Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit merupakan salah satu Instansi Pemerintah yang

melayani masyarakat dalam bidang kesehatan medis dan berfungsi

sebagai pelayanan kesehatan dan usaha penyembuhan terhadap suatu

penyakit yang diderita oleh pasien serta pemulihan keadaan cacat badan

dan jiwa. Dalam melaksanakan tugasnya masing-masing, rumah sakit

mempunyai pedoman-pedoman khusus sebagai acuan atau pedoman

dalam pelayanan terhadap masyarakat sesuai dengan kondisi dan type dari

rumah sakit tersebut. Oleh karena itu diharapkan pelayanan terhadap

pasien dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang

menggunakan pelayanan tersebut.

Pengelolaan dan pelayanan adalah hal yang sangat penting bagi

suatu struktur kerja yang bergerak di bidang pelayanan jasa, khususnya

bagi suatu rumah sakit, baik atau buruknya sistem pengelolaan dan

pelayanan akan menentukan kualitas bagi suatu rumah sakit. Rumah sakit

yang maju, berkualitas dan terpercaya oleh masyarakat tentunya akan

menunjukanm bahwa sistem pengelolaan dan pelayanan yang ada di

rumah sakit tersebut baik.

Sub bidang pelayanan radiologi merupakan salah satu komponen dari

suatu rumah sakit. Keberadaan sub bidang pelayanan radiologi adalah

salah satu penunjang medik khususnya untuk membantu menegakkan

diagnosa suatu penyakit. Oleh karena itu, sub bidang pelayanan radiologi

juga memerlukan suatu pengelolaan dan pelayanan yang baik.


Sub bidang radiologi diagnostic dibagi menjadi beberapa yaitu meliputi

Pelayanan radiodiagnostik adalah pelayanan untuk melakukan

diagnosis dengan menggunakan radiasi pengion, meliputi antara lain

pelayanan X-ray konvensional, Computed Tomography Scan/CT

Scan dan mammografi. Pelayanan imejing diagnostic pelayanan

untuk melakukan diagnosis dengan menggunakan radiasi non

pengion, antara lain pemeriksaan dengan Magnetic Resonance

Imaging/MRI, USG. Pelayanan radiologi intervensional adalah

pelayanan untuk melakukan diagnosis dan terapi intervensi dengan

menggunakan peralatan radiologi Xray (Angiografi, CT)

Sebuah instalasi radiologi yang mempunyai tingkat pemeriksaan dan

jumlah pasien yang banyak, membutuhkan ruang yang luas, baik itu ruang

pemeriksaan maupun ruang tunggu pasien. Di Subdep Radiologi

RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya sudah cukup luas dan memungkinkan

dalam kelancaran pemeriksaan. Tetapi untuk pemeriksaan MRI

membutuhkan pengelolaan ruang serta keamanan khusus karena

pemeriksaan MRI beresiko menyebabkan kecelakaan kerja maka dari itu

pemeriksaan MRI harus bebas logam dalam ruangan pemeriksaan.

Pengelolaan tata ruang yang digunakan oleh subdep radiologi Dr.

Ramelan Surabaya untuk ruan pemeriksaan MRI sudah baik dengan

menggunakan zona ruangan yang di terapkan kepada setiap pasien atau

petugas medis dan juga adanya sosialisasi mengenai adanya bahaya

medan magnet kuat sehingga apabila terdapat benda logam di sekitar

ruang pemeriksaan maka akan beresiko mereka akan tertarik secara keras
menuju kearah sumber magnet sehingga beresiko menyebabkan

kecelakaan kerja.

Latar belakang itulah yang mendasari penulis untuk mengkaji lebih

lanjut tentang pengelolaan dan tata ruang di Subdep Radiologi RUMKITAL

Dr. Ramelan Surabaya apakah system tata ruang yang diterapkan pada

ruang pemeriksaan MRI sudah cukup aman bagi pasien atau petugas

medis yang bersangkutan serta pemecahannya agar pengelolaan dan tata

ruang radiodiagnostik bisa lebih baik khususnya untuk ruang MRI.

1. 2. Rumusan Masalah

Untuk mempermudah dalam pembahasan, penulis merumuskan

pokok permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana tata ruang di Subdep Radiologi RUMKITAL Dr. Ramelan

Surabaya?

2. Bagaimana tata ruang serta proteksi bagi pasien pada pemeriksaan

MRI di Subdep Radiologi RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya ?

1.3. Tujuan Penulisan Laporan

Tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana tata ruang di Subdep Radiologi

RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya apakah sudah efektif atau belum.

2. Agar mahasiswa dapat mengetahui masalah-masalah yang dihadapi

dalam pengelolaan dan tata ruang radiodiagnostik dan mengetahui

pemecahan masahal tersebut.

1.4. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Kerja Nyata.


2. Agar mahasiswa mampu melaksanakan pengelolaan dan pelayanan

radiodiagnostik dengan baik.

3. Agar mahasiswa mampu menyusun laporan kerja dan

mempresentasikan dalam forum diskusi atau seminar.

4. Sebagai bekal bagi mahasiswa untuk bekerja nantinya.

1.5. Metodologi Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah sebagai berikut :

1. Metode Observasi.

Penulis mengamati langsung terhadap jalannya pemeriksaan

selama melaksanakan praktek kerja nyata pada tanggal 6 Maret – 31

maret 2017 di Subdep Radiologi RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya.

2. Metode wawancara

Penulis melakukan wawancara terhadap pihak-pihak yang

terkait dengan penulisan laporan ini sehingga diperoleh data dan

informasi yang lebih lengkap dan terperinci.

3. Dokumentasi

Penulis mengumpulkan data-data yang ada di Instalasi

Radiologi yang berkaitan dengan penulisan laporan ini.


BAB II

PENGELOLAAN PELAYANAN RADIOLOGI

2.1. Tinjauan Umum Instalasi Radiologi

2.1.1 Profil Visi dan Misi Rumah Sakit.

a. Profil

RUMKITAL Dr. Ramelan adalah salah satu bagian dari

sistem penyelenggaraan dukungan kesehatan dan pelayanan

kesehatan di lingkungan TNI AL sebagai Rumah Sakit Umum

kelas A dengan berbagai kemampuan pelayanan spesialisasi

maupun subspesialisasi, dan Rumah Sakit rujukan Tingkat 1

wilayah timur. Dalam mendukung terselenggaranya pelayanan

kesehatan di RUMKITAL Dr. Ramelan, departemen Jangklin

(Penunjang Klinik) seperti Laboratorium, Radiologi, Patologi

Anatomi maupun Gizi.

Sub Departemen Radiodiagnostik adalah salah satu sub

departemen yang ada di bawah departemen Jangklin merupakan

sub departemen yang menyelenggarakan pelayanan diagnostic

dibidang radiologi untuk membantu klinisi dalam melaksanakan/

menegakan diagnose terhadap pasien sehingga diharapkan

membantu pengobatan terhadap pasien dengan tepat.

b. Visi

Menjadi unit pelayanan radiologi diagnostik dan imejing

diagnostik yang berkualitas prima berdasar pada profesionalisme,

ilmu pengetahuan dan teknologi serta etika kedokteran dengan

mengutamakan kepentingan pasien.


c. Misi

Membawa radiologi menjadi pusat layanan kesehatan yang

professional dan bermutu tinggi dengan menjaga nilai etika secara

kontinyu serta berorientasi pada kepuasan masyarakat dengan

jalan :

1). Terselenggaranya dukungan dan pelayanan

radiodiagnostik dan imejing yang handal.

2). Terwujudnya pusat unggulan pelayanan radiodiagnostik

dan imejing yang handal.

3). Menjadi bagian dari Rumah Sakit pendidikan yang

berkualitas dalam ilmu Radiologi.

4). Terpenuhinya sumber daya manusia yang sesuai

kompetensi bidang tugasnya.

5). Terselenggaranya manajemen pelayanan radiodiagnostik

dan imejing yang bertanggung jawab.


2.1.2 Struktur Organisasi SUBDEP RADIODIAGNOSTIK

KASUBDEP
RADIODIAGNO
STIK
DOKTER
MADYA

KASI RADIO KASI RADIO KASI KASI


DIAGNOSTIK DIAGNOSTIK USG RADIOLOGI
KONVENSIONAL CANGGIH UMUM
INVASIVE

KASUBSI RADIO KASUBSI KASUBSI KASUBSI CT KASUBSI UR USG RADIOGRAFER


DIAGNOSTIK EMERGENCY MRI SCAN RADIO DOPLE PELAKSANA
KONVENSIONAL RADIO VASCULER R1 LANJUTAN
DIAGNOSTIK
UR USG
DOKTER DOKTER UR CT SCAN 1 UR
DOKTER DOPLE UR DATA
MUDA MUDA CARDIO
MUDA R2
VASKULE
DOKTER UR MRI UR CT SCAN 2 R
PERTAMA
A. Kasubdep radiologi

1. Tugas Pokok

Mengkoordinasi, mengawasi dan bertanggung jawab atas

segala bentuk pelayanan radiodianostik imaging agar tercapai

pelayanan yang “TERBAIK” dengan menyediakan dan membuat

prosedur kerja beserta fasilitas yang berkaitan dengan pelayanan

radiologi.

2. Tanggung Jawab

a. Bertanggung jawab atas kelancaran pelayanan radiologi mulai

dari proses pendaftaran pasien sampai dengan keluarnya

hasil diagnose/expertise doker sepesialis radiologi.

b. Bertanggung jawab atas segala peralatan, material medis dan

non medis dan segala sarana prasarana di lingkungan

radiologi.

c. Bertanggung jawab dan melaporkan segala bentuk kegiatan

kepada kadepjangklin secara berkala.

B. Kasi Radiodiagnostic

1. Tugas Pokok

Mengawasi dan bertanggung jawab atas ketepatan

kegiatan dalam mengelola mengendalikan pelayanan radiologi

diagnostic konvensional.

2. Tanggung Jawab

a. Berbertanggung jawab terhadap ketepatan diagnostic

sebelum dilakukan interpretesi oleh dokter radiologi.


b. Bertanggung jawab terhadap effisiensi pemakaia materil

medis maupun non medis dalam pelaksanaan kegiatan

radiodiagnostik.

c. Bertanggung jawab atas pemeliharaan, kebersiahan,

keamanan, dan pemakaian peralatan sarana prasarana di

tiap-tiap ruangan radilogi.

C. Kasubsidi Radiodiagnostic Konvensional

1. Tugas Pokok

Mengkoordinasi, mengawasi dan melaksanakan segala

bentuk pelayanan radiodiagnostik konvensional agar tercapai

pelayanan yang “ TERBAIK”

2. Tanggung Jawab

a. Bertanggung jawab atas ketepatan pemeriksaan serta kualitas

hasil foto sebelum dilakukan interpretasi oleh dokter radioloi.

b. Bertanggung jawab terhadap penggunaan alat radiografi

konvensional.

D. Kasubsi Emergensi Radiodiagnostik

1. Tugas Pokok

Mengkoordinasi, mengawasi dan melaksanakan segala

bentuk pelayanan radiodiagnostik konvensional agar tercapai

pelayanan yang “ TERBAIK”

2. Tanggung Jawab

a. Bertanggung jawab atas ketepatan pemeriksaan serta kualitas

hasil foto pada kasus emergensi sebelum dilakukan

interpretasi oleh dokter radioloi


b. Bertanggung Jawab atas penggunaan alat radiografi UGD.

E. Kasi Radidiagnostik Canggih Invasive

1. Tugas Pokok

Mengawasi dan bertanggung jawab atas ketepatan

kegiatan radiodiagnosti canggih invasive, meneta dan membina

personil serta mengendalikan kegiatan pelayanan

radiodiagnostik canggih invasive.

2. Tanggung Jawab

a. Beranggung jawab terhadap effisensi pemakaian materil

medis maupun non medis dalam pelaksanaan kegiatan

radiodiagnostik canggih invasive.

b. Bertanggung jawab atas pemeliharaan, kebersihan,

keamanan dan pemakaian peralatan sarana prasarana di tiap

ruangan radiologi yang berada di bawah tanggung jawabnya.

F. Kasubsi MRI

1. Tugas Pokok

Mengkoordinasi, mengawasi dan melaksanakan segala bentuk

pelayanan MRI agar tercapai pelayanan yang “TERBAIK”

2. Tanggung Jawab

a. Bertanggung jawab atas ketepatan pemeriksaan serta kualitas

hasil foto MRI sebelum di lakukan interpretasi oleh dokter

radiologi

b. Bertanggung jawab terhadap penggunaan MRI.


G. Kasi USG

1. Tugas Pokok

Mengawasi dan bertanggung jawab atas ketepatan kegiatan

pelayanan kesehatan di bidang radiodiagnostik USG serta

mengendalikan kegiatan di bidangnya.

2. Tanggung Jawab

a. Bertanggung jawab terhadap effisensi pemakaian materil

medis maupun non medis dalam pelaksanaan kegiatan USG

b. Bertanggung jawab atas pemeliharaan, kebersihan,

keamanan dan pemakaian peralatan sarana prasarana di

ruangan USG.

H. Kasi Radiologi Umum

1. Tugas Pokok

Mengawasi dan bertanggung jawab atas kegiatan administrasi

pelayanan di bidang radiodiagnostik.

2. Tanggung Jawab

a. Bertanggung jawab terhadap kegiatan administrasi di subdep

radiologi.

b. Bertanggung jawab atas pemeliharaan, kebersihan,

keamanan dan pemakaian peralatan sarana prasarana di

ruangan radiologi.
I. Ur/Pelaksanaan Radiodiagnostik/Kardiovaskuler

1. Tugas Pokok

Melaksanakan kegiatan pelayanan radiografi dengan pola

pengembangan pelayanan radiologi yang tepat, akurat dan

berkualitas.

2. Tanggung Jawab

a. Memberikan kondisi penyinaran yang sesuai dengan kriteria

kebutuhan layanan radiodiagnostik.

b. Menghasilkan ketepatan penegakan diagnosa melalui

pencitraan.

c. Menjaga sikap, tingkah laku, terampil dalam setiap

menyelesaikan permasalahan.

J. Kaur Administrasi

1. Tugas Pokok

Melaksanakan Tugas pencatatan data kegiatan pelayanan

administrasi radiologi secara sistematis, efisien dan tepat.

2. Tanggung Jawab

a. Menjalankan prosedur administrasi radiologi di mulai dari

pendaftaran, pembayaran dan pengambilan hasil radilogi.

b. Melengkapi identitas pada formulir permintaan radiologi

c. Memberikan penjelasan ke pasien dan keluarganya.

d. Mencatat identitas pasien pada buku register radiologi dan

menyiapkan label identitas pasien untuk cetak di film.

e. Menyerahkan surat permintaan radiologi kepada radiographer.


f. Mencatat jumlah pemakaian film, material obat-obatan yang di

pakai selama pemeriksaan berlangsung.

g. Menyiapkan amplop, kertas hasil bacaan radiolgi dan meneliti

hasil tindaka radiologi yang telah di lakukan dengan

permintaan dari dokter pengirim.

h. Memasukkan poto dan hasil bacaan ke dalam amplop.

i. Mengarsipkan file file tembusan hasil bacaaan radiologi dalam

file cabinet.

j. Membuat laporan yang telah di tentukan,

k. Membuat surat permintaan barang, perbaikan peralatan untuk

di tandatanagai oleh kasubdep radiologi.

l. Mengecek barang-barang dan melaporkannya ke kasi.

m. Mengurusi aturan kepagawaian radiologi, cuti, ijin dsb.

2.1.3 Sarana Prasarana


Subdep Radiodiagnostik RUMKITAL Dr Ramelan Surabaya memiliki

sarana prasarana yang cukup lengkap diantaranya penulis akan

menjabarkan di bawah ini.

1. Tenaga Medis

Subdep Radiodiagnostik RUMKITAL Dr Ramelan Surabaya

memiliki tenaga medis di bagian radiologi cukum memenuhi

standara dengan jumlah alat yang ada, dimana radiodiagnosti

memiliki 5 orang dokter spesialis radiologi, 16 orang

radiographer, di bantu dengan tenaga operator berjumlah 2

orang. Dan satu orang petugas apotik radiologi.


2. Tenaga Non Medis

Di samping tenaga medis radiodiagnostik juga mempunya

tenaga non medis yang sifatnya membantu jalannya

operasional radiodiagnostik diantaranya: 1 orang clining

servise. 6 orang administras.

3. Alat pendukung Radiologi

Menjadi salah satu rumah sakit kebanggaan TNI AL yang

merupan rumah sakit tipe A Radiodiagnostik memiliki alat

penunjang yang cukup memadai untuk membantu lancarnya

proses pemeriksaan pasien untuk menegakkan diagnose

suatu penyakit, diantara alat yang di miliki radiodiagnostik

RUMKITAL Dr RAMELAN antara lain.

a. 3 buah pesawat sinar stasioner radiologi pusat dan 1

berada di igd.

b. 1 buah pesawat mamografi

c. 2 buah alat USG 4 Dimensi

d. 1 buah pesawat Fluruscopy

e. 1 pesawat MRI dengan 1,5 Tesla.

f. 1 buah CT Scan dengan 64 Slice di radilogi pusat Dan

satu buah di bagian IGD

g. 2 buah pesawat mobile unit.

h. 1 buah alat C arm yang di gunakan untuk membantu

proses operasi.

i. 1 buah alat Computer Radiografi (CR) di radiologi

Pusat dan satu buah di IGD


2.1.4 Alur Pelayanan

RAJAL

Pasien
BPJS RUANG BPJS
RUMKITAL POLIKLINIK RANAP
PASIEN RAMELAN
UMUM

SUBDEP
RADIOLOGI

Pasien BPJS di RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya di bagi

menjadi beberapa yaitu pasien BPJS anggota TNI/PNS aktif, BPJS

keluarga TNI/PNS aktif, BPJS purnawirawan atau mandiri. Semua

pasien BPJS sebelum berobat harus mengurus ke Kantor BPJS

terlebih dahulu untuk mendapatkan nomor SEP (Surat Elegibilitas

Pasien) dengan persyaratan membawa surat rujukan dari PPK 1

FASKES kesatuan serta foto kopi kartu BPJS untuk BPJS keluarga

TNI/PNS aktif turut di sertakan kartu keluarga. Untuk pasien umum

ada dua macam yaitu pasien atas permintaan sendiri dan pasien dari

kerjasama dengan perusahaan.

Alur pelayanan radiologi apabila pasien BPJS dari poli, pasien

membawa surat permintaan dari dokter spesialis dengan kelengkapan

fotocopy BPJS serta SEP terbaru setelah itu baru pasien dilakukan

pemeriksaan radiologi hingga hasil pemeriksaan selesai pasien bias

mengambil hasil bacaan pada saat control selanjutnya. Untuk alur

pelayanan pasien umum pasien datang ke radiologi dengan

membawa surat permintaan foto dari dokter luar atau atas permintaan
sendiri setelah itu di daftarkan kemudian lakukan pembayaran di kasir

radiologi sesuai jenis pemeriksaan yang dilakukan.

2.1.5 Analisis SWOT Subdep Radiodiagnostic RUMKITAL Dr RAMELAN


Surabaya
Adapun analisa tentang kekuatan, kelemahan, peluang, serta

ancaman yang dihadapi oleh Subdep Radiodiagnostic RUMKITAL Dr

RAMELAN Surabaya adalah sebagai berikut :

a. Kekuatan

Kekuatan yang dimiliki oleh Subdep Radiodiagnostic

RUMKITAL Dr RAMELAN Surabaya yaitu memiliki ruang yang

luas di setiap ruang pemeriksaan serta ruang tunggu yang nyaman

dengan fasilitas Tv dan Ac sehingga membuat pasien nyaman.

b. Kelemahan

Kamar mandi di setiap ruang pemeriksaan masih minim

contohnya di ruang MRI dan juga ruang Ct Scan yang tidak

memiliki kamar mandi.

c. Peluang

Peluang dari Subdep Radiodiagnostic RUMKITAL Dr

RAMELAN Surabaya yaitu rumah sakit ini berada di daerah yang

dekat dengan beberapa tempat wisata yang ramai pengunjung

sehingga menjadi rumah sakit rujukan pertama yang akan

menerima pasien kecelakaan lalu lintas.

d. Ancaman

Selain memiliki peluang, Subdep Radiodiagnostic RUMKITAL

Dr RAMELAN Surabaya juga memiliki ancaman yaitu ruangan

yang digunakan merupakan bangunan tua, perlu dilakukan


pembaharuan agar penampilan dari subdep radiologi tidak terlihat

kusam sehingga pasien merasa senang dan nyaman.

2.2. Tinjauan Teori

2.2.1. Persyaratan ruangan menurut KMK no. 1014 tahun 2008

a. Letak unit/instalasi radiologi hendaknya mudah dijangkau dari

ruangan gawat darurat, perawatan intensive care, kamar bedah

dan ruangan lainnya.

b. Ketebalan dinding dengan menggunakan bata merah 25 cm

(duapuluh lima sentimeter) dan kerapatan jenis 2,2 g/cm3 (dua

koma dua gram per sentimeter kubik), atau beton dengan

ketebalan 20 cm (duapuluh sentimeter) atau setara dengan 2

mm (dua milimeter) timah hitam (Pb), sehingga tingkat Radiasi

di sekitar ruangan Pesawat Sinar-X tidak melampaui Nilai Batas

Dosis 1 mSv/tahun (satu milisievert per tahun).

c. Pintu ruangan Pesawat Sinar-X dilapisi dengan timah hitam

dengan ketebalan tertentu kemudian di atas pintu masuk ruang

pemeriksaan dipasang lampu merah yang menyala pada saat

pesawat dihidupkan sebagai tanda sedang dilakukan

pemeriksaan.

d. Ruangan Tunggu Pasien dan Pengantar Pasien

Luas ruang tunggu menyesuaikan kebutuhan kapasitas

pelayanan dengan perhitungan 1-1,5 m2/orang, ruangan harus

dijamin terjadinya pertukaran udara baik alami maupun mekanik

dengan total pertukaran udara minimal 6 kali per jam, ruang

tunggu dilengkapi dengan Fasilitas Desinfeksi tangan.


e. Ruangan MRI (Magnetic Resonance Imaging)

Luas ruangan MRI yaitu 12,5 m x 7 m x 3,5 m. Ruangan MRI

mengikuti persyaratan proteksi radiasi alat yang dipakai dan

mendapatkan ijin dari instansi yang berwenang. setiap ruangan

disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak 3 phase atau tidak

boleh menggunakan percabangan untuk stop kontak khusus alat

radiologi disediakan tersendiri dan harus kompatibel dengan

rencana alat yang akan dipakai, peletakan kabel peralatan harus

tertanam. Temperatur dan kelembaban ruangan disesuaikan

dengan kebutuhan alat dan ruangan harus dijamin terjadinya

pertukaran udara mekanik dengan total pertukaran udara

minimal 6 kali per jam. Ruangan MRI diilengkapi dengan

instalasi pengaman radiasi elektromagnetik. serta ruangan

operator, ruangan mesin dan ruangan AHU/ Chiller.

f. Ruangan CT-Scan

Luas ruangan pemeriksaan CT SCAN minimal 6 m x 4 m x 3 m

kemudian di lengkapi oleh ruang operator, ruang mesin, ruang

AHU/chiller, serta toilet. Kabel yang berada di ruangan harus

tertanam rapi tempratur diatur sesuai kebutuhan alat. Dan diatas

pintu masuk terdapat indicator bahwa sedang ada pemeriksaan

di lakukan.

g. Ruangan Fluoroskopi

Ruangan mengikuti persyaratan proteksi radiasi alat yang

dipakai dan mendapatkan izin dari instansi yang berwenang.


Luas ruangan untuk pemeriksaan flouroskopi minimal 7,5 m x

5,7 m x 2,8 m. ruangan flouroskopi di lengkapi toilet, ruangan

operator, ruangan mesin. Kabel yang berada di ruangan harus

tertanam rapi tempratur diatur sesuai kebutuhan alat. Dan diatas

pintu masuk terdapat indicator bahwa sedang ada pemeriksaan

di lakukan.

h. Ruangan Ultra SonoGrafi (USG)

Luas ruangan minimal 4 m x 3 m x 2,7 m dinding tidak di lapisi

pb karena pemeriksaan tidak menggunakan x ray. Temperatur

dan kelembaban ruangan disesuaikan dengan kebutuhan alat

dan ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara mekanik

dengan total pertukaran udara minimal 6 kali per jam.

i. Ruangan General X-ray

Luas ruangan untuk alat s/d 125 KV : 4 m x 3 m x 2,8 m

kemudian untuk alat > 125 KV : 6,5 m x 4 m x 2,8 m. Setiap sisi

ruangan radiologi dilapis timbal minimal setebal 2 mm.

Dilengkapi dengan ruangan operator, ruangan mesin dan ruang

ganti kemudian diatas pintu pemeriksaan di letakan lampu

indicator yang menyala ketika sedang di lakukan pemeriksaan.

j. Ruangan Digital Panoramic/ Chepalometry

Luas ruangan 3 m x 2 m x 2,8 m setiap sisi ruangan radiologi

dilapis timbal minimal setebal 2 mm. Temperatur dan

kelembaban ruangan disesuaikan dengan kebutuhan alat dan.

Di atas pintu masuk ruangan dipasang lampu merah yang

menyala pada saat di lakukan pemeriksaan.


BAB III
PERMASALAHAN

3.1 PAPARAN MASALAH

Berdasarkan teori, ruangan radiologi didesain sedemikian rupa agar

ruangan tersebut tidak mengganggu dalam aktifitas pemeriksaan dan juga

memberikan kenyamanan bagi pasien maupun petugas di Instalasi

Radiologi. Namun pada beberapa ruangan seperti ruangan CT scan dan

MRI tidak terdapat toilet bagi pasien dalam ruangannya.

Standar pengamanan pada ruangan MRI yang dilakukan oleh Subdep

radiologi RUMKITAL dr. Ramelan Surabaya sudah baik dengan adanya

peringatan baik secara lisan dengan memberitahukan langsung kepada

pasien maupun keluarga pasien bahwa pemeriksaan MRI tidak bisa di

lakukakan apabila terdapat logam dalam tubuh maupun yang di kenakan

jadi semua aksesoris logam harus di tinggalkan di luar ruang pemeriksaan

MRI. Peringatan secara tertulis juga terdapat di depan pintu ruang MRI

bahwa semua aksesoris berbahan logam tidak boleh di bawa masuk ke

dalam ruang pemeriksaan MRI. Dengan begitu pasien bisa tersosialisasi

mengenai prosedur persiapan untuk MRI.

Selain dengan menggunakan sosialisasi terhadap pasien sebelum

masuk ruang MRI dilakukan screening dengan menggunakan metal

detector terlebih dahulu untuk mengetahui apakah pasien sudah bebas

logam sebelum masuk kedalam ruang pemeriksaan dengan begitu peluang

terjadi kecelakaan bisa di kurangi. Menurut jurnal magnetic resonance safe

practice 2013 sistem tata ruang untuk pemeriksaan MRI menggunakan

zona ruang untuk pengamanan, penulis ingin membandingkan apakah tata


ruang subdep radiologi RUMKITAL Dr Ramelan untuk ruang pemeriksaan

MRI sudah aman apabila tidak menggunakan zona ruangan.

3.2 Pembahasan

Standar pengamanan ruangan MRI menurut journal MR safe practices

dilakukan dengan cara sosialisi baik secara lisan maupun tertulis, sosialisasi

lisan diberikan terhadap tenaga kerja baik itu yang bekerja pada bidang

diagnostic khususnya dan tenaga kerja lainnya yang berada di lingkungan

tersebut serta sosialisi di berikan kepada pasien beserta keluarga pasien.

Untuk sosialisasi tertulis bisaa di tempelkan di depan ruang pemeriksaan

agar pasien dapat lebih waspada.

Selain memberikan sosialisasi pengamanan juga dilakukan dengan

melakukan penerapan zona ruang untuk membatasi orang yang ingin

masuk ke ruang pemeriksaan dan juga membatasi paparan magnetik statis

terhadap lingkungan. Pembagian zona ruangan tersebut dibagi menjadi 4

zona, yaitu :

3.2.1. Zona 1

Kawasan ini mencakup semua daerah yang bebas diakses oleh

masyarakat umum. Daerah ini biasanya di luar lingkungan MRI

sendiri dan jalur akses yang biasa dilalui oleh pasien, tenaga

kesehatan, dan karyawan lain menuju ruang MRI

3.2.2. Zona 2

Kawasan ini adalah kawasan ruang MRI dimana terjadi interaksi

pertama oleh petugas di ruang MRI untuk membatasi orang yang

ingin masuk ruang MRI di kawasan ini di lakukan prescreening pasien

dimana tempat mengisi inform concent serta ruang tunggu bagi


keluarga pasien. Di kawasan ini terdapat metal detector sehingga

semua benda logam harus di tinggalkan di zona 2.

3.2.3. Zona 3

Adalah kawasan khusus dimana akses masuk ke kawasan tersebut

harus di batasi, sehingga yang boleh masuk hanya orang yang

berkepentingan daerah ini adalah penghalang terakhir mencegah

terjadinya sebuah insiden atau cedera akibat interaksi medan magnet

statis atau aktif. Kawasan ini adalah kaawasan yang harus steril

dengan logam karena di kawasan ini

3.2.4. Zona 4

Adalah area tempat dimana ruang scanning MRI itu sendiri. Di zona

ini dindingnya di lapisi pelindung radio frecuency yang berfungsi

mengatenuasi sinyal radiofrekuensi yang keluar dari sumber magnet.

Gambar 3.1 contoh denah ruang MRI (ACR, 2013)

Penerapan tata ruang MRI SUBDEP Radiologi RUMKITAL dr.

Ramelan Surabaya juga menggunakan zona ruang namun ada perbedaan


dengan tata ruang yang digambarkan oleh jurnal MR safe practices. Tata

ruang MRI SUBDEP Radiologi RUMKITAL dr. Ramelan Surabaya hanya

menggunakan 3 zona ruangan yaitu zona pertama adalah ruang tunggu

pasien dimana semua orang bebas melewati atau mendatangi zona

tersebut. Zona kedua yaitu kawasan yang hanya boleh dimasuki oleh orang

yang berkepentingan di kawasan ini di lakukan screening menggunakan

metal detector serta daerah tempat semua aksesoris logam di lepaskan.

Zona ketiga yaitu zona dimana tempat terjadinya scaning MRI berlangsung,

berikut sketsa ruang MRI Subdep Radiologi Dr. Ramelan Surabaya.

Gambar 3.3 Sketsa SUBDEP RADIOLOGI


( Dok. Subdep radiologi Dr Ramelan. 2017)
14 m

7,5 m

Gambar 3.3 Sketsa ruang MRI ( Dok. Subdep radiologi Dr Ramelan. 2017)

Penerapan tata ruang tersebut efektif dalam segi ketenagakerjaan

apabila menerapkan tata ruang seperti pada jurnal akan membutuhkan

tambahan tenaga kerja agar pelayanan berjalan dengan lancar selain itu

tata ruang yang di terapkan oleh SUBDEP Radiologi RUMKITAL dr.

Ramelan Surabaya untuk ruangan MRI tidak membutuhkan bidang yang

luas. Namun peluang terjadinya kecelakaan kerja di ruang MRI masih bisa

terjadi pada saat transportasi pasien menuju ruang pemeriksaan apabila

pasien non kooperatif maka meja pemeriksaan harus di pisahkan dari gantry

untuk memindahkan pasien dari brankar, pada saat tersebut kedua pintu

ruang MRI dan ruang pemeriksaan terbuka bersamaan hal tersebut

memungkinan ada benda logam yang tertarik ke dalam gantry dikarenakan

pintu ruang MRI sejajar dengan pintu ruang pemeriksaan yang saling

sejajar satu sama lain.

Berikut alternatif pemecahan masalah :


a. Mengubah bentuk jalur masuk ruang pemeriksaan MRI
menjadi bentuk labirin atau tidak sejajar sehingga tidak
khawatir apabila kedua pintu terbuka secara bersama.
Gambar 3.4 sketsa ruang MRI RSAL Dr. Ramelan

Keuntungan : Pasien lebih aman pada saat transportasi menuju

ruang pemeriksaan.

Kerugian : memerlukan bidang yang luas serta perlu dana lebih

untuk melakukan perombakan.

b. Menyediakan brankar non magnetic untuk pemeriksaan MRI

sehingga tidak perlu mengeluarkan meja pemeriksaan dari gantry.

Keuntungan : pasien lebih aman pada saat di pindahkan menuju

gantry

3.3 Kesimpulan

a. RUMKITAL dr. Ramelan Surabaya, merupakan Rumah Sakit tipe A

Pendidikan Unit Swadana Daerah dengan SK Menteri Kesehatan dan

Kesejahteraan Sosial No. 239 Menkes Kesos/SK/III/2001

b. Pengelolaan pelayanan diagnostik di RUMKITAL dr. Ramelan

Surabaya ini sudah cukup baik tetapi masih perlu ditingkatkan dalam

rangka mewujudkan Visi dan Misi Rumah Sakit.

c. Pengelolaan tata ruang Subdep Radiologi RUMKITAL dr. Ramelan

Surabaya sudah baik. Di lihat dari seluruh ruang pemeriksaan sudah


sesuai standar menurut yang di tetapkan oleh KMK no. 1014 tahun

2008

3.4 Saran

a. Safety MRI perlu di tingkatkan lagi dengan cara selalu mengingatkan

pasien maupun petugas bahwa membawa benda logam sangat

berbahaya untuk pemeriksaan MRI serta pasien sebelum masuk ruang

pemeriksaan dilakukan pendeteksian logam.

b. Melihat dari jumlah pasien untuk pemeriksaan MRI semakin banyak

maka jumlah tempat duduk di ruang tunggu perlu ditambahkan untuk

kenyamanan pasien.

Anda mungkin juga menyukai