Anda di halaman 1dari 1

Kesultanan Yogyakarta merupakan kerajaan yang memiliki wilayah administrative yang luas kehidupan

masyarakat bersifat agrarian. Oleh larena itu tanah menjadi legiitimasi sultan dalam kekuasanya.
Menurut konsep tradisional jawa raja merupakan pusat suatu kehidupan di dunia dan memiliki tunggal
atas tanah kerajan ( sultan Ground) sultan memiliki dua jenis ha katas tanah yaitu hak politik yang
merupakan hak untuk menetapkan batas batas luas daerah dan kekuasaanya dan hak untuk mengatur
hasil kepemilikan atas tanah sesuai dengan hukum adat

Pada mulanya sejarah dimulai ketika hindia belanda saat itu di pimpin oleh gubernur meester in de recth
herman William daendel antara tahun antara tahun 1808-1811. Yang di sebut banyak warga pribumi
menjual tanah ke perusahaan asing . saat di lanjutkan oleh gubernur jendral Johannes van de bosch
pada tahun 1830 saat itu dilakukan tanam paksa. Pada tahun 1870 terbentuklah peraturan belanda
staatsblad dan akhirnya diturunkan peraturan ground vervreemdings verbod yang memiliki laramgan
bagi pribumu untuk menjual tanahnya ke warga asig yang tertuang dalam staatsblad tahun 1987 no 179

Saat tahun 1870 pemerintah hindia belanda mendapatkan protes dari kalangannya sendiri untuk
menghapuskan tanam paksa di pulau jawa dan menggantinya dengan politik pintu terbuka sehingga
belanda menerapkan undang undang agrarian tahun 1870 yang berisikan “ tidak di perbolehkan untuk di
jual disewakan,dipinjamkan dengan alas an untuk melindungi masyarakat petani dan pengusaha yang
memiliki modal besar

Berdasarkan domein verkling rijksblad kesultanan 1918 no 16 jo 1925 no 23 menyatakan bahwa tanah
menjadi milik sultan. Tetapi pda kenyataannya tanah tersebut ada yang di berikan kepada belanda ,
kepada perorangan bangsa belanda dan juga tionghoa . di lakukan reorganisasi dengan tujuan
membrikan ha katas tanah kepada masyarakat biasa dengan hak yang kuat . Tanah sultan di bagi
menjadi 2 yaitu tanah mahkota dan sultan ground.

Anda mungkin juga menyukai