Gravimetri PDF
Gravimetri PDF
Metode analisis gravimetri adalah suatu metode analisis yang didasarkan pada pengukuran
berat, yang melibatkan: pembentukan, isolasi dan pengukuran berat dari suatu endapan
• Relatif lambat
• Memerlukan sedikit peralatan ⇒ Neraca dan oven
• Tidak memerlukan kalibrasi ⇒ Hasil didasarkan pada berat molekul
• Akurasi 1-2 bagian per seribu
• Sensitivitas: analit > 1%
• Selektivitas: tidak terlalu spesifik
Bila suatu zat terlarut larut sangat sedikit dalam pelarut (kurang dari 0,1 gram zat terlarut
dalam 1000 g pelarut) maka zat itu disebut sukar larut (insoluble).
Berikut ini adalah aturan kelarutan senyawa ionik dalam pelarut air pada suhu kamar (25oC)
Solubility Rules
(untuk senyawa ionik dalam pelarut air pada suhu 25oC)
Kelarutan molar perak sulfat adalah 1,5 x 10-2 mol/L. Hitung Kspnya
Jawab: terlebih dahulu hitung banyaknya mol CaSO4 yang terlarut dalam 1 liter larutan
PROSEDUR GRAVIMETRI
• Penyiapan larutan
• Pengendapan
• Pencernaan
• Penyaringan
• Pencucian
• Pengeringan / pemanggangan
• Penimbangan
• Perhitungan
PENYIAPAN LARUTAN
AGEN PENGENDAP
Agen pengendap spesifik: bereaksi hanya dengan satu spesi kimia (jarang)
Agen pengendap selektif: bereaksi dengan spesi tertentu
UKURAN PARTIKEL
Endapan yang dapat disaring harus memiliki ukuran partikel yang cukup besar
Ion-ion
dalam Partikel Endapan
larutan koloid kristalin
10-8 cm (Å) 10-7-10-4cm 10-4 cm
Von Weimarn menemukan bahwa ukuran partikel endapan berbanding terbalik dengan
kelewatjenuhan relatif dari larutan
Q-S
RELATIVE SUPERSATURATION =
S
Dimana:
Q = konsentrasi spesi
S = kesetimbangan kelarutan
RSS dapat digunakan untuk memperkirakan/ mengontrol endapan yang terbentuk
Jika RSS >> endapan berbentuk koloid
Jika RSS << endapan berbentuk kristalin
Terbentuknya endapan dimulai dari terbentuknya larutan lewat jenuh (super saturated
solution).
Nukleasi, sejumlah partikel (ion, atom atau molekul) membentuk inti mikroskopik dari fasa
padat, semakin tinggi derajat lewat jenuh, semakin besar laju nukleasi. Pembentukan
nukleasi dapat secara langsung atau dengan induksi
spontan
induksi
Apabila nukleasi yang lebih dominan maka partikel kecil yang banyak, bila particle growth
yang lebih dominan maka partikel besar yang dihasilkan.
Jika pengendapan terbentuk pada RSS relatif besar maka nukleasi merupakan mekanisme
utama sehingga endapan yang dihasilkan berupa partikel kecil
Contoh:
AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3
AgCl cenderung membentuk endapan koloid
Pada awalnya hanya terdapat sangat sedikit Cl- bebas di dalam larutan disebabkan Ag+
berlebih
Lapisan terluar dari endapan yang mengandung kedua ion cenderung untuk menarik Ag+ ke
lapisan primer
Ag+ Cl- Ag+ Cl- Ag+ Cl- Ag+ Cl- Ag+ NO3-
NO3-
NO3- NO3-
KOAGULASI
Beberapa koloid bila berkoagulasi, mengangkut turun sejumlah besar air menghasilkan
endapan mirip selai / gel.
Liofilik/hidrofilik/emulsoid: koloid yg mempunyai afinitas kuat terhadap pelarut/air
contoh: Fe(OH)3
liofobik/suspensoid: koloid yg mempunyai afinitas terhadap pelarut/air rendah,
contoh: AgCl
PEPTISASI KOLOID
Proses dimana koloid yg terkoagulasi kembali ke keadaan semula terjadi pada saat
pencucian, elektrolit menghilang, lapisan counter ion membesar (ini merupakan suatu
dilema)
Untuk menghindarinya:
Menggunakan elektrolit volatil
Pencernaan (digestion)
Penuaan (aging)
Garam volatil dapat digunakan semasa pencucian. Hal ini utk menggantikan counter ion
berlebih. Elektrolit akan hilang bersama dengan pengeringan endapan.
Sebagai contoh endapan AgCl dapat dicuci dengan larutan HCl atau asam nitrat.
Pengeringan pada suhu 110oC akan menghilangkan HCl.
Pencernaan : pemanasan larutan ± 1 jam setelah pembentukan endapan. Hal ini membantu
untuk menghilangkan air yang terikat pada endapan
Penuaan: penyimpanan larutan tanpa pemanasan, selama semalam. Hal ini memberi
kesempatan pengotor untuk keluar dari endapan
ENDAPAN KRISTALIN
Fenomena dimana senyawa soluble ikut mengendap bersama dengan analit (senyawa
tersebut bukanlah merupakan material yang seharusnya mengendap)
Contoh: H2SO4 ditambahkan pada BaCl2 yang mengandung sedikit nitrat, ternyata endapan
BaSO4 mengandung BaNO3 (nitrat itu dikopresipitasikan bersama dengan sulfatnya)
SURFACE ADSORPTION
Terjadi apabila ion-ion yang teradsorpsi ditarik ke bawah bersama-sama endapan selama
proses koagulasi sehingga permukaaan endapan mengandung ion-ion yang teradsorpsi.
Keadaan ini sering terjadi pada koloid terkoagulasi (memiliki luas permuakaan yang luas yg
terbuka kepada pelarut). Contohnya pada endapan AgCl, akan mengandung sedikit nirat.
Pada penentuan Cl- terbentuk endapan AgCl (koloid terkoagulasi) terkontaminasi dengan ion
Ag+ bersama dengan NO3+ atau ion lain yang terdapat pada lapisan counter-ion sehingga
AgNO3 ikut mengendap. Untuk menguranginya dg:
1. Digestion memperkecil luas permukaan
2. Pencucian dengan larutan yg mengandung elektrolit volatil, menggantikan elektrolit non-
volatil. Contoh pada penentuan Ag+ dengan menambah Cl- dimana spesi teradsorpsi yg
utama adalah Cl-. Penambahan larutan asam akan menggantikan lapisan counter-ion dg
H+, shg kedua ion tsb yg berada pada double layer membentuk HCl yang volatil
3. Represipitasi atau presipitasi ganda. Endapan yang sudah disaring dilarutkan kembali
untuk kemudian diendapkan kembali. Cara ini efektif mengatasi kopresipitasi pada
pengendapan oksida hidrous besi(III) dan alumunium yang terkontaminasi dg kation
logam berat spt Zn Cd dan Mn
MIXED-CRYSTAL FORMATION
Satu dari ion yg terdapat pada kisi kristal dari endapan digantikan dg ion lain yg memiliki
muatan dan ukuran yg hampir sama. Kehadiran ion-ion yang serupa dapat menggantikan
analit yang dikehendaki di dalam kisi kristal selama proses pengendapan. Kedua garam
memiliki golongan kristal yg sama.
Contoh dalam penentuan sulfat sebagai BaSO4 kehadiran ion Pb atau Sr menyebabkan
suatu kristal campur yang mengandung PbSO4atau SrSO4
Contoh lain: MgKPO4 pada endapan MgNH4PO4, SrSO4 pada BaSO4, MnS pada CdS.
OCCLUSION
MECHANICAL
CHANICAL ENTRAPMENT
PERHITUNGAN GRAVIMETRI
Perhitungan
tungan gravimetri secara sederhana merupakan pengembangan dari perhitungan
stoikhiometri
Perhitungan Stoikhiometri
1 mol HBz
mol HBz = 2 g HBz x = 0,0164 mol HBz
122,1 g HBz
2) berapa gram Na+ ( 22,99 g/mol) terkandung dalam 25 g Na2SO4 (142,0 g /mol)
jawab: dari rumus kimianya terlihat bahwa setiap mol Na2SO4 terkandung 2 mol Na+.
g Na+ = 8,10 g
3) (a) berapa berat AgNO3 (169,9 g/mol) yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan 2,33 g
Na2CO3 (106,0 g/mol) menghasilkan Ag2CO3 dan (b) berapa berat Ag2CO3 akan
terbentuk
jawab: reaksi yang terjadi adalah reaksi pembentukan endapan
g AgNO3 = 7,47 g
mol Ag2CO3 = mol Na2CO3 = 0,02198 mol
275,7 g Ag2CO3
g Ag2CO3 = 0,02198 mol Ag2CO3 x
1 mol Ag2CO3
g Ag2CO3 = 6,06 g
4) Suatu sampel deterjen fosfat seberat 0,3516 g dibakar untuk menghilangkan zat-zat
organiknya. Residunya kemudia dimasukkan dalam HCl panas, sehingga semua P
berubah menjadi H3PO4. Fosfat kemudian diendapkan sebagai MgNH4PO4.6H2O dengan
menambahkan Mg2+ diikuti dengan larutan NH3. Setelah penyaringan dan pencucian,
endapan dibakar sampai 1000oC sehingga menjadi (222,57 g/mol). Ditimbang ternyata
beratnya 0,2161 g. Hitung persen P dalam sampel.
Jawab: merubah g Mg2P2O7 g P, ingat dari stoikiometri 1 mol Mg2P2O7 ∝ 2 mol P
2 55,847 g Fe
Faktor gravimetri x
1 159,69 g Fe2O3
bila analitnya adalah Fe3O4, perhitungan juga seperti di atas, dimana 2 mol Fe3O4
sebanding dengan 3 mol Fe2O3
2 231,54 g Fe3O4
Faktor gravimetri x
3 159,69 g Fe2O3
2 84,01 g NaHCO3
Faktor gravimetri x
1 (44,01 + 18) g gas
1. Suatu sampel senyawa ionik seberat 0,5662 g yang mengandung ion klorida dilarutkan
dalam air dan ditambahkan AgNO3 berlebih. Bila berat endapan dr Cl yang terbentuk
adalah 1,0882 g, hitung persen berat Cl dalam sampel.
2. Ortofosfat (PO43-) ditentukan dengan menimbang sebagai amoniumfosfo molibdat
(NH4)3PO4.12MoO3. Hitung %P dan % P2O5 jika 1,1682 g endapan diperoleh dari 0,2711
g sampel
3. Suatu bijih dianalisa kandungan Mn, dengan merubah Mn menjadi Mn3O4. Jika 1,52 g
sampel menghasilkan 0,126 g Mn3O4, berapa %Mn3O4 dan % Mn dalam sampel
4. Berapa berat bijih pirit (FeS2 tak murni) harus diambil untuk analisis sehingga berat
endapan BaSO4yang diperoleh sama dengan setengah dari %S dalam sampel
5. Suatu campuran yang hanya mengandung FeCl3 dan AlCl3 seberat 5,95 g. Klorida diubah
ke bentuk oksida hidrous dan dibakar menjadi Fe2O3 dan Al2O3. Bila campuran oksida
seberat 2,62 g, hitung %Fe dan %Al dalam campuran awal. BM Fe=55,85 Al=26,98
Pembahasan
1,1682 (30,97/1876,5)
%P = x 100% = 7,11%
0,2711
1,1682 (141,95/2x1876,5)
%P2O5 = x 100% = 16,30%
0,2711
Berat endapan x FG
%A = x 100%
Berat sampel
1/2 a x (S / BaSO4)
a%S = x 100%
Berat sampel
berat Fe x BM FeCl3
Berat FeCl3 =
BM Fe
berat Al x BM AlCl3
Berat AlCl3 =
BM Al
Berat endapan x FG
%A = x 100%
Berat sampel
BM P2O5
FG =
BM Mg2P2O7
0,2234 x (141,95/222,55)
%P2O5 = x 100%
0,5428
%P2O5 =26,25%
2 x BA P
FG =
BM Mg2P2O7
0,2234 x (2 x 30,97/222,55)
%P = x 100%
0,5428
%P = 11,48%