ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny M DENGAN HARGA DIRI RENDAH KRONIK
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny M DENGAN HARGA DIRI RENDAH KRONIK
“M”
DENGAN HARGA DIRI RENDAH KRONIK
DI BANGSAL SRIKANDI
RSJ GRHASIA DIY
Disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Keperawatan Jiwa II
Disusun oleh :
Hari, tanggal :
Tempat :
Mengetahui,
Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik
( ) ( )
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Masalah Utama
Pasien merasa tidak berharga, mengejek dan mengkritik diri, merasa
bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri, sulit bergaul,
menarik diri dari realitas, cemas, panik dan curiga.
C. Pohon masalah
Risiko perilaku kekerasan
E. Diagnosa Keperawatan
Harga diri rendah kronik
Batasan karakteristik:
1. Pasien menilai diri putus asa
2. Pasien memperlihatkan kecenderungan pasif
3. Pasien mengungkapkan rasa malu dan bersalah
4. Pasien mengalami masalah medis atau mental kronis
5. Pasien kesulitan mengambil keputusan
6. Pasien sangat bergantung pada pendapat orang lain
7. Pasien mencari kepastian yang berlebihan
8. Pasien mengungkapkan pikiran penyangkalan diri
F. Rencana Tindakan
1. Untuk Pasien
Tujuan:
Setelah diberi asuhan keperawatan, harga diri pasien meningkat dengan
kriteria:
a. Pasien dapat membina hubungan saling percaya
b. Pasien dapat mengidentifikasi aspek positif yang dimilikinya
c. Pasien mengungkapkan perasaan yang berkaitan dengan harga diri
d. Pasien mengungkapkan perasaan aman di lingkungan
e. Pasien bekerja sama dalam perawatan diri dan proses pengambilan
keputusan secara bertahap
f. Pasien meningkatkan interaksi sosial dengan orang lain
g. Pasien menunjukkan penurunan perasaan negatif tentang dirinya
h. Pasien mengungkapkan penerimaan umpan balik positif maupun
negatif tanpa melebih- lebihkan
INTERVENSI RASIONAL
a. Bina hubungan saling percaya dengan a. Hubungan saling percaya adalah
pasien dasar bagi intervensi yang lain.
b. Sediakan waktu khusus di luar b. Memberi waktu bagi pasien untuk
perawatan yang tidak terganggu mengeksplorasi diri
dengan aktivitas lain untuk berbicara
secara profesional atau sosial kepada
pasien
c. Diskusikan kemampuan dan aspek c. Mendiskusikan hal- hal tersebut
positif yang dimiliki pasien, bantu membuat pasien menyadari aspek
pasien menilai kemampuan yang masih positif yang dimiliki sehiingga
dapat digunakan, bantu pasien memilih meningkatkan herga diri pasien.
atau menetapkan kemampuan yang
akan dilatih, latih kemampuan yang
sudah dipilih dan susun jadwal
pelaksanaan kemampuan yang telah
dilatih dalam rencana harian.
d. Dengarkan pasien, berikan respon d. Meningkatkan kesadaran diri dan
dengan penerimaan yang tidak mengurangi unsur ancaman
menghakimi, perhatian yang sungguh-
sungguh dan ketulusan
e. Kaji status mental pasien melalui e. Ansietas yang tinggi karena
observasi dan wawancara minimal penolakan diri dapat menyebabkan
sekali sehari pasien mengalami gangguan
kognitif, sensori atau persepsi.
f. Kaji risiko bunuh diri dan kemungkinan f. Harga diri yang sangat rendah
perilaku mematikan pada pasien dapat mengarah pada bunuh diri
g. Berikan rutinitas sederhana dan g. Aktivitas terstruktur membatasi
terstruktur setiap hari ansietas pasien
h. Dorong pasien merawat dirinya pada h. Pasien dapat mengabaikan dirinya
tingkat yang memungkinkan karena perasaan benci terhadap
dirinya.
i. Libatkan pasien secara bertahap dalam i. Mengurangi perasaan ambivalen,
pengambilan keputusan penundaan, kurang percaya diri
dalam pengambilan keputusan
j. Atur situasi untuk mendorong interaksi j. Gangguan hubungan interpersonal
sosial atau profesional antara pasien merupakan ungkapan membenci
dan orang lain diri sendiri secara langsung
k. Berikan umpan balik positif kepada k. Tindakan ini mendorong koping
pasien ketika pasien menunjukkan yang efektif di masa datang
peningkatan harga diri
l. Rujuk pasien ke tenaga kesehatan jiwa l. Keparahan gejala yang menyertai
sesuai program. harga diri rendah kronis
memerlukan psikoterapi jangka
panjang
2. Untuk Keluarga
Tujuan:
Setelah diberi asuhan keperawatan, pasien dapat memberdayakan
sistem pendukung dan keluarga mampu mengembangkan kemampuan
pasien untuk berhubungan dengan orang lain, dengan kriteria:
a. Keluarga dapatmenjelaskan perasaannya
b. Keluarga dapat memahamimasalah yang dialami pasien
c. Keluarga dapat memahami cara merawat pasien harga diri rendah,
d. Keluarga dapat mendemonstrasikan cara perawatan pasien harga
diri rendah
e. Keluarga berpartisipasi dalam perawatan pasien.
f. Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki pasien
g. Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki
pasien
h. Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah
dilatih dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien
i. Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan
pasien
INTERVENSI RASIONAL
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Tempat, tanggal lahir : Sleman, 07 Mei 1972
Umur : 44 tahun
Alamat : Burikan, Jetis, Sumberadi, Mlati,
Sleman, DIY
Pekerjaan : Buruh harian lepas
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin cerai
Nomor RM : 073723
Tanggal masuk RS : 29 November 2014
Tanggal dirawat Bangsal Srikandi : 01 Desember 2014
Diagnosa medis : F 32.3 Depresi Berat dengan gejala
Psikotik
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. R
Umur : 21 tahun
Pekerjaan : Buruh harian lepas
Pendidikan : SD
Hubungan dengan pasien : Anak kandung
C. ALASAN MASUK RS
Pasien adalah rujukan dari Puskesmas Mlati II dengan keterangan
depresi berat dengan gejala psikotik. Keluarga pasien mengeluhkan pasien
sering menangis, sulit makan. Sejak pasien berhenti bekerja sebagai
pembantu rumah tangga karena pasien mengalami sakit typhoid, ± sudah
sejak 1 tahun yang lalu pasien sering terlihat sedih, sulit tidur, tidak mau
makan, tidak mau mandi, merasa tidak berguna, merasa tidak bisa berpikir
dan tidak bertenaga. Pasien kemudian dibawa ke poliklinik jiwa RSJ Grhasia
pada tanggal 29 November 2014. Pasien lalu dirawat di Bangsal Bima selama
2 hari. Pada tanggal 01 Desember 2014, pasien dipindah ke bangsal
perawatan Srikandi.
E. FAKTOR PREDISPOSISI
Pasien pernah mengalami penyakit kejang typhus ± sudah 1 tahun yang
lalu. Pasien pernah dirawat di puskesmas selama hari. Kepribadian pasien
cenderung tertutup. Keluarga pasien tidak ada yang mengalami gangguan
jiwa. Pasien kawin cerai dengan suaminya sejak anak pasien masih kecil.
Pasien mengatakan suaminya mencari uang dan tidak pulang-pulang.
F. FAKTOR PRESIPITASI
Sejak pasien berhenti bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
G. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Cukup
Kesadaran : Compos mentis
1. Tanda-tanda vital
TD : 110/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 19 x/menit
S : Afebris
2. Status gizi
BB : 41 kg
TB : 148 cm
IMT : 41 kg/2,19 m2 = 18,7 kg/m2 (normal)
3. Keluhan fisik
Tidak ada keluhan.
H. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Pasien
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis perkawinan
: Garis keturunan
: Tinggal serumah
: Cerai
: Hamil
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Pasien menyukai semua bagian tubuhnya.
b. Identitas
Pasien menyadari dirinya sebagai seorang ibu, mertua dan anak
perempuan satu-satunya di keluarganya.
c. Peran
Pasien mengatakan dirinya berperan untuk membantu ayah dan
ibunya yang sudah tua. Pasien mengatakan tidak mau merepotkan
kedua orang tuanya.
d. Ideal diri
Pasien mengatakan ingin cepat pulang dan bekerja karena sudah
merasa bosan berada di rumah sakit dan rindu dengan keluarganya.
e. Harga diri
Pasien mengatakan dirinya malu dan merasa tidak berguna apabila
tidak bekerja. Pasien mengatakan dirinya merasa sedih dikarenakan
pasien belum mendapatkan pekerjaan. Pasien mengatakan ingin
selalu bekerja dan tidak bermalas-malasan. Pasien mengatakan tidak
berguna, merasakan sudah tidak punya darah dan tidak ada gunanya
lagi untuk hidup
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Pasien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah
anaknya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat
Pasien mengatakan jarang mengikuti kegiatan di kampungnya.
Pasien mengatakan selama 1 tahun sebelum masuk RS tidak pernah
mengikuti kegiatan di kampungnya.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Sebelum sakit typhus, pasien mengatakan tidak ada hambatan dalam
hubungan dengan teman di bangsal. Pasien mengatakan selama 1
tahun sebelum masuk RS tidak pernah bersosialisasi dengan warga
dan tetangga di kampungnya. Pasien hanya mengurung diri di rumah
dan menonton TV. Keluarga pasien mengatakan kegiatan pasien
selama di rumah hanya menonton televisi dan menangis. Keluarga
pasien mengatakan selama di rumah, apabila ada tetangga yang
menyapa pasien, pasien tidak menjawab sapaan. Selama di bangsal
pasien tidak pernah memulai pembicaraan, pasien lebih banyak
tiduran di tempat tidur daripada mengobrol dan berkumpul dengan
teman satu bangsal. Pasien mengatakan belum mengenal dan hapal
nama semua pasien satu bangsal.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan beragama Islam.
b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan tidak pernah beribadah shalat.
I. STATUS MENTAL.
1. Penampilan
Pasien menggunakan seragam RSJ Grhasia dengan rapi. Penampilan
pasien baik dan bersih. Pakaian sesuai.
2. Pembicaraan
Pasien berbicara dengan lambat. Blocking.
3. Aktivitas motorik
Pasien terlihat lesu. Pasif. Pasien banyak tidur di tempat tidur.
4. Alam perasaan
Pasien mengatakan dirinya merasa sedih dikarenakan pasien belum
mendapatkan pekerjaan. Sedih dirasakan setiap sore hari. Pasien
mengatakan ingin selalu bekerja dan tidak bermalas-malasan karena
sudah terbiasa bekerja keras sejak masih SD.
5. Afek
Tumpul.
6. Interaksi selama wawancara
Pasien kooperatif. Kontak mata selama wawancara kurang. Pasien pergi
menghindar dan menolak secara verbal apabila diajak bercerita mengenai
kehidupan pribadinya (blocking).
7. Persepsi
Selama di rumah, keluarga pasien mengatakan pasien sempat
mengatakan ingin bunuh diri, ingin ditabrak mobil dan truk agar mati.
Keluarga pasien mengatakan pasien juga sempat mendengarkan suara
agar pasien berenang di kolam ikan, tapi keluarga pasien membiarkan
pasien untuk berenang di kolam. Pasien juga sempat mengatakan tidak
berguna, merasakan sudah tidak punya darah dan tidak ada gunanya lagi
untuk hidup.
8. Proses Pikir
Koheren. Tidak ada masalah.
9. Isi pikir
Pasien tidak mengalami disorientasi. Pasien terlihat stabil dan tidak
bingung.
10. Tingkat kesadaran
Orientasi pasien terhadap orang, tempat dan waktu baik.
11. Memori
Ingatan jangka pendek dan panjang pasien baik.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Tingkat konsentrasi dan berhitung pasien baik.
13. Kemampuan penilaian
Kemampuan penilaian pasien baik.
14. Daya tilik diri
Pasien mengetahui dirinya dirawat di RSJ Grhasia karena saat pertama
kali pasien masuk RSJ Grhasia merasa kebingungan.
K. MEKANISME KOPING
Pasien mengatakan ketika ada masalah sering memendam sendirian dan
menangis. Pasien mengatakan jarang menceritakan permasalahannya
dengan orang lain, orang yang dipercayai untuk bercerita adalah adiknya dan
tantenya. Namun sekarang adiknya tinggal berjauhan dengannya, sehingga
pasien sangat jarang bertemu dan menceritakan permasalahannya. Pasien
mengatakan selama di RSJ Grhasia pasien tidak pernah menceritakan
masalahnya kepada teman-teman satu bangsal.
L. TERAPI (08 DESEMBER 2014)
Maprotiline 1-0-½ Depresi pada pasien Pusing, sakit kepala, kelelahan, sedasi,
50 mg neurosis, gangguan mengantuk, mulut kering, ruam, urtikaria,
dysthymic, depresi mual, muntah, konstipasi, berkeringat,
manik kenaikan BB, gelisah, hipotensi postural,
jarang, konvulsi, gangguan
ekstrapramidal, gangguan tidur,
penglihatan kabur, retensi urin,
peningkatan serum transaminase
M. ANALISA DATA
DATA MASALAH
DO : Harga diri
1. Kontak mata kurang rendah kronik
2. Pasif
3. Pasien terlihat lesu
4. Afek tumpul
5. Pasien berbicara lambat
DS :
1. Pasien mengatakan dirinya malu dan merasa tidak berguna apabila
tidak bekerja
2. Pasien mengatakan dirinya merasa sedih dikarenakan belum
mendapatkan pekerjaan
3. Pasien mengatakan sedih dirasakan setiap sore hari
4. Pasien ingin selalu bekerja dan tidak bermalas-malasan karena sudah
terbiasa bekerja keras sejak masih SD
5. Keluarga pasien mengeluhkan sejak pasien berhenti bekerja sebagai
pembantu rumah tangga karena pasien mengalami sakit typhoid, ±
sudah sejak 1 tahun yang lalu, pasien sering terlihat sedih, sulit tidur,
tidak mau makan, tidak mau mandi, merasa tidak berguna, merasa
tidak bisa berpikir dan tidak bertenaga
DO : Isolasi sosial
1. Pasien pergi menghindar dan menolak secara verbal apabila diajak
bercerita mengenai kehidupan pribadinya
2. Kontak mata kurang
3. Pasif
4. Pasien terlihat lesu
5. Selama di bangsal pasien tidak pernah memulai pembicaraan, pasien
lebih banyak tiduran di tempat tidur daripada mengobrol dan berkumpul
dengan teman satu bangsal.
DS :
1. Pasien mengatakan selama 1 tahun sebelum masuk RS tidak pernah
bersosialisasi dengan warga dan tetangga di kampungnya.
2. Pasien mengatakan selama di rumah hanya mengurung diri di rumah
dan menonton TV
3. Keluarga pasien mengatakan kegiatan pasien selama di rumah hanya
menonton televisi dan menangis
4. Keluarga pasien mengatakan selama di rumah, apabila ada tetangga
yang menyapa pasien, pasien tidak menjawab sapaan
5. Pasien mengatakan selama 1 tahun sebelum masuk RS tidak pernah
mengikuti kegiatan di kampungnya
6. Pasien mengatakan belum mengenal dan hapal nama semua pasien
satu bangsal.
DO : - Ketidakefektifan
DS : manajemen
1. Keluarga pasien mengatakan pasien pernah dibawa ke dukun karena regimen
ada dugaan dari keluarga adanya guna-guna dari orang yang tidak terapeutik
bertanggung jawab keluarga
2. Pasien mengatakan sudah berkali-kali kontrol ke Puskesmas Mlati II
apabila obat habis
3. Keluarga pasien mengatakan pasien juga sempat mendengarkan suara
agar pasien berenang di kolam ikan, tapi keluarga pasien membiarkan
pasien untuk berenang di kolam
4. Sejak pasien berhenti bekerja sebagai pembantu rumah tangga karena
pasien mengalami sakit typhoid, ± sudah sejak 1 tahun yang lalu pasien
sering terlihat sedih, sulit tidur, tidak mau makan, tidak mau mandi,
merasa tidak berguna, merasa tidak bisa berpikir dan tidak bertenaga
N. DIAGNOSA KEPERAWATAN BESERTA PRIORITAS
1. Harga diri rendah kronik
2. Isolasi sosial
3. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga
O. POHON MASALAH
Isolasi sosial
P. DIAGNOSA MEDIS
Aksis 1 : F 32.3 : Depresi berat dengan gejala psikotik
Aksis 2 : Cenderung schizoid
Aksis 3 : Belum ada diagnosa
Aksis 4 : Masalah pekerjaan
Aksis 5 : GAF 31-40
Q. PERENCANAAN KEPERAWATAN BESERTA RASIONAL
DIAGNOSA PERENCANAAN
No
KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI RASIONAL
1 Harga diri rendah 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014
kronik 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
Tujuan umum : Setelah 2 kali interaksi, Bina hubungan saling percaya dengan Hubungan saling percaya
Pasien memiliki pasien menunjukkan menggunakan prinsip komunikasi merupakan dasar untuk
konsep diri yang eskpresi wajah terapeutik : hubungan interaksi
positif bersahabat, menun- 1. Sapa pasien dengan ramah baik verbal selanjutnya.
jukkan rasa senang, ada maupun non verbal. Vinda
Tujuan khusus: kontak mata, mau 2. Perkenalkan diri dengan sopan.
1. Pasien dapat berjabat tangan, mau 3. Tanyakan nama lengkap dan nama
membina menyebutkan nama, panggilan yang disukai pasien.
hubungan mau menjawab salam, 4. Jelaskan tujuan pertemuan.
saling percaya pasien mau duduk 5. Jujur dan menepati janji.
dengan berdampingan dengan 6. Tunjukan sikap empati dan menerima
perawat. perawat, mau pasien apa adanya.
Vinda mengutarakan masalah 7. Beri perhatian dan perhatikan
yang dihadapi. kebutuhan dasar pasien.
Vinda Vinda
08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014
09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi 1. Diskusikan dengan pasien tentang: Menilai realitas, kontrol diri
2. Pasien dapat pasien menyebutkan: a. Aspek positif yang dimiliki pasien, atau integritas ego diperlukan
mengidentifikasi 1. Aspek positif dan keluarga, lingkungan. sebagai dasar asuhan
aspek positif kemampuan yang b. Kemampuan yang dimiliki pasien. keperawatannya,
dan dimiliki pasien. 2. Bersama pasien buat daftar tentang: reinforcement positif akan
kemampuan 2. Aspek positif a. Aspek positif pasien, keluarga, meningkatkan harga diri
yang dimiliki. keluarga. lingkungan. pasien, dan pujian yang
Vinda 3. Aspek positif b. Kemampuan yang dimiliki pasien. realistik tidak menyebabkan
lingkungan pasien. 3. Beri pujian yang realistis, hindarkan pasien melakukan kegiatan
Vinda memberi penilaian negatif. hanya karena ingin
Vinda mendapatkan pujian.
Vinda
08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014
09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi 1. Diskusikan dengan pasien kemampuan Prasarat untuk berubah dan
3. Pasien dapat pasien menyebutkan yang dapat dilaksanakan. mengerti tentang kemampuan
menilai kemampuan yang dapat 2. Diskusikan kemampuan yang dapat yang dimiliki dapat memotivasi
kemampuan dilaksanakan dan dilanjutkan pelaksanaannya. pasien untuk tetap
yang dimiliki mengikuti rehabilitasi 3. Motivasi dan ikut sertakan pasien untuk mempertahankan
untuk Vinda mengikuti rehabilitasi penggunaannya
dilaksanakan Vinda Vinda
Vinda
08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014
09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi 1. Rencanakan bersama pasien aktivitas Pasien adalah individu yang
4. Pasien dapat pasien membuat yang dapat dilakukan setiap hari sesuai bertanggung jawab terhadap
merencanakan rencana kegiatan harian kemampuan pasien: dirinya sendiri, pasien perlu
kegiatan sesuai Vinda a. Kegiatan mandiri. bertindak secara realistis
dengan b. Kegiatan dengan bantuan. dalam kehidupannya, dan
kemampuan 2. Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi contoh peran yang dilihat
yang dimiliki pasien. pasien akan memotivasi
Vinda 3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan pasien untuk melaksanakan
yang dapat pasien lakukan. kegiatan.
Vinda Vinda
08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014
09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi 1. Anjurkan pasien untuk melaksanakan Reinforcement positif dapat
5. Pasien dapat pasien melakukan kegiatan yang telah direncanakan. meningkatkan harga diri kllien
melakukan kegiatan sesuai jadwal 2. Pantau kegiatan yang dilaksanakan dan memberikan kesempatan
kegiatan sesuai yang dibuat pasien. kepada pasien untuk tetap
rencana 3. Beri pujian atas usaha yang dilakukan melakukan kegiatan yang
Vinda
Vinda pasien. biasa dilakukan
4. Diskusikan dengan pasien Vinda
kemungkinan pelaksanaan kegiatan
setelah pulang.
Vinda
08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014
09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
Tujuan khusus: Setelah 1 kali interaksi 1. Bantu keluarga memberikan dukungan Mendorong keluarga akan
6. Pasien dapat pasien memanfaatkan selama pasien di rawat sangat berpengaruh dalam
memanfaatkan sistem pendukung yang 2. Beri pendidikan kesehatan pada mempercepat proses
sistem ada di keluarga keluarga tentang cara merawat pasien penyembuhan pasien dan
pendukung Vinda dengan harga diri rendah meningkatkan peran serta
yang ada. 3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan keluarga dalam merawat
Vinda di rumah pasien di rumah.
Vinda Vinda
2. Isolasi sosial 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014
09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
Tujuan Umum: 1. Setelah 2x interaksi 1. Bina hubungan saling percaya dengan: Dengan terbinanya hubungan
Pasien dapat pasien menunjukkan a. Beri salam setiap interaksi saling percaya merupakan
berinteraksi tanda-tanda percaya b. Perkenalkan nama, nama panggilan dasar untuk interaksi perawat
dengan orang lain. kepada atau terhadap perawat, dan tujuan perawat dengan pasien dan dasar
perawat: berkenalan untuk merencanakan
Tujuan Khusus: a. Wajah cerah, c. Tanyakan dan panggil nama perencanakan selanjutnya.
1. Pasien dapat tersenyum kesukaaan pasien Vinda
membina b. Mau berkenalan d. Tunjukkan sikap jujur dan menepati
hubungan c. Ada kontak janji
saling percaya mata e. Tanyakan perasaan pasien dan
Vinda d. Bersedia masalah yang dihadapi pasien
menceritakan f. Buat kontrak interaksi yang jelas
perasaan 2. Dengarkan dengan penuh perhatian
Vinda ekspresi perasaan pasien
Vinda
A. Kesimpulan
Pada kasus yang dialami Ny. M yang sudah kami kaji dan beri Asuhan
Keperawatan berupa implementasi keperawatan selama 4x24 jam, masalah
keperawatan yang bisa diangkat berkaitan dengan kondisi pasien adalah:
a. Harga diri rendah kronik
b. Isolasi sosial
c. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga