Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH KOMPENSASI MONETER DAN KOMPENSASI NON MONETER TERHADAP

KOMITMEN ORGANISASIONAL KARYAWAN (STUDI PADA PT. SARANA AGRA


GEMILANG KSO PT. SEMEN KUPANG

Anastris Bait
NIM. 1303022082

Dibimbing oleh : Dr. Frans Gana, M.Si dan Ni Putu Nursiani, SE,MM

Abstrak

Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Sarana Agra Gemilang KSO PT. Semen Kupang. Masalah dalam
penelitian ini adalah ,”Bagaimana Kompensasi Moneter, Kompensasi Non, dan Komitmen Organisasional?”
dan “Apakah Kompensasi Moneter dan Kompensasi Non Moneter berpengaruh terhadap Komitmen
Organisasional Karyawan Sampel yang digunakan adalah karyawan PT. Sarana Agra Gemilang KSO PT.
Semen Kupang dengan jumlah sampel sebanyak 75 orang karyawan. Penelitian ini merupakan penelitian
Survei. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kuesioner, wawancara, observasi, dan studi
dokumentasi. Analisis yang digunakan analisis regresi berganda.

Kata Kunci : Kompensasi Moneter, Kompensasi Non Moneter dan Komitmen Organisasional.

Komitmen organisasional merupakan Kompensasi tersebutlah yang mendorong


. yang dimiliki karyawan terhadap
orientasi untuk mempunyai komitmen bertahan dalam
perusahaan yang dapat menghubungkan identitas organisasi, karyawan berperan penting dalam
seseorang pada perusahaannya. Pengertian memajukan perusahaan, salah satu alasan
komitmen saat ini memang tidak lagi sekedar tercapainya sebuah pekerjaan adalah dalam hal
berbentuk kesediaan karyawan menetap di pemberian kompensasi.
organisasi dalam jangka waktu lama, namun lebih Jika perusahaan telah mendapatkan
penting dari itu, mereka mau memberikan yang komitmen karyawan berarti telah mendapatkan
terbaik, bahkan bersedia mengerjakan sesuatu karyawan yang setia, berusaha keras, untuk itu
melampaui batas yang diwajibkan organisasi. Hal upaya meningkatkan komitmen karyawan melalui
ini, tentu saja hanya bisa terjadi jika karyawan system kompensasi yang efektif merupakan hal
merasa senang dan terpuaskan di organisasi yang penting untuk diperhatikan oleh perusahaan. Setiap
bersangkutan. Salah satunya jika organisasi perusahaan berupaya untuk menunjang karyawan
memperhatikan kompensasi yang diberikan. dalam bekerja, demikian juga halnya dengan PT.
Kompensasi seringkali membuat organisasi Sarana Agra Gemilang KSO PT. Semen Kupang.
harus introspeksi, jika banyak karyawan yang Hasil survey pemberian kompensasi yang
merasa tidak puas dengan kompensasi yang diberikan PT. Sarana Agra Gemilang KSO PT.
diberikan, maka tidak jarang karyawan akan Semen Kupang membuat karyawannya puas,
mempunyai sikap tidak peduli lagi dengan masa sehingga membuat karyawannya tetap masih
depan organisasi. Apabila hal tersebut dibiarkan berada bahkan tidak berpikir untuk meninggalkan
terus berlanjut, tidak mustahil terjadi turnover yang perusahaan tersebut. Kompensasi yang di berikan
tinggi, sehingga organisasi harus mengeluarkan perusahaan berupa Kompensasi Moneter yang
biaya yang tinggi untuk merekrut karyawan baru terdiri dari Gaji, THR, Bonus dan Kompensasi Non
dan melatihnya lagi. Moneter yang terdiri dari Jaminan Kesehatan
Karyawan sangat berperan penting dalam Kerja, dan Safety Fasility. Komitmen karyawan
memajukan perusahaan, untuk itulah salah satu pada PT. Sarana Agra Gemilang KSO PT Semen
alasan mempertahankan karyawan dan tercapainya Kupang yaitu karyawan terikat dan loyal pada
suatu pekerjaan adalah dalam hal pemberian perusahaan, menjadi bagian dari perusahaan, dan
kompensasi. Pekerjaan dengan kompensasi yang bertanggung jawab melaksanakan tugas yang
sebanding merupakan hal mutlak yang wajar diberikan perusahaan.
dimiliki oleh karyawan.

1
Rumusan Masalah 3. Bagi Dunia Penelitian
Dari latar belakang di atas yang menjadi Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain
masalah dalam penelitian ini adalah : yang akan melakukan penelitian lanjutan
kaitannya dengan Pengaruh kompensasi
1. Bagaimana pengaruh kompensasi moneter moneter dan kompensasi non moneter
terhadap komitmen organisasional karyawan terhadap Komimen Organisasional
pada PT. Sarana Agra Gemilang KSO PT. Karyawan.
Semen Kupang?.
2. Bagaimana pengaruh kompensasi non moneter Komitmen Organisasional
terhadap komitmen organisasional karyawan
PT. Sarana Agra Gemilang KSO PT. Semen Robbins (2001 ; 140) berpendapat
Kupang ?. bahwa komitmen organisasional merupkan
3. Bagaimana pengaruh kompensasi moneter dan suatu keadaan dimana seorang karyawan
non moneter terhadap komitmen organisasional memihak pada suatu organisasi dan tujuan-
karyawan PT. Sarana Agra Gemilang KSO PT. tujuannya, serta berniat memelihara
Semen Kupang ? keanggotaan dalam organisasi itu.
Komitmen organisasi mencerminkan
Tujuan Penelitian bagaimana seorang individu
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi
penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk dan terikat dengan tujuan-tujuannya. Para
mengetahui : manajer menyarankan untuk meningkatkan
1. Bagaimana pengaruh kompensasi moneter kepuasan kerja dengan tujuan untuk
terhadap komitmen organisasional karyawan PT mendapatkan tingkat komitmen yang lebih
Sarana Agra Gemilang KSO PT. Semen Kupang tinggi. Selanjutnya komitmen yang lebih tinggi
2. Bagaimana pengaruh kompensasi non moneter dapat mempermudah terwujudnya produktivitas
terhadap komitmen organisasional karyawan PT yang lebih tinggi , (Kreitner dan Kinicki 2003 ;
Sarana Agra Gemilang KSO PT. Semen Kupang 274).
3. Bagaimana pengaruh kompensasi moneter dan Berdasarkan beberapa pendapat diatas
kompensasi non moneter terhadap komitmen dapat diambil kesimpulan bahwa komitmen
organisasional karyawan PT Sarana Agra organisasional merupakan harapan, niat, serta
Gemilang KSO PT. Semen Kupang. perilku karyawan yang mencerminkan ikut
memiliki, memelihara keanggotaan, dan
Manfaat Penelitian bertanggung jawab terhadap pekerjaan untuk
a. Manfaat Teoritis mencapai tujuan bersama dalam organisasi.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
wawasan, ilmu pengetahuan dan wahana untuk Dimensi Komitmen Organisasional
pengembangan ilmu Manajemen Sumber Daya
Manusia khusnya yang berkaitan dengan Meyer dan Allen (2007 ) komitmen
kompensasi moneter dan kompensasi non organisasi terdiri atas tiga dimensi :
moneter yang bertujuan untuk meningkatkan
a. Komitmen afektif, menunjukan kuatnya
komitmen organisasional karyawan.
keinginan emosional karyawan untuk
b. Manfaat Praktis
berpendapat dengan nilai-nilai yang ada agar
1. Bagi Penulis
tujuan dan keinginannya untuk tetap
Sebagai tambahan pengetahuan bagi penulis
diorganisasi dapat terwujud. Komitmen afektif
berkaitan dengan masalah yang diteliti dan
dapat timbul dari diri seseorang karywan
membandingkan teori dengan praktek
dikarenakan adanya karakteristik struktur
2. Bagi Perusahaan
organisasi, signifikansi tugas, berbagai keahlian
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan
umpan balik dari pemimpin, dan keterlibatan
masukan atau informasi bagi manajemen
dalam manajemen. Umur dan lama masa kerja
perusahaan untuk mengambil kebijakan
diorganisasi sangat berhubungan positif dengan
yang berkaitan dengan program kompensasi
komitmen afektif. Karyawan yang memiliki
bagi karyawan untuk meningkatkan
komitmen afektif akan cenderung untuk tetap
komitmen organisasional karyawan.
dalam satu organisasi karena mereka
mempercayai sepenuhnya nilai yang dijalankan
oleh organisasi.

1
b. Komitmen kelanjutan, merupakan komitmen organisasi dimana karyawan bekerja. (3)
yang didasari atas kekhawatiran sesertang Kebanggaan karyawan adalah suatu bentuk
terhadap kehilangan sesuatu yang telah totalitas kerja atau prestasi kerja maksimal
diperoleh selama ini dalam organisasi, seperti dalam upaya menunjukan hasil kerjanya.
gaji, fasilitas, dan yang lainnya. Hal-hal yang
menyebabkan adanya komitmen kelanjutan, Disisi lainnya Luthans dalam Martini dan
antara lain adalah umur, jabatan, berbagai Rostiana (2003 : 22), mengemukakan bahwa
fasilitas serta berbagai tunjangan yang komitmen organisasi meliputi tiga aspek yaitu :
diperoleh. Komitmen ini akan menurun jika
1. Memiliki keinginan kuat untuk menjadi
terjadi pengurangan terhadap berbagai
anggota organisasi
fasilitas dan kesejahteraan yang diperoleh
2. Mempunyai kemauan berusaha
karyawan.
semaksimal mungkin demi kepentingan
c. Komitmen normatif, menunjukan tanggung
organisasi
jawab moral karyawan untuk tetap tinggal
3. Memiliki kepercayaan penuh terhadap
dalam organisasi. Penyebab timbulnya
tujuan dan nilai-nilai organisasi.
komitmen ini adalah tuntutan sosial yang
merupakan hasil pengalaman seseorang dalam Selanjutnya Really dalam Cooper dan
berinteraksi dengan sesama atau munculnya Robertson (1986 : 226), mengatakan bahwa
kepatuhan yang permanen terhadap seorang komitmen organisasi adalah suatu keadaan
panutan atau pemilik organisasi dikarenakan yang khas, dimana individu dalam hal ini
balas jasa, respek sosial, budaya atau agama. adalah karyawan terikat secara psikologis
terhadap organisasi yang meliputi keterlibatan
Menurut Kanter (1986) dalam Sopiah
pekerjaan, loyalitas dan percaya pada nilai-nilai
(2008 : 158) mengemukakan adanya tiga
organisasi. Ada tiga tahap dalam komitmen,
bentuk komitmen organisasional, yaitu :
yaitu :
1. Komitmen berkesinambungan
1. Identifikasi, dimana individu menerima
(Continuance Commitment), yaitu
pengaruh untuk mendapatkan kepuasan
komitmen yang berhubungan dengan
dan melakukan penyesuaian dengan
dedikasi anggota dalam melangsungkan
organisasi.
kehidupan organisasi dan menghasilkan
2. Kerelaan dan kepuasan, dimana individu
orang yang mau berkorban dan
bersedia menerima pengaruh dari orang
berinvestasi pada organisasi.
lain dan patuh terhadap perintah atau tugas
2. Komitmen terpadu (Cohesion
organisasi sebagai usaha mempertahankan
Commitment), yaitu komitmen anggota
kepuasan diri dengan organisasi dalam hal
terhadap organisasi sebagai akibat adanya
ini karyawan merasa bangga menjadi
hubungan sosial dengan anggota lain
bagian dari organisasi dan memandang
dalam organisasi. Ini terjadi karena
peran sebagai bagian dari identitas diri
karyawan percaya bahwa norma-norma
mereka.
yang bermanfaat.
3. Karyawan menemukan nilai organisasi
3. Komitmen terkontrol (Control
untuk menjadi rewar interinstik dan sesuai
Commitment), yaitu komitmen anggota
dengan nilai pribadi mereka
pada organisasi yang memberikan perilaku
kearah yang diinginkannya. Norma-norma Kompensasi
yang dimiliki organisasi sesuai dan mampu
memberikan sumbangan terhadap perilaku Menurut Mangkunegara (2001 : 83),
yang diinginkannya. kompensasi merupakan sesuatu yang
dipertimbangkan sebagai suatu yang sebanding.
Menurut Neale dan Noetheraft dalam Dalam kepegawaian, hadiah yang bersifat uang
Darmawan (2013 : 71) memberikan tiga merupakan kompensasi yang diberikan kepada
indikator untuk komitmen yaitu : (1) Kemauan karyawan sebagai penghargaan dari pelayanan
karyawan adalah suatu upaya niat baik mereka.
karyawan untuk berinisiatif dalam menemui Werther dan Davis (1996 : 379)
bidang pekerjaannya, (2) Kesetiaan karyawan mendefenisikan kompensasi sebagai apa yang
adalah bentuk dari loyalitas guna menunjukan diterima pekerja sebagai tukaran atas kontribusinya
jati dirinya dalam upaya turut mengembangkan kepada organisasi. Menurut Hasibuan (2000 : 118),

2
kompensasi adalah semua pendapatan yang berupa bekerja lembur dengan memberikan mereka
uang, barang langsung ataupun tidak langsung yang kompensasi untuk upaya tambahan mereka
diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang tersebut. Atau mungkin manajer memberikan
diberikan kepada organisasi. Besarnya kompensasi bonus bagi individu-individu yang menjual
mencerminkan status, pengakuan dan tingkat lebih banyak dibandingkan karyawan lain, atau
pemenuhan kebutuhan yang dinikmati oleh menemukan proyek-proyek baru.
karyawan bersama keluarganya. Jika balas jasa Tujuan manajemen kompensasi adalah
yang diterima karyawan semakin besar berarti sebagai berikut Werther dan Davis, (2001 ;
jabatannya semakin tinggi, statusnya semakin baik, 381) :
dan pemenuhan kebutuhan yang dinikmati semakin 1. Memperoleh personel berkualitas
banyak pula. Kompensasi perlu ditetapkan cukup tinggi
Selanjutnya menurut Nawawi (2001 : 315) untuk mampu menarik pelamar. Tingkat
kompensasi adalah penghargaan kepada para pembayaran harus tanggap terhadap permintaan
pekerja yang telah memberikan kontribusi dalam dan penawaran tenaga kerja dipasar kerja
mewujudkan tujuan organisasi, melalui kegiatan karena harus bersaing untuk mendapatkan
yang disebut kerja. Hal yang penting adalah bahwa tenaga kerja.
manajemen kompensasi juga mempertimbangkan 2. Mempertahankan karyawan yang ada
pengembangan budaya organisasi yang sesuai nilai Pekerja dapat keluar apabila tingkat
inti yang mendasarinya, serta meningkatkan kompensasi tidak kompetitif terhadap
motivasi dan komitmen karyawan. organisasi lain, dengan akibat perputaran
tenaga kerja tinggi. Dengan demikian perlu
Tujuan Pemberian Kompensasi dipertimbangkan mana yang lebih baik dan
menguntungkan antara meningkatkan
Tujuan kompensasi menurut Sunyoto
kompensasi dengan mencari pekerja baru
(2008 : 70), dalam merancang sistem
dengan konsekuensi harus melatih kembali
kompensasi adalah :
pekerja baru.
1. Memikat Karyawan
3. Memastikan keadilan
Meskipun sebagian besar pelamar kerja tidak
Manajemen kompensasi berusaha keras
mengetahui gaji sebenarnya yang ditawarkan
menjaga keadilan internal dan eksternal.
oleh organisasi yang berbeda untuk pekerjan-
Keadilan internal memerlukan bahwa
pekerjaan yang serupa di pasar tenaga kerja
pembayaran dihubungkan dengan nilai relatif
lokal, mereka membandingkan tawaran-
pekerjaan sehingga pekerjaan yang sama
tawaran pekerjaan dan skala gaji. Pelamar kerja
mendapatkan pembayaran sama. Keadilan
yang memperoleh lebih dari satu tawaran kerja
eksternal berarti membayar pekerja sebesar apa
tentu saja membandingkan jumlah rupiah,
yang diterima pekerja yang setingkat oleh
pelamar yang sering meletakan bobot lebih
pekerjaan lain.
pada gaji yang sedang ditawarkan,
4. Menghargai perilaku yang diinginkan
dibandingkan dengan faktor-faktor kompensasi
Pembayaran harus memperkuat perilaku yang
lainnya seperti tunjangan-tunjangan dan
diinginkan dan bertindak sebagai insentif untuk
imbalan-imbalan intrinsik.
perilaku dimasa depan. Rencana kompensasi
2. Menahan karyawan yang kompeten
yang efektif menghargai kinerja, loyalitas,
Setelah organisasi memikat dan mengangkat
keahlian, dan tanggung jawab.
karyawan baru, sistem kompensasi harus tidak
5. Mengawasi biaya
merintangi upaya-upaya untuk menahan
Sistem kompensasi yang rasional membantu
karyawan-karyawan yang produktif. Meskipun
organisasi memelihara dan mempertahankan
banyak faktor yang menyebabkan karyawan
pekerja pada biaya yang wajar. Tanpa
meninggalkan peusahaan, kompensasi yang
manajemen kompensasi yang efektif, pekerja
tidak memadai adalah penyebab yang paling
dapat dibayar terlalu tinggi atau terlalu rendah.
sering dari perputaran karyawan.
6. Mematuhi peraturan
3. Motivasi dan kompensasi
Sistem upah dan gaji yang baik
Organisasi menggunakan kompensasi untuk
mempertimbangkan tantangan legal yang
memotivasi karyawan mereka. Sebagai contoh,
dikeluarkan pemerintah dan memastikan
organisasi memberi gaji reguler kepada
pemenuhan pekerja.
karyawan yang datang setiap hari dan
menyelesaikan aktivitas yang diisyaratkan.
Eksekutif mungkin mendorong individu untuk

3
7. Memfasilitasi saling pengertian. dipenuhi oleh karyawan pada jabatan sehingga
Sistem manajemen kompensasi harus mudah tercipta keseimbangan antara input dan output.
dipahami oleh spesialis sumber daya manusia,
manajer operasi, dan pekerja. Dengan demikian Jenis-Jenis Kompensasi
terbuka saling pengertian dan menghindari
Menurut Dessler (Samsudin 2006 :
kesalahan persepsi.
189), kompensasi terdiri atas dua bagian yaitu :
8. Efisiensi administratif selanjutnya
Kompensasi moneter dan kompensasi non-
Program upah dan gaji harus dirancang dapat
moneter.
dikelola secara efisien, meskipun tujuan ini
1. Kompensasi moneter
merupakan pertimbangan sekunder.
Kompensasi moneter adalah balas jasa yang
Tujuan pemberian kompensasi menurut
diterima langsung oleh karyawan berupa uang
Schuler dan Jackson (1997;109) adalah:
tunai berdasarkan tenggang waktu yang tetap.
1. Untuk menarik pelamar kerja yang potensial.
Kompensasi moneter antara lain : Gaji/Upah,
Program kompensasi total membantu
Tunjangan, dan Bonus.
memastikan bahwa pembayaran cukup untuk
a. Gaji
menarik orang yang tepat, pada waktu yang
Gaji merupakan balas jasa berupa uang yang
tepat.
biasanya diberikan kepada karyawan secara
2. Mempertahankan karyawan yang baik.
bulanan. Sedangkan upah dan pembayaran
3. Meraih keunggulan kompetitif
berupa uang kepada karyawan secara per
4. Meningkatkan produktivitas. Sementara
jam, per hari, maupun mingguan.
imbalan non-moneter mungkin bisa
b. Tunjangan
mempengaruhi motivasi dan kepuasan
Tunjangan adalah komponen imbalan jasa
karyawan, desain system pembayaran moneter
atau penghasilan yang tidak terkait langsung
yang telah terbukti berpengaruh terhadap
dengan berat ringannya tugas jabatan dan
kinerja dan produktivitas.
prestasi kerja pegawai atau merupakan
5. Melakukan pembayaran sesuai dengan
inderect compensation. Di indonesia
ketentuan hukum
tunjangan yang diberikan perusahaan adalah
6. Memudahkan sasaran strategis
berupa tunjangan hari raya yang diatur
7. Mengokohkan serta menentukan struktur.
dalam (PERMENAKER N0.04 Tahun
System kompensasi dapat membantu
1994), yang menyatakan bahwa pengusaha
menentukan struktur organisasi, hirarki,
wajib memberikan tunjangan hari raya
statusnya dan tingkat dimana orang-orang
kepada tenaga kerja yang bekerja secara
dalam posisi teknik dapat mempengaruhi
terus menerus selama 12 bulan memperoleh
orang-orang yang berada diposisi ini.
THR sebanyak satu bulan.
Selain itu pemberian kompensasi c. Bonus
menurut Samsudin (2006 : 188) adalah sebagai Bonus adalah balas jasa tambahan yang
berikut ; diberikan organisasi kepada karyawan atas
prestasi kerja yang berhasil dicapai atau
1. Pemenuhan kebutuhan ekonomi. Dengan untuk memotivasi karyawan dalam
adanya kepastian menerima upah atau gaji meningkatkan produktivitas kerja dimana
secara periodik, berarti ada jaminan keamanan besarnya bonus tergantung pada organisasi
ekonomi, bagi karyawan dan keluarga yang dan bersifat tidak tetap.
menjadi tanggungannya. 2. Kompensasi Non-Moneter
2. Meningkatkan produktivitas kerja. Pemberian Kompensasi non moneter adalah balas jasa
kompensasi yang semakin baik akan yang diterima oleh karyawan atas jasa yang
mendorong karyawan bekerja secara produktif. dibutuhkan organisasi secara tidak langsung.
3. Memajukan organisasi atau perusahaan. Pemberian kompensasi non-moneter didasari
Pemberian kompensasi yang tinggi oleh suatu filsafat yang menempatkan pekerja
menunjukan makin suksesnya suatu perusahaan sebagai subjek yang memiliki kemampuan pada
karena pendapatan perusahaan yang digunakan saat bekerja. Dengan kata lain pekerja memiliki
untuk itu makin besar. tanggung jawab yang besar dalam bekerja
4. Menciptakan keseimbangan dan keadilan untuk mencapai tujuan organisasi. Kompensasi
berarti bahwa pemberian kompensasi non-moneter dibedakan dalam tiga kelompok
berhubungan dengan persyaratan yang harus besar yang terdiri dari:
a) Jaminan Keamanan dan Kesehatan Kerja

4
Terdiri dari : Asuransi jiwa, asuransi cacat tingkat kompensasi semakin besar. Sebaliknya
tubuh, biaya rumah sakit, jaminan sosial. jika serikat buruh tidak kuat dan kurang
b) Jaminan Selama Tidak Bekerja berpengaruh maka tingkat kompensasi relatif
Merupakan pembayaran gaji atau upah kecil.
tanpa dipotong meskipun seseorang 4. Produktivitas Kerja Karyawan. Jika
pekerja untuk jangka waktu tertentu. produktivitas kerja karyawan baik dan banyak
Terdiri dari : liburan, tidak hadir dengan maka kompensasi akan semakin besar.
pemberitahuan, meninggalkan pekerjaan Sebaliknya kalau produktivitas kerjanya buruk
untuk urusan pribadi, tidak hadir karena serta sedikit maka kompensasinya kecil.
musibah, cuti. 5. Pemerintah dengan Undang-undang dan
c) Pelayanan Untuk Bekerja Keppres menetapkan besarnya batas upah/balas
Merupakan penyelenggaraan program jasa minimum. Peraturan pemerintah ini sangat
pelayanan bagi pekerja yang dibedakan penting supaya pengusaha tidak sewenang-
tanpa didasarkan pada jasa atau prestasi wenang menetapkan besarnya balas jasa bagi
dalam melaksanakan pekerjaan. Terdiri karyawan. Pemerintah berkewajiban melindungi
dari : kendaraan perusahaan sumbangan masyarakat dari tindakan sewenang-wenang.
pendidikan, asuransi kendaraan, baju kerja 6. Biaya Hidup/Living Cost. Apabila biaya hidup
atau pakaian dinas, program olah raga dan di daerah itu tinggi maka tingkat
rekreasi. kompensasi/upah semakin besar. Sebaliknya,
jika tingkat biaya hidup di daerah itu rendah
Selanjutnya Nawawi (2005:316-317)
maka tingkat kompensasi/upah relatif kecil.
secara garis besar membagi kompensasi
Seperti tingkat upah di Jakarta lebih besar dari
menjadi tiga jenis, yaitu :
di Bandung, karena tingkat biaya hidup di
1. Kompensasi Langsung
Jakarta lebih besar daripada di Bandung.
Penghargaan/ganjaran yang disebut gaji atau
upah, yang dibayar secara tetap berdasarkan 7. Posisi Jabatan Karyawan. Karyawan yang
tenggang waktu yang tetap. menduduki jabatan lebih tinggi akan menerima
2. Kompensasi Tidak Langsung gaji/kompensasi lebih besar. Sebaliknya
Pemberian bagian keuntungan/manfaat bagi karyawan yang menduduki jabatan yang lebih
para pekerja di luar gaji atau upah tetap, dapat rendah akan memperoleh gaji/kompensasi yang
berupa uang atau barang. kecil. Hal ini wajar karena seseorang yang
3. Insentif mendapat kewenangan dan tanggung jawab
Penghargaan atau ganjaran yang diberikan yang besar harus mendapatkan gaji/kompensasi
untuk memotivasi para pekerja agar yang lebih besar pula.
produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak 8. Pendidikan dan Pengalaman Kerja. Jika
tetap atau sewaktu-waktu. pendidikan lebih tinggi dan pengalaman kerja
lebih lama maka gaji/balas jasanya akan
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kompensasi semakin besar, karena kecakapan serta
Menurut Hasibuan (2008:128-129) adalah keterampilannya lebih baik. Sebaliknya,
sebagai berikut : karyawan yang berpendidikan rendah dan
1. Penawaran dan Permintaan. Jika pencari kerja pengalaman kerja yang kurang maka tingkat
(penawaran) lebih banyak daripada lowongan gaji/kompensasinya kecil.
perkerjaan (permintaan) maka kompensasi 9. Kondisi Perekonomian Nasional. Apabila
relatif kecil. Sebaliknya jika pencari kerja lebih kondisi perekonomian nasional sedang maju
sedikit daripada lowongan pekerjaan maka (boom) maka tingkat upah/kompensasi akan
kompensasi relatif semakin besar. semakin besar, karena akan mendekati kondisi
2. Kemampuan dan Kesediaan Perusahaan. full employment. Sebaliknya, jika kondisi
Apabila kemampuan dan kesediaan perusahaan perekonomian kurang maju (depresi) maka
untuk membayar semakin baik, maka tingkat tingkat upah rendah, karena terdapat banyak
kompensasi akan semakin besar. Tetapi penganggur (unemployment).
sebaliknya, jika kemampuan dan kesediaan 10. Jenis dan Sifat Pekerjaan. Kalau jenis dan sifat
perusahaan untuk membayar kurang, maka pekerjaan yang sulit dan mempunyai risiko
tingkat kompensasi relatif kecil. (finansial, keselamatan) yang besar maka
3. Serikat Buruh/Organisasi Karyawan. Apabila tingkat upah/balas jasanya semakin besar karena
serikat buruhnya kuat dan berpengaruh maka membutuhkan kecakapan serta ketelitian untuk
mengerjakannya. Tetapi jika jenis dan sifat

5
pekerjaannya mudah dan risiko (finansial, (Y). Adapun indikator kompensasi langsung adalah
kecelakaannya) kecil, tingkat upah/balas jasanya gaji, tunjangan, hari raya dan bonus; dan
relatif rendah. Misalnya, pekerjaan merakit kompensasi tidak langsung indikatornya adalah
komputer balas jasanya lebih besar daripada jaminan kesehatan kerja, dan fasilitas. Sementara
mengerjakan mencetak batu bata. indikator Komitmen Organisasional adalah
komitmen afektif, komitmen kelanjutan, komitmen
Hubungan Kompensasi dan Komitmen niormatif. Hasil penelitian menunjukan Kompensasi
Organisasional Langsung dan Kompensasi Tidak mempengaruhi
Mengembangkan sebuah rencana secara signifikan terhadap komitmen organisasi.
pembayaran sama pentingnya bagi perusahaan kecil Adapun variabel yang dominan mempengaruhi
maupun besar, membayar taraf upah yang terlalu komitmen organisasi adalah variabel kompensasi
tinggi bisa menjadi biaya mahal yang tidak perlu, tidak langsung.
dan membayar lebih sedikit bisa menghasilkan Selanjutnya penelitian terdahulu yang
kualitas layanan yang rendah dan tingkat dan dilakukan oleh Alfin (2014) dengan judul
tingkat pergantian karyawan yang tinggi. Taraf “Pengaruh Kompensasi Terhadap Komitmen
upah yang tidak setara secara internal akan Organisasional Karyawan Pada PT Pos Indonesia
menguangi semangat kerja dan membuat (Cabang Kupang). Variabel penelitiannya adalah
menurunnya komitmen dari karyawan terhadap Kompensasi Moneter (X1), Kompensasi Non
organisasi tempat ia bekerja. Moneter (X2), dengan Komitmen Organisasional
Kompensasi merupakan bentuk penghargaan (Y). Adapun indikator kompensasi moneter adalah
baik moneter maupun non moneter yang diberikan gaji, bonus, tunjangan hari raya dan kompensasi
kepada pengelola anggaran sebagai balas jasa atas tidak langsung indikatornya adalah jaminan
kontribusi yang mereka berikan kepada kesehatan, pelayanan pakaian seragam, promosi.
organisasinya. Kompensasi yang memadai dapat Sementara indikator Komitmen Organisasional
memotivasi karyawannya untuk tetap bertahan adalah komitmen afektif, komitmen kontinyu,
dalam organisasi dan tanpa didasari akan tumbuh komitmen normatif. Hasil penelitian menunjukan
rasa memiliki terhadap organisasi tempatnya Kompensasi mempengaruhi secara signifikan
bekerja. Handaru dkk (2013) meneliti pengaruh terhadap komitmen organisasi.
karakteristik pekerjaan dan kompensasi terhadap Persamaan dan perbedaan dari kedua
komitmen organisasi. Hasil penelitian tersebut peneliti terdahulu dengan penelitian ini adalah
menunjukan bahwa terdapat pengaruh signifikan sebagai berikut :
antara kompensasi terhadap komitmen organisasi. 1. Persamaan penelitian ini dengan penelitian
Penelitian Nawab and Bhatti (2011) meneliti Pebriani (2014) sama-sama menggunakan
pengaruh komitmen organisasi dan kepuasan kerja Kompensasi sebagai variabel Independen dan
pada komitmen organisasi. Hasilnya menunjukan Komitmen Organisasional sebagai variabel
bahwa kompensasi dan kepuasan kerja berpengaruh dependen. Persamaan penelitian ini dengan
positif pada komitmen organisasi. Alfin (2014) sama-sama menggunakan
kompensasi menggunakan variabel independen
Kompensasi secara sederhana didefenisikan sebagai
dan komitmen organisasional sebagai variabel
bentuk balas jasa baik berupa uang, barang ataupun
dependen dengan indikator yang sama.
kenikmatan yang diberikan oleh perusahaan kepada
2. Perbedaannya terletak pada obyek penelitian,
karyawan atas kinerja yang disumbangkan kepada
indikator penelitian, permasalahan penelitian,
perusahaan. Karyawan yang merasa bahwa
jumlah variabel independen, populasi dan
perusahaan telah memenuhi kewajibannya dengan
sampel penelitian yang diambil serta hasil
adil dan puas akan memberikan Feedback, salah
analisisnya.
satunya berupa komitmen pada organisasi sesuai
teori.

Kajian empiris Metode Penelitian

Penelitian Pebriani (2014) dengan Judul Penelitian ini termasuk dalam penelitian
“Pengaruh Kompensasi Terhadap Komitmen survey, yaitu penelitian yang mengambil sampel
Organisasi Pada Perusahaan Daerah Air Minum dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner
Kabupaten Malang”. Variabel penelitiannya adalah sebagai alat pengumpulan data utama. Penelitian
Kompensasi Langsung (X1), Kompensasi Tidak survey ini untuk maksud memberikan penjelasan
Langsung (X2), dengan Komitmen Organisasional hubungan kausal antara variabel Independen

6
Kompensasi Moneter dan Kompensasi Non Organisasi pada PT. Sarana Agra Gemilang
Moneter, dengan variabel dependen Komitmen KSO PT. Semen Kupang sebagai berikut :
Organisasional melalui pengujian hipotesis.
Penentuan skor untuk item-item pernyataan H O D (Head Of Departmen)
terhadap masalah yang diteliti menggunakan skala
Tugasnya yaitu :
Likert. Menurut Sugiono (1999) alternatif penilaian
skala Likert bisa terdiri dari 3 (tiga), 4 (empat) dan 1. Menguasai, memelihara, dan mengurusi
5 ( lima) pilihan dengan gradasi sangat positif kekayaan perusahaan.
sampai dengan sangat negatif. Variabel dependen 2. Bertanggung jawab penuh dalam menjalankan
dan independen disusun dengan skala likert tugas untuk kepentingan perusahaan sesuai
(Sugiono, 2002 : 92) yaitu untuk mengukur dengan ketentuan yang berlaku.
pendapat, perasaan, dan reaksi seorang terhadap General Manager
obyek tertentu. 1. Mewakili wilayah didalam dan luar pengadilan
Menurut Sugiyono (2006 : 172), instrument 2. Melaksanakan kebijakan umum dalam
yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mengurus wilayah yang tidak digariskan oleh
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid Direksi
berarti instrument tersebut digunakan untuk 3. Menetapkan kebijakan wilayah sesuai dengan
mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen kebijakan umum yang telah digariskan oleh
yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan direksi
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, 4. Menyiapkan rencana kerja tahunan wilayah
akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, lengkap dengan Anggaran keuangan secara
2008), suatu alat ukur dapat dikatakan reliabel tepat waaktu.
(andal) jika memiliki koefisien keandalan atau
reliabilitas sebesar 0,60 atau lebih (Arikunto, 1992 : Bidang Produksi
63).
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, Bagian produksi terlibat dalam perencanaan,
terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang koordinasi dan kontrol dari proses manufaktur dan
mendasari penggunaan analisis regresi linear bertanggung jawab memastikan barang dan jasa
berganda. Ini dilakukan agar model regresi diproduksi secara efisien, jumlah produksi yang
berganda yang digunakan dalam pengujian ini benar & akurat, diproduksi sesuai dengan anggaran
terhindar dari kemungkinan penyimpangan asumsi biaya yang tepat dan berkualitas sesuai standar
klasik tersebut. perusahaan. Pekerjaan produksi yang ditangani
perusahaan ini dimulai dari tambang sampai pada
packing.
Hasil dan Pembahasan
Bidang Electrical dan Mechanikal
Profil Perusahaan
Profesi dalam bidang ini mampu
PT. Sarana Agra Gemilang merupakan melaksanakan penugasan sebagai pelaksana
perusahaan yang bergerak dalam bidang processing lapangan pekerjaan mekanical dan elektrikal mulai
antara lain industri semen. Dengan dukungan dari perbaikan dan pemeliharaan perencanaan
sumber daya yang memadai PT. Sarana Agra instalasi listrik, perencanaan pemasangan aneka
Gemilang berkomitmen untuk memproduksi produk macam mesin, mendesain pemasangan, intalasi
berkualitas dan meningkatkan standard produk elektrikal, dll.
nasional, dengan tetap mengutamakan harga semen
yang bisa dijangkau masyarakat luas. Pada tanggal Bidang Technical
1 September 2009 PT. Sarana Agra Gemilang Profesi dalam bidang ini adalah bertanggung
dengan PT. Semen Kupang (Persero) menanda jawab melakukan perencanaan mesin, peralatandan
tangani Kerja Sama Operasi (KSO). Dengan kebutuhan listrik demi kelancaran proses produksi ,
kerjasama ini PT. Sarana Agra Gemilang bertekad sampai pada proses mengawasi insinyur, ilmuwan
untuk memperbaiki kinerja produksi dan kualitas dan teknisi yang merancang mesin atau proyek
produk. sipil, mengkoordinasikan produksi dan kontrol
kualitas dan penelitian dan pengembangan produk
dan prosedur baru.

7
Bidang HRGA 1. Deskripsi Variabel Kompensasi Moneter (X1)
Nilai total tanggapan responden terhadap 12
Human Resource General Affair atau Divisi item pernyataan yang berhubungan dengan
Umum adalah supporting unit yang bertujuan capaian variabel kompensasi moneter adalah
memberikan pelayanan-pelayanan kepada unit-unit sebesar 82,70% dengan indikator gaji, bonus,
kerja lain. Bahkan pada umumnya, GA melayani dan tunjangan hari raya.
seluruh unit kerja di perusahaan (bersifat shared 2. Kompensasi Non moneter (X2)
service) dalam hal administrasi dan pengelolaan Nilai total tanggapan responden terhadap 7
pelayanan rutin kantor. item pernyataan yang berhubungan dengan
Bidang SHE capaian variabel kompensasi non moneter
adalah sebesar 88,33% dengan indikator
SHE (Safety, Health, Environment), atau jaminan kesehatan kerja, dan safety fasility. .
juga disebut (Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Hal ini menunjukan bahwa kompensasi non
Lindung Lingkungan), Semua itu adalah suatu moneter pada PT. Sarana Agra Gemilang
Departemen atau bagian dari Struktur Organisasi KSO PT. Semen Kupang memiliki kategori
Perusahaan yang mempunyai fungsi pokok terhadap sangat baik.
implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan 3. Komitmen Organisasional Karyawan (Y)
Kesehatan Kerja (SMK3) mulai dari Perencanaan, Hasil analisis deskriptif terhadap variabel
Pengorganisasian, Penerapan dan Pengawasan serta komitmen organisasional karyawan PT.
Pelaporannya. Sarana Agra Gemilang KSO PT. Semen
Kupang dengan indikator yang terdiri dari
Bidang Suporting komitmen afektif, komitmen kelanjutan, dan
Adapun tugas sebagai berikut : komitmen normatif dengan 9 item pernyataan
1. Bertugas melakukan analisis pasar, meneliti seperti tertera pada tabel 4.6 dengan
persaingan dan kemungkinan perubahan keseluruhan capaian variabel sebesar 87,29%
permintaan, serta mengatur distribusi produksi yang berkategori sangat baik dengan
2. Menentukan kebijaksanaan dan strategi mayoritas responden menjawab setuju.
pemasaran perusahaan yang mncakup jenis Artinya karyawan setuju dengan pernyataan
produk yang akan dipasarkan, harga memiliki loyalitas terhadap perusahaan dan
pendistribusian dan promosi tetap ingin berada pada perusahaan serta
3. Mengatur flow (produksi) sampai finishing bertanggung jawab untuk memajukan
4. Membuat laporan hasil kerja setiap hari. perusahaan.

Bidang Minning Analisis Regresi Linear Berganda


Model persamaan regresi linear berganda
Pada bidang ini bertanggung jawab atas : sebagai berikut : Y=8,725+0,195 X1+0,674 X2
1. Persediaan bahan baku (tanah liat dan batu
Sesuai dengan persamaan regresi yang diperoleh
kapur) di gudang
2. Menyediakan bahan baku yang diminta oleh
dari table 4.7, maka model regresi linear berganda
bagian perencanaan sesuai dengan kebutuhan
order
tersebut dapat diinterprestasikan sebagai berikut :
3. Memacu estimasi jenis dan material bahan baku

Penyajian Hasil Analisis Dan Interprestasi a. Harga kontanta sebesar 8,725, artinya bahwa
apabila kontanta Kompensasi Moneter (X1) dan
Dalam penelitian ini ada 28 pernyataan yang Kompensasi Non Moneter (X2) pada PT. Sarana
terdapat dalam lembaran kuesioner, dari 28 Agra Gemilang KSO PT. Semen Kupang sama
pernyataan terbagi atas 12 pernyataan variabel X1, dengan nol, maka Komitmen Organisasional
7 pernyataan variabel X2, dan 9 pernyataan variabel karyawan PT. Sarana Agra Gemilang KSO PT.
Y, yang dibagikan kepada responden (karyawan PT. Semen Kupang akan sebesar 8,725.
Sarana Agra Gemilang KSO PT. Semen Kupang) b. Harga koefisien regresi variabel kompensasi
untuk diisi, sehingga dapat diketahui pengaruh moneter (X1) sebesar 0,195, artinya jika
pemberian kompensasi oleh perusahaan terhadap kompensasi moneter mengalami kenaikan 1%,
komitmen organisasional karyawan pada PT. maka komitmen organisasional (Y) karyawan
Sarana Agra Gemilang KSO PT. Semen Kupang PT. Sarana Agra Gemilang KSO PT. Semen

8
Kupang akan mengalami peningkatan sebesar oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
0,195. model penelitian ini.
c. Koefisien regresi variabel kompensasi non
moneter (X2) sebesar 0,674, artinya jika Pembahasan
kompensasi non moneter mengalami kenaikan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
1% maka komitmen organisasional (Y) PT.
menunjukan bahwa kompensasi merupakan salah
Sarana Agra Gemilang KSO PT. Semen
satu alat yang tepat, digunakan oleh perusahaan
Kupang akan mengalami peningkatan sebesar
untuk dapat meningkatkan komitmen organisasional
0,674.
karyawan. Dalam rangka meningkatkan komitmen
organisasional karyawan terdapat berbagai faktor,
Uji Hipotesis salah satunya ialah kompensasi yang diteliti dalam
penelitian ini. Komitmen karyawan dapat terbentuk,
1. Uji Hipotesis Pengaruh Kompensasi jika perusahaan menerapkan suatu system
Moneter Terhadap Komitmen kompensasi yang sesuai dengan kontribusi yang
Organisasional diberikan dan mampu memberikan kepuasan
Hipotesis pertama dalam penelitian ini (H1) terhadap karyawan, maka karyawan merasa nyaman
menyatakan bahwa kompensasi moneter berada pada perusahaan bahkan bersedia melakukan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap tugas dan tanggung jawab yang diberikan.
komitmen organisasional. Pengujian hipotesis Kompensasi merupakan faktor paling
pertama dianalisis dengan menggunakan uji t. penting memiliki pengaruh bagi karyawan, hal yang
hasil menunjukan bahwa hipotesis ini dapat tidak dapat disangka karena kompensasi merupakan
diterima balas jasa yang diterima karyawan sebagai akibat
2. Uji Hipotesis Pengaruh Kompensasi Non dari kontribusi yang diberikan karyawan terhadap
Moneter Terhadap Komitmen perusahaan. Oleh karena itu kompensasi merupakan
Organisasional nilai cermin terhadap karyawan itu sendiri, apabila
Hipotesis kedua dalam penelitian ini (H2) kompensasi yang diterima semakin besar atau
menyatakan bahwa kompensasi non moneter banyak berarti, jabatannya semakin tinggi, dan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan yang dinikmatinya semakin
kinerja karyawan dan hasil menunjukan bahwa
banyak.
hipotesis ini dapat diterima
Kemudian program kompensasi juga
3. Uji Hipotesis Pengaruh Kompensasi
penting bagi perusahaan, karena hal itu
Moneter Dan Kompensasi Non Moneter
mencerminkan upaya organisasi untuk
Terhadap Komitmen Organisasional
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini (H3) mempertahankan sumber daya manusia atau dengan
menyatakan bahwa kompensasi moneter dan kata lain agar karyawan mempunyai loyalitas dan
kompensasi non moneter secara simultan mempunyai komitmen yang tinggi pada perusahaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap (Handoko 1990 ; 321).
komitmen organisasional. Pengujian hipotesis Kesimpulan
ketiga dianalisis dengan menggunakan
analisis uji f. dan hasil menunjukan bahwa Berdasarkan hasil penelitian dikatakan
hipotesis ini dapat diterima bahwa Kompensasi Moneter dan Kompensasi Non
Moneter dari perusahaan akan mempengaruhi
Koefisien Determinasi Komitmen Organisasional karyawan PT. Sarana
Hasil analisis determinasi diperoleh angka R 2 (R Agra Gemilang KSO PT. Semen Kupang. Dimana
Square) sebesar 0,551 atau 55,1%. Hal ini kompensasi moneter meliputi Gaji, Tunjangan Hari
menunjukkan bahwa persentase sumbangan Raya dan Bonus, Kompensasi Non Moneter
pengaruh variabel independen (kompensasi moneter meliputi Jaminan Kesehatan Kerja dan Safety
dan kompensasi non moneter) terhadap variabel Fasility. Berdasarkan hasil analisis dan bahasan
dependen (komitmen organisasional) sebesar 55,1% beberapa simpulan dikemukakan sebagai berikut:
atau variasi variabel independen yang digunakan 1. Kompensasi moneter berpengaruh positif dan
dalam model (kompensasi moneter dan kompensasi signifikan terhadap komitmen organisasional
non moneter) mampu menjelaskan 55,1% variabel karyawan PT. Sarana Agra Gemilang KSO
dependen (komitmen organisasional), sedangkan PT. Semen Kupang.
sisanya sebesar 44,9% dipengaruhi atau dijelaskan 2. Kompensasi non moneter berpengaruh positif
dan signifikan terhadap komitmen

9
organisasional karyawan. PT. Sarana Agra Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1996. Balai
Gemilang KSO PT. Semen Kupang. pustaka Depdikbud. Jakarta
3. Kompensasi moneter dan kompensasi non
moneter berpengaruh positif dan signifikan Kreitner Roberth & Kinicki, Angelo. 2003. Perilaku
terhadap komitmen organisasional karyawan. Organisasi. Salemba Empat, Jakarta
PT. Sarana Agra Gemilang KSO PT. Semen
Luthan, 1995. Organizational Behaviour, singapore
Kupang
: McGrew Hill Book International.
Luthans, F. 2005. Organizational Behavior 10th
Daftar pustaka Edition. Yogyakarta ; Andi.

Sumber Buku Mangkuprariwa, S.2004. Manajemen SDM


Strategik. Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2001,
Manajemen sumber daya manausia Martini Y, dan Rostiana. 2003. Komitmen
perusahaan. Bandung ; Remaja Rosdakarya. Organisasi ditinjau dari Iklim Organisasi
dan Motivasi Berprestasi. Phronesis. Vol 5.
Agus, Sunyoto. 2008, Manajemen Sumber Daya No 9.p.21-23.
Manusia. Jakarta ; Badan Penerbit (IPW).
Meyer, J.P & Allen. N.J. 1997. Commitment in the
Allen, N.J., dan Meyer, J.P, 2007, The work place : Theory Research and
Measurement and Antecedents of Affective, Application, Thoussand oaks, C A . Saje
Continuence and Normative Commitment to publivation,inc.
the Organization. Journal of Occupational
Psychology, 63, 1-8. Mulyati, Yeti. 2007. Ketermpilan berbahasa
Inodensia SD. Jakarta ; Universitas Terbuka.
Anoraga, Pandji. 2005. Manajemen Bisnis. Rineka
Cipta : Jakarta. Nasrul, Nurhayati. 2003. Tugas Akhir Tinjauan
Tentang Sistem Pemberian Kompensasi
Darmawan Didit. 2013. Prinsip-prinsip perilaku Untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja
organisasi. Penerbit Pena Semesta. Karyawan Pada PT. Bosowa Berlian Motor
Surabaya Cabang Kupang. Politeknik Negeri Kupang.
Davis K dan Newstrom Werther .J. 1997. Perilaku Nawawi, 2003. Bahan Kuliah Statistik, Faper
dalam organisasi. Ahli bahasa Agus Undana, tidak diterbitkan.
Dharma, Ed. Ketujuah. Penerbit Erlangga
Jakarta. Retnowati, Nova dan Widia E. Muslichah. 2012.
“Pengaruh Kompensasi, Motivasi, dan
Gary, Dessler. 2007. Manajemen Sumber Daya Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja
Manusia (Human Resource) Suatu Karyawan Bagian Akuntansi (Studi Kasus
Pendekatan Mikro, Djanbatan. Jakarta. Pada Perusahaan Manufaktur di Surabaya)’.
The Indonesia Accounting Review, Volume
Handoko, 1991. Manajemen Personalian dan 2 Nomor 2. Hal 215-228 Surabaya ; STIE
Sumber Daya Manusia. BPFE. Yogyakarta. Perbans Surabaya.
Hasan, Iqbal. 2001. Pokok-pokok materi statistik. Robbins, S.P, 1996. Perilaku Organisasi : Alih
Penelitian Bumi Aksara : Jakarta. Bahasa : Dr. Hadyana Pudjaatmaka. Ed.
Bahasa Indonesia. Penerbit Prenhallindo.
Hasibuan, Melayu, SP. 2008. Manajemen Sumber
Jakarta.
Daya Manusia. Penerbit Bumi Aksara.
Jakarta Robertson, Ivan T dan Carry L. Cooper. 1986. Full
Engagement : The integrastion of employee
Kurniawati Endang. 2001. Pengaruh Kompensasi
Engagement and Pshychological Well-
Terhadap Komitmen dan Kinerja Karyawan
Being. Leadership & Organizational
Pada PT. Gudang Garam Tbk Kediri,
Development Journal, Vol.31, No.4, 324-
Program Pascasarjana Universitas
336.
Bramawijaya Malang. Thesis, tidak
diterbitkan

10
Samsudin, Sadili. 2006. Manajemen Sumber Daya Wibowo. 2012 . Manajemen Kinerja. Jakarta ;
Manusia. Penerbit CV. Pustaka Setia. Rajawali Pers.
Bandung.
Widayat dan Amirullah. 2002. Riset Bisnis. Graha
Saydam, G. 2005. Manajemen Sumber Daya ilmu. Yogyakarta.
Manusi : Suatu Pendekatan Mikro. Cet
Ketiga. Penerbit Jambatan, Jakarta. Wibisono, Darmawan. 2000. Riset Bisnis, penerbit
BPFE, Yogyakarta.
Sculer, Randal. S. dan Jackson, Susan E. 1997.
Manajemen Sumber Daya Manusia : Sumber Penelitian terdahulu
Menghadapi Abad ke 21. Alih Bahasa Dwi
 Skripsi
Kartini Yahya. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Alfin . 2014. Pengaruh Kompensai Moneter
Siagian, Sondang. S.P. 1994. Manajemen Sumber dan Kompensasi Non Moneter Terhadap
Daya Manusia. Jakarta : Penerbit bumi Komitmen Organisasional Karyawan Pada
Aksara. PT. Pos Indonesia (Cabang Kupang).
Pebriani. 2014 . Pengaruh Kompensasi
Simamora, Henry. 2009. Manajemen Sumber Daya Terhadap Komitmen Organisasional
Manusia cetakan ketiga. Yogyakarta : Karyawan pada Perusahaan Daerah Air
YPPKN. Minum Kabupaten Malang.
Singgarimbun Masri dan Sofian Effendi. 2005. Sumber Internet
Metode Penelitian Survey. LP3 ES Jakarta.
http://artikelsdm.blogspot.com/2009/08/kompensasi
Steers, R. M. 1985. Efektivitas Organisasional, -dan-komitmen-karywan.html/m=1, ,diakses
Suatu Perilaku. Cet Kedua. Penerbit tanggal 21 Januari 2017, pukul 13.00 WITA.
Erlangga Jakarta.
http://www.pengertianpakar.com/2015/05/pengertian-
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi . Yogyakarta ; dan-jenis-observasi.html,diakses tanggal 01 Mei
Andi. 2017, pukul 20.17 WITA.

Sugiono. 1999. Metode Penelitian Administrasi .


Bandung ; Alfabeta
Sugiono. 2002. Metode Penelitian Bisnis, Cet
Pertama. Penerbit Alfabeta. Bandung.
Sudarmanto, Gunawan. 2005. Analisis Linear
Berganda dengan SPSS. Penerbit Graha
Ilmu, Yogyakarta.
Tulus, A. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Penerbit Rieneka Cipta, Jakarta.
Umar, Husein. 2000. Metode Penelitian Untuk
Skripsi dan Tesis Bisnis, Cet Ketiga.
Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Werther, J.R & Davis K. 1996. Sumber Daya
Manusia dan Manajemen Personalia. Ed
Bahasa Indonesia. Penerbit Prehalindo,
Jakarta.
Werther, J.R & Davis K .2001. Human Resource
Function in Educational Administrasion.
New Jersay 07632 ; prentice hall, inc,
Erglowood Cleife.

11

Anda mungkin juga menyukai