Askep Hipopituitarisme WOC
Askep Hipopituitarisme WOC
OLEH
NAMA: ASTIN A. SEU
APRIANTO TANONE
KELAS: C
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
berkat dan limpahan Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik, dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
HIPOPITUITARISME”. Makalah ini dibuat agar kami maupun pembaca dapat
memahami tentang Asuhan Keperawatan dan melakukannya dengan baik pada setiap
pasien atau klien.
Penulis
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 EPIDEMIOLOGI
Hipopituitarisme dapat terjadi pada anak-anak dan dewasa, baik pria maupun
wanita. Pada anak-anak dapat menyebabkan Dwarfisme dan keterlambatan
pubertas.
2.3 ETIOLOGI
1) Infeksi/inflamasi
2) Penyakit granulomatosa
3) Tumor (adenoma)
4) Nekrosis hipoksik
5) Kelainan kongenital
6) Defisiensi hormon pelepas hipotalamus
7) Idiopatik
8) Hipofisektomi parsial/total
9) Iradiasi/agens zat kimia
10) Trauma/infark pituitari
2.5 KOMPLIKASI
1) Hipotiroidisme
2) Diabetes insipidus
3) Insufisiensi adrenal
4) Kematian
2.8 PENATALAKSANAAN
a. Terapi obat
1) Terapi penggantian hormon, yaitu kortisol, tiroksin, androgen,
estrogen siklik.
2) Somatrem yang identik dengan GH.
3) Penggantian hormon adrenal dan tiroid pada anak-anak (masa
pubertas dan hormon seks).
b. Terapi pembedahan: hipofisektomi dan reseksi kelenjar hipofise.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Identitas: hipopituitarisme dapat terjadi pada anak-anak dan dewasa, baik
pria maupun wanita. Pada anak-anak dapat menyebabkan Dwarfisme dan
keterlambatan pubertas.
b. Keluhan utama: keletihan/kelemahan, fatigue, nausea, fomitus, anoreksia,
penurunan berat badan, kulit keriput, dwarfisme, menstruasi tidak
teratur/amenorea, konstipasi.
c. Riwayat penyakit sekarang: infeksi/inflamasi, tumor, penyakit
granulomatosa, trauma/infark pituitari, kelainan kongenital.
d. Riwayat penyakit dahulu: hipotiroidisme, diabetes insipidus.
e. Riwayat penyakit keluarga: kaji apakah ada anggota keluarga yang
mengalami penyakit yang sama.
f. Pemeriksaan fisik persistem
1) B1 (Breathing)
2) B2 (Blood): bradikardi, hipotermi, hipotensi.
3) B3 (Brain): proses berpikir lambat, fatigue, penurunan respon stres.
4) B4 (Bladder)
5) B5 (Bowel): nausea, fomitus, anoreksia, berat badan menurun,
hipoglikemi, konstipasi.
6) B6 (Bone): berkurangnya kekuatan otot, intoleransi dingin, letargi,
kulit kering, pucat, dan gembung, dwarfisme, osteoporosis, kulit
keriput, letih, lemah, depigmentasi kulit.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan citra tubuh b.d dwarfisme dan depigmentasi kulit
2. Hambatan mobilitas fisik b.d berkurangnya kekuatan otot, osteoporosis
dan kelemahan.
3. Disfungsi seksual b.d penurunan libido, infertilitas dan impoten
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
c. Menurunkan tekanan
c. Anjurkan klien
kulit/jaringan; membatasi
Outcomes: mengunakan kasur busa perasaan kelelahan dan
Dalam waktu 3x24 jam ketidaknyamanan umum.
perawatan:
1. Klien dapat
mempertahankan posisi
fungsi
2. Menunjukkan peningkatan
kekuatan dan fungsi sendi
yang lemah
Disfungsi seksual b.d Goal: a. Sediakan lingkungan yang a. Tindakan ini mendorong
penurunan libido, infertilitas Klien tidak akan mengalami tidak mengancam, dan pasien untuk bertanya
dan impoten disfungsi seksual selama dorong pasien untuk tentang hal khusus yang
dalam perawatan. bertanya tentang berkaitan dengan keadaan
seksualitas pribadi saat ini
Objective:
Klien tidak akan mengalami b. Berikan kesempatan b. Tindaka ini meningkatkan
penurunan libido, infertilitas pasien untuk komunikasi dan
dan impoten. mengungkapkan perasaan pemahaman di antara
secara terbuka dalam pasien dan pemberi asuhan
Outcomes: lingkungan yang tidak
Dalam waktu 3x24 jam mengancam
perawatan:
c. Berikan informasi tentang c. Fungsi seksual di
1. Pasien menyatakan adanya
kondisi individu pengaruhi oleh faktor
masalah dalam fungsi
fisiologis/psikologis;
seksual
informasi membantu klien
2. Pasien menyatakan
memahami situasinya
perasaan mengenai
sendiri dan
perubahan seksual
mengidentifikasi tindakan
3. Pasien mengungkapkan
diekerjakan.
pemahaman tentang
disfungsi seksual
d. Anjurkan klien untuk d. Untuk berbagai keluhan
mendiskusikan dan memperkuat
keluhannya dengan hubungan.
suami/istri atau pasangan.
Sediakan waktu dan
lingkungan yang kondusif
untuk komunikasai antar
klien dan suami/istri atau
pasangan.
5. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai apakah masalah keperawatan
telah teratasi, tidak teratasi, atau teratasi sebagaian dengan mengacu pada
kriteria evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
Nyeri kepala
Merusak sel-sel hipofisis normal bitemporal,
gangguan
penglihatan
Kerusakan/kelainan hipotalamus
Disfungsi seksual
HIPOPITUITARISME
B1 B2 B3 B5 B6
Nyeri kepala
Gangguan citra Hambatan Risiko cedera
tubuh mobilitas fisik
Nyeri akut