Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perilaku organisasi hakikatnya mendasarkan pada ilmu perilaku itu sendiri yang
dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada tingkah laku manusia dalam suatu organisasi.
Kerangka dasar bidang pengetahuan ini didukung paling sedikit dua komponen, yakni
individu-individu yang berperilaku dan organisasi formal sebagai wadah dari perilaku
tersebut. Ciri peradaban manusia bermasyarakat senantiasa ditandai dengan keterlibatannya
dalam suatu organisasi tertentu. Hal ini berarti bahwa manusia tidak dapat melepaskan dirinya
untuk tidak terlibat dalam kegiatan-kegiatan berorganisasi. Menurut Presthus dalam Etzioni,
masyarakat kita adalah masyarakat organisasi. Dalam gambaran Etzioni diungkapkan bahwa,
manusia hidup dilahirkan dalam organisasi, dididik oleh organisasi, dan hampir dari semua
manusia mempergunakan waktu hidupnya bekerja untuk organisasi. Waktu senggangnya
dipergunakan untuk bermain-main, dan berdoa di dalam organisasi. Demikian pula manusia
akan mati dalam suatu organisasi, dan ketika sampai saat pemakaman, organisasi masih tetap
memegang peranan. Ungkapan tersebut di atas menggambarkan bahwa manusia dan
organisasi telah menyatu, dan jika dua komponen pendukung perilaku organisasi berinteraksi
akan menghasilkan diskusi yang menarik tentang perilaku organisasi sebagai fokus perhatian
ilmu itu sendiri.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut, kami menetapkan beberapa rumusan masalah


yang akan dibahas dalam makalah yang kami buat :
1. Apa pengertian perilaku organisasi ?
2. Apa tujuan memahami perilaku organisasi ?
3. Apa karakteristik perilaku organisasi?
4. Apa saja ruang lingkup perilaku organisasi?

1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa pengertian perilaku organisasi.
2. Untuk mengatahui tujuan memahami perilaku organisasi.
3. Untuk mengetahui karakteristik perilaku organisasi.
4. Untuk mengetahui ruang lingkup perilaku organisasi.
1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN TEORI ORGANISASI DAN PERILAKU ORGANISASI

 Teori organisasi adalah disiplin ilmu yang mempelajari struktur dan desain organisasi.
 Perilaku organisasi adalah telaah dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana orang-
orang bertindak di dalam organisasi.
 Teori organisasi memfokuskan pada pandanga makro, unit-unit analisisnya adalah
organisasi itu sendiri, memperhatikan kemampuan organisasi secara keseluruhan untuk
menyesuaikan diri dan mencapai tujuan yang diinginkan organisasi.
 Sedangkan perilaku organisasi mengambil pandangan mikro, memberi tekanan kepada
individu dan kelompok kecil.

2.2 TUJUAN MEMAHAMI PERILAKU ORGANISASI

Ada tiga hal terpenting dari tujuan memahami perilaku organisasi, antara lain :
1. Memahami perilaku yang terjadi dalam organisasi
Tujuan pertama mempelajari perilaku organisasi adalah untuk dapat memahami dan
menjelaskan kejadian-kejadian yang terjadi dalam organisasi. Dengan demikian kita dapat
mengembangkan cara berpikir tentang kejadian kejadian di dalam lingkungan organisasi.

2. Meramalkan kejadian-kejadian yang terjadi dalam organisasi


Setelah kita memahami perilaku-perilaku yang terjadi dalam organisasi, maka selanjutnya
kita harus mampu untuk meramalkan dan menjelaskan kejadian-kejadian yang terjadi dalam
organisasi. Jika kita menjumpai pola kejadian yang berulang-ulang dalam organisasi, kita
tentu ingin mengidentifikasi kekuatan-kekuatan dan faktor-faktor kelemahan yang
menyebabkan perilaku tertentu terjadi. Hal ini penting karena dengan demikian kita akan
dapat meramalkan apa yang akan terjadi kemudian hari jika kondisi yang sama muncul,
sehingga membuat lingkungan organisasi menjadi lebih stabil.

3. Mengendalikan perilaku
Tujuan yang sangat penting dalam mempelajari perilaku organisasi adalah mengendalikan
perilaku-perilaku dalam organisasi. Jika pimpinan organisasi dapat memahami dan
menjelaskan secara seksama perilaku-perilaku yang terjadi dalam organisasi, maka ia akan
dapat menciptakan situasi yang menghasilkan perilaku-perilaku yang diinginkan dan
mengurangi perilaku-perilaku yang tidak diinginkan. Kemampuan kita untuk mengendalikan
2
moralitas dan perilaku dari anggota organisasi menjadi isu yang sangat penting pada masa
sekarang.

2.3 KARAKTERISTIK PERILAKU ORGANISASI

Dalam mempelajari perilaku organisasi, dipusatkan dalam tiga karakteristik yaitu:


1. Perilaku
Fokus dari perilaku organisasi adalah perilaku individu dalam organisasi, sehingga untuk
memahami perilaku organisasi maka terlebih dulu harus dipahami perilaku berbagai individu
di dalam organisasi.

2. Struktur
Struktur berkaitan dengan hubungan yang bersifat tetap dalam organisasi, bagaimana
pekerjaan-pekerjaan dalam organisai dirancang, bagaimana pekerjaan itu diatur dalam bagan
organisasi. Struktur organisasi berpengaruh besar terhadap perilaku individu atau orang-orang
dalam organisasi serta efektivitas dari organisasi tersebut.

3. Proses
Proses organisasi berkaitan dengan interaksi yang terjadi antara anggota organisasi. Proses
organisasi antara lain meliputi komunikasi, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan
dan kekuasaan. Salah satu pertimbangan utama dalam merancang struktur organisasi yang
efektif adalah agar berbagai proses organisasi tersebut dapat dilakukan dengan efisien dan
efektif.

2.4 RUANG LINGKUP PERILAKU ORGANISASI


Perilaku organisasi,sesugguhnya terbentuk dari perilaku-perilaku individu yang
terdapat dalam organisasi tersebut dengan demikian dapat dilihat bahwa ruang lingkup kajian
ilmu perilaku organisasi hanya terbatas pada dimensi internal dari suatu organisasi. Aspek-
aspek yang menjadi unsur-unsur komponen atau subsistem dari ilmu perilaku organisasi
antara lain adalah :

a. Motivasi
Proses psikologis yang merupakan salah satu unsur pokok dalam perilaku seseorang.
motivasi bertalian erat dengan suatu tujuan. Makin berharga tujuan itu bagi yang
bersangkutan, makin kuat pula motovasinya. Jadi motivasi itu sangat berguna bagi
tindakan atas perbuatan seseorang.
3
b. Kepemimpinan
Menurut Wahjosumidjo (1992 : 171), kepemimpinan mempunyai peranan sentral dalam
kehidupan organisasi, dimana terjadi interaksi kerjasama antar dua orang atau lebih dalam
mencapai tujuan. Bahkan beberapa pakar mengasosiasikan kegagalan ataupun keberhasilan
suatu organisasi dengan pemimpinnya.

c. Konflik
1) Konflik yang negatif
Konflik di mana pihak-pihak yang terlibat merasa rugi karena konflik itu. Hal itu bisa
terjadi walaupun pihak luar melihat pihak yang merasa kalah itu sudah unggul.
2) Konflik positif
Berguna untuk suatu masyarakat atau kelompok yang memungkinkan ekspresi konflik
yang terbuka dan memungkinkan pergeseran keseimbangan kekuasaan. Konflik akan
memberikan transisi untuk suatu hubungan baru yang terus direvisi.

d. Hubungan komunikasi
Dalam hal berkomunikasi, sering terjadi suatu kondisi dimana posisi seseorang dominan
dibanding yang lainnya. Atau mungkin juga, seseorang memiliki informasi yang lebih banyak
dan luas, sehingga pihak yang menjadi lawan bicaranya menjadi pasif, kurang responsif dan
cenderung mengiyakan saja. Bahkan tidak jarang terjadi, seseorang yang ingin berkomunikasi
dengan orang lain sudah memiliki rasa tidak percaya diri, takut, minder, atau gemetar.
Jadi jelaslah bahwa proses komunikasi antar dua orang atau lebih seringkali berada pada
posisi yang tidak sederajat (asymetric relation), sehingga nilai obyektivitas dan efektivitas
dari proses komunikasi tadi dapat terganggu. Selanjutnya apabila kondisi in berjalan terus
tanpa upaya antisipasi, maka tujuan dari diadakannya komunikasi tadi menjadi terhambat.
Oleh karena itu, proses komunikasi hendaknya berjalan secara wajar, terbuka, dan sejajar.

e. Pemecahan masalah & pengambilan keputusan


Dalam kehidupan suatu organisasi, sering ditemui adanya perbedaan pendapat, perbedaan
kepentingan, perbedaan cara mencapai tujuan, maupun konflik antar anggota organisasi yang
bersangkutan. Disamping itu, dalam skala yang lebih luas, organisasi tidak jarang menghadapi
berbagai kondisi kurang menguntungkan seperti : adanya hambatan dalam proses pelaksanaan
kegiatan, kebingungan dalam menentukan arah dan misinya, kegagalan merealisasikan
rencana yang telah disusun, kesalahan dalam mengantisipasi suatu fenomena, dan sebagainya.
Adanya suatu permasalahan memang tidak bisa dihindari, namun yang jelas bahwa
masalah tersebut harus dihadapi dengan sikap-sikap positif dan tindakan kreatif, sehingga
4
tidak akan mengganggu jalannya organisasi. Sebab, suatu masalah biasanya akan menjadi
semacam “kanker” yang akan semakin mengganas jika dibiarkan saja tanpa upaya
pencegahan dan pengobatan. Oleh karena itu, dalam rangka memecahkan timbulnya masalah,
perlu dilakukan suatu upaya strategis, yakni pengambilan keputusan.

f. Produktifitas & kinerja (performance)

Sumanth (1984:7) mengemukakan tentang tiga bentuk dasar dari produktivitas, yaitu :
1) Produktivitas parsial (partial productivity), adalah perbandingan antara output dengan salah
satu input. Misalnya produktivitas tenaga kerja(perbandingan output dengan input tenaga
kerja) adalah ukuran dariproduktivitas parsial.

2) Produktivitas total faktor (total factor productivity), adalah perbandinganantara output


bersih dengan jumlah dari input tenaga kerja dan modal.Output bersih diartkan sebagai total
output dikurangi dengan biaya sementara yang telah dikeluarkan untuk menghasilkan barang
atau jasa.

3) Produktivitas total (total productivity), adalah perbandingan antara total output dengan
keseluruhan faktor input.

g. Pembinaan & pengembangan organisasi (organizational development)


Apabila diperhatikan, maka karakteristik organisasi terbuka mengisyaratkan bahwa organisasi
harus selalu siap untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian atau pengembangan
(organizational development). Menurut Henry (1988 : 86), pengembangan organisasi tersebut
dilaksanakan melalui intervensi yang penuh perhitungan atas kerja organisasi yang aktif
dengan menggunakan pengetahuan ilmu perilaku organisasi (organization behavior).

2.5 CONTOH KASUS ORGANISASI DALAM PERUSAHAAN

Tim proyek di PT. Light Instrumenindo Jakarta dibentuk oleh pimpinan perusahaan
dengan tujuan menyelesaikan suatu proyek berdasarkan persyaratan tertentu. Dimana seluruh
anggota organisasi dan pemimpinnya merupakan bagian dari sumber daya manusia
perusahaan yang secara formal membentuk tim kerja, yang terdiri dari anggota dengan
perilaku tertentu. Perilaku anggota tim akan membentuk karakteristik tim yang akan
menentukan efektivitas organisasi melalui efektivitas internal tim, yaitu suatu proses yang

5
berhubungan dengan suasana kerja dalam tim. Dengan suasana kerja yang sesuai dengan
harapan anggota tim akan meningkatkan kemampuan dalam pencapaian sasaran organisasi.

Berkaitan dengan tingkat pencapaian sasaran organisasi, dalam proses pelaksanaan


proyek terdapat berbagai hambatan dan penyimpangan yang sangat mengurangi kemampuan
perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana kerja, yaitu terjadi
keterlambatan dalam penyelesaian proyek karena terjadinya pekerjaan ulang atau perbaikan-
perbaikan dari bagian pekerjaan yang belum memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan dan
realisasi biaya selalu melampaui rencana biaya yang telah ditetapkan.

Dimana masalah tersebut berakar dari kurangnya kerja sama dan koordinasi anggota
tim dalam mencapai tujuan. Untuk itu perlu dilakukan pengukuran, pengolahan dan analisis
terhadap suasana kerja para anggota tim proyek khususnya tim design, quantity surveyor, dan
supervisor di PT. Light Instrumenindo Jakarta.

Hasil studi lapangan, pengolahan data, dan analisis menunjukkan bahwa ketidak
jelasan tujuan tim (V-1), kurangnya kerja sama antar anggota tim (V-2), kepemimpinan yang
kurang baik (V-3), dan kurang saling memberi informasi merupakan faktor yang
menghambat ketiga tim tersebut. Sedangkan kurangnya pengaruh dapat mempengaruhi
sesama anggota tim (V-4), tidak mempunyai keterampilan dalam pengambilan keputusan (V-
5), kreativitas anggota tim rendah (V-6), dan kurang mampu mengolah masukan dari sesama
anggota tim (V-7) hanya menghambat tim quantity surveyor dan supervisor.

 Inti dari kasus tersebut :

Tim proyek di PT. Light Instrumenindo Jakarta dibentuk oleh pimpinan perusahaan dengan
tujuan menyelesaikan suatu proyek berdasarkan persyaratan tertentu. Dimana seluruh anggota
organisasi dan pemimpinnya merupakan bagian dari sumber daya manusia perusahaan yang
secara formal membentuk tim kerja, yang terdiri dari anggota dengan perilaku tertentu.
Perilaku anggota tim akan membentuk karakteristik tim yang akan menentukan efektivitas
organisasi melalui efektivitas internal tim, yaitu suatu proses yang berhubungan dengan
suasana kerja dalam tim. Dengan suasana kerja yang sesuai dengan harapan anggota tim akan
meningkatkan kemampuan dalam pencapaian sasaran organisasi.

 Penyebabnya :

Berkaitan dengan tingkat pencapaian sasaran organisasi, dalam proses pelaksanaan


proyek terdapat berbagai hambatan dan penyimpangan yang sangat mengurangi kemampuan
perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana kerja, yaitu terjadi
6
keterlambatan dalam penyelesaian proyek karena terjadinya pekerjaan ulang atau perbaikan-
perbaikan dari bagian pekerjaan yang belum memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan dan
realisasi biaya selalu melampaui rencana biaya yang telah ditetapkan.

 Yang bertanggung jawab dalam kasus ini :

Menurut kami, dalam kasus ini yang harus bertanggung jawab adalah manager dari
perusahaan tersebut karena kurang mengontrol kinerja dari pekerjaan bawahan-bawahannya.

 Solusi dari kasus ini :

Seharusnya manager perusahaan tersebut harus selalu mengontrol pekerjaan karyawan-


karyawan yang ada.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Ilmu perilaku organisasi dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada perilaku
individu-individu yang bekerja dalam suatu organisasi tertentu. Sehingga kerangka dasar
bidang pengetahuan ini didukung paling sedikit oleh dua komponen, yakni individu-individu
yang berperilaku dan organisasi formal sebagai wadah dari perilaku individu tersebut.
Penempatan manusia kembali sebagai salah satu unsur yang amat penting dalam
organisasi adalah orientasi dasar dari ilmu perilaku organisasi. Dimana manusia sebagai
subjek yang menjalankan roda organisasi dan sebagai pelaksana dimensi konsep untuk
mencapai tujuan dalam organisasi.
Perkembangan ilmu perilaku manusia dalam organisasi ini menurut sejarahnya telah
dimulai sejak awal perkembangan gerakan manajemen ilmiah bahkan jauh sebelum itupun
dapat dikenali sebagai langkah awal dari pengembangan ilmu ini.

3.2 SARAN
Kajian perilaku organisasi ini diharapka dapat menunjang semua organisasi dalam
memperhatikan individu-individu yang ada dalam organisasi tersebut. Sehingga sinergitas
organisasi tetap terjaga untuk mencapai tujuan yang telahditetapkan dalam sebuah organisasi.

Anda mungkin juga menyukai