersediaan alat kontrasepsi di Puskemas Salissingan hanya berupa KB suntik dan
Pil. Mayoritas masyarakat Pulau Salissingan menggunakan alat kontrasepsi berupa KB suntik,
baik yang 3 bulan maupun yang 1 bulan. Namun jenis kontrasepsi pil juga banyak diminati
oleh masyarakat tersebut. Pelayanan kontrasepsi dapat di akses melalui Puskesmas maupun
kegiatan posyandu. Kesadaran masyarakat untuk menggunakan kontrasepsi masih perlu
dievaluasi karena masih banyak masyarakat yang belum menggunakan alat kontrasepsi.

Gambaran Kegiatan

34
Gambar 36. Kunjungan dan pemeriksaan ibu hamil di puskesmas

35
Laporan Laboratorium Puskesmas Salissingan

Oleh: Muhammad Saleh Fitrah, AMAK

Keadaan Awal Laboratorium Puskesmas Salissingan

Laboratorium Puskesmas Salissingan belum dapat difungsikan dengan semestinya


karena alat tersedia seperti mikroskop dan multi check (easy touch) tapi dalam kondisi rusak
dan juga bahan yang tersedia tapi tidak terpakai. Laboratorium hanya memiliki Slide TB dan
malaria, RDT Malaria, Obat TB dan untuk pemeriksaanya di kirim ke Puskesmas Rujukan
Mikroskop (PRM) karena puskesmas Salissingan Belum ada tenaga Laboratorium atau Analis
Kesehatan. Kondisi puskesmas yang belum lama selesai diperbaiki karena bangunan yang
rusak jadi Ruangan Laboratorium masih belum ada. Berdasarkan laporan petugas yang ada di
Puskesmas Salissingan, pasien yang dianjurkan pemeriksaan Laboratorium langsung dirujuk
ke Rumah Sakit Umum atau Klinik Pratama dengan fasilitas Laboratorium lengkap yakni
dapat dijangkau lebih cepat di Kab. Balikpapan Prov. Kalimantan Timur dari pada ke Mamuju
Prov. Sulawesi Barat dimana jarak yang sangat jauh ditempuh dengan transportasi laut.

36
SLIDE DAN BOX SLIDE
(tampak berantakan)

Gambar 37. Kondisi ruangan dan alat-alat Lab saat Tim NS pertama kali datang

37
Laboratorium Setelah Tim Nusantara Sehat Datang

Pada tanggal 21 November 2016 Puskesmas Salissingan mendapat bantuan alat


laboratorium berupa Mikroskop, alat bahan 1 set untuk pemeriksaan malaria (mikroskopis)
dan alat bahan TB berupa pot dahak, larutan pewarna ZN, juga imersi oil. Laboratorium
segera dirapikan kembali dengan peralatan yang baru datang dari Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Barat dan dinas kesehatan Kabupaten Mamuju.

Adapun alat seperti Spektrofotometer dan Sentrifus untuk perlengkapan


laboratorium Puskesmas Salissingan sementara waktu belum dapat diantarkan karena perjalan
laut ke pulau salissingan menggunakan kapal kecil dimana kondisi cuaca dengan gelombang
besar di bulan desember 2016 sampai februari 2017.

Salissingan, 4 Desember 2016 Laboratorium mulai difungsikan sebagaimana


mestinya oleh Petugas Laboratorium tim Nusantara Sehat. Dengan memanfaatkan alat-alat
dan bahan yang telah tersedia seperti mikroskop untuk pemeriksaan malaria dan TB, alat
Multi Check (Easy Touch) difungsikan untuk pemeriksaan yang terdiri dari asam urat,
glukosa dan kolesterol, dan RDT Malaria. Selanjutnya pasien dapat diperiksa dengan baik
sebagai penunjang diagnosa dokter agar terciptanya diagnosa yang akurat. Namun sebagai
kendala dalam melakukan tindakan pemeriksaan, perlu listrik dan air bersih yang cukup.
Kondisi listrik menggunakan panel surya dengan daya masih kecil di puskesmas salissingan
yang hanya dapat menyala pada malam hari sehingga pemeriksaan dengan menggunakan
mikroskop sewaktu-waktu saja bisa dinyalakan selama 3-5 menit sebab butuh daya listrik
lumayan besar.

38
Gambar 38. Kondisi ruangan Lab dan ruang pewarnaan setelah ada Tim NS

39
BAB V
PENUTUP

Laporan awal Puskesmas Salissingan merupakan langkah awal Tim Nusantara Sehat
untuk mendokumentasikan data terkini tentang Kecamatan Balabalakang. Tim Nusantara
Sehat berharap laporan ini dapat memberikan gambaran kondisi serta status kesehatan terkini
masyarakat. Selain berperan dalam memberikan gambaran, laporan ini dibuat sebagai
pedoman bagi Tim Nusantara Sehat dan Puskesmas dalam menjalankan program selama 2
tahun kedepan.
Program yang berbasis dan berpusat pada pengembangan masyarakat membawa
dampak positif bagi Puskesmas maupun masyarakat. Melalui program pengembangan
masyarakat ini, diharapkan masyarakat Kecamatan Balabalakang dapat mandiri dalam
meningkatkan derajat kesehatannya. Selain itu, demi kelancaran program dan keberlanjutan
program tersebut. Tim Nusantara Sehat akan terus meningkatkan kerjasama lintas sektor
antara Puskesmas dan mitra kerja Puskesmas se-Kecamatan Balabalakang yaitu pemangku
kepentingan di Kecamatan Balabalakang, Tim Penggerak PKK, Dinas Kesehatan
Kabupaten Mamuju, maupun instansi terkait yang ada di wilayah kerja.
Kerjasama lintas sektor akan lebih menjamin keberhasilan dan keberlangsungan
program setelah Tim Nusantara Sehat tidak lagi bertugas di wilayah kerja Puskesmas
Salissingan. Tim Nusantara Sehat melakukan upaya penguatan fasilitas pelayanan kesehatan
primer, dalam hal ini adalah puskesmas, dengan lebih menitik beratkan pada upaya kesehatan
berbasis dan berpusat di masyarakat, agar masyarakat memahami permasalahan kesehatannya
serta dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Bentuk dorongan yang diberikan oleh Tim
Nusantara Sehat adalah dalam bentuk dorongan untuk melakukan standarisasi pelayanan
kesehatan baik itu pelayanan kesehatan wajib maupun pelayanan kesehatan pengembangan,
Demikianlah laporan awal ini dibuat untuk dapat ditinjau dan digunakan sesuai
kebutuhan. Terima kasih.

40

Anda mungkin juga menyukai