DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL iv
BAB 1 PENDAHULUAN 1
2.2. KANBAN 4
2.3 Line Balancing 5
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 11
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
yang dapat digunakan untuk menyeimbangkan lini produksi adalah software FLB.
Dalam menentukan jumlah atau kapasitas produksi serta harga jual produk, perlu
dipertimbangkan faktor-faktor ekstenal seperti market share dan isu-isu yang
terjadi di target pasar.
Pada praktikum kali ini, akan dianalisis mengenai hal-hal yang telah
disebutkan di atas pada lini produksi tamiya. Diharapkan praktikan mampu
memahami strategi-strategi dalam produksi sehingga dapat melakukan penerapan
secara tepat di kemudian hari.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
2.1.2. Push System
Push System merupakan sistem operasi yang terjadi hanya sebagai respon
terhadap penjadwalan untuk setiap operasi tanpa memperhitungkan status real-
time dari operasi bersangkutan. Tujuan dari sistem ini adalah untuk
mengoperasikan penjadwalan.
Pada Push System, jalannya produksi berdasarkan penjadwalan masing-
masing proses. Proses “sebelumnya” akan mendorong proses “berikutnya” selama
proses produksi tersebut berjalan. Untuk menghadapi kemungkinan terjadinya
perubahan permintaan konsumen, perusahaan menyediakan stok atau inventory
pada setiap stasiun kerja. Hal ini untuk mencegah perubahan seluruh jadwal setiap
lini produksi ketika terjadi perubahan permintaan konsumen. Sistem ini, sering
mengakibatkan terbentuknya unbalance stock di antara proses, yang
mengakibatkan timbulnya dead stock, penambahan alat handling, dan
penambahan orang untuk menjaga inventori.
2.2. KANBAN
Kanban merupakan suatu tool yang digunakan pada sistem Just In Time
yang sering diterapkan pada perusahaan eastern. Kanban berguna sebagai
penunjuk atau penanda visual yang menunjukan kapan penarikan dan pembuatan
suatu benda kerja. Kanban terbagi menjadi 2 jenis yaitu Kanban Tarik
(Withdrawal Kanban) dan Kanban Produksi (Production Kanban). Kanban Tarik
berfungsi untuk mengambil atau memindahkan komponen antar workstation
sesuai dengan aliran proses. Sedangkan Kanban produksi digunakan untuk
4
mengeluarkan pesanan produksi kepada proses sebelumnya. Kanban sering
diaplikasikan untuk:
Pengendalian jumlah material mentah dan WIP;
Menghaluskan aliran keluar, dengan ukuran yang telah memadai;
Memberitahukan kapan dan di mana terjadi permasalahan dalam proses
pengadaan;
Menjamin suplai bahan atau raw material yang dibutuhkan pada setiap
workstation;
Mencegah produk cacat serta mengenali proses penyebab produk cacat.
Kanban digunakan dalam bentuk kartu, dimana jumlah kartu Kanban dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
Y = Jumlah Kanban
D = Rata- rata permintaan harian
L = Waktu pemesanan (hari)
a = Ukuran lot
b = Koefisien keamanan
(dalam kondisi ideal JIT, b = 1)
5
kerja, dan peralatan melalui penyeimbangan waktu kerja antara stasiun kerja
(Herjanto, 1999).
Masalah yang sering dihadapi dalam lintasan produksi menurut Biegel
(1952) terbagi menjadi 2, yaitu kendala sistem yang berkaitan erat dengan
maintenance serta menyeimbangkan beban kerja di setiap stasiun kerja agar
sistem dapat bekerja dengan nilai efisiensi yang tinggi. Adapun tanda-tanda
ketidak seimbangan pada suatu lintasan produksi adalah sebagai berikut:
1. Stasiun kerja yang sibuk dan waktu menganggur yang mencolok;
2. Adanya produk setengah jadi pada beberapa stasiun kerja.
Untuk dapat menyelesaikan masalah line balancing, manajemen industri
harus mengetahui tentang metoda kerja, peralatan-peralatan, mesin-mesin, dan
personil yang digunakan dalam proses kerja. Dimana informasi yang dibutuhkan
adalah informasi tentang waktu yang dibutuhkan untuk setiap assembly line dan
precedence relationship. Selain itu manajemen industri perlu menetapkan tingkat
produksi per hari yang disesuaikan dengan tingkat permintaan total, kemudian
membaginya kedalam waktu produktif yang tersedia perhari. Hasil ini disebut
dengan cycle time yang merupakan waktu dari produk yang tersedia pada setiap
stasiun kerja (workstation). Ada beberapa metode-metode pemecahan masalah
dalam line balancing yaitu:
1. Metode Heuristik
Metode heuristik merupakan metode yang berdasarkan pengalaman, intuisi
atau aturan-aturan empiris untuk memperoleh solusi yang lebih baik
daripada solusi yang telah dicapai sebelumnya (Dimyati, 1994).
a. Ranked Positional Weight / Hegelson and Birine
b. Kilbridge`s and Waste/Region Approach
c. Large Candidate Rule
d. Al Arcu`s
2. Metode Analis atau Matematis
Metode Analis merupakan metode penggambaran dunia nyata melalui
simbol-simbol matematis berupa persamaan dan pertidaksamaan. (Branch
and Bound Method).
6
3. Metode Simulasi
Metode simulasi merupakan metode yang meniru tingkah laku sistem
dengan mempelajari interaksi komponen-komponennya. Model-model
simulasi ini dapat digunakan untuk memecahkan sistem kompleks yang
tidak dapat diselesaikan secara matematis.
a. CALB (Computer Assembly Line Balancing or Computer Aided
Line Balancing)
b. ALPACA (Assembly Line Balancing and Control Activity)
c. COMSAL (Computer Method or Saumming Operation for
Assemble)
Di dalam Line Balancing terdapat istilah-istilah berikut ini:
1. Idle time
Idle time adalah selisih atau perbedaan antara Cycle Time (CT) dan Stasiun
Time (ST), atau CT dikurangi ST. (Baroto, 2002).
2. Balance delay
Balance Delay merupakan ukuran dari ketidakefisienan lintasan yang
dihasilkan dari waktu mengganggur sebenarnya yang disebabkan karena
pengalokasian yang kurang sempurna di antara stasiun-stasiun
kerja.Balance Delay dapat dirumuskan sebagai berikut (Baroto, 2002).
3. Efisiensi Stasiun Kerja
Efisiensi stasiun kerja merupakan rasio antara waktu operasi tiap stasiun
kerja (Wi) dan waktu operasi stasiun kerja terbesar (Ws). Efisiensi stasiun
kerja dapat dirumuskan sebagai berikut (Nasution, 1999).
4. Efisiensi Lintasan Produksi (Line Efficiency)
Line Efficiency merupakan rasio dari total waktu stasiun kerja dibagi
dengan siklus dikalikan jumlah stasiun kerja (Baroto, 2002) atau jumlah
efisiensi stasiun kerja dibagi jumlah stasiun kerja (Nasution, 1999).
5. Smoothest Index
Smoothet Indeks merupakan indeks yang menunjukkan kelancaran relatif
dari penyeimbangan lini perakitan tertentu.
7
6. Work station
Work Station merupakan tempat pada lini perakitan di mana proses
perakitan dilakukan. Setelah menentukan interval waktu siklus, maka
jumlah stasiun kerja yang efisien dapat ditetapkan dengan rumus (Baroto,
2002).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
11
mempertimbangkan isu yang terdapat pada setiap bulan produksi.
Purchase manager berjumlah tiga orang.
b. Assembler
Assembler bertugas merakit komponen-komponen tamiya menjadi
produk jadi tamiya. Pada perkaitan tamiya ini, terdapat tiga workstation
dengan satu orang assembler di setiap workstation. Spesifikasi tugas
assembler di masing-masing workstation merupakan kebijakan
kelompok gabungan. Assembler berjumlah tiga orang.
c. Inspector
Inspector bertugas menginspeksi produk jadi crushgear
produksiperusahaan pesaing dan menentukan kelayakan produk jadi
tamiya tersebut. Hal-hal yang menjadi kriteria inspeksi adalah sistem
4WD dan switch button yang berfungsi, ketepatan pemasangan ban
depan dan belakang, dan terpasangnya bettery belt. Inspector berjumlah
satu orang.
d. Transporter
Transporter bertugas membeli komponen di supplier sesuai
instruksi purchase manager. Selain itu, transporter bertugas
mengantarkan komponen-komponen ke workstation yang mengerjakan.
Transporter berjumlah dua orang.
e. Informan
Informan bertugas mencatat pembelian komponen dan penjualan
produk jadi di setiap periode. Selain itu, informan bertugas menghitung
jumlah inventory setiap komponen dan keuangan perusahaan di akhir
periode. Informan berjumlah satu orang.
12
f. Disassembler
Disassembler bertugas men-disassembly produk jadi baik produk
jadi yang berhasil dijual maupun yang ter-reject, menjadi komponen-
komponen. Disassembler berjumlah dua orang.
3. Produksi dilakukan selama 12 periode. Permintaan dan harga beli produk jadi
tamiya untuk masing-masing bulan berubah dan tidak diketahui perusahaan.
Perusahaan menentukan jumlah produksi dan harga jual dengan
mempertimbangkan isu yang terdapat pada setiap bulan. Isu untuk setiap
bulan diterima perusahaan pada bulan sebelumnya. Sebelum dilakukan 12
periode produksi, dilakukan satu kali percobaan produksi.
4. Kegiatan produksi diawali dengan penentuan jumlah produksi dan harga jual
oleh purchase manager.
5. Transporter melakukan pembelian ke supplier komponen sesuai ketentuan
purchase manager. Sementara itu, informan mencatat pembelian tersebut
untuk menghitung biaya pembelian komponen.
6. Transporter mengantarkan komponen-komponen yang sudah dibeli ke
masing-masing workstation yang mengerjakan.
7. Assembler merakit komponen-komponen tersebut menjadi produk jadi.
8. Inspector menginspeksi kelayakan produk jadi tersebut.
9. Pembeli menentukan pembelian produk jadi tersebut. Setiap akhir periode,
pembeli memberitahukan permintaan dan harga beli produk jadi. Jika harga
jual produk lebih tinggi dari harga beli, produk tersebut tidak akan dibeli oleh
pembeli. Jika harga jual produk lebih rendah atau sama dengan harga beli dan
permintaan pembeli belum terpenuhi, produk tersebut pasti dibeli oleh
pembeli.
10. Pada setiap akhir periode, penjualan dihitung. Setiap akhir periode,
komponen yang tidak terpakai dihitung sebagai inventory. Jumlah komponen
yang terpakai tersebut digunakan untuk menghitung biaya inventory. Setelah
pembelian, penjualan, dan biaya inventory dihitung, didapatkan keuntungan
atau kerugian perusahaan. Setelah 12 periode produksi berakhir, keuntungan
13
atau kerugian setiap periode dihitung sehingga dapat diketahui perusahaan
yang lebih unggul.